Rabu, 08 November 2017

Benelux, Rangkaian Tour Eropa Jilid IV

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Nederland
Negara-negara yang dikunjungi dalam edisi pelesir kali ini adalah tiga negara yang biasa disebut dengan Benelux, yakni Belgia, Netherland dan Luxembourg. Motif utama dalam pelesir kali ini adalah karena faktor sejarah, dimana Belanda pernah menjajah Indonesia selama lebih dari 300 tahun. Selain itu Belanda dikenal sebagai negara yang indah karena tata ruangnya yang rapi dan mempunyai ciri khas berupa kincir angin. Pada awalnya, agenda ke Belgia dan Luxembourg hanya sekedar ingin nambah jumlah negara yang pernah dikunjungi, namun kemudian justru perjalanan ke Belgia dan terutama Luxembourg menjadi perjalanan yang sangat berkesan.
Kawasan Red Light District di Siang Hari
Perjalanan diawali dengan penerbangan dari East Midland Airport menuju Schippol Airport di Amsterdam Belanda. Menggunakan pesawat dari maskapai Flybee airlines, pesawat landing di Schipol pukul 14.30 waktu setempat. Bandara ini luar biasa besar, pantaslah jika bandara ini menjadi lokasi transit penerbangan antar benua.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan kereta menuju stasiun Sloterdijk. Dari stasiun kemudian lanjut ke hostel dengan berjalan kaki. Setelah menaruh barang dan makan, lanjut explore kota Amsterdam di malam hari. Kawasan yang dituju pertama kali pada malam itu adalah Red Light District. Di lokasi ini banyak pemandangan saru dimana wanita berpakaian minim dipajang untuk mengundang lelaki hidung belang datang menggunakan jasanya. Selain itu, bau ganja terasa menyengat menusuk hidung. Ini adalah akibat dari legalnya pemakaian ganja di Belanda.
Perjalanan kemudian dilanjut ke Nationaal Monument yang berseberangan dengan Istana Raja Belanda. Lokasi diseputaran sini cukup nyaman buat dipakai nongkrong. Suasana malam itu lumayan ramai pengunjung, dengan aroma ganja yang menyengat.
Istana Raja Belanda
Esoknya, explore Belanda diagendakan ke Volendam dan Zaanse Schans. Perjalanan ke Volendam dari Centraal Station Amsterdam ditempuh selama sekitar 40 menit. Volendam menawarkan pemandangan dan suasana pantai yang tenang dan menenangkan. Pagi itu cuaca cerah dan hembusan angin tidak terlalu kuat. Menikmati Volendam terasa semakin lengkap dengan makan wafle coklat yang sangat lezat.


Volendam
Selepas menikmati pantai dan menyaksikan kapal-kapal datang dan pergi, lanjut ke museum pembuatan keju. Cukup unik melihat bagaimana keju diolah mulai dari bahan baku hingga menjadi keju beraneka rasa. Tidak jauh dari museum pembuatan keju, ada lokasi untuk foto menggunakan busana Belanda. Biaya pengambilan foto ini relatif mahal, namun yaweslah kapan lagi…
Setelah Volendam, tujuan berikutnya adalah Zaanse Schans. Lokasi kincir angin kuno berpadu dengan pemandangan laut dan padang rumput yang luas. Lokasi ini cukup jauh jaraknya dari Volendam dan harus melewati Pusat Kota Amsterdam.
Zaanse Schans
Sampai di Zaanse Schans, hujan mengguyur cukup lebat. Terpaksa berteduh dulu di toko merchandise setempat. Setelah hujan reda, Zaanse Schans terlihat sangat menawan karena sinar matahari menembus sisa sisa awan tebal yang tertinggal. Sore itu juga semakin indah karena pelangi menghiasi langit sore. Pemandangan yang indah. Cukup lama kami berada di Zaanse Schans, sampai langit berangsur gelap. Pukul 19.30 waktu setempat cabut dari Zaanse Schans kembali ke Amsterdam.
Amsterdam Arena
Keesokan harinya dikhususkan untuk menikmati kota Amsterdam sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Brussels. Explore Amsterdam hari ketiga diawali dengan perjalanan naik kereta menuju ke Amsterdam Arena di kawasan Biljmer. Tempat ini merupakan stadion klub sepak bola Ajax Amsterdam. Stadion ini sangat megah dan luas. Di stadion ini juga terdapat jalan raya yang menembus bagian bawah stadion. Sebuah bukti kecanggihan arsitektur Belanda.
Dari Amsterdam Arena lanjut ke pusat kota Amsterdam. Lokasi yang dituju adalah kawasan Rijks Museum. Didepan museum ini terdapat icon kota Amsterdam berupa tulisan “IAMSTERDAM” berukuran besar. Saat itu suasana sedang ramai pengunjung sehingga susah untuk mendapatkan angle foto yang bagus. Di areal Rijks Museum juga terdapat taman dengan air mancur berukuran besar. Disini pengunjung bisa masuk ke dalam konfigurasi air mancur untuk mendapatkan hasil foto yang dramatis. Sebelum bertolak menuju stasiun tempat keberangkatan bus menuju Brussels, disempatkan dulu explore Red Light District pada siang hari. Di siang hari, kawasan ini terlihat berbeda, tidak terlalu banyak pelancong di area ini. Selain itu juga tidak ada pemandangan saru  yang terlihat. Kanal-kanal sungai juga terlihat indah dengan beberapa perahu ditambatkan di pinggir sungai. Suasana saat itu mendung dan cuaca cukup dingin, menjadikan suasana lebih syahdu dan romantis.
Canal van Amsterdam
Sekitar pukul 18.30, Flixbus jurusan Brussels berangkat dari Sloterdijk Station. Perjalanan antar negara itu ditempuh selama kurang lebih 3,5 jam. Kesan pertama dari kota Brussels cukup membuat syok. Di stasiun kedatangan bus waktu itu banyak warga keturunan atau mungkin imigran yang berlalu lalang di dalam stasiun. Yang lebih mengagetkan, banyak dari mereka yang menggunakan transportasi umum tanpa membayar, mereka melewati mesin masuk stasiun dengan paksa dan bahkan banyak yang meloncati mesin tersebut. Tapi untungnya mereka tidak mengganggu atau melakukan kejahatan, namun keberadaan mereka yang bergerombol terus terang bikin ga nyaman.
Atomium Brussels
Hari ke empat. Hari ini dikhususkan untuk explore kota Brussels. Tujuan pertama adalah atomium, sebuah bangunan unik yang menggambarkan rangkaian partikel atom berukuran raksasa. Lokasi atomium, cukup jauh dari pusat kota Brussels. Tidak jauh dari atomium ada bangunan yang cukup megah yang menghadap ke atomium yakni Heizel Paleis atau Istana Heizel. Setelah mengambil foto-foto di kawasan Heizel Paleis lanjut kembali ke pusat kota dengan tujuan Grand Palais atau Istana kerajaan Brussels.Karena kesalahan dalam membaca map sempat tersasar di lokasi yang cukup jauh dari Grand Palais. Walau tersasar dalam cuaca hujan tetap dinikmati, karena penataan kota Brussels cukup rapi.
Hujan di Kawasan Grand Palais
Dengan memastikan lokasi yang dituju, akhirnya sampai juga di Grand Palais Brussels. Akan tetapi cuaca saat itu sedang kurang bagus, hujan turun lumayan deras. Kebetulan di depan Grand Palais sedang dipasang tenda yang disiapkan untuk sebuah acara parade. Pas nih buat neduh. Akhirnya, setelah cukup lama, hujan mulai mereda. Ini adalah kesempatan buat menngabadikan kawasan Grand Palais. Sayangnya, lapangan Grand Palais lumayan relatif sempit sehingga menyulitkan usaha untuk mengabadikannya dalam satu frame utuh.
Manekin Pis
Setelah dari Grand Palais lanjut menuju lokasi patung terkenal Manekin Pis berada. Ukuran patung ini sangat kecil, namun demikian sangat banyak wisatawan yang mengunjunginya. Hal ini menyebabkan agak susah dan lama untuk mendapatkan view yang memuaskan dalam foto. Di dekat patung manekin pis ini banyak penjual wafle beraneka rasa. Rasanya semakin nikmat saat dimakan dalam cuaca dingin dan hujan. Selain itu banyak juga toko cokelat  yang menjual beraneka macam jenis cokelat berkualitas tinggi dengan harga relatif mahal (buatku..).
Dari kawasan manekin pis, berhenti sebentar di depan Katedral Brussels untuk mengambil gambar. Kemudian lanjut jalan menuju ke stasiun kereta bawah tanah terdekat menuju Brussels central station. Di sini nunggu bus tujuan Luxembourg, destinasi terakhir dalam pelesir kali ini.
Karena delay sejam lebih, bus sampai di Luxembourg pukul 00.30 waktu setempat. Setelah sempat kebingungan tentang cara beli tiket, akhirnya diputuskan untuk beli tiket harian. Tiket yang kemudian tidak berguna, karena transportasi umum di Luxembourg tidak pernah melakukan pengecekan tiket. Senua orang tampak bebas keluar masuk transportasi umum tanpa pernah tap atau menunjukan tiket atau malah membayar kepada driver.
Pukul 1.15 akhirnya sampai di hostel dan kemudian istirahat. Keesokan harinya explore Luxembourg dimulai dengan naik bukit menuju ke benteng yang berlokasi di dekat hostel. Rutenya cukup terjal, namun terbayar dengan pemandangan luar biasa indah Luxembourg dari ketinggian perbukitan. Dari sini dapat dilihat bangunan-bangunan dan pemukiman serta gedung-gedung berpadu indah dengan kontur alam dan pepohonan yang subur menghijau.
View dari MUDAM
Another View from the Fortress
Benteng ini cukup luas. Di dalam areal benteng juga terdapat sebuah museum. Dibalik museum, terdapat bangunan dengan arsitektur tingkat tinggi dengan nama MUDAM yang didesain oleh arsitek yang mendesain Mouse De Louvre Prancis. Cuaca hari itu sungguh galau, sebentar hujan, sebentar kemudian reda. Hal ini membuat beberapa kali harus meneduh, karena hujannya cukup deras. 
Neimenster dan Gardu Pandang
Explore kemudian dilanjutkan menuju ke kawasan Regus Central Station untuk cari makan. Makan siang kali ini sungguh berkesan, karena dilakukan di pinggir jalan raya dimana banyak orang dan kendaraan berlalu lalang. Bodo amat yang penting kenyang. Setelah kenyang, lanjut ke kawasan city centre melewati jembatan di atas Valle de la Petrusse. Dari kawasan city centre, lanjut ke salah satu spot kunjungan wisata paling populer di Luxembourg. Tempat ini adalah Casemates du Bock, semacam gardu pandang yang berlokasi di atas jembatan tinggi. Dari sini segala penjuru Luxembourg dapat dilihat dengan jelas termasuk Gedung MUDAM dan jembatan FD Rosevelt. Di sekitar gardu pandang ini terdapat bangunan terkenal lainnya diantaranya, Gereja St Michael, Katedral Neimenster, dan sebuah rumah sakit yang mempunyai taman labirin indah. Cukup lama waktu dihabiskan disini karena pemandangan disini benar-benar indah. 
View dari Atas Gardu Pandang
Setelah beristirahat sebentar di hostel, lanjut menuju ke bandara untuk kembali ke UK. Tidak ada kendala dalam proses pemeriksaan imigrasi dan boarding. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, pada pukul 21.00 sampai di Stansted airport London. Perjalanan masih jauh kamerad. Bus Natex kali ini mengambil rute yang melewati Cambridge dan Leicester sehingga waktu tempuhnya agak lumayan lama. Pukul 02.00 sampai dengan selamat di rumah tinggal di Nottingham.
Luxembourg
Banyak cerita yang bisa didapat saat mengunjungi tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Tidak semuanya berkesan indah atau seru, ada juga yang memberikan kesan tidak baik. Akan tetapi, disitulah seninya petualangan, tidak tahu apa yang akan ditemui, dan juga tidak tau akan dapat pengalaman seperti apa nantinya. Makanya, jangan berharap berlebihan pada suatu lokasi yang baru. Justru dengan tidak berharap terlalu muluk, bisa jadi kita mendapatkan surprise tak terduga yang meninggalkan kesan mendalam di memori.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...