Minggu, 08 April 2018

Museum Satria Mandala Jakarta

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu pada saat akhir pekan di Jakarta, salah satunya adalah dengan mengunjungi museum untuk mengenang dan mempelajari sejarah. Salah satu museum yang rekomended untuk dikunjungi adalah museum Satria Mandala. Museum ini menyimpan sejarah tentang berdirinya Tentara Nasional Indonesia dimulai sejak jaman perebutan kemerdekaan dari penjajah. Museum ini juga menyimpan koleksi pribadi para tokoh TNI dan juga persenjataan yang digunakan oleh TNI pada masa perebutan kemerdekaan RI.
SkyHawk Koleksi Museum Satria Mandala
Museum ini terletak di Jalan Gatot Subroto Jakarta dan menempati areal yang cukup luas baik indoor maupun outdoor. Biaya masuk museum ini sangat murah, yakni Rp2.500 per orang. Adapun lokasi pembelian tiket terletak di bagian depan gedung utama museum. Memasuki areal gedung, pengunjung akan disuguhi replika teks proklamasi berukuran besar yang terpatri di salah satu sisi dinding. Di ruang pertama ini juga terdapat koleksi lambang angkatan perang yang dimiliki oleh TNI, mulai dari TNI AL, TNI AU, TNI AD dan Polri.
Pintu Masuk ke Gedung Museum Satria Mandala
Teks Proklamasi Kemerdekaan RI
Setelah dari ruang utama, pengunjung diarahkan untuk melihat koleksi selanjutnya melalui sebuah lorong penghubung. Di kiri dan kanan lorong dipamerkan diorama perang yang pernah melibatkan rakyat Indonesia melawan penjajah. Di ujung lorong, pengunjung memasuki ruang pameran yang memamerkan koleksi pribadi dari beberapa pahlawan nasional diantaranya Jenderal Soedirman, Jenderal Oerip Sumoharjo, Jenderal AH Nasution dan Jenderal HM Soeharto. Beberapa koleksi pribadi Jenderal Soedirman yang dipamerkan diantaranya: tandu sederhana yang dirakit dari kursi dan diberi kayu pengangkat, jubah kebesaran, serta seperangkat meja kursi yang dahulu digunakan untuk menerima tamu.
Lorong yang Memamerkan Diorama Perang Kemerdekaan
Tandu Jenderal Soedirman
Patung Jenderal HM Soeharto
Di ruangan berikutnya, pengunjung dapat melihat koleksi tentang pangkat-pangkat tentara dan sejarah beberapa peperangan yang pernah terjadi di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Diorama yang dipamerkan diantaranya adalah perang Ambarawa, Perang Medan Area, Perang Bandung Lautan Api dan Perang 10 November. Di bagian lain ruang ini dipamerkan foto-foto keterlibatan TNI sebagai pasukan perdamaian dunia yang bertugas di berbagai negara diantaranya Timur Tengah, Kongo, Kamboja dan Vietnam. Disamping ruang pameran ini terdapat ruang koleksi bintang jasa yang diberikan kepada para pahlawan. Di ruang khusus ini juga dipamerkan foto-foto para pimpinan TNI dari masa-ke masa.
Diorama Palagan Ambarawa

Koleksi Foto Penugasan TNI sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian

Beralih ke lantai dasar, terdapat koleksi senjata yang digunakan para pejuang dalam pergerakan perjuangan merebut kemerdekaan. Ada peluncur mortar, pistol, pedang, senjata semi otomatis, hingga altileri berat yang menjadi koleksi di museum ini. Memasuki areal ini akan membawa kita menyelami masa-masa perjuangan dimana para pahlawan tidak mempunyai persenjataan yang lengkap bahkan sederhana untuk menghadapi penjajah yang sudah dididik dengan pendidikan dasar militer yang memadai serta dilengkapi dengan persenjataan yang jauh lebih canggih. Namun demikian, hal ini tidak menyurutkan para pahlawan dalam usaha merebut kemerdekaan dari jajahan bangsa asing.
Koleksi Senjata Museum Satria Mandala

Koleksi Artileri di Museum Satria Mandala

Masih dalam ruang senjata ini, dipamerkan pula miniatur kapal perang yang dimiliki oleh TNI. Miniatur KRI Irian, KRI Fatahillah, serta KRI Cakra merupakan koleksi yang akan membuat kagum para pengunjung. Kapal perang yang dijadikan miniatur ini turut serta dalam upaya mempertahankan kemerdekaan RI dari rongrongan penjajah. Satu hal lagi yang menarik disini adalah koleksi torpedo yang super besar. Ukuran torpedo ini luar biasa besar dan berat.
Koleksi Torpedo Berukuran Jumbo
Koleksi torpedo di museum ini rupanya menjadi koleksi terakhir dari bagian indoor museum. Selanjutnya pengunjung dapat melihat koleksi yang dipamerkan di ruang terbuka. Koleksi pertama yang dapat disaksikan adalah kendaraan sedan, panser dan ambulan. Masing-masing koleksi mempunyai sejarah tersendiri, sebagai contoh, sedan yang dipamerkan merupakan kendaraan yang dipakai Jenderal M Yusuf pada saat bertugas di Sulawesi Selatan. Mobil tersebut dihadang dan ditembaki oleh gerombolan pengacau. Untungnya Jenderal M Yusuf selamat dalam peristiwa tersebut. Bekas tembakan masih dapat dilihat pada sisi kanan dan kiri mobil tersebut.
Mobil yang Mengangkut Jenderal M Yusuf saat Diserbu Pengacau Keamanan
Di areal lain, museum ini menyimpan koleksi berbagai macam pesawat yang pernah digunakan pada masa perjuangan. Salah satu koleksi yang sangat berharga adalah pesawat Seulawah yang bernomor RI001. Pesawat ini merupakan sumbangan dari warga Aceh dalam membantu perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Koleksi pesawat lain yang disimpan di museum ini adalah p-51 Mustang. Pesawat legendaris buatan Amerika ini terlihat cukup mencolok karena desain depan pesawat ini yang menyerupai hiu yang sedang menyeringai.
RI001 Seulawah

P-51 Mustang koleksi Museum Satria Mandala

Helikopter Koleksi Museum Satria Mandala
Tidak hanya pesawat, museum ini juga memamerkan koleksi berupa helikopter MI-4 buatan Rusia. Pesawat ini turut serta dalam beberapa operasi TNI diantaranya penumpasan pemberontakan DI/TII, operasi Dwikora dan pemberantasan PKI.
Koleksi Kendaraan Tempur Lapis Baja
Salah satu senjata yang sangat penting pada saat operasi militer adalah kendaraan lapis baja berupa panser maupun tank. Museum ini menyimpan koleksi kendaraan tempur tersebut di salah satu bagian outdoor. Koleksi yang dipamerkan diantaranya Tank Amphibi, Truk Lapis Baja, Panser dan Jip yang pernah dipakai oleh Jenderal Soedirman.
Mengakhiri jalan-jalan kami di Museum Satria Mandala ini, tak lupa kami mengabadikan koleksi yang dipamerkan dibagian depan dari museum ini. Ada KRI Matjan Toetoel yang terlihat kokoh, beberapa altileri berat, pesawat A-4 SkyHawk, Pesawat MIG 21 Fishbed, Radar Udara,  Helikopter Bell 204 dan Rudal SA-75.

MIG Fishbed, Rantis Brimob dan Tank M3 Stuart

Pada saat pulang, kami berpapasan dengan rombongan murid sekolah dasar yang mengunjungi museum ini. Ada ratusan anak yang menjadi peserta dalam tour ini. Mereka diangkut menggunakan 4 bus berukuran besar. Mereka terlihat begitu ceria dan suka ria mengunjungi museum ini. Beberapa dari mereka juga membawa alat tulis yang sepertinya akan dipakai untuk membuat catatan dari kunjungan ke museum ini. Satu hal yang agak membuat miris adalah, pada saat setelah turun dari bus, hal yang pertama mereka lakukan adalah menuju ke pesawat dan kapal yang dipamerkan untuk kemudian mengambil foto beramai-ramai bersama-sama. Sesi foto-foto ini memakan waktu lumayan lama sedangkan saat itu jam berkunjung di museum ini akan segera berakhir. Tidak ada yang salah dengan berfoto bersama, namun jika nantinya hal ini membuat kunjungan ke museum menjadi tidak maksimal, tentu amat disayangkan. Kunjungan ke museum akan sangat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah dan menanamkan rasa hormat kepada para pendahulu. Jika tujuan utama ini tercapai, generasi muda yang sedang belajar dan berproses ini akan dapat menjadi generasi masa depan yang menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.
Ajarilah Mereka Sejarah Sejak Dini Agar Bangsa ini tetap Lestari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...