Masa-masa studi saya
di UK tidak hanya dihabiskan untuk mempelajari materi kuliah yang lebih banyak
berbicara tentang teori. Ada beberapa hal menarik yang perlu diabadikan dalam
bentuk tulisan agar tidak mudah terlupakan. Salah satunya adalah tentang geliat
komunitas dan aktifitas keislaman di dunia kampus, khususnya di University of Nottingham.
|
Suasana Penyelenggaraan Sholat Iedul Fitri di Sport Centre Jubilee Campus UoN |
Sebelum membahas tentang
aktifitas keislaman di kampus, ada satu
hal yang ingin saya ketengahkan terlebih dahulu, yakni terkait jumlah pemeluk
Islam di Nottingham. Berdasarkan
sensus tahun 2011, hampir 10% penduduk Nottingham beragama Islam (Nottingham
City Council). Hal ini merupakan kondisi yang patut disyukuri, karena jumlah pemeluk Islam di UK semakin bertambah banyak. Kebanyakan pemeluk Islam di kota ini merupakan warga keturunan baik
dari jazirah Arab maupun benua Afrika.
|
Masjid Terpopuler di Nottingham |
Salah satu pusat komunitas muslim di
Nottingham adalah di kawasan Hyson Green. Di kawasan ini banyak bermukim warga
muslim yang dapat dari banyaknya pria dan wanita yang menggunakan atribut
pakaian muslim. Di kawasan ini juga terdapat salah satu masjid yang populer di
Nottingham yakni Masjid Umar. Selain itu Hyson Green juga terkenal dengan
banyaknya toko-toko yang menjual kebutuhan
pokok berupa makanan yang sudah bersertifikat halal. Mulai dari bumbu,
daging, sosis, dan berbagai produk olahan lainnya. Selain itu juga banyak
restoran cepat saji yang menyajikan menu halal diantaranya kebab dan ayam
goreng.
|
Perempatan Hyson Green |
Beralih ke pembahasan tentang
geliat aktifitas keislaman di dalam kampus, ada beberapa hal yang menjadi
catatan saya. Pertama, pihak the University of Nottingham membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi kaum muslimin baik mahasiswa maupun warga sekitar untuk
menggunakan fasilitas kampus sebagai tempat melaksanakan ibadah. Di dua kampus
utama universitas ini disediakan ruangan yang difungsikan sebagai masjid yang
menyelenggarakan ibadah sholat mulai dari dhuhur sampai isya. Selain itu, kedua
masjid ini juga digunakan sebagai lokasi sholat jumat bila saatnya sayyidul
ayyam tiba. Kedua masjid ini sudah dilengkapi seperangkat sound system yang
memadai serta penghangat ruangan dan kipas angin serta fasilitas pendukung lain
berupa tempat wudhu yang representatif.
|
Sesaat Sebelum Khutbah Jumat di Mulai |
Pada saat bulan Ramadhan tiba,
komunitas muslim mendapatkan perlakuan istimewa. Pihak kampus memberikan ijin bagi
student union untuk menyelenggarakan buka bersama, sholat maghrib berjamaah,
Tarawih berjamaah, qiyamul lail, hingga Sahur bersama untuk kemudian diakhiri dengan
sholat berjamaah. Kegiatan ini diikuti oleh komunitas muslim di sekitar kampus baik
pelajar maupun muqimin. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam hari pada weekdays sepanjang bulan Ramadhan. Yang patut diacungi jempol dalam
penyelenggaran kegiatan ini adalah kerja keras gigih dari pelajar-pelajar
Indonesia dalam mengorganisir baik dari tempat, makanan, peralatan pendukung,
hingga perijinan. Mereka bekerja tanpa kenal lelah dengan tanpa mengharap
imbalan apapun kecuali kepuasan para jamaah dan Ridlo Allah SWT. Salut.
|
Buka Bersama di Kampus |
|
Setelah Sholat Berjamaah di Bulan Ramadhan |
Ketika bulan Ramadhan berakhir
dan Bulan Syawal menyapa, pihak kampus mengijinkan komunitas muslim Nottingham
untuk melaksanakan sholat Iedul Fitri bersama di salah satu sport centre milik
kampus. Gedung yang relatif besar ini penuh sesak menampung para jamaah yang berasal
dari berbagai ras dan bangsa. Dengan
banyaknya jamaah yang hadir, terlihat keanekaragaman yang dipunyai oleh umat
Islam di Nottingham. Keanekaragaman ras, bahasa, budaya dan yang paling terlihat
aneka ragam busana membuat pelaksanaan Sholat Iedul Fitri di Nottingham menjadi
semarak. Tidak cukup sampai disitu, beberapa hari setelah pelaksanaan Sholat
Iedul Fitri, Student Union juga menyelenggarakan perayaan Iedul Fitri yang
diikuti oleh komunitas muslim di Nottingham. Ijin dari pihak kampus ini patut
disyukuri, karena masjid yang ada di area Nottingham tidak sanggup
memfasilitasi jumlah jamaah yang ada sehingga harus menyelenggarakan sholat Ied
dalam dua sesi. Berangkat dari hal tersebut, selayaknya kita berdoa agar Ijin
dari kampus dan semarak peringatan hari besar Islam di University of Nottingham
semoga dapat berlangsung seterusnya.
|
Iedul Fitri Bersama Komunitas Muslim dari Berbagai Negara |
|
Komunitas Muslim Indonesia setelah Melaksanakan Sholat Iedul Adha |
Selain ibadah sholat, masjid
di University Park -salah satu diantara kampus yang dilengkapi fasilitas masjid-
juga menyelenggarakan pengajian Al-Quran. Pengajian yang dilaksanakan setiap
hari jumat ini diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai negara diantaranya
Libya, Bangladesh, Malaysia, Indonesia dan beberapa negara Afrika. Adapun pengajar
dalam pengajian ini adalah Syaikh Syaban Khaleed yang berasal dari Libya. Dalam
pengajian ini, bacaan murid ditashih oleh sang ustadz dan setelah itu murid berusaha
menghafalkan bacaan yang telah ditashih.
|
Pengajian Al-Quran di Portland Building |
Kedua, pihak kampus juga
mengakomodir adanya student union yang mewadahi komunitas mahasiswa muslim
untuk berorganisasi di dalam kampus. Salah satu wujud nyata manfaat dari adanya
student union muslim ini adalah terkumpulnya sumbangan dari para donatur yang
jumlahnya sangat besar sehingga mendapat apresiasi tinggi dari pihak kampus.
Student Union juga menjadi alat penghubung agar pelajar muslim dapat
menyuarakan aspirasinya kepada pihak kampus.
|
Geng Anak Sholeh (Made in Indonesia) di Nottingham |
Ketiga, toleransi dan
penghormatan yang sangat tinggi dari pihak kampus kepada pemeluk keyakinan
tertentu. Dalam beberapa kali kesempatan kuliah yang dilaksanakan bertepatan
dengan pelaksanaan ibadah sholat jumat, dosen saya menawarkan kepada para
mahasiswanya untuk beribadah. Dia mengijinkan mahasiswa muslim untuk
meninggalkan kelasnya untuk sementara selama ibadah sholat jumat berlangsung.
Hal ini merupakan penghormatan luar biasa dari kalangan pendidik di kampus ini
bagi para mahasiswanya yang mempunyai keyakinan tertentu.
Sebagai penutup, semoga
tulisan ini dapat menjadi penambah wawasan kita akan kondisi saudara seiman kita
di tanah Britannia. Selain itu semoga tulisan ini dapat membuat kita bersyukur
dapat hidup di negara dimana kita menjadi mayoritas tanpa pernah merasa
khawatir mendapat intimidasi dari pihak manapun. Namun demikian, kita perlu
mengkoreksi diri apakah sebagai mayoritas kita sudah mengayomi dan menghormati
hak-hak minoritas. Jangan sampai keberadaan kita sebagai mayoritas justru
merupakan ancaman bagi orang lain yang dianggap minoritas.