Sebelum
berangkat ke UK aku mempunyai cita-cita nonton konser musik klasik di theatre
atau hall. Namun sampai dengan selesainya masa studiku di UK, aku tidak sempat
menyaksikan pagelaran musik klasik apapun. Namun demikian aku masih bersyukur
mendapat kesempatan menonton konser salah satu band terbaik di dunia yakni
Coldplay.
Pada
awalnya aku tidak berniat menonton konser Coldplay ini. Saat rekan-rekanku di
Nottingham sibuk membeli tiket presale, aku sama sekali masih belum tertarik.
Selain karena harganya mahal, aku juga tidak terlalu tune-in dengan jenis musik
yang dibawakan oleh Coldplay. Tapi emang kalo rejeki ngga bakal kemana. Tanpa
kuduga ada salah satu teman yang batal nonton dan menawarkan tiketnya kepadaku
dengan harga sesuai yang tertera di tiket. Padahal bisa saja dia menaikan harga
tiketnya dan mengambil keuntungan dari sana atau menjual ke orang lain yang
berani menawar lebih tinggi. Rejeki anak sholeh.. ehh,, anak band.
Hari itu
tanggal 11 Juli 2017. Aku bersama rekan-rekanku berangkat ke Principality
Stadium di kota Cardif Wales untuk menonton konser Coldplay. Total kami menyewa
3 mobil yang masing-masing diisi 4 sampai 5 penumpang. Perjalanan panjang dari
Nottingham menuju Cardif memakan waktu sekitar 4 jam dan selama perjalanan
hujan turun tiada henti. Syukurlah walau cuaca sedang tidak bagus, kami dapat sampai dengan selamat di kota Cardif.
Setelah
memarkirkan kendaraan di salah satu mall, kami bergegas menuju ke lokasi acara
yang jaraknya masih lumayan jauh. Kami semua berjalan dalam cuaca hujan dengan
memakai atribut anti hujan masing-masing. Sebelum mengantri untuk masuk
stadion, aku sempatkan untuk memakan bekal yang aku bawa dari rumah. Karena
kelaparan dan ga nemu lokasi makan yang memadai, akhirnya aku makan di salah
satu lorong di luar stadion. Kalo inget saat itu, ngerasa gada bedanya sama
gelandangan.
Di dalam
stadion, para spectators sudah disuguhi oleh konser pembuka dari band yang
tidak aku ketahui namanya. Band ini lumayan atraktif dalam memacu tensi
penonton setelah kedinginan dan kehujanan saat mengantri masuk arena konser.
Pada saat konser pembuka ini aku mengamati betapa stadion yang sebegitu besar
dapat dimanfaatkan menjadi sebuah theatre raksasa. Hari itu di stadion Principality
dipasang panggung megah dengan tata cahaya luar biasa dan dua layar relay di
sisi kanan dan kiri. Sebagai faktor utama keberhasilan suatu konser, sound
system yang digunakan saat itu juga tertata dengan sempurna dengan kekuatan
yang luar biasa. Dengan penataan yang tepat, semua spectators dapat
mendengarkan konser dengan kualitas yang sama walaupun berbeda-beda lokasinya.
Satu info tambahan, walaupun saat itu kota Cardif sedang diguyur hujan, namun
penonton konser tetap aman dari dinginnya cuaca karena atap stadion ditutup
untuk melindungi para penonton. Luar biasa.
Coldplay..
Akhirnya sang penampil utama menunjukkan aksinya. Suasana stadion seketika
bergemuruh ketika sang vokalis menyapa dan mengajak penonton yang hadir untuk
ikut bernyanyi. Terus terang saja aku bukan termasuk penggemar Coldplay.
Karenanya, aku tidak hafal lagu-lagunya, kecuali reff-reff lagu-lagunya yang
familiar di telinga. Namun demikian aku tetap dapat menikmati hantaran musik
yang disampaikan dengan apik oleh Coldplay malam itu. Aku hanya penikmat musik
yang suka dengan tata sound system dan konser yang bagus, dan kebetulan
Coldplay, dengan didukung dengan kualitas tata sound system yang luar biasa,
menampilkan konser yang sempurna.
Tata Cahaya yang Luar Biasa
Riuh Spectators Menyanyi Bersama
Stadion Bola Yang Penuh dengan ColdplayHolic
Mohon
maklum anak ndeso nonton konser band dunia, aku masih belum habis pikir gimana
caranya gelang plastik yang diberikan panitia bisa menyala warna-warni secara
otomatis. Gelang ini menjadikan konser menjadi semakin semarak karena dipakai
oleh hampir semua penonton yang hadir. Pada saat-saat tertentu gelang ini tidak
menyala, namun pada saat yang lain gelang ini bergonta-ganti warna mengikuti
dentuman musik yang dibawakan oleh Coldplay. Sekali lagi, luar biasa.
Konser
Coldplay ini berlangsung selama 2 jam. Selama itu Coldplay dengan enerjik
membawakan lagu-lagu andalannya. Sebagaimana Coldplay selaku penampil utama,
penonton konser ini juga tidak pernah kehabisan energi untuk bergerak bersama
mengikuti irama lagu. Benar-benar konser dan malam yang luar biasa bagi semua
yang terlibat dalam pagelaran ini. Di tengah-tengah konser, Coldplay sempat menutup
konser dan pamitan dari panggung. Namun tidak lama kemudian, seluruh personel
Coldplay tiba-tiba muncul di tengah-tengah lapangan dan memainkan beberapa lagu
dengan konsep akustik. Setelah itu,
Coldplay kembali lagi ke panggung utama untuk meneruskan beberapa lagu.
Pindah Stage, Main Akustik, Memuaskan Penonton
Tidak
terasa konser megah dan terbaik ini harus berakhir. Aku sangat puas karena
konser Coldplay merupakan konser yang ditunggu-tunggu oleh banyak penggemarnya
di seluruh dunia. Selepas ucapan perpisahan oleh Chris Martin, saatnya kembali
ke Nottingham, saatnya kembali ke kehidupan “normal”. Di perjalanan kembali ke
Notts, kami berombongan sempat istirahat
sebentar di rest area untuk makan malam. Setelahnya kami langsung kembali ke
Notts non-stop. Perjalanan pulang tersebut menjadi perjalanan yang seru karena
di perjalanan kami melihat pergantian dari gelap ke terangnya pagi.
Setelah
mengembalikan mobil ke perusahaan rental, kami kembali ke tempat tinggal kami
masing-masing dengan perasaan lega karena sudah terpuaskan dengan konser level
dunia dan kembali tanpa kekurangan suatu apapun.
Tata Cahaya yang Luar Biasa |
Riuh Spectators Menyanyi Bersama |
Stadion Bola Yang Penuh dengan ColdplayHolic |
Pindah Stage, Main Akustik, Memuaskan Penonton |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar