Mendapat kesempatan belajar di luar negeri
merupakan anugerah luar biasa buatku. Ekspektasiku sangat tinggi pada saat sebelum berangkat melaksanakan tugas belajar. Pada awalnya aku bertekad bahwa aku tidak boleh menyia-nyiakan
setiap kesempatan untuk menuntut ilmu dan mendapatkan sebanyak mungkin
pengalaman. Namun kenyataannya, ada banyak hal atau faktor yang
menyebabkan ekspektasi tersebut tidak tercapai.
Self Study |
Pada awalnya aku sudah
mensetting jadwal harian selama masa kuliah tersebut. Dalam jadwal yang aku susun,
setiap hari aku harus baca minimal satu artikel berbahasa Inggris. Selain itu
aku harus menulis resume atau artikel singkat tentang apa yang telah aku baca
atau pelajari. Selain itu aku juga menjadwalkan diri untuk belajar berbicara
dalam bahasa inggris di depan cermin. Semua jadwal itu aku rencanakan
sedemikian rupa dengan memperhitungkan alokasi waktu untuk menggunakan media
sosial, bersosialisasi, memasak, olah raga, dan nonton youtube. Aku semakin
termotivasi untuk melakukan jadwal-jadwal tersebut setelah menonton video
tentang tips belajar ala mahasiswa Oxford. Di video itu, si mahasiswa
merincikan jadwal hariannya untuk menjadi seorang mahasiswa super.
Dalam perjalanannya, harapan
tinggal harapan. Rasa malas dan godaan internet kenceng justru membuat aku
perlahan melupakan semua ekspektasi dan jadwal yang sudah aku buat sendiri.
Setiap malam lebih banyak aku habiskan untuk nonton video youtube. Dari pertarungan UFC, video klip,
hingga prank menjadi santapan setiap kali menatap laptop. Hal ini diperparah
dengan slogan "masih ada hari esok", slogan yang aku terapkan namun untuk
menjustifikasi hal yang salah.
Sebagai akibat dari rasa malas,
aku terpaksa harus beberapa kali lembur keras untuk menyelesaikan tugas kuliah.
Lembur yang beberapa kali membuat badanku meriang, karena deadline yang semakin
dekat dan tugas yang belum selesai sehingga badan harus diforsir untuk
menyelesaikannya.
Di semester II aku merubah pola
belajarku. Karena aku sadar bahwa bekerja mendekati deadline tidak akan
efektif, aku mulai mempersiapkan diri jauh-jauh hari dalam mengerjakan tugas
kuliah. Aku memenej waktu sesuai dengan kemampuanku dan membuat deadline
pribadi. Alhamdulillah semester II dapat aku lalui dengan lebih baik.
Jangan Lupa Peregangan |
Semester II merupakan semester
yang sangat berat, karena untuk memulai berkonsentrasi lagi setelah adanya
liburan panjang butuh tekad yang luar biasa. Mindset liburan yang penuh dengan
suka-suka dan jalan-jalan harus segera diganti dengan situasi belajar yang
penuh dengan konsentrasi.
Di semester II aku membagi saat-saat
untuk belajar dan saat-saat untuk liburan. Pada saat belajar atau mengerjakan
tugas, aku berusaha untuk konsentrasi full pada materi yang aku pelajari. Dan
sebaliknya, pada saat liburan, aku berusaha untuk menikmati liburanku dengan
sepenuhnya. Alhamdulillah, pada akhirnya tugas dapat dikerjakan, kuliah dapat
diselesaikan dan liburan dapat dinikmati dengan puas.
Tujuan Utama Tercapai, Ekspektasi Tidak (Sepenuhnya) Terwujud |
Sebagai penutup, kita seringkali
berangan-angan terlalu tinggi. Akan melakukan ini dan itu namun segera menyerah
dikala menemui kendala. Satu hal yang perlu ditegaskan disini, peneguhan diri
pada komitmen memerlukan kesungguhan dan keseriusan dalam usaha untuk
mewujudkannya. Kendala pasti akan muncul, namun disitulah seharusnya kita
berusaha mencari jalan keluarnya, bukan justru menghindarinya dengan cara
meninggalkannya sama sekali.