Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri
merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk
menjelajah negara-negara indah di Eropa.
|
Titlis at Switzerland |
Dalam edisi kali
ini, tujuan utamanya adalah menikmati keindahan alam Swiss yang sangat
terkenal. Waktu keberangkatan dipilih pada saat yang pas yakni pada saat jadwal
kuliah tidak terlalu sibuk. Selain itu agenda perjalanan disusun dengan rapi
supaya dapat memaksimalkan journey kali ini.
Dari Nottingham ke
London dulu naik bus Natex. Berangkat pukul 08.00 sampai di Stansted airport
pukul 11.40. Stansted identik dengan Ryan Air. Mayoritas pesawat di airport ini
adalah pesawat dari maskapai Ryan Air yang bermarkas di Ireland.
Dari Stansted
terbang menuju ke Basel pukul 14.30 dan landing sekitar pukul 17.00. Setelah
beberapa saat kebingungan dalam membeli tiket transportasi umum, akhirnya dapat
bantuan dari mbah google tentang cara dan pilihan dalam membeli tiket bus
bandara.
Setiba di hostel,
naruh barang dulu untuk kemudian explore kota yang terkenal dengan banyaknya
museum ini. Dengan menggunakan tram, lokasi pertama yang dituju adalah jembatan
Wettstenbrucke yang melintang di atas sungai Danube di dekat Kunst Museum. Dari
jembatan ini kita bisa menyaksikan Basel Minster, katedral utama di kota Basel.
Suhu saat itu tidak terlalu dingin namun cuaca juga tidak terlalu cerah. Hal
ini sedikit banyak membuat kesan tentang Basel menjadi kurang menarik, mendung
dan berangin. Selain itu, saat itu situasi di seberang sungai Danube sedang
sepi.
|
Basel Minster dari Danube River |
Kesan sepi dan
kurang menarik ini masih belum hilang meskipun kemudian aku menuju ke city
center. Suasana saat itu sangat sepi, tidak banyak pengunjung di area ini.
Mungkin karena waktu itu sudah larut malam. Namun tidak semua sudut kota Basel
sepi, di beberapa tempat khususnya pub banyak terlihat pelancong yang berkumpul
sambil minum bersama. Karena sudah larut malam, aku putuskan balik ke hostel
melewati Basel Minster. Waktu itu sudah larut malam dan sepi, suasana cenderung
horor karena kebanyakan jendela gedung-gedung di sekitar Basel Minster
dibiarkan terbuka.
|
Basel Minster in the Late Night Summer |
Keesokan harinya
pukul 08.00 pagi menuju Zurich dari stasiun Basel. Dalam suasana mendung,
kereta melaju dengan tenang dan nyaman. Saat itu sedang musim panas di belahan
eropa, pepohonan berwarna hijau sebagaimana negara tropis. Yang menjadikannya
istimewa adalah kerapian kota-kota yang dilewati kereta ini. Selain itu kontur
pegunungan Swiss di sepanjang rel sangat indah dan memanjakan mata.
Zurich menyambut
dengan gerimis hujan. Klop lah suasana pagi itu, dingin, lapar, gerimis dan
langit gelap. Menyingkir sebentar sambil menikmati kopi sambil berharap cuaca
segera membaik. Namun sayang, harapan tinggal harapan, hujan tidak kunjung
berhenti. Kepalang taggung, akhirnya nekat menembus hujan. Tujuan awal di
Zurich adalah University of Zurich. Untuk mencapai lokasi ini harus menaiki
bukit yang cukup terjal. Sebenarnya ada kereta yang melayani penumpang ke
kampus, namun hari itu kereta dimaksud sedang tidak beroperasi.
Dari area kampus
University of Zurich dapat dinikmati pemandangan kota Zurich dari ketinggian.
Lagi-lagi crane mengganggu pemandangan. Sampai saat itu cuaca masih mendung dan
gerimis. Selepas mengunjungi kampus, pelesir dilanjutkan dengan melewati
jembatan menuju ke Lindelof, di sisi seberang danau Zurich. Ini merupakan
lokasi ketinggian di atas bukit untuk mendapatkan view yang bagus. Dari sini
Danau Zurich terlihat sangat jernih dan sesekali dapat disaksikan kapal wisata melintasi
danau. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke dermaga danau Zurich,
untungnya cuaca saat itu lumayan cerah berawan, kondisi ini lebih baik untuk menikmati
danau Zurich yang sangat indah.
|
View from Lindelof |
Dari dermaga perjalanan dilanjutkan
untuk mencari makan siang di dekat stasiun. Selepas itu menikmati taman kota
Zurich yang lumayan ramai saat itu. Karena sudah punya tiket harian, sore itu
diputuskan untuk dihabiskan di sisi danau Zurich, tepatnya di depan atraksi air
mancur, di dekat tempat parkir kapal-kapal wisata.
|
Atraksi Seru Air Mancur di Danau Zurich |
Lumayan lama waktu yang
dihabiskan di tempat ini, karena memang tempat ini sungguh indah dan istimewa. Malam
semakin gelap, sebelum kembali ke penginapan, disempatkan dulu explore jembatan
danau Zurich.
Hari berikutnya adalah hari
istimewa. Hari ini diagendakan untuk menikmati salah satu puncak terindah di
Eropa. Perjalanan hari itu diawali dengan naik kereta dari Zurich menuju
Luzern. Dari Luzern nunggu bentar untuk kemudian naik kereta lagi menuju
Engelberg. Sepanjang perjalanan menuju Engelberg disuguhi pemandangan indah
perbukitan dan lembah hijau yang tumbuh subur serta ternak yang dibiarkan bebas
berkeliaran.
|
Menembus Awan Menuju Puncak Titilis |
Sesampai di Engelberg segera ke
lokasi kereta gantung menuju puncak Titlis. Tiket kereta gantung ini relatif
mahal, mencapai 92 Swiss Franc. Namun biaya sebanyak ini akan terbayar dengan
sensasi naik kereta gantung dengan view yang luar biasa indah dengan cuaca yang
cerah. Di sepanjang perjalanan dengan kereta gantung, bisa dilihat gugusan
pegunungan yang menjulang tinggi serta lembah yang menghijau. Kereta gantung
transit sebentar di tengah perjalanan. Disini pengunjung berganti kereta
gantung ke ukuran yang lebih besar. Kereta gantung kedua ini bisa berputar 360
derajat yang memungkinkan pengunjung melihat dari berbagai sisi.
|
Bermain Salju di Puncak Titlis |
|
Amazing View from Top of Titlis |
Tak lama kemudian perjalanan kereta
berakhir di puncak Titlis. Puncak Titlis diselimuti salju tebal. Sebelum main
salju, makan siang dulu biar ga pingsan. Pemandangan di puncak Titlis sangat
luar biasa. Gugusan puncak pegunungan Alpen yang berselimut salju, lembah hijau
serta danau di kaki gunung merupakan atraksi luar biasa yang ditawarkan oleh
puncak Titlis. Di puncak ini terdapat anjungan yang memanjakan pengunjung untuk
melihat pemandangan secara lebih leluasa. Selain itu ada jembatan gantung yang bisa
dipakai untuk uji keberanian pengunjung. Di bawah puncak Titlis terdapat terowongan
yang menghubungkan salah satu sisi puncak Titlis dengan stasiun kereta gantung.
Terowongan ini memudahkan pengunjung untuk balik ke stasiun tanpa melewati
timbunan salju yang licin.
Pada saat turun dari puncak Titlis,
aku sempatkan untuk turun di salah satu lokasi transit untuk melihat
pemandangan danau di atas ketinggian. Danau Trubsee ini begitu indah, jernih dan
berlatar belakang gunung tinggi yang puncaknya diselimuti salju. Sayangnya
tidak bisa berlama-lama disini, karena jam layanan kereta gantung akan segera
berakhir.
|
Truebsee |
|
Truebsee |
|
Truebsee |
Setelah menunggu sekitar satu jam di
Engelberg, kereta membawaku kembali ke Luzern. Luzern ternyata merupakan kota
yang cantik. Danaunya indah dan ada satu jembatan penghubung dengan sebuah
menara yang menjadi ikon di tengah-tengahnya. Sebelum menikmati senja di
pinggir danau, disempatkan dulu untuk melihat patung yang populer disana, yakni
patung singa bersedih. Walaupun menunjukkan ekspresi kesedihan, patung ini
justru melambangkan kegigihan dan keberanian tentara Swiss dalam membela istana
Prancis pada jaman dahulu.
|
Patung Singa Bersedih |
Setelah patung singa, explore
dilanjutkan ke katedral Luzern. Sore itu katedral yang mempunyai dua menara
tinggi begitu cantik karena puncaknya masih mendapatkan sinar matahari
sedangkan bagian bawahnya sudah gelap tertutup bayangan gunung. Tidak jauh dari
katedral Luzern, danau Luzern begitu menawan dengan latar belakang perbukitan
di kejauhan. Sore yang cerah itu juga semakin semarak denngan banyaknya
pengunjung di sekitar danau. Hari itu merupakan hari istimewa. Dikaruniai cuaca
cerah di dua lokasi utama wisata di Swiss.
|
View dari Jembatan Kayu Luzern |
Kota Luzern juga menyisakan cerita
menarik tentang kebaikan seorang Ibu-ibu yang memberikan informasi arah
penginapanku serta kebaikannya mengingatkan sopir untuk menurunkan aku di
lokasi dekat hotel. Tanpa kebaikan ibu itu, mungkin aku harus berjalan lebih
jauh lagi di tengah malam dan kelelahan.
Keesokan harinya merupakan hari
terakhir di Swiss. Pagi hari dijadwalkan untuk segera ke stasiun agar bisa
mengejar jadwal kereta menuju Interlaken. Perjalanan Luzern-Interlaken ini
adalah perjalanan dengan kereta yang paling indah yang pernah aku tempuh. Jalur
rel yang melintasi danau-danau cantik dan pegunungan indah sungguh tak akan
terlupakan.
|
View indah di Sepanjang Perjalanan |
Sampai saat ini aku masih merasa amazed bagaimana beberapa kali
kereta memasuki terowongan dan bagaimana rel dibuat berkelok-kelok sedemikian
rupa berpadu dengan panorama yang luar biasa menakjubkan. Yang menjadikan
perjalanan saat itu semakin berkesan adalah kereta yang didesain khusus
sehingga penumpang dapat melihat pemandangan di atas kereta, karena di atap
kereta terdepat jendela tambahan.
Interlaken merupakan kota yang
berada diantara dua danau besar di Swiss. Kota ini menawarkan keindahan
tersendiri bagi pemburu pemandangan danau dengan latar belakang pegunungan.
Namun sayang, saat itu Interlaken tidak masuk sebagai daerah tujuan melainkan
hanya sebagai tempat transit menuju Lauterbrunnen. Dari Interlaken menuju
Lauterbrunnen ini ditempuh dengan menggunakan kereta selama kurang lebih 30
menit.
|
Lauterbrunnen |
Di Lauterbrunnen terdapat air terjun yang sangat tinggi dengan latar
belakang gunung yang puncaknya bersalju. Pengunjung dapat mendekat ke bawah air
terjun melalui terowongan yang sudah disediakan. Sensasi berada dibawah air
terjun Lauterbrunnen sungguh luar biasa. Dari sini dapat dilihat pemandangan
yang lengkap dari sebuah imajinasi. Gunung tinggi dengan puncak bersalju, rel
kereta api yang melingkar, jembatan kereta yang melewati sungai serta kawasan
pemukiman yang berpadu dengan alam. Pemandangan yang sempurna dalam cuaca yang
cerah.
Turun dari area air terjun, lanjut
ke arah gereja yang berada di tengah lembah Lauterbrunnen. Dari sini
pemandangan juga tak kalah indah. Ada spot yang luar biasa untuk fotografi di
area ini. Spot ini adalah dibawah jembatan kereta dengan view air terjun dan
gunung bersalju. Dengan teknik sudut pengambilan yang tepat, gambar yang
dihasilkan akan luar biasa.
|
Nice View from Lauterbrunnen |
|
Calm... Gunung Bersalju dan Rimbun Pepohonan |
Dari Lauterbrunnen, perjalanan
dilanjutkan kembali ke Interlaken. Tidak banyak waktu untuk mengexplore kota
ini karena harus segera melanjutkan perjalanan dengan kereta ke kota Basel.
Sempat hampir ketinggalan kereta karena kelamaan menikmati pinggir sungai yang
sangat jernih. Untungnya kereta sedikit terlambat, kalau tidak, mungkin hari
itu bakal nyesel.
Kereta sempat berhenti sebentar di
kota Bern. Bern adalah ibukota Swiss yang justru kalah populer dibanding
kota-kota yang disebutkan sebelumnya. Pada saat transit, aku sempatkan untuk
menginjak lantai stasiun demi memuaskan keinginan bahwa aku pernah menjejakkan
di kota ini walau sekejap.
Pukul 15.30 kereta sampai di Basel. Lanjut explore kota Basel selama beberapa saat sambil mencari
makanan sebelum naik bus menuju bandara Basel. Pesawat Ryan Air sempat
delay selama 1 jam namun untungnya hal ini tidak sampai membuat jadwal bus ke
Nottingham terganggu. Sekitar pukul 2 dinihari sampai dengan selamat kembali ke
kontrakan.
|
A Perfect View |
Swiss merupakan negara yang
sangat indah. Pesan saya, jangan jadikan Swiss sebagai tujuan wisata pertama
anda atau anda akan merasa sedikit kecewa terhadap daerah tujuan wisata
setelahnya. Harga-harga barang, makanan dan jasa di Swiss termasuk paling mahal
di Eropa. Maklum aja karena daerah kunjungan wisata biasanya memang mematok
harga mahal untuk segala jenis komoditas. Jadi, siapkan tabungan secara baik
sebelum berlibur di negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar