Kamis, 12 Juli 2018

Old and New Year Celebration in London



Momen pergantian tahun seringkali diperingati dengan pesta kembang api. Di banyak tempat, diadakan pesta kembang api dengan meriah. Salah satu spot yang paling terkenal untuk menyaksikan pesta kembang api tersebut adalah di sungai Thames London dengan sentral atraksi di London eye. Aku beruntung mendapat kesempatan untuk menyaksikan kemeriahan pesta kembang api pada malam pergantian tahun baru 2016 ke 2017, dan berikut catatanku saat ikut meramaikan malam pergantian tahun di London. 
Gedung Parlemen Inggris dengan Menara Ikoniknya, Big Ben
Aku berangkat dari Nottingham bersama teman-teman sesama mahasiswa menggunakan bus Snap. Aku sempat merasa akan terkena serangan jantung ketika mengejar jadwal bus ini. Aku berlari kencang karena bus Indigo yang seharusnya tepat waktu, ternyata telah lewat lebih awal dari jadwalnya. Terpaksa kami lari menuju ke tempat pemberhentian bus Snap di South Gate UoN. Serasa jantung mau copot jika mengingat momen ngejar bus ini.
Perjalanan dari Nottingham ke London memakan waktu sekitar 3 jam. Setiba di London, kami langsung explore salah satu kota terbesar dan terpopuler di dunia ini mulai dari area Trafalgar square. Saat itu walau cuaca sangat dingin, lapangan ini dikunjungi banyak sekali turis. Semua spot yang ada tidak luput dari bidikan turis-turis ini untuk diabadikan menggunakan gadget masing-masing.
Sisi Lain Trafalgar Square

Dari lapangan Trafalgar, kami menuju kearah gedung parlemen Inggris. Karena mendekati malam tahun baru, jalan dari Trafalgar hingga ke jembatan parlemen building ditutup untuk kendaraan bermesin. Kebijakan ini membuat kami bebas menyusuri jalan dan menikmati suasana London sebelum pergantian tahun.
Big Ben London 
Setelah beberapa saat sampailah kami di samping gedung parlemen Inggris. Gedung dengan ikon Menara Bigben-nya. Melihat langsung menara ini membawa sensasi yang berbeda. Inilah salah satu menara paling populer di dunia. Aku jadi teringat bahwa saat SD dulu aku sering menggambar menara ini. Syukurlah aku bisa melihatnya langsung di kemudian hari. Gedung parlemen Inggris ini bersebelahan dengan Westminster Abbey, Gedung katedral terbesar di Inggris. Selain sangat besar, katedral ini juga sangat indah. Selain Westminster Abbey, terdapat gedung-gedung penting di sekitar area ini.
Westminster Abbey
Abraham Lincoln Statue
Dari kawasan gedung parlemen Inggris, kami menyusuri jalan menuju ke Buckingham palace. Kami melewati sebuah taman yang memanjang yang diberi nama Saint James’ Park. Taman ini memanjakan kami dengan pemandangan pepohonan tak berdaun khas musim dingin. Di ujung taman ini berdiri megah dan annggun istana kerajaan Inggris, Buckingham Palace. Jika dilihat dari foto atau video, istana ini mungkin terlihat biasa saja, namun saat melihatnya langsung ada nuansa yang berbeda yang menimbulkan kekaguman pada istana yang satu ini.
Buckingham Palace
Dari istana Buckingham palace, kami sempatkan untuk menaruh barang-barang di penginapan kami. Kami mendapatkan penginapan yang cukup jauh jaraknya dari pusat kota London. Karena jarak yang jauh ini, kami harus naik kereta bawah tanah atau yang populer dengan istilah tube. Inilah saat pertama kali aku naik kereta bawah tanaah di London. Aku sangat excited saat itu. Memasuki terowongan bawah tanah dengan escalator yang cukup dalam mampu menimbulkan sensasi yang luar biasa. Wow aja. Ada jaringan bawah tanah secanggih dan semodern ini. Maklum yes ane anak kampung. Sering melongo kalo lihat ada kemajuan semacam ini.
Pertama Kali Naik Tube, Kereta Bawah Tanah London

Selepas menaruh barang, kami kembali ke areal Westminster untuk bersiap menyaksikan pesta kembang api menyambut pergantian tahun baru. Sayangnya saat itu kami kehabisan tiket sehingga tidak bisa menyaksikan pertunjukan kembang api tersebut dari sisi sungai Thames. Kami terpaksa menyaksikan dari salah satu sudut Saint James’ Park. Walaupun terhalang beberapa gedung, namun dari lokasi ini pesta kembang api tersebut masih dapat dinikmati.  

Hitungan mundur dimulai. Beberapa saat kemudian pertunjukan kembang api spektakuler dimulai. Kembang api berbagai macam ukuran, jenis dan warna bergantian menunjukkan aksinya dan mengundang kekagumanku atas kecanggihan penataan pertunjukan kembang api ini. London eye menjadi sentral dari pertunjukan spektakuler ini. Dengan ukurannya yang besar, rangka baja komidi putar atau bianglala raksasa ini menjadi tempat peluncuran kembang api yang menjadikan pesta malam itu menjadi semakin semarak. Tak Setelah beberapa lama, pertunjukan kembang apipun harus berakhir. Kami puas walaupun harus menyaksikannya dari kejauhan. Setidaknya kami punya cerita pernah menyaksikan pertunjukan kembang api malam tahun baru di London. Hehehe.
Happy New Year!
Seusai pertunjukan kembang api tersebut, kami kembali menuju ke penginapan dengan menggunakan tube. Malam (sampai pagi) yang melelahkan sekaligus mengesankan.
Keesokan harinya kami melanjutkan petualangan kami di London. Tujuan kami kali ini adalah Greenwich. Lokasi perbatasan garis batas bujur timur dan bujur barat. Kami sekali lagi menggunakan tube untuk menuju ke lokasi ini. Yang menjadikan perjalanan kami seru, kami naik tube dibagian paling depan. Karena tube kami otomatis, jadi tidak ada masinis yang mengoperasikannya. Kami naik tube dengan jarak yang cukup jauh dan merasakan sensasi naik tube mulai dari dalam perut bumi sampai dengan posisi kereta di atas jalan raya. Benar-benar pengalaman yang luar biasa.
Pagi yang Menyegarkan di Greenwich

Menuju Royal Observatory Greenwich
@University of Greenwich
Sesampai di Greenwich, kami disambut dengan hujan gerimis. Untunglah gerimis ini berlangsung singkat sehingga kami bisa segera ke Royal Observatory Greenwich. Tempat ini merupakan observatorium yang juga menjadi penanda garis batas prime meridian, batas antara Bujur Timur dan Bujur Barat.
Batas Bujur Timur dan Bujur Barat

Meneropong Bintang

Lokasi observatorium ini ini sangat strategis. Berada di atas bukit dengan view pemandangan taman yang luas dan latar belakang kota London di kejauhan. Untuk memasuki observatorium ini pengunjung diharuskan membayar sebesar 10 Pounds, harga yang relatif mahal untuk ukuranku. Kawasan observatorium ini selayaknya sebuah museum. Banyak sekali koleksi peninggalan dan sejarah yang dipamerkan disini, diantaranya, sejarah tentang pendirian museum ini dan sejarah tentang penemuan mesin penunjuk waktu. Koleksi-koleksi disini menunjukkan bahwa penemuan dan pembuatan mesin penunjuk waktu sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam observatorium ini juga ditunjukkan tentang perkembangan mesin penunjuk waktu dari jaman ke jaman. Semakin modern, mesin tersebut menjadi semakin ringkas dan sederhana.
Koleksi Royal Observatory Greenwich

Penghargaan Kepada Royal Observatory Greenwich
Selepas melihat koleksi di dalam observatorium kami sempatkan untuk menikmati pemandangan kota London dari kejauhan. Cukup lama kami menikmati pemandangan ini karena pemandangan dari sini memang benar-benar indah. Dari observatorium ini kami turun bukit untuk selanjutnya menuju ke pinggiran sungai Thames. Karena turun hujan dan udara sangat dingin, kami putuskan untuk segera kembali ke pusat kota London untuk menyusuri kota dan mengunjungi beberapa lokasi terkenal.
View Kota London dari Kejauhan
Salah Satu Obyek di Greenwich
Dengan naik tube, sampailah kami di lokasi pertama yakni London Bridge. Jembatan ini merupakan mahakarya dari jaman dahulu yang masih terlihat megah hingga sekarang. Bangunan ini sangat ikonik dan terjaga kondisinya. Saat itu cuaca dingin terasa menusuk sehingga kami tidak bisa berlama-lama di jembatan ini. Di dekat jembatan ini terdapat London Tower, semacam istana yang dikelilingi banteng tinggi. Kami hanya bisa menyaksikan dari luar karena tidak punya cukup waktu untuk menyusuri bagian dalam bangunan ini. Dari kawasan ini kami melanjutkan explore menuju ke London Eye.
London Bridge

London Tower
Cuaca dingin plus hujan membuat kami harus sesekali berhenti di pelataran toko atau masuk ke dalam pertokoan untuk menghangatkan badan. Dalam cuaca yang dingin ini, tanganku sering terasa sakit walaupun sudah memakai sarung tangan tebal. Karenanya aku beberapa kali harus mengupayakan agar dingin tidak semakin mebuat tanganku tersiksa.
London Eye dan Thames River
Dari bawah London eye, aku hanya bisa mengagumi struktur tempat hiburan yang sangat besar ini. Baja bertaut berukuran raksasa dan kapsul canggih dengan jumlah yang banyak menjadikan London Eye menjadi ikon baru kota London menjajar ikon-ikon lain yang sudah ada sebelumnya. Tidak terlalu lama kami disini karena kami sudah tersiksa dengan dinginnya cuaca London di puncak musim dingin ini. Setelah mengabadikan gedung parlemen Inggris di malam hari di dalam memory kamera. Kami lanjut menuju ke lokasi pemberangkatan bus Megabus di Victoria Coach Station London untuk kembali ke Nottingham.
Big Ben in The Night
Malam pergantian tahun di London membawa kesan tersendiri bagaimana puluhan ribu orang berkumpul untuk menyaksikan salah satu pertunukan tahun paling spektakuler di dunia. Di sisi lain cuaca dingin dan hujan yang mengguyur terus terang menjadikan petualangan kami tidak sepenuhnya sesuai harapan. Namun demikian, perjalanan explore London selama dua hari ini akan terkenang sebagai salah satu cerita seru sewaktu di UK.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...