Kamis, 12 Juli 2018

British Museum dan National Gallery

Sejak duduk di bangku sekolah tingkat dasar, aku telah tertarik dengan dunia sejarah. Dengan mempelajari sejarah aku dapat membayangkan kejadian dan peristiwa di masa lalu yang membentuk dan mewarnai masa kini. Ketertarikanku akan sejarah membuatku tergerak untuk mengunjungi museum-museum atau peninggalan masa lalu. Hal ini pula yang mendorongku untuk mengunjungi dua tempat yang menyajikan peninggalan dan karya seni tak ternilai di kota London, yakni British Museum dan British National Gallery. Berikut catatan perjalanan saat mengunjungi dua lokasi tersebut.
National Gallery @London UK

Hari itu tanggal 31 Agustus 2017, aku dan teman se-rumah serta seorang teman lagi dari Nottingham bersama-sama menuju ke London untuk mengurus laporan penyelesaian study di KBRI London. Dari Nottingham, kami berlima menumpang bus sampai ke London untuk kemudian langsung menuju ke KBRI di 30 Great Peter Street, Westminster, London. Selain untuk keperluan lapor diri karena telah menyelesaikan study (padahal faktanya kami belum pada submit thesis), kami juga mengurus sebuah dokumen yang berguna untuk melancarkan pengiriman paket ke Indonesia. Dokumen ini cukup krusial karena barang-barang yang dipaketkan dari UK ke Indonesia akan mendapatkan perlakuan khusus sehingga paket ini dapat memperoleh kemudahan saat melewati pemeriksaan bea dan cukai. Seusai menyelesaikan semua urusan administrasi di KBRI, kami lanjut ke Victoria st untuk mencari makan siang. Rencana awalnya, setelah makan siang kami akan menuju ke Primark London. Namun karena masih banyak waktu, aku putuskan untuk ke lokasi yang lebih menarik di London, yakni ke British Museum. Dengan naik bus kota, aku sendirian ke salah satu museum yang dipakai sebagai setting film Night at the Museum ini. Setelah melalui antrian singkat dan pemeriksaan oleh petugas, aku masuk ke museum. 
British Museum
Dari luar, museum ini terlihat sangat megah. Gedung bagian depan ditopang pilar-pilar kokoh yang semakin menambah kesan gagah museum ini. Didalamnya pun juga demikian, terdapat hall besar dengan beratapkan kaca yang sangat luas, menjadikan suasana didalam museum terasa lega dan menyenangkan.
Inside the Museum
Yang pertama aku kunjungi adalah galery yang menampilkan koleksi dunia Islam. Dari tampilannya ruangan ini relative baru. Jumlah koleksi masih belum terlalu banyak dan nilai historisnya menurutku masih kalah dibanding koleksi di galeri yang lain. 
Peninggalan di Islamic World Gallery
Berikutnya aku menuju ke galeri yang menyimpan koleksi peninggalan dari negara-negara Afrika. Salah satu koleksi yang membuat aku lama tertahan untuk menyelami dan membayangkan peristiwanya adalah lukisan Battle of Adwa. Lukisan ini menggambarkan perang antara pasukan kolonialis Italia melawan Kekaisaran Ethiopia di Adwa. Dalam perang ini pasukan Kekaisaran Ethiopia berhasil mengalahkan tantara Italy. Kekalahan yang memunculkan pengakuan atas kedaulatan Ethiopia.
Battle of Adwa, Bernilai Historis Tinggi
 
Explore British museum aku lanjutkan ke galeri yang menampilkan Mumi asli dari Mesir. Mumi-mumi ini terdiri dari berbagai jenis dan ukuran. Dengan tata letak yang baik dan jumlah pengunjung yang cukup ramai hari itu, pemandangan mumi ini tidak menjadikan suasana museum menjadi seram. Mumi-mumi ini juga tampak terawat dan terjaga dengan memadai karena diletakkan didalam lemari kaca dengan adjustable air conditioner. Selain koleksi mumi, di galeri Afrika ini banyak pula patung-patung berbagai ukuran dan berbagai jenis. Ada juga peninggalan-peninggalan lain berupa sarkofagus dan peralatan-peralatan yang dipakai untuk persembahan kepada dewa di masa mesir kuno.
Mumi yang Masih Utuh

Patung Mumi

Sarkofagus dari Mesir Kuno
Dari galeri yang menampilkan African Collection, aku lanjut ke koleksi peninggalan dari negara Yunani. Salah satu peninggalan yang cukup masif adalah reruntuhan kuil di Persepolis yang direkonstruksi ulang. Betapa serius usaha museum ini untuk menghadirkan kembali romantisme masa lalu di museum ini. Greek collection juga menampilkan patung-patung megah dengan berbagai ukuran. Kebanyakan dari patung-patung ini sudah dalam kondisi tidak utuh baik pecah atau retak. Sungguh disayangkan, peninggalan tak ternilai ini rusak oleh cuaca maupun keserakahan manusia. Salah satu peninggalan yang membuat aku kagum adalah ornament tembok dari istana atau kuil di Yunani yang direkonstruksi secara utuh. Ornamen tembok ini terlihat megah dan artistik serta akan membawa pengunjung menyelami kejayaan kekaisaran Yunani di masa lalu. 
Reruntuhan Persepolis yang Direkonstruksi Ulang

Lorong Tempat Tembok Suatu Istana Direkonstruksi Ulang
Masih banyak galeri yang perlu dikunjungi disini. Galeri yang menurutku menarik adalah galeri yang menampilkan koleksi uang dari berbagai negara. Terdapat berbagai jenis uang seperti koin, kertas bahkan batu. Salah satu koleksi museum yang unik adalah penyusunan mata uang Zimbabwe di dalam satu pigura. Dalam pigura berukuran sedang tersebut ditampilkan uang-uang Zimbabwe senilai 1.6 Triliun. Namun demikian jika dikurskan dengan mata uang lainnya, uang-uang tersebut bernilai sangat rendah. Jauh lebih rendah dibanding dengan nilai yang tertera. Miris, karena hiper inflasi, mata uang dengan jumlah yang sangat besar tersebut tidak bernilai sebagaimana mestinya.
Salah Satu Jenis Mata Uang yang Berlaku Universal

Zimbabwean, Uang yang Tidak Bernilai
Di museum ini ada beberapa galeri yang khusus menampilkan koleksi peninggalan atau sejarah suatu negara, contohnya galeri Jepang. Di galeri Jepang, terdapat pakaian perang dan samurai yang dipamerkan. Di galeri khusus ini juga terdapat jam feudal. Jam ini merupakan peninggalan kuno dari Jepang yang unik bentuk dan tampilannya. Selain galeri peninggalan Jepang, ada juga koleksi peninggalan dari Korea. Koleksi yang ditampilkan berupa rumah kayu dan peralatan rumah tangga didalamnya.
Pakaian Perang Jepang Kuno

Jam Feudal dari Jepang

Diorama Rumah Tradisional Korea
Negara berikutnya yang mempunyai koleksi peninggalan yang sangat banyak yang ditampilkan disini adalah India. Peninggalan dari India kebanyakan berupa patung dari berbagai jenis dan berbagai bentuk. Salah satu patung yang cukup unik disini adalah patung anak sapi. Aku ngga bisa mendeskripsikan gimana uniknya, aku hanya merasa patung ini bernilai historis tinggi.

Patung Anak Sapi dari India
Di salah satu bagian museum terdapat diorama yang menggambarkan tentang kondisi manusia modern yang rentan dengan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan. Diorama ini berupa kombinasi ribuan pil dan foto-foto serta catatan tentang kondisi kesehatan begitu banyak orang dengan berbagai penyakit yang dideritanya. Mungkin tujuan pengelola museum ini menampilkan diorama ini adalah memberikan inspirasi agar pengunjung melakukan instropeksi akan kesehatan diri dan lingkungannya.
Patung Anjing dari Mesir
Tak Lagi Utuh
Rusak Karena Usia atau Ulah Manusia
Aphrodite, Dewi Kecantikan dari Mitologi Yunani
Sebagai negara yang mendukung dan mempromosikan LGBT, UK berusaha memberikan tempat untuk aktivis LGBT melakukan kampanye. Begitu juga dengan British Museum ini. Terdapat sebuah lokasi khusus bertemakan LGBT. Stand ini terlihat mencolok dari warna-warna stand dan foto-foto yang dipajangnya. Kecuali untuk stand ini, aku sungguh mengagumi museum yang megah dengan koleksi tak ternilai ini.Cukup lama aku beredar di Museum ini dan masih cukup banyak koleksi yang tidak sempat aku lihat. Namun demikian aku harus menyudahi explore Birtish Museum untuk menuju lokasi lain yang tidak kalah menarik, National Gallery. Kali ini aku putuskan untuk jalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh. Namun karena sotoy aku sempat beberapa kali kesasar. Ngga papalah kesasar sendirian, daripada nyasarin anak orang. 
Restoran Nusa Dua

Restoran Bali-Bali

Dari British Museum ke National Gallery aku sempat melewati restoran Bali-Bali dan Nusa Dua, restoran masakan khas Indonesia yang harganya sudah ikut standar London. Aku juga sempat melewati Chinatown dan The Majesty Theater dan mengabadikannya dalam memory kamera.
Gerbang Chinatown di London UK

The Majesty Theater
Walaupun sempat tersasar akhirnya sampai juga aku di Trafalgar Square, lapangan di depan National Gallery. Setelah sebelumnya celingukan di luar museum, akhirnya aku masuk ke galeri ini. Sama dengan British Museum, galeri ini free admission alias gratis ra mbayar. 
Inside the Gallery

Ramai Pengunjung di Penghujung Jam Kunjung
Baik dari luar maupun bagian dalamnya, gedung galeri ini kece banget. Terutama di bagian dalamnya, galeri ini mempunyai banyak ornament cantic yang sungguh mengagumkan. Perpaduan tata ruang yang cantik dan koleksi lukisan-lukisan ini bikin betah pengunjung yang berada di dalamnya. Berbeda dengan British Museum, National Gallery adalah tempat pameran lukisan dari berbagai pelukis terkenal. Koleksinya luar biasa bernilai historis tinggi. Setiap lukisan diberi keterangan tentang pelukis, judul lukisan dan juga tahun pembuatan. 
Three Faces

Saint Sebastian 1623CE
Salah satu lukisan yang berkesan adalah lukisan dengan enam objek yakni tiga wajah manusia dan tiga wajah hewan yakni Anjing, Srigala, dan Singa. Lukisan ini menggambarkan sifat manusia yang bisa berubah-ubah atau berbeda-beda digambarkan dari tiga wajah hewan di lukisan tersebut. Benar-benar lukisan yang mempunyai nilai yang mendalam. Selain itu ada juga lukisan tentang pria yang terpanah dan tak berdaya. Pelukis lukisan ini pastinya mempunyai reputasi luar biasa karena bisa memunculkan aura emosi yang nyata dari sebuah lukisan. Entah apa kejadian atau makna dari lukisan ini karena aku tidak sempat menyelami makna dan sejarah dari setiap lukisan secara mendalam karena waktuku yang terbatas. Tapi yang jelas keren banget lah lukisan-lukisan disini. 
Koleksi National Gallery London

"Venice" Koleksi National Gallery London

Koleksi National Gallery London

Koleksi National Gallery London

Koleksi National Gallery London

Bonus
Aku keluar gallery ketika pengelola galeri mengumumkan bahwa galeri akan segera ditutup. Aku sempatkan mengabadikan beberapa foto sebelum diusir secara halus oleh petugas keamanan galeri,, mumpung hehehe. Dari galeri ini aku naik bus ke Victoria Coach Station untuk balik ke Nottingham bersama teman-teman sepemberangkatan. Walau menampilkan koleksi tak ternilai dengan jumlah yang massif, British Museum dan National Gallery tidak menarik biaya sepeserpun dari pengunjung yang datang. Pengelola Museum dan Galeri ini mengusahakan biaya operasional dari sumber-sumber lain seperti penjualan cindera mata dan café-café yang ada didalamnya. Walaupun gratis, pengunjung dapat berdonasi untuk kelangsungan operasional museum dan galeri ini.

2 komentar:

  1. London was our last destination before we leave UK. The trip was so memorable for us. So memorable that, we spent 3 days in London. Never thought we're gonna leave UK that soon. I hope, can have another opportunity to visit Uk, especially England. Nice to know that you leave something to remember so that we can see it back again sometimes.

    BalasHapus
  2. I hope so mate, it was a joyfull trip and I pray to repeat the adventure again someday..

    BalasHapus

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...