Kamis, 04 Februari 2021

Saya Korban Penipuan Flash Sale Dengan Mencatut nama Xiaomi

Beberapa hari yang lalu saya menjadi korban penipuan. Penipuan yang saya alami adalah flash sale palsu dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasidan mencatut brand yang sudah populer. Penipuan ini cukup rapi dan cukup meyakinkan terutama bagi orang yang terburu-buru atau kurang melakukan langkah waspada.

Iklan Dini Hari yang Menjerumuskan
Kronologis bagaimana saya menjadi korban penipuan adalah, ketika saya membuka laman facebook, tiba-tiba muncul iklan flashsale produk telepon pintar yang mencatut nama Xia*mi. Karena promonya sangat menarik, saya coba membuka laman tersebut dan ditunjukkan barang-barang lain yang juga ditawarkan dalam program flash sale tersebut. Saat itu saya seperti diburu-buru waktu karena durasi flashsale tinggal sedikit dan jumlah barangnya sangat terbatas. Karena tidak ingin kehilangan kesempatan, saya segera menentukan pilihan.
Tampilan Meyakinkan Dengan Mencantumkan Stock Yang Sudah Habis

Dapat SMS ID Pesanan; Semakin Yaqueen

Setelah memilih barang, saya pun kemudian mengisi data-data yang diminta untuk proses administrasi pembelian. Mulai alamat tempat tinggal, alamat email dan nomor handphone yang bisa dihubungi. Yang lebih meyakinkan lagi adalah saya mendapat sms notifikasi tentang nomor ID pesanan saya sebagai kelengkapan administrasi pembelian barang. Setelah itu saya dengan terburu-buru melakukan transfer ke rekening yang tertera yakni rekening Bank Mandiri dengan nomor 894083131699930 atas nama PT XIA0MICOM. Yang meyakinkan lagi adalah nomor rekening tujuan dibuat mirip dengan nama brand tersebut. Dengan kemiripan  tersebut, saya tanpa curiga segera melakukan transfer. Setelah melakukan transfer saya pun lega karena bisa membeli barang yang bagus dengan harga murah. 
Konfirmasi Pembayaran 1

Konfirmasi Pembayaran 2

Konfirmasi Pembayaran 3

Beberapa saat setelah itu, kecurigaan saya baru muncul. Saya curiga karena tidak ada saluran komunikasi atau pengaduan yang terlampir di laman yang ada. Setelah itu saya cek di laman resmi Xia*mi dan memastikan bahwa tidak ada program penjualan yang diskonnya ugal-ugalan. Saya pun melakukan browsing dengan keyword laman penipuan tersebut. Sebuah berita di laman Kumparan.com, membuat saya tersadar bahwa saya telah menjadi korban penipuan.

Tersadar dan Terlambat

Setelah sadar bahwa saya menjadi korban penipuan, saya menghubungi CS Bank Mandiri selaku bank yang dicantumkan oleh pelaku penipuan melalui email. Namun prosedurnya tidak cukup cepat sehingga saya yakin bahwa para pelaku penipuan akan segera menguras rekeningnya sebelum ketahuan dan diblokir. Saya juga mengecek ke laman cekrekening.id dan manemukan informasi bahwa sejak tanggal 19 Januari sudah ada 82 aduan yang melaporkan rekening tersebut. Dari informasi ini bisa disimpulkan ada lebih dari 82 orang yang menjadi korban penipuan ini. Untuk menghindari bertambahnya korban penipuan modus ini, saya juga melaporkannya ke akun twitter Tim Siber Polri dengan akun @CCICPolri.

Dari kasus penipuan ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi psikologis calon korban sebelum jatuh dalam perangkap penipuan. Pertama, terburu-buru. Melihat ada peluang yang sangat menguntungkan yang dibatasi dengan durasi waktu yang sangat singkat, calon korban tidak lagi melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah promo yang diikutinya benar atau palsu. Calon korban tergesa-gesa untuk melakukan transaksi agar tidak kehabisan barang promo diskon. Dengan demikian, detail penipuan yang seharusnya mencurigakan menjadi tidak dihiraukan.

Kedua mental dapat promo diskonan. Melihat tampilan laman penipuan dengan penawaran yang sangat menggiurkan menjadikan saya sangat tertarik untuk mendapatkan barang yang ada. Promonya sangat menggiurkan dengan selisih yang sangat besar dari harga pasaran. Ketiga tampilan yang sangat meyakinkan. Tampilan laman penipuan ini saya akui sangat meyakinkan. Tidak hanya tampilannya, fitur-fiturnya juga sangat menyerupai tampilan resmi laman vendor yang asli. Step by step alur pembelian menyerupai langkah-langkah pembelian yang biasa dilakukan kala melakukan transaksi online. Nama rekening bank tujuan transfer sebenarnya sudah jelas-jelas palsu/mencurigakan. Namun dalam keadaan excite dan terburu-buru, hal-hal semcam itu tidak diperhatikan dengan seksama.

Dari pengalaman saya dan korban penipuan yang lain, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai terkait promo belanja online.

Jangan pernah membeli barang karena terburu2 atau teriming-iming diskon besar.  Diskon besar harus membuat kita lebih waspada dan curiga (lebih baik kehilangan barang diskonan yang belum tentu kita butuhkan dari pada kehilangan nominal uang dengan nilai yang lumayan).

Pastikan promo harga murah atau progam diskon pembelian produk diumumkan di website resmi toko atau vendor. Tidak jarang ada toko online yang menawarkan produk dengan harga jauh lebih murah dari harga resmi namun tingkat resikonya cukup tinggi. Untuk menghindari resiko kerugian, lebih baik mengikuti program diskon yang dilakukan oleh toko atau vendor resmi. Walaupun diskonnya sedikit, namun tingkat kepastiannya lebih tinggi.

Waspadai model-model penipuan yang semakin canggih. Di jaman yang semakin modern ini, banyak penipu yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk melakukan kejahatan yang merugikan. Selain itu pelaku kejahatan juga memanfaatkan momen banyaknya promo-promo maupun diskon barang yang menjadikan calon konsumen mudah tergiur untuk melakukan transaksi.

Para Maling Belum Berhenti Beraksi

UPDATE: pada tanggal 4 Februari 2021, saya masih mendapati bahwa website penipuan ini masih tetap beroperasi namun dengan nomor yang berbeda. Kali ini para penipu menggunakan rekening Bank Mandiri dengan nomor 886081883266508 atas nama PT. Krisna Berkat. Dan berdasarkan penelusuran pada laman cekrekening.id diperoleh informasi bahwa sudah ada korban penipuan yang melaporkan penipuan dengan menggunakan nomor rekening ini.

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...