Rabu, 25 Oktober 2017

Mahal yang Setimpal, Tour Eropa Jilid III

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Titlis at Switzerland

Dalam edisi kali ini, tujuan utamanya adalah menikmati keindahan alam Swiss yang sangat terkenal. Waktu keberangkatan dipilih pada saat yang pas yakni pada saat jadwal kuliah tidak terlalu sibuk. Selain itu agenda perjalanan disusun dengan rapi supaya dapat memaksimalkan journey kali ini.
Dari Nottingham ke London dulu naik bus Natex. Berangkat pukul 08.00 sampai di Stansted airport pukul 11.40. Stansted identik dengan Ryan Air. Mayoritas pesawat di airport ini adalah pesawat dari maskapai Ryan Air yang bermarkas di Ireland.
Dari Stansted terbang menuju ke Basel pukul 14.30 dan landing sekitar pukul 17.00. Setelah beberapa saat kebingungan dalam membeli tiket transportasi umum, akhirnya dapat bantuan dari mbah google tentang cara dan pilihan dalam membeli tiket bus bandara.
Setiba di hostel, naruh barang dulu untuk kemudian explore kota yang terkenal dengan banyaknya museum ini. Dengan menggunakan tram, lokasi pertama yang dituju adalah jembatan Wettstenbrucke yang melintang di atas sungai Danube di dekat Kunst Museum. Dari jembatan ini kita bisa menyaksikan Basel Minster, katedral utama di kota Basel. Suhu saat itu tidak terlalu dingin namun cuaca juga tidak terlalu cerah. Hal ini sedikit banyak membuat kesan tentang Basel menjadi kurang menarik, mendung dan berangin. Selain itu, saat itu situasi di seberang sungai Danube sedang sepi. 
Basel Minster dari Danube River

Kesan sepi dan kurang menarik ini masih belum hilang meskipun kemudian aku menuju ke city center. Suasana saat itu sangat sepi, tidak banyak pengunjung di area ini. Mungkin karena waktu itu sudah larut malam. Namun tidak semua sudut kota Basel sepi, di beberapa tempat khususnya pub banyak terlihat pelancong yang berkumpul sambil minum bersama. Karena sudah larut malam, aku putuskan balik ke hostel melewati Basel Minster. Waktu itu sudah larut malam dan sepi, suasana cenderung horor karena kebanyakan jendela gedung-gedung di sekitar Basel Minster dibiarkan terbuka.
Basel Minster in the Late Night Summer
Keesokan harinya pukul 08.00 pagi menuju Zurich dari stasiun Basel. Dalam suasana mendung, kereta melaju dengan tenang dan nyaman. Saat itu sedang musim panas di belahan eropa, pepohonan berwarna hijau sebagaimana negara tropis. Yang menjadikannya istimewa adalah kerapian kota-kota yang dilewati kereta ini. Selain itu kontur pegunungan Swiss di sepanjang rel sangat indah dan memanjakan mata.
Zurich menyambut dengan gerimis hujan. Klop lah suasana pagi itu, dingin, lapar, gerimis dan langit gelap. Menyingkir sebentar sambil menikmati kopi sambil berharap cuaca segera membaik. Namun sayang, harapan tinggal harapan, hujan tidak kunjung berhenti. Kepalang taggung, akhirnya nekat menembus hujan. Tujuan awal di Zurich adalah University of Zurich. Untuk mencapai lokasi ini harus menaiki bukit yang cukup terjal. Sebenarnya ada kereta yang melayani penumpang ke kampus, namun hari itu kereta dimaksud sedang tidak beroperasi.
Dari area kampus University of Zurich dapat dinikmati pemandangan kota Zurich dari ketinggian. Lagi-lagi crane mengganggu pemandangan. Sampai saat itu cuaca masih mendung dan gerimis. Selepas mengunjungi kampus, pelesir dilanjutkan dengan melewati jembatan menuju ke Lindelof, di sisi seberang danau Zurich. Ini merupakan lokasi ketinggian di atas bukit untuk mendapatkan view yang bagus. Dari sini Danau Zurich terlihat sangat jernih dan sesekali dapat disaksikan kapal wisata melintasi danau. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke dermaga danau Zurich, untungnya cuaca saat itu lumayan cerah berawan, kondisi ini lebih baik untuk menikmati danau Zurich yang sangat indah.
View from Lindelof
Dari dermaga perjalanan dilanjutkan untuk mencari makan siang di dekat stasiun. Selepas itu menikmati taman kota Zurich yang lumayan ramai saat itu. Karena sudah punya tiket harian, sore itu diputuskan untuk dihabiskan di sisi danau Zurich, tepatnya di depan atraksi air mancur, di dekat tempat parkir kapal-kapal wisata.
Atraksi Seru Air Mancur di Danau Zurich
Lumayan lama waktu yang dihabiskan di tempat ini, karena memang tempat ini sungguh indah dan istimewa. Malam semakin gelap, sebelum kembali ke penginapan, disempatkan dulu explore jembatan danau Zurich.
Hari berikutnya adalah hari istimewa. Hari ini diagendakan untuk menikmati salah satu puncak terindah di Eropa. Perjalanan hari itu diawali dengan naik kereta dari Zurich menuju Luzern. Dari Luzern nunggu bentar untuk kemudian naik kereta lagi menuju Engelberg. Sepanjang perjalanan menuju Engelberg disuguhi pemandangan indah perbukitan dan lembah hijau yang tumbuh subur serta ternak yang dibiarkan bebas berkeliaran. 
Menembus Awan Menuju Puncak Titilis
Sesampai di Engelberg segera ke lokasi kereta gantung menuju puncak Titlis. Tiket kereta gantung ini relatif mahal, mencapai 92 Swiss Franc. Namun biaya sebanyak ini akan terbayar dengan sensasi naik kereta gantung dengan view yang luar biasa indah dengan cuaca yang cerah. Di sepanjang perjalanan dengan kereta gantung, bisa dilihat gugusan pegunungan yang menjulang tinggi serta lembah yang menghijau. Kereta gantung transit sebentar di tengah perjalanan. Disini pengunjung berganti kereta gantung ke ukuran yang lebih besar. Kereta gantung kedua ini bisa berputar 360 derajat yang memungkinkan pengunjung melihat dari berbagai sisi.
Bermain Salju di Puncak Titlis


Amazing View from Top of Titlis
Tak lama kemudian perjalanan kereta berakhir di puncak Titlis. Puncak Titlis diselimuti salju tebal. Sebelum main salju, makan siang dulu biar ga pingsan. Pemandangan di puncak Titlis sangat luar biasa. Gugusan puncak pegunungan Alpen yang berselimut salju, lembah hijau serta danau di kaki gunung merupakan atraksi luar biasa yang ditawarkan oleh puncak Titlis. Di puncak ini terdapat anjungan yang memanjakan pengunjung untuk melihat pemandangan secara lebih leluasa. Selain itu ada jembatan gantung yang bisa dipakai untuk uji keberanian pengunjung. Di bawah puncak Titlis terdapat terowongan yang menghubungkan salah satu sisi puncak Titlis dengan stasiun kereta gantung. Terowongan ini memudahkan pengunjung untuk balik ke stasiun tanpa melewati timbunan salju yang licin.
Pada saat turun dari puncak Titlis, aku sempatkan untuk turun di salah satu lokasi transit untuk melihat pemandangan danau di atas ketinggian. Danau Trubsee ini begitu indah, jernih dan berlatar belakang gunung tinggi yang puncaknya diselimuti salju. Sayangnya tidak bisa berlama-lama disini, karena jam layanan kereta gantung akan segera berakhir.
Truebsee

Truebsee

Truebsee

Setelah menunggu sekitar satu jam di Engelberg, kereta membawaku kembali ke Luzern. Luzern ternyata merupakan kota yang cantik. Danaunya indah dan ada satu jembatan penghubung dengan sebuah menara yang menjadi ikon di tengah-tengahnya. Sebelum menikmati senja di pinggir danau, disempatkan dulu untuk melihat patung yang populer disana, yakni patung singa bersedih. Walaupun menunjukkan ekspresi kesedihan, patung ini justru melambangkan kegigihan dan keberanian tentara Swiss dalam membela istana Prancis pada jaman dahulu.
Patung Singa Bersedih
Setelah patung singa, explore dilanjutkan ke katedral Luzern. Sore itu katedral yang mempunyai dua menara tinggi begitu cantik karena puncaknya masih mendapatkan sinar matahari sedangkan bagian bawahnya sudah gelap tertutup bayangan gunung. Tidak jauh dari katedral Luzern, danau Luzern begitu menawan dengan latar belakang perbukitan di kejauhan. Sore yang cerah itu juga semakin semarak denngan banyaknya pengunjung di sekitar danau. Hari itu merupakan hari istimewa. Dikaruniai cuaca cerah di dua lokasi utama wisata di Swiss. 
View dari Jembatan Kayu Luzern
Kota Luzern juga menyisakan cerita menarik tentang kebaikan seorang Ibu-ibu yang memberikan informasi arah penginapanku serta kebaikannya mengingatkan sopir untuk menurunkan aku di lokasi dekat hotel. Tanpa kebaikan ibu itu, mungkin aku harus berjalan lebih jauh lagi di tengah malam dan kelelahan.
Keesokan harinya merupakan hari terakhir di Swiss. Pagi hari dijadwalkan untuk segera ke stasiun agar bisa mengejar jadwal kereta menuju Interlaken. Perjalanan Luzern-Interlaken ini adalah perjalanan dengan kereta yang paling indah yang pernah aku tempuh. Jalur rel yang melintasi danau-danau cantik dan pegunungan indah sungguh tak akan terlupakan.
View indah di Sepanjang Perjalanan
Sampai saat ini aku masih merasa amazed bagaimana beberapa kali kereta memasuki terowongan dan bagaimana rel dibuat berkelok-kelok sedemikian rupa berpadu dengan panorama yang luar biasa menakjubkan. Yang menjadikan perjalanan saat itu semakin berkesan adalah kereta yang didesain khusus sehingga penumpang dapat melihat pemandangan di atas kereta, karena di atap kereta terdepat jendela tambahan.
Interlaken merupakan kota yang berada diantara dua danau besar di Swiss. Kota ini menawarkan keindahan tersendiri bagi pemburu pemandangan danau dengan latar belakang pegunungan. Namun sayang, saat itu Interlaken tidak masuk sebagai daerah tujuan melainkan hanya sebagai tempat transit menuju Lauterbrunnen. Dari Interlaken menuju Lauterbrunnen ini ditempuh dengan menggunakan kereta selama kurang lebih 30 menit. 
Lauterbrunnen
Di Lauterbrunnen terdapat air terjun yang sangat tinggi dengan latar belakang gunung yang puncaknya bersalju. Pengunjung dapat mendekat ke bawah air terjun melalui terowongan yang sudah disediakan. Sensasi berada dibawah air terjun Lauterbrunnen sungguh luar biasa. Dari sini dapat dilihat pemandangan yang lengkap dari sebuah imajinasi. Gunung tinggi dengan puncak bersalju, rel kereta api yang melingkar, jembatan kereta yang melewati sungai serta kawasan pemukiman yang berpadu dengan alam. Pemandangan yang sempurna dalam cuaca yang cerah. 
Turun dari area air terjun, lanjut ke arah gereja yang berada di tengah lembah Lauterbrunnen. Dari sini pemandangan juga tak kalah indah. Ada spot yang luar biasa untuk fotografi di area ini. Spot ini adalah dibawah jembatan kereta dengan view air terjun dan gunung bersalju. Dengan teknik sudut pengambilan yang tepat, gambar yang dihasilkan akan luar biasa.
Nice View from Lauterbrunnen
Calm... Gunung Bersalju dan Rimbun Pepohonan
Dari Lauterbrunnen, perjalanan dilanjutkan kembali ke Interlaken. Tidak banyak waktu untuk mengexplore kota ini karena harus segera melanjutkan perjalanan dengan kereta ke kota Basel. Sempat hampir ketinggalan kereta karena kelamaan menikmati pinggir sungai yang sangat jernih. Untungnya kereta sedikit terlambat, kalau tidak, mungkin hari itu bakal nyesel.
Kereta sempat berhenti sebentar di kota Bern. Bern adalah ibukota Swiss yang justru kalah populer dibanding kota-kota yang disebutkan sebelumnya. Pada saat transit, aku sempatkan untuk menginjak lantai stasiun demi memuaskan keinginan bahwa aku pernah menjejakkan di kota ini walau sekejap.
Pukul 15.30 kereta sampai di Basel. Lanjut explore kota Basel selama beberapa saat sambil mencari makanan sebelum naik bus menuju bandara Basel. Pesawat Ryan Air sempat delay selama 1 jam namun untungnya hal ini tidak sampai membuat jadwal bus ke Nottingham terganggu. Sekitar pukul 2 dinihari sampai dengan selamat kembali ke kontrakan.
A Perfect View
Swiss merupakan negara yang sangat indah. Pesan saya, jangan jadikan Swiss sebagai tujuan wisata pertama anda atau anda akan merasa sedikit kecewa terhadap daerah tujuan wisata setelahnya. Harga-harga barang, makanan dan jasa di Swiss termasuk paling mahal di Eropa. Maklum aja karena daerah kunjungan wisata biasanya memang mematok harga mahal untuk segala jenis komoditas. Jadi, siapkan tabungan secara baik sebelum berlibur di negara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...