Rabu, 25 Oktober 2017

Mahal yang Setimpal, Tour Eropa Jilid III

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Titlis at Switzerland

Dalam edisi kali ini, tujuan utamanya adalah menikmati keindahan alam Swiss yang sangat terkenal. Waktu keberangkatan dipilih pada saat yang pas yakni pada saat jadwal kuliah tidak terlalu sibuk. Selain itu agenda perjalanan disusun dengan rapi supaya dapat memaksimalkan journey kali ini.
Dari Nottingham ke London dulu naik bus Natex. Berangkat pukul 08.00 sampai di Stansted airport pukul 11.40. Stansted identik dengan Ryan Air. Mayoritas pesawat di airport ini adalah pesawat dari maskapai Ryan Air yang bermarkas di Ireland.
Dari Stansted terbang menuju ke Basel pukul 14.30 dan landing sekitar pukul 17.00. Setelah beberapa saat kebingungan dalam membeli tiket transportasi umum, akhirnya dapat bantuan dari mbah google tentang cara dan pilihan dalam membeli tiket bus bandara.
Setiba di hostel, naruh barang dulu untuk kemudian explore kota yang terkenal dengan banyaknya museum ini. Dengan menggunakan tram, lokasi pertama yang dituju adalah jembatan Wettstenbrucke yang melintang di atas sungai Danube di dekat Kunst Museum. Dari jembatan ini kita bisa menyaksikan Basel Minster, katedral utama di kota Basel. Suhu saat itu tidak terlalu dingin namun cuaca juga tidak terlalu cerah. Hal ini sedikit banyak membuat kesan tentang Basel menjadi kurang menarik, mendung dan berangin. Selain itu, saat itu situasi di seberang sungai Danube sedang sepi. 
Basel Minster dari Danube River

Kesan sepi dan kurang menarik ini masih belum hilang meskipun kemudian aku menuju ke city center. Suasana saat itu sangat sepi, tidak banyak pengunjung di area ini. Mungkin karena waktu itu sudah larut malam. Namun tidak semua sudut kota Basel sepi, di beberapa tempat khususnya pub banyak terlihat pelancong yang berkumpul sambil minum bersama. Karena sudah larut malam, aku putuskan balik ke hostel melewati Basel Minster. Waktu itu sudah larut malam dan sepi, suasana cenderung horor karena kebanyakan jendela gedung-gedung di sekitar Basel Minster dibiarkan terbuka.
Basel Minster in the Late Night Summer
Keesokan harinya pukul 08.00 pagi menuju Zurich dari stasiun Basel. Dalam suasana mendung, kereta melaju dengan tenang dan nyaman. Saat itu sedang musim panas di belahan eropa, pepohonan berwarna hijau sebagaimana negara tropis. Yang menjadikannya istimewa adalah kerapian kota-kota yang dilewati kereta ini. Selain itu kontur pegunungan Swiss di sepanjang rel sangat indah dan memanjakan mata.
Zurich menyambut dengan gerimis hujan. Klop lah suasana pagi itu, dingin, lapar, gerimis dan langit gelap. Menyingkir sebentar sambil menikmati kopi sambil berharap cuaca segera membaik. Namun sayang, harapan tinggal harapan, hujan tidak kunjung berhenti. Kepalang taggung, akhirnya nekat menembus hujan. Tujuan awal di Zurich adalah University of Zurich. Untuk mencapai lokasi ini harus menaiki bukit yang cukup terjal. Sebenarnya ada kereta yang melayani penumpang ke kampus, namun hari itu kereta dimaksud sedang tidak beroperasi.
Dari area kampus University of Zurich dapat dinikmati pemandangan kota Zurich dari ketinggian. Lagi-lagi crane mengganggu pemandangan. Sampai saat itu cuaca masih mendung dan gerimis. Selepas mengunjungi kampus, pelesir dilanjutkan dengan melewati jembatan menuju ke Lindelof, di sisi seberang danau Zurich. Ini merupakan lokasi ketinggian di atas bukit untuk mendapatkan view yang bagus. Dari sini Danau Zurich terlihat sangat jernih dan sesekali dapat disaksikan kapal wisata melintasi danau. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke dermaga danau Zurich, untungnya cuaca saat itu lumayan cerah berawan, kondisi ini lebih baik untuk menikmati danau Zurich yang sangat indah.
View from Lindelof
Dari dermaga perjalanan dilanjutkan untuk mencari makan siang di dekat stasiun. Selepas itu menikmati taman kota Zurich yang lumayan ramai saat itu. Karena sudah punya tiket harian, sore itu diputuskan untuk dihabiskan di sisi danau Zurich, tepatnya di depan atraksi air mancur, di dekat tempat parkir kapal-kapal wisata.
Atraksi Seru Air Mancur di Danau Zurich
Lumayan lama waktu yang dihabiskan di tempat ini, karena memang tempat ini sungguh indah dan istimewa. Malam semakin gelap, sebelum kembali ke penginapan, disempatkan dulu explore jembatan danau Zurich.
Hari berikutnya adalah hari istimewa. Hari ini diagendakan untuk menikmati salah satu puncak terindah di Eropa. Perjalanan hari itu diawali dengan naik kereta dari Zurich menuju Luzern. Dari Luzern nunggu bentar untuk kemudian naik kereta lagi menuju Engelberg. Sepanjang perjalanan menuju Engelberg disuguhi pemandangan indah perbukitan dan lembah hijau yang tumbuh subur serta ternak yang dibiarkan bebas berkeliaran. 
Menembus Awan Menuju Puncak Titilis
Sesampai di Engelberg segera ke lokasi kereta gantung menuju puncak Titlis. Tiket kereta gantung ini relatif mahal, mencapai 92 Swiss Franc. Namun biaya sebanyak ini akan terbayar dengan sensasi naik kereta gantung dengan view yang luar biasa indah dengan cuaca yang cerah. Di sepanjang perjalanan dengan kereta gantung, bisa dilihat gugusan pegunungan yang menjulang tinggi serta lembah yang menghijau. Kereta gantung transit sebentar di tengah perjalanan. Disini pengunjung berganti kereta gantung ke ukuran yang lebih besar. Kereta gantung kedua ini bisa berputar 360 derajat yang memungkinkan pengunjung melihat dari berbagai sisi.
Bermain Salju di Puncak Titlis


Amazing View from Top of Titlis
Tak lama kemudian perjalanan kereta berakhir di puncak Titlis. Puncak Titlis diselimuti salju tebal. Sebelum main salju, makan siang dulu biar ga pingsan. Pemandangan di puncak Titlis sangat luar biasa. Gugusan puncak pegunungan Alpen yang berselimut salju, lembah hijau serta danau di kaki gunung merupakan atraksi luar biasa yang ditawarkan oleh puncak Titlis. Di puncak ini terdapat anjungan yang memanjakan pengunjung untuk melihat pemandangan secara lebih leluasa. Selain itu ada jembatan gantung yang bisa dipakai untuk uji keberanian pengunjung. Di bawah puncak Titlis terdapat terowongan yang menghubungkan salah satu sisi puncak Titlis dengan stasiun kereta gantung. Terowongan ini memudahkan pengunjung untuk balik ke stasiun tanpa melewati timbunan salju yang licin.
Pada saat turun dari puncak Titlis, aku sempatkan untuk turun di salah satu lokasi transit untuk melihat pemandangan danau di atas ketinggian. Danau Trubsee ini begitu indah, jernih dan berlatar belakang gunung tinggi yang puncaknya diselimuti salju. Sayangnya tidak bisa berlama-lama disini, karena jam layanan kereta gantung akan segera berakhir.
Truebsee

Truebsee

Truebsee

Setelah menunggu sekitar satu jam di Engelberg, kereta membawaku kembali ke Luzern. Luzern ternyata merupakan kota yang cantik. Danaunya indah dan ada satu jembatan penghubung dengan sebuah menara yang menjadi ikon di tengah-tengahnya. Sebelum menikmati senja di pinggir danau, disempatkan dulu untuk melihat patung yang populer disana, yakni patung singa bersedih. Walaupun menunjukkan ekspresi kesedihan, patung ini justru melambangkan kegigihan dan keberanian tentara Swiss dalam membela istana Prancis pada jaman dahulu.
Patung Singa Bersedih
Setelah patung singa, explore dilanjutkan ke katedral Luzern. Sore itu katedral yang mempunyai dua menara tinggi begitu cantik karena puncaknya masih mendapatkan sinar matahari sedangkan bagian bawahnya sudah gelap tertutup bayangan gunung. Tidak jauh dari katedral Luzern, danau Luzern begitu menawan dengan latar belakang perbukitan di kejauhan. Sore yang cerah itu juga semakin semarak denngan banyaknya pengunjung di sekitar danau. Hari itu merupakan hari istimewa. Dikaruniai cuaca cerah di dua lokasi utama wisata di Swiss. 
View dari Jembatan Kayu Luzern
Kota Luzern juga menyisakan cerita menarik tentang kebaikan seorang Ibu-ibu yang memberikan informasi arah penginapanku serta kebaikannya mengingatkan sopir untuk menurunkan aku di lokasi dekat hotel. Tanpa kebaikan ibu itu, mungkin aku harus berjalan lebih jauh lagi di tengah malam dan kelelahan.
Keesokan harinya merupakan hari terakhir di Swiss. Pagi hari dijadwalkan untuk segera ke stasiun agar bisa mengejar jadwal kereta menuju Interlaken. Perjalanan Luzern-Interlaken ini adalah perjalanan dengan kereta yang paling indah yang pernah aku tempuh. Jalur rel yang melintasi danau-danau cantik dan pegunungan indah sungguh tak akan terlupakan.
View indah di Sepanjang Perjalanan
Sampai saat ini aku masih merasa amazed bagaimana beberapa kali kereta memasuki terowongan dan bagaimana rel dibuat berkelok-kelok sedemikian rupa berpadu dengan panorama yang luar biasa menakjubkan. Yang menjadikan perjalanan saat itu semakin berkesan adalah kereta yang didesain khusus sehingga penumpang dapat melihat pemandangan di atas kereta, karena di atap kereta terdepat jendela tambahan.
Interlaken merupakan kota yang berada diantara dua danau besar di Swiss. Kota ini menawarkan keindahan tersendiri bagi pemburu pemandangan danau dengan latar belakang pegunungan. Namun sayang, saat itu Interlaken tidak masuk sebagai daerah tujuan melainkan hanya sebagai tempat transit menuju Lauterbrunnen. Dari Interlaken menuju Lauterbrunnen ini ditempuh dengan menggunakan kereta selama kurang lebih 30 menit. 
Lauterbrunnen
Di Lauterbrunnen terdapat air terjun yang sangat tinggi dengan latar belakang gunung yang puncaknya bersalju. Pengunjung dapat mendekat ke bawah air terjun melalui terowongan yang sudah disediakan. Sensasi berada dibawah air terjun Lauterbrunnen sungguh luar biasa. Dari sini dapat dilihat pemandangan yang lengkap dari sebuah imajinasi. Gunung tinggi dengan puncak bersalju, rel kereta api yang melingkar, jembatan kereta yang melewati sungai serta kawasan pemukiman yang berpadu dengan alam. Pemandangan yang sempurna dalam cuaca yang cerah. 
Turun dari area air terjun, lanjut ke arah gereja yang berada di tengah lembah Lauterbrunnen. Dari sini pemandangan juga tak kalah indah. Ada spot yang luar biasa untuk fotografi di area ini. Spot ini adalah dibawah jembatan kereta dengan view air terjun dan gunung bersalju. Dengan teknik sudut pengambilan yang tepat, gambar yang dihasilkan akan luar biasa.
Nice View from Lauterbrunnen
Calm... Gunung Bersalju dan Rimbun Pepohonan
Dari Lauterbrunnen, perjalanan dilanjutkan kembali ke Interlaken. Tidak banyak waktu untuk mengexplore kota ini karena harus segera melanjutkan perjalanan dengan kereta ke kota Basel. Sempat hampir ketinggalan kereta karena kelamaan menikmati pinggir sungai yang sangat jernih. Untungnya kereta sedikit terlambat, kalau tidak, mungkin hari itu bakal nyesel.
Kereta sempat berhenti sebentar di kota Bern. Bern adalah ibukota Swiss yang justru kalah populer dibanding kota-kota yang disebutkan sebelumnya. Pada saat transit, aku sempatkan untuk menginjak lantai stasiun demi memuaskan keinginan bahwa aku pernah menjejakkan di kota ini walau sekejap.
Pukul 15.30 kereta sampai di Basel. Lanjut explore kota Basel selama beberapa saat sambil mencari makanan sebelum naik bus menuju bandara Basel. Pesawat Ryan Air sempat delay selama 1 jam namun untungnya hal ini tidak sampai membuat jadwal bus ke Nottingham terganggu. Sekitar pukul 2 dinihari sampai dengan selamat kembali ke kontrakan.
A Perfect View
Swiss merupakan negara yang sangat indah. Pesan saya, jangan jadikan Swiss sebagai tujuan wisata pertama anda atau anda akan merasa sedikit kecewa terhadap daerah tujuan wisata setelahnya. Harga-harga barang, makanan dan jasa di Swiss termasuk paling mahal di Eropa. Maklum aja karena daerah kunjungan wisata biasanya memang mematok harga mahal untuk segala jenis komoditas. Jadi, siapkan tabungan secara baik sebelum berlibur di negara ini.

Selasa, 24 Oktober 2017

Hungary And Ceska, Pelesir Eropa Jilid II

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buat saya. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, saya juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Spectacular!
Dalam edisi ini, lokasi tujuan pelesir adalah Budapest di Hungary serta Prague dan Brno di Ceska. Pemilihan lokasi kali ini karena Budapest dan Prague merupakan destinasi yang mulai populer di kalangan pelancong. Sedangkan pemilihan kota Brno semata-mata karena biaya penerbangan dari kota ini menuju UK sangat murah.
Petualangan dimulai dengan menumpang bus Skylink Nottingham menuju East Midlands airport. Bandara ini merupakan bandara terdekat yang melayani penerbangan internasional ke seluruh penjuru Eropa. Beberapa pemeriksaan dilakukan oleh petugas baik dari maskapai maupun pihak keamanan bandara sebelum penerbangan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dokumen serta memenuhi persyaratan keamanan. Setelah melalui prosedur administrasi dan imigrasi, flight dilaksanakan sesuai jadwal yakni pukul 17.30 dan landing pukul 20.30 waktu Budapest. Waktu di Budapest lebih cepat satu jam dibanding UK.
Setiba di bandara Budapest, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju ke stasiun tram di pinggiran Budapest. Suasana pinggiran Budapest terasa sepi, gelap dan terkesan kurang tertata rapi. Begitu pula suasana di jalan raya, tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Perjalanan dengan bus ditempuh kurang lebih 30 menit. Selepas itu perjalanan dilanjutkan dengan naik tram “kaleng krupuk”. Kenapa saya katakan mirip kaleng krupuk? karena kondisi gerbongnya sudah sangat tua, warnanya kusam dan terkesan kurang terawat. Namun demikian kondisi di dalam kereta ternyata tidak seburuk tampilan luarnya. Interior kereta cukup nyaman dan petunjuk perjalanan tertera dengan jelas. 
Lokasi stasiun tram dengan hostel tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sebelum cek in, saya sempatkan untuk untuk cari takjil n perbekalan buat sahur karena pelesir kali ini dilaksanakan pada bulan puasa. Sesampai di hostel dan menaruh bawaan, saya lanjut explore kota Budapest di malam hari. Jarak hostel dengan lokasi utama wisata di Budapest dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Dan lokasi yang dituju malam itu adalah jembatan Szechenyi. 
Jembatan Szechenyi di Malam Hari
Jembatan ini adalah jembatan utama yang membelah sungai Danube dengan view Istana Buda dan terowongan Buda Castle. View Budapest malam itu sungguh sangat menawan. Gemerlap cahaya lampu dari kedua sisi sungai membikin betah mata untuk memandang segala penjuru kota. Dengan berjalan kaki serta didukung cuaca yang cerah, saya dapat menikmati pemandangan malam di Budapest dengan leluasa.
It Won't Kill Me Instead

Selain jembatan rantai Szechenyi dan Istana Buda, pemandangan menarik berasal dari gedung parlemen Hungary yang terletak disisi sungai Danube. Gedung yang bercita rasa seni tinggi itu diterangi oleh lampu-lampu malam yang semakin menambah eksotisme gedung tersebut. Sungguh malam yang sempurna.
Gedung Parlemen Hungary
Pukul 01.00 dini hari, sebagian besar lampu-lampu gedung dan jembatan dimatikan. Suasana kota menjadi gelap. Saatnya saya kembali ke hostel dengan berjalan kaki menyusuri jembatan. Sesampai di hostel saya lanjut mempersiapkan sahur untuk puasa esok hari.
Mari Melancong

Istana Buda dari Jembatan Gantung

Kemana Kita?
Pagi harinya, saya explore Budapest dimulai lagi. Menyusuri jalan yang dilalui malam sebelumnya, kali ini perjalanan dilanjutkan ke istana Buda menggunakan kereta listrik hingga sampai ke puncak bukit. di puncak bukit inilah Istana Buda berdiri megah. Dari puncak bukit, view sungai Danube dengan jembatan-jembatan yang melintasinya sungguh mengesankan. Rapi, megah dan indah. Sayangnya pemandangan tersebut lumayan terganggu oleh banyaknya crane yang berdiri kokoh.
Cuaca Budapest saat itu cerah dan terik  karena matahari bersinar menyengat. Walaupun panas, Budapest saat itu bener-bener indah. Kotanya tertata rapi dan bersih serta banyak bangunan yang bercita seni tinggi. Dari Istana Buda saya lanjut jalan ke areal Gereja Mathias. Gereja ini sangat unik karena eksterior atapnya dipenuhi ornamen berwarna-warni. Di sekitar gereja ini terdapat beberapa patung yang semakin menambah kesan artistik. 
Tidak jauh dari gereja Mathias terdapat sebuah bangunan semacam benteng yang dinamakan Fishermen’s Bastion. Bangunan ini sangat unik karena bentuk atapnya mirip kuil-kuil di daratan asia. Selain itu di tempat ini juga terdapat patung-patung yang seakan menunjukkan kesiapsiagaan orang-orang Magyar menghadapi lawan.

Selepas itu, perjalanan dilanjutkan menuruni bukit menuju sisi sungai Danube yang bertepatan berhadapan dengan Gedung Parlemen Hungary. Cuaca yang cerah membuat pemandangan menjadi indah. Perpaduan warna gedung dengan langit biru sore itu bener-bener mantap.
Perjalanan kemudian dilanjut ke arah Old Market menggunakan Buda metro. Suasana sore itu sangat mengesankan. Duduk di tepi sungai di dekat Liberty bridge, memandang kapal-kapal yang melintasi sungai Danube, mengagumi kemegahan gedung-gedung disepanjang sisi sungai, menikmati matahari yang meredup di saat senja, adalah momen istimewa yang akan selalu dikenang. Maghrib menjelang, saatnya mencari takjil untuk kemudian melanjutkan journey ke negara berikutnya.
a Romantic Twilight in Liberty Bridge 
Dengan kembali naik “kaleng krupuk”, sampailah akhirnya di Ferencfaros Budapest Bus Station. Dari lokasi ini, perjalanan dilanjutkan menuju ke Praha Ceska melewati negara Slovakia dengan menggunakan Flixbus, bus antar negara yang sangat nyaman. Perjalanan memakan waktu selama 6 jam dari pukul 24.00 sampai di Prague pukul 06.00, dan di tengah perjalanan itu pula saya menunaikan ibadah sahur.
Di Prague hujan gerimis menyambut. Durasi hujan ini cukup lama hingga saya harus nyari tempat yang nyaman buat berteduh. Belum mandi dan masih kucel, saya duduk-duduk dulu ngopi di gerai starbucks sambil nunggu cuaca cerah. Ketika hujan reda, perjalanan saya lanjut ke arah kastil Prague melewati Charles Bridge. Gedung-gedung di Prague tak kalah artistik dibanding dengan Budapest. Yang membedakan adalah di Prague terlalu banyak pengunjung yang menyebabkan saya kurang bisa mengexplore kota ini dengan leluasa. Di Charles Bridge banyak pasangan dari asia yang melaksanakan pre-wedding photo session. Sedikit banyak ini bikin ga nyaman, karena aku pengen.. eh karena lokasi pengambilan fotonya makan tempat/lokasi.

Charles Tower
The Cathedral


Dari Charles Bridge, journey saya lanjut ke kastil Prague. Untuk ke kastil ini dibutuhkan tenaga extra, karena harus menaiki bukit yang lumayan tinggi. Namun dari atas bukit, rasa lelah dan tenaga yang terpakai akan terbayar dengan pemandangan yang ditawarkan. Dari tempat ini saya bisa menikmati pemandangan bangunan-bangunan di Prague yang unik dan khas dari ketinggian. Selain itu juga terlihat beberapa menara gereja yang menjulang tinggi. Ini menambah keindahan panorama kota Prague. Ahh.. Prague memang indah.
Warna-warni Bunga
Journey saya lanjutkan dengan memasuki area di dalam kastil. Setelah melalui pemeriksaan keamanan, pengunjung bebas memasuki areal yang sangat luas ini. Dalam areal kastil ini terdapat banyak bangunan diantaranya: kediaman presiden Ceska, kastil kuno, beberapa gereja, dan taman-taman yang terawat dengan baik. Butuh waktu seharian untuk dapat mengexplore semua bagian dari kastil ini karena memang kawasan ini cukup luas. Selain itu di dalam kastil terdapat beberapa toko cindera mata yang menyediakan kenang-kenangan dari Prague. 
Megah n Artistik

Cuaca Prague pada saat itu cerah. Matahari bersinar sepanjang hari dengan selingan awan yang mewarnai. Ini membuat pemandangan menjadi semakin indah. Ada banyak lokasi yang bisa diexplore disini, namun harus sabar kalau ingin mendapatkan foto yang bagus karena pengunjung pada hari itu sangat banyak.
Selepas dari kastil Prague, saya lanjut ke town square, salah satunya untuk melihat jam astronomi yang nempel di sebuah gereja. Di pusat kota ini, suasana sangat ramai oleh pengunjung. Dari pusat kota saya lanjut ke hostel dengan naik tram untuk menaruh barang dan istirahat siang.
Ketika hari sudah agak sore, explore saya lanjut dengan tujuan utama the Dancing House. Bangunan ini sangat unik dari segi arsitektur karena bentuknya tidak simetris dan kesannya seperti sedang berdansa. Sayangnya saya tidak bisa lama-lama explore disini karena hujan deras keburu turun. Dengan buru-buru journey saya lanjut ke arah pusat kota. Setelah mendapat spot yang bagus menghadap ke arah kastil, sore itu saya habiskan dengan menikmati pemandangan kastil Prague dari sisi sungai Vltava sambil menantikan saat berbuka puasa. Duduk di tepi sungai sambil menyaksikan momen-momen pergantian siang ke malam, dari langit terang sampai kemudian meredup, serta saat lampu kastil dinyalakan merupakan salah satu the finest hours selama perjalanan ini. Setelah siang berganti malam, saatnya saya beristirahat di Hostel. Sebelum istirahat, saya tidak lupa makan sahur terlebih dulu .

Tariik Maang
Menuju Senja
Esok harinya, perjalanan saya lanjutkan menuju ke Brno menggunakan kereta api. Karena telat bangun, pagi itu saya lewati tanpa mandi pagi. Gapapa ga mandi, yang penting bau. Perjalanan dari Prague ke Brno membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Karena waktu penerbangan masih lama, waktu yang ada saya gunakan untuk explore kota Brno. Dibandingkan dengan Budapest dan Prague, Brno terkesan seperti kota yang masih kuno dan dalam proses berkembang. Tampilan stasiun Brno tidak terlalu mewah dan malah kelihatan kurang terurus.

Salah Satu Sudut kota Brno
Di dekat stasiun Brno terdapat bangunan bersejarah berupa komplek bangunan yang dikelilingi benteng. Di dalam areal ini terdapat banyak bangunan diantaranya Calvary, bangunan yang dibuat sebagai penghormatan atas peran pahlawan dari tanah Ceska. Sembari menyusuri benteng saya juga bisa menikmati pemandangan kota Brno. Cuaca saat itu tidak terlalu cerah, namun demikian pemandangan kota Brno masih dapat dilihat dengan jelas.
Menara Katedral St Peter n Paul
Suasana Kota Brno
Di bagian puncak kawasan ini terdapat Katedral St Peter and Paul. Bangunan katedral ini berdiri sangat megah dengan menara kembar yang menjulang tinggi. Interior gereja ini juga mengesankan. Nuansa warna krem dipadu dengan interior kayu menjadikan bagian dalam gereja ini semakin indah. Cukup lama waktu yang saya habiskan di tempat ini sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke bandara setempat.
Pukul 15.00 saatnya saya menuju bandara. Perjalanan ditempuh sekitar 45 menit. Sembari menunggu jadwal keberangkatan, disempatkan dulu main piano yang tersedia di bandara, lumayan bangga karena waktu itu sempat diabadikan oleh seorang cewek bule. Pukul 17.00 flight menuju London Stansted departed. Sekira pukul 18.30 perjalanan dilanjut untuk menuju stasiun kereta St Pancras. Kemudian perjalanan dilanjut dengan kereta East Midlands trains menuju Nottingham. Pukul 00.15 saya naik tram terakhir untuk kembali ke hunian saya di Nottingham.

Keunggulan lokasi tujuan wisata yang belum terlalu populer adalah kita bisa menikmati pemandangan ato lokasi tersebut secara lebih leluasa karena jumlah pengunjung tidak terlalu banyak. Sebagai perbandingan, walaupun Prague secara fasilitas lebih baik dan kotanya lebih indah, namun Budapest lebih nyaman untuk dikunjungi karena tidaak terlalu ramai pengunjung. Selain itu, harga-harga makanan di Budapest lebih murah. Tidak perlu kuatir tersesat di Budapest atau Prague, kebanyakan warga lokal dapat dimintain tolong dengan menggunakan bahasa Inggris. So.. Silakan merencanakan petualanganmu di Hungary n Ceska.

Austria, Pelesir Eropa Jilid I

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajahi negara-negara indah di Eropa.

Austria
Negara yang aku kunjungi dalam pelesir eropa jilid I ini adalah Austria. Kenapa Austria menjadi pilihan, karena negara ini mempunya banyak lokasi wisata menakjubkan dan kebetulan waktu itu ada tiket pesawat promo dari salah satu maskapai.
Perjalanan dimulai dari Nottingham dengan naik Bus Natex jurusan Nottingham-Victoria London pukul 17.00. Jadwal jam segitu diambil karena flight London-Linz dijadwalkan pukul 07.00 pagi. Karena itu, dari Nottingham diambil jadwal bus jam yang lumayan sore supaya ga kelamaan nunggu di bandara ntar.
Perjalanan dari Nottingham ke London memakan waktu 3 jam. Setelah sampai di Victoria coach station, cari makan dulu untuk kemudian nunggu bus menuju Stansted airport. Dari bus station ke bandara butuh waktu sekitar 1 jam, nyampe di stanted pukul 02.00 dalam cuaca yang super dingin, musim winter di belahan Eropa. Karena waktu penerbangan masih lama, tidur dulu di lantai bandara, ngga bawa alas yang proper terpaksa menggunakan alas koran. Pengalaman tak terlupakan, tidur di lantai dalam cuaca dingin menusuk.
Pukul 04.30, petugas keamanan bandara membangunkan semua calon penumpang pesawat yang tidur di kawasan bandara. Sesudah itu bersiap untuk diperiksa oleh pihak keamanan bandara. Setelah cek in dan menunggu sekitar 1 jam, penerbangan menuju tanah eropa di mulai, penerbangan ini memakan waktu sekitar 2 jam.
Eropa!!! Austria!!!
Pukul 09.00 waktu setempat pesawat tiba di Linz airport Austria dengan selamat. Dari bandara perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju kota Linz. Dalam perjalanan, terlihat hamparan salju menyelimuti seluruh sudut kota linz. Pemandangan yang luar biasa, karena baru kali ini melihat hamparan salju begitu luas.
Membeku


Berlatar Salju
Kota Linz bukanlah kota tujuan utama wisata, tidak terlalu banyak lokasi yang bisa diexplore di kota ini. Namun demikian ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi antara lain katedral, jembatan sungai Danube, museum dan pusat kota Linz. Pada musim dingin, keindahan taman di kota ini tidak begitu terlihat, karena pepohonan tak berdaun dan bunga-bunga sedang tidak mekar. 
Kota Linz ini merupakan kota transit dalam perjalanan kali ini. Dari Linz perjalanan berlanjut menuju kota Salzburg menggunakan kereta api. Inilah pengalaman pertama naik kereta api di daratan eropa. Sepanjang perjalanan disuguhi hamparan salju tebal. Pemandangan yang sungguh indah dan menakjubkan. Perjalanan ini ditempuh selama 1,5 jam. Sesampai di Salzburg pukul 18.00, hari sudah gelap, karena malam lebih panjang dibanding siang.
Keesokan harinya, cuaca di Salzburg sangat cerah namun suhu udara mencapai minus 8 derajat celcius. Dalam suhu ini salju mengeras dan menjadikan jalan menjadi licin. Sekitar pukul 10.00 berangkat menuju lokasi utama perjalanan kali ini. Naik bus dan transit sekitar 30 menit di St Gilgen. 
St Gilgen Lake
Di tempat transit ini, menyempatkan menikmati indahnya danau St Gilgen dalam cuaca yang cerah. Pinggiran danau tertutup salju yang sangat tebal, membuat pemandangan menjadi lebih indah. Sebentar kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik bus menuju Bad Ischl. Dari Bad Ischl lanjut naik kereta yang melintasi kawasan perbukitan berselimut salju. Pemandangan di sepanjang perjalanan dengan kereta ini begitu luar biasa. Di bagian kiri kereta bukit bersalju dan di kanan danau berlatar belakang gunung salju dan langit yang cerah.
Kira2 20 menit kemudian kereta berhenti di stasiun Halstatt, perjalanan lalu dilanjutkan dengan naik kapal melintasi danau yang sangat jernih dan tenang. Dari kejauhan terlihat rumah-rumah berjajar disepanjang pinggir danau berlatar belakang bukit berselimut salju.

Sesampai di Halstatt, segera naik ke atas bukit untuk mendapatkan view yang lebih indah. Dari kawasan perbukitan, pemandangan yang disuguhkan halstatt sungguh memukau. Kombinasi bukit berselimut salju, danau yang indah dan langit yang cerah sungguh memanjakan mata. Banyak spot yang bisa diexplore di Halstatt, diantaranya dua gereja yang menjadi lansekap. Selain itu ada beberapa bangunan yang instragammable dan berwarna-warni. Pada saat musim salju, pemandangan rumah dan bangunan2 tersebut kontras dengan salju yang berwarna putih. Hal ini semakin menambah indahnya daya tarik Halstatt.


Menjelang Berlabuh

Tibalah waktunya kembali ke Salburg selepas menjelajahi sudut-sudut Halstatt. Setiba di Salzburg, waktu masih menunjukkan pukul 19.00 namun hari sudah gelap karena dalam musim dingin malam datang lebih cepat.
Keesokan harinya adalah saatnya mengexplore kota Salzburg. Lokasi pertama adalah Kastil Slazburg. Untuk menuju kastil ini ada dua pilihan, satu jalan kaki naik hingga ke puncak kastil, murah tapi bikin gempor, atau dua, naik tram. Mahal tapi sudah sekaligus tiket masuk kastil hingga puncaknya. Pilihan kedua diambil demi efisiensi waktu. Cuaca Salzburg saat itu cerah tanpa awan. Walau matahari bersinar terik, namun tidak membuat leleh salju, karena suhu udara waktu itu mencapai minus 9 derajat.
Salzburg Castle
Kastil salzburg menawarkan pemandangan yang menawan. Dari sisi depan, kastil ini menghadap ke Kota salzburg yang diwarnai dengan bangunan-bangunan dengan cita rasa arsitektur tingkat tinggi serta sungai yang membelah kota Salzburg. 
From Top of the Castle
Pada bagian belakang, pengunjung dapat leluasa melihat kawasan pemukiman Salzburg dengan latar belakang pegunungan yang berselimut salju. Luar biasa indah. Dalam kastil ini juga terdapat beberapa museum, diantaranya museum boneka. Selain itu ada beberapa peninggalan berupa meriam yang dulu digunakan untuk melindungi kota dari serangan musuh. Atraksi utama dari kastil ini adalah perjalanan menuju puncak kastil. Dari sini ini, pemandangan keseluruhan kastil dan kota Salzburg dapat dinikmati dari segala penjuru.
A Perfect Day in Salzburg
Lokasi berikutnya adalah rumah Mozart. Rumah ini adalah peninggalan musikus dan komposer ternama dunia. Rumah ini berada diantara bangunan-bangunan bersejarah lainnya. Tidak jauh dari rumah mozart terdapat jembatan yang sisi-sisinya dipenuhi dengan gembok-gembok cinta. Ada banyak nama pasangan yang tertera di gembok tersebut sebagai harapan akan langgengnya hubungan mereka nantinya.
Gembok Cinta

Dari sisi jembatan, kastil Salzburg terlihat kokoh melindungi kota Salzburg. Dalam cuaca yang cerah tersebut, kombinasi jembatan, sungai, dan kastil serta bangunan-bangunan indah dapat dinikmati dengan sepuasnya. Tidak seberapa jauh dari sungai, terdapat taman yang tertutup salju. Tidak banyak tanaman atau bunga yang dapat dinikmati keindahannya karena di musim dingin, tumbuh2an seakan beringsut mati untuk kemudian lahir kembali di musim semi.
Pukul 16.00 saatnya menuju ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Wien menggunakan kereta. Perjalanan di tempuh kurang lebih 2,5 jam dalam sarana transportasi yang mewah dan nyaman untuk ukuran kelas ekonomi. Setiba di Wien, perjalanan dilanjut dengan tram menuju ke tempat penginapan.
Esok harinya adalah saat yang tepat untuk explore kota Wien. Cuaca pada saat itu cerah walau suhu udara sangat dingin serta hembusan angin cukup kuat. Kota Wien penuh dengan bangunan indah dan megah. Namun sayangnya pada musim dingin, tidak ada bunga yang sedang mekar. Selain itu, kebanyakan pepohonan sedang tidak berdaun. Namun hal ini justru membuat bangunan-bangunan yang ada nampak kokoh. Ada beberapa lokasi yang bisa dinikmati di Kota Wien, diantaranya: gedung parlemen, lapangan ice skating outdoor, katedral, War Memorial Garden, dan gedung-gedung indah lainnya. 
Gedung Parlemen Wien

Wien Park

Ice Skating di tengah Kota
Taman-taman di Kota Wien diatur dengan rapi dan cantik. Salah satu taman di kota ini dilintasi sebuah sungai yang membeku. Pemandangan ini sangat luar biasa indah khususnya bagi pelancong yang sebelumya tidak pernah melihat salju.
Unsere Garten

Beethoven Statue
Di kota ini juga banyak patung-patung yang dibuat untuk mengenang tokoh tokoh jaman dahulu diantaranya patung Strauss, Beethoven, dan prasasti Sigmund Freud. Namun yang menjadi daya tarik utama pada saat itu adalah taman dan istana Beldevere. Taman ini sangat luas dengan latar belakang istana Beldevere yang sangat memukau. Kebetulan saat itu cuaca beranjak mendung menjadikan pemandangan istana Beldevere menjadi semakin dramatis.
War Memorial
Senja menjelang saatnya sang pelancong pulang. Puas seharian mengexplore kota Wien, saatnya kemudian badan diistirahatkan. Pukul 5.30 waktu Wien perjalanan di lanjutkan menuju kota Linz. Sekitar pukul 7 sudah sampai di stasiun kota Linz untuk kemudian naik bus menuju ke bandara Linz. Pukul 10.00 pesawat Ryan Air take off menuju Stansted airport London. Pukul 11.30 menuju ke Victoria coach station. Setelah menempuh perjalanan 3 jam dari London, sekitar pukul 18.30 kembali dengan selamat sampai di Nottingham.

Beldevere 
Ada beberapa kesan yang didapat dari perjalanan ke Eropa jilid I ini. Pertama, penduduk Austria sangat ramah dan mau berbincang dengan bahasa Inggris. Mereka tidak sungkan memberikan bantuan atau petunjuk kepada orang asing. Kedua, harga makanan secara umum lebih murah dibanding dengan UK. Ada beberapa restoran halal namun lebih sedikit jumlahnya dibanding dengan UK. Ketiga, papan petunjuk transportasi di Austria sudah sangat jelas membantu pelancong dalam merencanakan perjalanannya. Disamping itu, ketepatan jadwal perjalanan sarana transportasinya juga sangat akurat. So,, visit Austria, lokasi syuting 99 Cahaya di Langit Eropa. 

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...