Minggu, 13 Mei 2018

Leeds, Kedinginan, Kehujanan, Keanginan dan Hikmah dibalik Apes


Tinggal di negara dengan jalur transportasi dan informasi yang sangat memadai tentunya akan memudahkan setiap orang untuk melancong ke segala penjuru negeri. Walaupun demikian,  masih sering muncul kekhawatiran-kekhawatiran yang tidak perlu. Kekhawatiran yang menjadi faktor penghambat untuk melakukan petualangan. Petualangan ke Leeds merupakan salah satu solo tripku yang membuktikan bahwa kekhawatiran kita memang bisa saja terjadi, namun hal ini justru bisa menjadi pengalaman seru dan lucu pada saatnya nanti. Berikut ini narasi kisahku ketika mengunjungi Leeds.
Leeds City Hall
Pagi itu dingin menusuk tulang karena musim dingin mencapai puncaknya. Pukul 04.00 waktu setempat aku sudah bersiap menuju ke Broadmarsh Bus Station. Pukul 04.30, aku sudah sampai di Broadmarsh sedangkan jadwal keberangkatan masih sekitar 45 menit lagi. Aku menunggu dalam suhu yang sangat menyiksa. Dingin beut. Selain aku, ada juga calon penumpang yang menunggu di dalam terminal ini. Sama denganku, mereka juga menggigil menghadapi dingin yang menusuk.
Menggigil Menunggu Berangkat
Pukul 05.15 Bus berangkat untuk menuju ke titik transit pertama yakni kota Sheffield. Setelah berhenti sekitar 10 menit, Bus lanjut menuju ke Leeds. Karena saat itu musim winter, menyebabkan malam lebih panjang. Walaupun sudah memasuki pukul 06.30, matahari masih belum muncul sempurna. Dengan demikian, tidak banyak pemandangan di luar yang bisa dinikmati di sepanjang perjalanan ini.Sekitar pukul 7.30 aku sampai di Kota Leeds. Masih terlalu pagi disini. Selain itu dingin juga semakin terasa menusuk. Sambil menunggu cuaca agak terang, aku diam menunggu di dalam terminal. Bengong. Gak tau arah, maps ga akurat. Trus nelpon temen yang alumni Leeds. Alhamdulillah mendapat pencerahan. 
Salah Satu Gedung Eksakta UoL
Berbekal arahan dari teman,aku paksakan untuk tetep jalan, walaupun di luar masih turun hujan. Lokasi pertama yang aku tuju adalah kampus University of Leeds. Jalan kaki dari bus station ke kampus lumayan melelahkan juga. Jauh lokasinya. Tapi di sepanjang jalan, ada banyak lokasi/gedung yang menarik untuk dikunjungi diantaranya City Hall, Museum of Leeds dan beberapa gereja.Setelah berjalan beberapa lama akhirnya sampai juga di Kampus the University of Leeds. Kebetulan karena sedang libur musim winter, kampus ini terlihat sepi. Ditambah dengan cuaca yang sangat dingin plus hujan bonus extra angin kencang, klop sudah penderitaanku saat itu. Sampe2 aku merasa ini adalah perjalananku yang paling sial.
Penampakan Winter in Hyde Park 

Patung Lord Wellington di Hyde Park

Victoria Statue in Hyde Park
Dari kawasan kampus aku melanjutkan perjalanan menuju ke Hyde Park. Lokasi taman ini berdekatan dengan kampus. Agak kecewa juga saat aku nyampe di taman ini. Karena saat itu musim dingin, pepohonan yang ada di taman ini sedang tidak berdaun. Oh mai Gad. Yang bikin aku takjub adalah, dalam cuaca yang seekstrim itu, masih ada lomba marathon yang digelar. Peserta dari berbagai usia terlihat semangat berlari sesuai rute yang ditetapkan. Edyan tenan.
No Comment.. 
Dari Hyde park aku lanjut menuju ke kawasan pusat kota melewati salah satu gedung utama university of Leeds, the Parkinson Building. Gedung yang megah dan ikonik serta membanggakan. Selain itu aku juga melewati beberapa gedung kampus yang kosong karena saat itu sedang libur masa kuliah.
the Parkinson Building @University of Leeds

Mechanical Enginering Building Leeds University
Setelah puas menikmati suasana gedung utama kampus ini, aku kemudian berjalan menuju lokasi Leeds Canal. Disamping kanal ini terdapat museum yang memamerkan koleksi senjata dan peralatan tempur kuno dari berbagai penjuru dunia. Nama museumnya adalah The Royal Armouries Museum. Sialnya, saat itu adalah tanggal 24 Desember, dan termasuk dalam rangkaian libur Natal sehingga museum tidak menerima pengunjung. Aarrghhh…. Sial..
Leeds Canal
Leeds Canal

Leeds City Museum
Masih ada satu museum lagi yang terkenal di kota ini. Namun ternyata kondisinya sama, tutup dalam rangka perayaan Natal. Hadeeh. Aku akhirnya pindah haluan mennuju Leeds City Markets. Pasar ini masih mempertahankan konsep pasar kuno dengan banyak toko. Salah satu hal unik dari pasar ini adalah masih berdirinya toko pertama Marks & Spencer. Toko ini terletak ditengah-tengah pasar, berpadu dengan toko-toko lainnya.
Gerai Pertama Marks & Spencer
 

Leeds City Markets ini menjual berbagai macam kebutuhan, dari mulai pakaian hingga produk makanan olahan. Di Pasar ini juga banyak restoran yang menyajikan makanan halal. Di pasar ini pula aku bertemu dengan diaspora Indonesia yang sudah lumayan lama tinggal di Leeds. Akhirnya, setelah merasa sial sejak keberangkatan, aku merasa beruntung berinteraksi dengan warga Indonesia di sana. Ada beberapa topik yang dibahas pada percakapan hangat dan akrab tersebut, diantaranya suka duka tinggal di Eropa serta humor-humor ringan seputar pelaksanaan puasa.
Suasana didalam Leeds City Markets
Ada pertemuan ada perpisahan, setelah pertemuan singkat tersebut aku menuju ke pusat perbelanjaan terbesar di Leeds, the Trinity. Pusat perbelanjaan ini sangat ramai waktu itu. Mungkin mall yang paling ramai yang pernah aku temui selama di UK. Mall ini ditata dengan baik dan menjadi meriah dengan ornamen hiasan natal serta patung kuda yang berdiri menjulang di bagian atrium gedung.
Victoria Quarter Interior

Ornamen Patung Kuda @Trinity Leeds
Puas menjelajahi bagian dalam mall, aku menyusuri jalan-jalan di Leeds. Melewati berbagai macam gerai yang menawarkan berbagai jenis barang atau jasa. Di kawasan pedestrian yang ramai, banyak juga hiburan yang bertujuan menyambut Natal. Diantaranya mini konser alat musik tiup dan paduan suara gereja Mormon. Selain itu ada juga konser pengamen jalanan. Tapi ga kayak di Indonesia yang pengamennya lebih aktif meminta “partisipasi”, pengamen ini cool beraksi di tempatnya sambil menggelar boks sumbangan.
Menyambut Natal
 a Cool Street Performer
Ga ada teman, ga ada tujuan lain, aku diam duduk mati gaya di salah satu sudut di luar kawasan pedestrian Leeds city Market. Di sisi lain, jadwal keberangkatan bus menuju York masih lama, untuk explore lagi, kakiku sudah gak kuat lagi untuk berjalan. Akhirnya kuputuskan untuk menunggu di Bus Station aja, menunggu bus menuju York berangkat.
Menunggu Jadwal, Menanti Saat Berangkat @Leeds Bus Station
Petualangan di Leeds mungkin petualangan paling apes yang aku alami. Namun demikian aku tidak lupa untuk bersyukur bahwa aku masih diberi kesempatan untuk mengunjungi kota ini. Aku juga bersyukur tidak mendapatkan musibah apapun. Disamping itu aku juga mempunyai pengalaman bagaimana Tuhan membuat skenario indah tentang tolong menolong. Ceritanya, sebenarnya aku sudah beli tiket PP dari Nottingham ke Leeds dan sebaliknya. Namun karena aku berubah pikiran, aku tidak jadi balik langsung dari Leeds, melainkan melanjutkan perjalanan menuju York. Dengan demikian tiket dari Leeds menuju Nottingham tidak akan aku gunakan. Alhamdulillah tiketku dari Leeds menuju Nottingham tidak hangus percuma, karena aku berikan kepada pelancong asal Sudan yang ketinggalan Bus. Aku tidak sengaja mendengarnya mengucap tahmid dan aku memberanikan diri menyapanya, hingga akhirnya aku tahu masalah yang sedang dihadapinya. Subhanallah, aku sangat terkesan dengan bagaimana Tuhan membuatku bahagia karena bisa membantu seseorang. Semoga aku selalu diberi kesempatan dan perasaan yang sama setiap kali membantu orang lain yang membutuhkan.


Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...