Sulawesi Tenggara menyimpan banyak lokasi wisata yang masih
belum dieksplorasi oleh para pencinta alam. Salah satunya adalah
Pulau Labengki yang masuk dalam wilayah Desa/Kelurahan Labengki Kecamatan
Lasolo Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau Labengki mulai
terkenal sejak salah satu stasiun TV swasta nasional menyiarkan liputan
mengenai keindahan dan keaslian ekosistemnya yang belum banyak terjamah.
Petualangan kami ke Labengki akhirnya terwujud setelah hampir
dua tahun hanya menjadi angan-angan. Dengan dikoordinir oleh tim inti,
terkumpulah 17 orang petualang yang akan ikut dalam petualangan ini. Sesuai
rencana, petualangan ini akan dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 28
sampai dengan 29 November 2015. Setelah perencanaan matang dari tim inti baik
dari sisi konsumsi, peralatan, dan transportasi, kami berangkat dari tempat
kami berkumpul pada pukul 7.15 WITA menggunakan dua angkot menuju Pelabuhan Toli-Toli.
Selama perjalanan menggunakan angkot, kami disuguhi berbagai jenis musik khas
angkot yang disetel dengan volume kencang dan gaya berkendara ngebut yang
cenderung membahayakan keselamatan.
Sesampai kami di Pelabuhan Toli-Toli, kami singgah terlebih dahulu di
rumah Bapak Habib selaku Travel Organizer Petualangan Labengki untuk
mendengarkan briefing mulai dari estimasi waktu perjalanan, agenda selama di
Labengki, lokasi yang akan dituju, pengaturan makan dan do and don’t selama di
Labengki. Seusai mendapatkan briefing, kami bersiap untuk menaiki kapal kayu
yang akan mengantarkan kami ke Labengki. Namun karena kondisi air laut masih
surut, kapal tidak bisa digunakan sehingga harus menunggu air pasang. Dengan
didampingi Bapak Habib, waktu untuk menunggu air pasang kami gunakan untuk
melihat spesies-spesies laut di pantai yang airnya masih surut.
Beberapa saat kemudian air sudah mulai
pasang, namun karena masih belum cukup untuk mengapungkan kapal, kami
beramai-ramai mendorong kapal tersebut ke arah laut. Setelah berhasil
mengapungkan kapal, perjalanan laut dimulai. Perjalanan berangkat ke Labengki
memakan waktu sekitar 3 jam. Selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan dan
suasana laut yang tenang. Walaupun matahari bersinar terik kami tidak merasa
terlalu kepanasan karena terbantu oleh hembusan angin laut yang kuat cukup.
Berangkaat!! |
Sebelum tiba di basecamp Labengki, kami disuguhi pemandangan
indah gugusan pulau-pulau kecil yang seolah menyambut kedatangan kami. Gugusan
pulau-pulau ini mengingatkan kami pada Raja Ampat, sehingga banyak yang
menjuluki Labengki sebagai Southeast Celebes’ Raja Ampat. Selain itu kami juga
disuguhi pemandangan bawah laut yang cukup indah karena terbantu dengan kondisi
air laut yang sangat jernih.
Gugusan Pulau Karang |
Setiba kami di basecamp, kami menurunkan perbekalan dan rehat
sebentar setelah menempuh perjalanan laut. Di basecamp telah tersedia makan
siang yang telah disiapkan oleh travel organizer, sehingga kami dapat menyantap
makan siang. Setelah rehat dan makan siang, kami mulai petualangan kami di
Labengki dengan mendaki bukit terjal berbatu karang tajam untuk dapat menikmati
pemandangan Labengki dari atas bukit. Usaha dan kewaspadaan ekstra diperlukan
dalam pendakian ini, karena jika tidak hati-hati bisa saja anggota tubuh kita
tertusuk atau tergores karang yang tajam. Usaha dan kewaspadaan tersebut
terbayar dengan view indah dari atas bukit Labengki karena dari satu lokasi
kita dapat menikmati pemandangan mirip Raja Ampat dan Teluk Cinta sekaligus.
Southeast Celebes' Raja Ampat |
With All Crew |
Terbantu dengan cuaca yang cerah, kami dapat menikmati hingga
puas mengambil foto-foto dengan berlatar belakang dua lokasi tersebut. Sebagai
informasi, Teluk Cinta adalah salah satu teluk di Labengki yang bentuknya
menyerupai lambang love atau cinta apabila dilihat dari tempat yang
tinggi.
Love Bay |
Agenda setelah itu adalah snorkeling di Teluk Cinta atau spot
pertama, dimana kami harus turun ke basecamp terlebih dahulu untuk
mempersiapkan peralatan snorkeling. Mungkin banyak spot snorkeling yang lebih
bagus dari teluk cinta, namun setiap lokasi pasti mempunyai keunggulan
tersendiri dan keunggulan teluk cinta adalah lokasinya yang tenang dan
terlindung dari gelombang besar air laut, sehingga cocok digunakan untuk
berlatih snorkeling bagi pemula.
Tenggelam |
Api Unggun Paling Berkesan |
Perkiraan kami terhadap cuaca pantai adalah hawa dingin dan
hembusan angin yang kencang sehingga beberapa peserta ada yang menyempatkan
membeli sleeping bag sebelum berangkat. Namun malam itu perkiraan kami salah
karena hawa panas sehingga membuat badan menjadi gerah. Selain itu karena
posisi tidur kami yang boros tempat, sehingga membuat beberapa peserta
petualangan harus tidur di luar basecamp dengan beratapkan langit, walaupun
kemudian terpaksa masuk kedalam basecamp karena hujan turun.
Keesokan harinya diawali dengan agenda bebas. Sambil
mengantri kamar mandi dan menunggu sarapan, ada rekan yang naik ke atas bukit
untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit, ada yang melakukan senam yoga,
ada yang menyusuri pantai yang sedang surut dan ada pula yang melanjutkan
tidur. Saya sendiri lebih memlilih untuk diam berkonsentrasi menahan gejolak di
perut agar sabar menanti antrian di kamar mandi.
Seusai sarapan kami bersiap menuju ke spot snorkeling kedua.
Dengan memakai atribut lengkap, kami menuju ke kapal yang disandarkan agak jauh
dari basecamp karena air laut yang sedang surut. Setelah menempuh perjalanan
laut sekitar 15 menit, kami tiba di lokasi. Semua peserta pria petualangan
Labengki segera mencari lokasi snorkeling masing-masing, sedangkan Bapak Habib
melakukan penyelaman sambil melakukan pengamatan atas beberapa spesies di
perairan Labengki. Setelah puas, kami berpindah ke spot berikutnya yang juga
dikenal dengan spot Pantai Pasir Panjang.
Pemandangan bawah laut di spot ketiga
lebih indah dibandingkan dengan spot pertama dan spot kedua. Tanpa menyelam pun
eksotika bawah laut labengki dapat terlihat dari atas kapal karena air laut
yang sedang surut dan airnya yang jernih. Pada spot ketiga, hamparan luas
terumbu karang yang berwarna-warni tersaji dengan indah ditambah dengan
kumpulan berbagai jenis ikan yang berenang diantara karang. Pemandangan bawah
laut Labengki semakin mempesona dengan kilauan cahaya matahari yang menyapu terumbu karang bagaikan lampu yang tak henti-hentinya bergerak mengikuti
alur gelombang laut di atasnya. Setelah puas menikmati pesona bawah laut
labengki, kami membersihkan diri di pantai pasir panjang.
Agenda kami berikutnya adalah dengan makan siang di
perkampungan warga Bajo di Labengki. Sebelum sampai di
dermaga, kami disambut oleh bocah-bocah yang memamerkan aksi mereka salto dan
melompat ke laut. Atraksi salto dan melompat ke laut ini bagi saya merupakan
atraksi penyambutan yang unik dan seru. Makan siang di perkampungan Bajo di Labengki sangat mengesankan, karena kami disuguhi makanan yang sangat
nikmat dengan dipayungi rindangnya pohon kelapa sambil menikmati semilir angin
yang berhembus pelan. Satu hal lagi yang menjadi nilai tambah petualangan
labengki adalah keramahan warga Bajo di Labengki yang membuat kami merasa
nyaman di sana.
Bersama Warga Bajo |
Seusai makan siang dan berfoto bersama dengan warga Bajo di
Labengki, kami menyeberang lagi ke basecamp untuk mengambil peralatan dan
perbekalan untuk selanjutnya kembali ke kendari. Perjalanan pulang kali ini
berbeda dengan perjalanan pada saat berangkat. Ombak yang cukup kuat
menyebabkan sebagian peserta Petualangan Labengki tidak dapat beristirahat
dengan tenang walaupun kondisi badan sudah sangat lelah. Selain itu waktu
tempuh juga bertambah, karena kapal harus melakukan manuver zig zag untuk
menghindari goyangan yang lebih kuat. Setelah menempuh perjalanan selama kurang
lebih 4 jam, kami sampai di Pelabuhan Toli-Toli pada pukul 17.45 WITA, untuk
selanjutnya meneruskan perjalanan pulang menggunakan mobil rental. Kami pulang
dengan perasaan yang puas karena Labengki memang layak untuk dikunjungi.
Koeman
Kendari, 30 November ‘15
mantab sam :-)
BalasHapusOyii.. suwon sam.
BalasHapusThe Journey to Labengki Island / SS10
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=hnon4NOYJeo&feature=youtu.be
Nice one!
BalasHapus