Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri
merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk
menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Nederland |
Negara-negara yang
dikunjungi dalam edisi pelesir kali ini adalah tiga negara yang biasa disebut
dengan Benelux, yakni Belgia, Netherland dan Luxembourg. Motif utama dalam
pelesir kali ini adalah karena faktor sejarah, dimana Belanda pernah menjajah
Indonesia selama lebih dari 300 tahun. Selain itu Belanda dikenal sebagai
negara yang indah karena tata ruangnya yang rapi dan mempunyai ciri khas berupa
kincir angin. Pada awalnya, agenda ke Belgia dan Luxembourg hanya sekedar ingin
nambah jumlah negara yang pernah dikunjungi, namun kemudian justru perjalanan
ke Belgia dan terutama Luxembourg menjadi perjalanan yang sangat berkesan.
Kawasan Red Light District di Siang Hari |
Perjalanan diawali
dengan penerbangan dari East Midland Airport menuju Schippol Airport di
Amsterdam Belanda. Menggunakan pesawat dari maskapai Flybee airlines, pesawat
landing di Schipol pukul 14.30 waktu setempat. Bandara ini luar biasa besar,
pantaslah jika bandara ini menjadi lokasi transit penerbangan antar benua.
Perjalanan kemudian
dilanjutkan dengan kereta menuju stasiun Sloterdijk. Dari stasiun kemudian
lanjut ke hostel dengan berjalan kaki. Setelah menaruh barang dan makan, lanjut
explore kota Amsterdam di malam hari. Kawasan yang dituju pertama kali pada
malam itu adalah Red Light District. Di lokasi ini banyak pemandangan saru
dimana wanita berpakaian minim dipajang untuk mengundang lelaki hidung belang
datang menggunakan jasanya. Selain itu, bau ganja terasa menyengat menusuk
hidung. Ini adalah akibat dari legalnya pemakaian ganja di Belanda.
Perjalanan kemudian
dilanjut ke Nationaal Monument yang berseberangan dengan Istana Raja Belanda. Lokasi
diseputaran sini cukup nyaman buat dipakai nongkrong. Suasana malam itu lumayan
ramai pengunjung, dengan aroma ganja yang menyengat.
Istana Raja Belanda |
Esoknya, explore
Belanda diagendakan ke Volendam dan Zaanse Schans. Perjalanan ke Volendam dari
Centraal Station Amsterdam ditempuh selama sekitar 40 menit. Volendam
menawarkan pemandangan dan suasana pantai yang tenang dan menenangkan. Pagi itu
cuaca cerah dan hembusan angin tidak terlalu kuat. Menikmati Volendam terasa semakin lengkap dengan makan wafle
coklat yang sangat lezat.
Volendam |
Selepas menikmati
pantai dan menyaksikan kapal-kapal datang dan pergi, lanjut ke museum pembuatan
keju. Cukup unik melihat bagaimana keju diolah mulai dari bahan baku hingga
menjadi keju beraneka rasa. Tidak jauh dari museum pembuatan keju, ada lokasi
untuk foto menggunakan busana Belanda. Biaya pengambilan foto ini relatif
mahal, namun yaweslah kapan lagi…
Setelah Volendam,
tujuan berikutnya adalah Zaanse Schans. Lokasi kincir angin kuno berpadu dengan
pemandangan laut dan padang rumput yang luas. Lokasi ini cukup jauh jaraknya
dari Volendam dan harus melewati Pusat Kota Amsterdam.
Zaanse Schans |
Sampai di Zaanse Schans,
hujan mengguyur cukup lebat. Terpaksa berteduh dulu di toko merchandise setempat.
Setelah hujan reda, Zaanse Schans terlihat sangat menawan karena sinar matahari
menembus sisa sisa awan tebal yang tertinggal. Sore itu juga semakin indah
karena pelangi menghiasi langit sore. Pemandangan yang indah. Cukup lama kami
berada di Zaanse Schans, sampai langit berangsur gelap. Pukul 19.30 waktu
setempat cabut dari Zaanse Schans kembali ke Amsterdam.
Amsterdam Arena |
Keesokan harinya
dikhususkan untuk menikmati kota Amsterdam sebelum melanjutkan perjalanan
menuju ke Brussels. Explore Amsterdam hari ketiga diawali dengan perjalanan
naik kereta menuju ke Amsterdam Arena di kawasan Biljmer. Tempat ini merupakan
stadion klub sepak bola Ajax Amsterdam. Stadion ini sangat megah dan luas. Di
stadion ini juga terdapat jalan raya yang menembus bagian bawah stadion. Sebuah
bukti kecanggihan arsitektur Belanda.
Dari Amsterdam
Arena lanjut ke pusat kota Amsterdam. Lokasi yang dituju adalah kawasan Rijks
Museum. Didepan museum ini terdapat icon kota Amsterdam berupa tulisan
“IAMSTERDAM” berukuran besar. Saat itu suasana sedang ramai pengunjung sehingga
susah untuk mendapatkan angle foto yang bagus. Di areal Rijks Museum juga
terdapat taman dengan air mancur berukuran besar. Disini pengunjung bisa masuk
ke dalam konfigurasi air mancur untuk mendapatkan hasil foto yang dramatis. Sebelum bertolak
menuju stasiun tempat keberangkatan bus menuju Brussels, disempatkan dulu
explore Red Light District pada siang hari. Di siang hari, kawasan ini terlihat
berbeda, tidak terlalu banyak pelancong di area ini. Selain itu juga tidak ada
pemandangan saru yang terlihat. Kanal-kanal
sungai juga terlihat indah dengan beberapa perahu ditambatkan di pinggir
sungai. Suasana saat itu mendung dan cuaca cukup dingin, menjadikan suasana
lebih syahdu dan romantis.
Canal van Amsterdam |
Sekitar pukul 18.30,
Flixbus jurusan Brussels berangkat dari Sloterdijk Station. Perjalanan antar
negara itu ditempuh selama kurang lebih 3,5 jam. Kesan pertama dari kota
Brussels cukup membuat syok. Di stasiun kedatangan bus waktu itu banyak warga
keturunan atau mungkin imigran yang berlalu lalang di dalam stasiun. Yang lebih
mengagetkan, banyak dari mereka yang menggunakan transportasi umum tanpa membayar,
mereka melewati mesin masuk stasiun dengan paksa dan bahkan banyak yang
meloncati mesin tersebut. Tapi untungnya mereka tidak mengganggu atau melakukan
kejahatan, namun keberadaan mereka yang bergerombol terus terang bikin ga
nyaman.
Atomium Brussels |
Hari ke empat. Hari
ini dikhususkan untuk explore kota Brussels. Tujuan pertama adalah atomium,
sebuah bangunan unik yang menggambarkan rangkaian partikel atom berukuran
raksasa. Lokasi atomium, cukup jauh dari pusat kota Brussels. Tidak jauh dari
atomium ada bangunan yang cukup megah yang menghadap ke atomium yakni Heizel
Paleis atau Istana Heizel. Setelah mengambil foto-foto di kawasan Heizel Paleis
lanjut kembali ke pusat kota dengan tujuan Grand Palais atau Istana kerajaan
Brussels.Karena kesalahan dalam membaca map sempat tersasar di lokasi yang
cukup jauh dari Grand Palais. Walau tersasar dalam cuaca hujan tetap dinikmati, karena penataan kota Brussels cukup rapi.
Hujan di Kawasan Grand Palais |
Dengan memastikan
lokasi yang dituju, akhirnya sampai juga di Grand Palais Brussels. Akan tetapi
cuaca saat itu sedang kurang bagus, hujan turun lumayan deras. Kebetulan di
depan Grand Palais sedang dipasang tenda yang disiapkan untuk sebuah acara
parade. Pas nih buat neduh. Akhirnya, setelah cukup lama, hujan mulai mereda.
Ini adalah kesempatan buat menngabadikan kawasan Grand Palais. Sayangnya,
lapangan Grand Palais lumayan relatif sempit sehingga menyulitkan usaha untuk
mengabadikannya dalam satu frame utuh.
Manekin Pis |
Setelah dari Grand
Palais lanjut menuju lokasi patung terkenal Manekin Pis berada. Ukuran patung
ini sangat kecil, namun demikian sangat banyak wisatawan yang mengunjunginya. Hal
ini menyebabkan agak susah dan lama untuk mendapatkan view yang memuaskan dalam
foto. Di dekat patung manekin pis ini banyak penjual wafle beraneka rasa.
Rasanya semakin nikmat saat dimakan dalam cuaca dingin dan hujan. Selain itu
banyak juga toko cokelat yang menjual beraneka macam jenis cokelat berkualitas tinggi dengan harga relatif mahal (buatku..).
Dari kawasan
manekin pis, berhenti sebentar di depan Katedral Brussels untuk mengambil
gambar. Kemudian lanjut jalan menuju ke stasiun kereta bawah tanah terdekat menuju
Brussels central station. Di sini nunggu bus tujuan Luxembourg, destinasi
terakhir dalam pelesir kali ini.
Karena delay sejam
lebih, bus sampai di Luxembourg pukul 00.30 waktu setempat. Setelah sempat kebingungan
tentang cara beli tiket, akhirnya diputuskan untuk beli tiket harian. Tiket
yang kemudian tidak berguna, karena transportasi umum di Luxembourg tidak
pernah melakukan pengecekan tiket. Senua orang tampak bebas keluar masuk
transportasi umum tanpa pernah tap atau menunjukan tiket atau malah membayar
kepada driver.
Pukul 1.15 akhirnya
sampai di hostel dan kemudian istirahat. Keesokan harinya explore Luxembourg
dimulai dengan naik bukit menuju ke benteng yang berlokasi di dekat hostel.
Rutenya cukup terjal, namun terbayar dengan pemandangan luar biasa indah
Luxembourg dari ketinggian perbukitan. Dari sini dapat dilihat
bangunan-bangunan dan pemukiman serta gedung-gedung berpadu indah dengan kontur
alam dan pepohonan yang subur menghijau.
View dari MUDAM |
Another View from the Fortress |
Benteng ini cukup
luas. Di dalam areal benteng juga terdapat sebuah museum. Dibalik museum,
terdapat bangunan dengan arsitektur tingkat tinggi dengan nama MUDAM yang
didesain oleh arsitek yang mendesain Mouse De Louvre Prancis. Cuaca hari itu
sungguh galau, sebentar hujan, sebentar kemudian reda. Hal ini membuat beberapa
kali harus meneduh, karena hujannya cukup deras.
Neimenster dan Gardu Pandang |
Explore kemudian
dilanjutkan menuju ke kawasan Regus Central Station untuk cari makan. Makan
siang kali ini sungguh berkesan, karena dilakukan di pinggir jalan raya dimana
banyak orang dan kendaraan berlalu lalang. Bodo amat yang penting kenyang.
Setelah kenyang, lanjut ke kawasan city centre melewati jembatan di atas Valle
de la Petrusse. Dari kawasan city centre, lanjut ke salah satu spot kunjungan
wisata paling populer di Luxembourg. Tempat ini adalah Casemates du Bock,
semacam gardu pandang yang berlokasi di atas jembatan tinggi. Dari sini segala
penjuru Luxembourg dapat dilihat dengan jelas termasuk Gedung MUDAM dan
jembatan FD Rosevelt. Di sekitar gardu pandang ini terdapat bangunan terkenal
lainnya diantaranya, Gereja St Michael, Katedral Neimenster, dan sebuah rumah
sakit yang mempunyai taman labirin indah. Cukup lama waktu dihabiskan disini
karena pemandangan disini benar-benar indah.
View dari Atas Gardu Pandang |
Setelah
beristirahat sebentar di hostel, lanjut menuju ke bandara untuk kembali ke UK.
Tidak ada kendala dalam proses pemeriksaan imigrasi dan boarding. Setelah
menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, pada pukul 21.00 sampai di
Stansted airport London. Perjalanan masih jauh kamerad. Bus Natex kali ini
mengambil rute yang melewati Cambridge dan Leicester sehingga waktu tempuhnya
agak lumayan lama. Pukul 02.00 sampai dengan selamat di rumah tinggal di
Nottingham.
Luxembourg |
Banyak cerita yang
bisa didapat saat mengunjungi tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi
sebelumnya. Tidak semuanya berkesan indah atau seru, ada juga yang memberikan
kesan tidak baik. Akan tetapi, disitulah seninya petualangan, tidak tahu apa
yang akan ditemui, dan juga tidak tau akan dapat pengalaman seperti apa
nantinya. Makanya, jangan berharap berlebihan pada suatu lokasi yang baru.
Justru dengan tidak berharap terlalu muluk, bisa jadi kita mendapatkan surprise
tak terduga yang meninggalkan kesan mendalam di memori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar