Tinggal di
negara dengan jalur transportasi dan informasi yang sangat memadai tentunya
akan memudahkan setiap orang untuk melancong ke segala penjuru negeri. Walaupun
demikian, masih sering muncul kekhawatiran-kekhawatiran
yang tidak perlu. Kekhawatiran yang menjadi faktor penghambat untuk melakukan petualangan. Petualangan ke Leeds merupakan salah
satu solo tripku yang membuktikan bahwa kekhawatiran kita memang bisa saja
terjadi, namun hal ini justru bisa menjadi pengalaman seru dan lucu pada
saatnya nanti. Berikut ini narasi kisahku ketika mengunjungi Leeds.

Leeds City Hall
Pagi itu dingin menusuk tulang karena musim dingin mencapai puncaknya. Pukul
04.00 waktu setempat aku sudah bersiap menuju ke Broadmarsh Bus Station. Pukul
04.30, aku sudah sampai di Broadmarsh sedangkan jadwal keberangkatan masih
sekitar 45 menit lagi. Aku menunggu dalam suhu yang sangat menyiksa. Dingin
beut. Selain aku, ada juga calon penumpang yang menunggu di dalam terminal ini.
Sama denganku, mereka juga menggigil menghadapi dingin yang menusuk.

Menggigil Menunggu Berangkat
Pukul 05.15 Bus berangkat untuk menuju ke titik transit pertama yakni kota
Sheffield. Setelah berhenti sekitar 10 menit, Bus lanjut menuju ke Leeds. Karena
saat itu musim winter, menyebabkan malam lebih panjang. Walaupun sudah memasuki
pukul 06.30, matahari masih belum muncul sempurna. Dengan demikian, tidak
banyak pemandangan di luar yang bisa dinikmati di sepanjang perjalanan ini.Sekitar pukul 7.30 aku sampai di Kota Leeds. Masih terlalu pagi disini. Selain
itu dingin juga semakin terasa menusuk. Sambil menunggu cuaca agak terang, aku diam
menunggu di dalam terminal. Bengong. Gak tau arah, maps ga akurat. Trus nelpon
temen yang alumni Leeds. Alhamdulillah mendapat pencerahan.

Salah Satu Gedung Eksakta UoL
Berbekal arahan dari teman,aku paksakan untuk tetep jalan, walaupun di luar masih turun hujan. Lokasi pertama yang aku
tuju adalah kampus University of Leeds. Jalan kaki dari bus station ke kampus
lumayan melelahkan juga. Jauh lokasinya. Tapi di sepanjang jalan, ada banyak
lokasi/gedung yang menarik untuk dikunjungi diantaranya City Hall, Museum of
Leeds dan beberapa gereja.Setelah berjalan beberapa lama akhirnya sampai juga di Kampus the
University of Leeds. Kebetulan karena sedang libur musim winter, kampus ini
terlihat sepi. Ditambah dengan cuaca yang sangat dingin plus hujan bonus extra
angin kencang, klop sudah penderitaanku saat itu. Sampe2 aku merasa ini adalah
perjalananku yang paling sial.

Penampakan Winter in Hyde Park

Patung Lord Wellington di Hyde Park

Victoria Statue in Hyde Park
Dari kawasan kampus aku melanjutkan perjalanan menuju ke Hyde Park. Lokasi
taman ini berdekatan dengan kampus. Agak kecewa juga saat aku nyampe di taman
ini. Karena saat itu musim dingin, pepohonan yang ada di taman ini sedang tidak
berdaun. Oh mai Gad. Yang bikin aku takjub adalah, dalam cuaca yang seekstrim
itu, masih ada lomba marathon yang digelar. Peserta dari berbagai usia terlihat
semangat berlari sesuai rute yang ditetapkan. Edyan tenan.

No Comment..
Dari Hyde park aku lanjut menuju ke kawasan pusat kota melewati salah satu gedung
utama university of Leeds, the Parkinson Building. Gedung yang megah dan ikonik serta membanggakan. Selain
itu aku juga melewati beberapa gedung kampus yang kosong karena saat itu sedang libur masa kuliah.

the Parkinson Building @University of Leeds

Mechanical Enginering Building Leeds University
Setelah puas menikmati suasana gedung utama kampus ini, aku kemudian
berjalan menuju lokasi Leeds Canal. Disamping kanal ini terdapat museum yang
memamerkan koleksi senjata dan peralatan tempur kuno dari berbagai penjuru
dunia. Nama museumnya adalah The Royal Armouries Museum. Sialnya, saat itu
adalah tanggal 24 Desember, dan termasuk dalam rangkaian libur Natal sehingga museum tidak
menerima pengunjung. Aarrghhh…. Sial..

Leeds Canal

Leeds Canal

Leeds City Museum
Masih ada satu museum lagi yang terkenal di kota ini. Namun ternyata
kondisinya sama, tutup dalam rangka perayaan Natal. Hadeeh. Aku akhirnya pindah
haluan mennuju Leeds City Markets. Pasar ini masih mempertahankan konsep pasar
kuno dengan banyak toko. Salah satu hal unik dari pasar ini adalah masih
berdirinya toko pertama Marks & Spencer. Toko ini terletak ditengah-tengah
pasar, berpadu dengan toko-toko lainnya.

Gerai Pertama Marks & Spencer













Leeds City Markets ini menjual berbagai macam kebutuhan,
dari mulai pakaian hingga produk makanan olahan. Di Pasar ini juga banyak
restoran yang menyajikan makanan halal. Di pasar ini pula aku bertemu dengan
diaspora Indonesia yang sudah lumayan lama tinggal di Leeds. Akhirnya, setelah
merasa sial sejak keberangkatan, aku merasa beruntung berinteraksi dengan warga
Indonesia di sana. Ada beberapa topik yang dibahas pada percakapan hangat dan
akrab tersebut, diantaranya suka duka tinggal di Eropa serta humor-humor ringan
seputar pelaksanaan puasa.

Suasana didalam Leeds City Markets
Ada pertemuan ada perpisahan, setelah pertemuan singkat tersebut aku
menuju ke pusat perbelanjaan terbesar di Leeds, the Trinity. Pusat perbelanjaan ini sangat
ramai waktu itu. Mungkin mall yang paling ramai yang pernah aku temui selama di
UK. Mall ini ditata dengan baik dan menjadi meriah dengan ornamen hiasan natal
serta patung kuda yang berdiri menjulang di bagian atrium gedung.

Victoria Quarter Interior

Ornamen Patung Kuda @Trinity Leeds
Puas menjelajahi bagian dalam mall, aku menyusuri jalan-jalan di Leeds.
Melewati berbagai macam gerai yang menawarkan berbagai jenis barang atau jasa.
Di kawasan pedestrian yang ramai, banyak juga hiburan yang bertujuan menyambut
Natal. Diantaranya mini konser alat musik tiup dan paduan suara gereja Mormon.
Selain itu ada juga konser pengamen jalanan. Tapi ga kayak di Indonesia yang
pengamennya lebih aktif meminta “partisipasi”, pengamen ini cool beraksi di
tempatnya sambil menggelar boks sumbangan.

Menyambut Natal

a Cool Street Performer
Ga ada teman, ga ada tujuan lain, aku diam duduk mati gaya di salah satu
sudut di luar kawasan pedestrian Leeds city Market. Di sisi lain, jadwal
keberangkatan bus menuju York masih lama, untuk explore lagi, kakiku sudah gak
kuat lagi untuk berjalan. Akhirnya kuputuskan untuk menunggu di Bus Station aja,
menunggu bus menuju York berangkat.

Menunggu Jadwal, Menanti Saat Berangkat @Leeds Bus Station
Petualangan di Leeds mungkin petualangan paling apes yang aku alami. Namun
demikian aku tidak lupa untuk bersyukur bahwa aku masih diberi kesempatan untuk
mengunjungi kota ini. Aku juga bersyukur tidak mendapatkan musibah apapun.
Disamping itu aku juga mempunyai pengalaman bagaimana Tuhan membuat skenario
indah tentang tolong menolong. Ceritanya, sebenarnya aku sudah beli tiket PP
dari Nottingham ke Leeds dan sebaliknya. Namun karena aku berubah pikiran, aku
tidak jadi balik langsung dari Leeds, melainkan melanjutkan perjalanan menuju
York. Dengan demikian tiket dari Leeds menuju Nottingham tidak akan aku
gunakan. Alhamdulillah tiketku dari Leeds menuju Nottingham tidak hangus
percuma, karena aku berikan kepada pelancong asal Sudan yang ketinggalan Bus. Aku
tidak sengaja mendengarnya mengucap tahmid dan aku memberanikan diri menyapanya,
hingga akhirnya aku tahu masalah yang sedang dihadapinya. Subhanallah, aku
sangat terkesan dengan bagaimana Tuhan membuatku bahagia karena bisa membantu
seseorang. Semoga aku selalu diberi kesempatan dan perasaan yang sama setiap
kali membantu orang lain yang membutuhkan.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar