Minggu, 15 November 2020
Ketika Laptop Incaran Saya Raib dari Pasaran
Bulan ini saya sedang hunting laptop
untuk menggantikan laptop saya yang sudah mulai bermasalah baterai dan
keyboardnya. Selain dua masalah tersebut, laptop saya memang sudah waktunya
di-regenerasi karena saya membutuhkan prosesor yang lebih kuat dan tahan
lama. Setelah melalui survey dan browsing,
saya telah menemukan merk dan spek yang saya inginkan. Secara kemampuan dan
penampilan serta dari sisi harga, laptop ini sudah sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan saya. Namun yang menjadi kendala, ketika saya memesan barang
dimaksud, ternyata barang tersebut sedang kosong alias out of market. Saya
beralih ke toko-toko online lain dan menanyakan stock laptop dimaksud.
Sebagaimana respon pada penjual online pertama, barang yang saya cari ini
sedang out of stock juga. Karena penasaran, saya pun menanyakan perihal stock
barang yang kosong ini ke situs resmi produk ini melalui email. Tidak lama
setelah saya kirim email, saya pun mendapatkan respon yang menegaskan bahwa
produk yang saya cari masih ada di pasar dan tidak sedang dis-continued alias
stop produksi. Selanjutnya dalam respon tersebut ditambahkan pula link pembelian
produk yang terhubung ke situs penjualan online terkemuka. Dari respon
tersebut, sayapun searching ke link pembelian produk. Hasilnya, podo wae,
karena penjual online pada gak punya stock. Karena laptop saya masih sanggup
bertugas, saya pun mengurungkan niat untuk buru-buru beli produk ini. Yang bikin saya sebel adalah, sudah tau
barangnya kosong kenapa etalase barang toko-toko onlinenya gak diilangin aja.
Bikin calon pembeli jadi kecewa. Mungkin biar karena kelihatan kalo tokonya
laris dan menambah pamor tokonya? Entahlah. Yang jelas hal ini bikin saya
jadi nyinyir ke beberapa toko online dengan menulis komen semacam ini, “kalo
harganya sudah naik jadi sekian juta, tolong hubungi saya ya gan”. Dalam pengamatan dan analisa saya yang hanya
berdasarkan kira-kira, saya mereka-reka kenapa barang/produk incaran saya
lenyap di pasaran.
Kembali ke beberapa tahun lalu, yakni
ketika ada perang produk handphone antara Asus Max Pro M1 vs Xiaomi Redmi
Note 5, saya yang saat itu sedang hunting HP baru tentu saja senang. Saya
berasumsi bahwa perang produk ini akan berlanjut pada perang harga. Namun
harapan saya tidak terwujud. Yang terjadi kemudian adalah raibnya barang ini
dari pasaran atau justru adanya lonjakan harga yang cukup signifikan dari
harga jual resmi yang direkomendasikan oleh vendor. Karena saya butuh segera
ganti handphone dan saya tidak mau mengeluarkan dana untuk barang yang harganya
dilambungkan, maka saya membeli seri lain yang secara spek tidak kalah dengan
barang yang saya incar namun dengan harga yang wajar. Selain beberapa poin di atas, saya melihat
ada beberapa sebab kenapa barang-barang elektronik yang sedang booming ini
tiba-tiba raib. Pertama: karena jasa Reviewer produk. Para reviewer ini,
entah bekerja sama atau tidak dengan vendor atau tidak, dapat menjadi alasan pendorong
seseorang untuk membeli barang yang direview. Apalagi jika dalam reviewnya
dibumbui kalimat promosi “produk ini luar biasa”, “lebih murah dari
seharusnya”, dan “cepat beli sebelum ghoib”. Kalo banyak peminatnya, dikeep
aja dulu barangnya, siapa tahu bias dinaikkan harganya dan semakin tinggi
keuntungannya. Kedua: Diborong instansi yang kebingungan merealisasikan
anggaran. Dalam masa pandemik seperti ini, realisasi anggaran terutama untuk
perjalanan tugas luar daerah dan agenda-agenda lain akan tersendat. Agar anggaran
dapat direalisasikan, salah satu jalan keluarnya adalah dengan pengalihan
anggaran untuk membeli barang pendukung produksi atau kegiatan. Kalau instansi
memborong barang/produk, ya dijamin segera ilang produknya di pasaran. Demikian catatan uneg-uneg saya yang batal
beli laptop baru karena barangnya ghoib. Semoga tahun depan sudah ready lagi. |
Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial
Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...
-
Saya cukup gembira melihat bahwa kini masyarakat pedesaan bisa memanfaatkan peluang bisnis di daerahnya sendiri. Salah satu model peluan...
-
Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu pada saat akhir pekan di Jakarta, salah satunya adalah dengan mengunjungi museum untuk mengenang d...
-
Syukur alhamdulillah pada hari Kamis 27 Desember 2018 lalu, saya berkesempatan mengikuti pengajian kitab Hikam di pondok pesantren Lirboyo...