Dari sekian banyak cerita seputar study di UK, ada pengalaman menarik seputar
interaksi dengan warga lokal yang berusia lanjut. Pertama, interaksi dengan
seorang ibu saat usai belanja di sebuah kawasan perbelanjaan terpadu. Saat itu
aku duduk sendiri di deretan depan kursi dalam bus yang membawaku kembali ke
rumah kontrakan di Nottingham. Beberapa halte kemudian ada seorang ibu berusia
lanjut yang naik bus lalu duduk di kursi kosong disampingku. Dia memulai
percakapan sejurus setelah melihat ekspresi bahagiaku melihat matahari bersinar
terang pada sore itu. Obrolan berlanjut mengenai negara tempatku berasal,
betapa jauh jarak yang harus aku tempuh, dan bagaimana aku mengatasi rasa rindu
dengan keluarga. Dia juga menceritakan dimana anak-anaknya berada dan bagaimana
dia sedikit mengeluh karena anak-anaknya lebih memilih untuk menghubunginya via
telepon daripada mengunjunginya secara rutin.
Suasana Bus Kota di Kawasan East Midlands |
Cukup lama kami berbincang. Disela-sela percakapan kami, dia
dengan sabar mengulang perkataannya jika aku tidak paham dengan kata-kata yang
diucapkannya. Sebaliknya, dia tak segan memintaku menngulang perkataanku jika
dia kurang yakin dengan apa yang aku ucapkan. Dia turun dari bus terlebih
dahulu dari pada aku. Sebelum turun, dia mengucapkan terima kasih dengan
sungguh-sungguh. Aku lihat dia sangat gembira bisa berbincang santai dengan
orang asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Begitupun aku, aku juga
sangat bersyukur bertemu dan berbincang dengannya sore itu. Percakapan lumayan
panjang saat itu sedikit banyak membuatku lebih percaya diri untuk membuka
percakapan atau berinteraksi dengan warga lokal di UK. Dia menunjukkan
antusisme dan respect yang membuat aku semakin salut pada bangsa yang
pernah menaklukan sebagian besar dunia ini. Hal ini juga mengikis kesanku terhadap
British yang sebelumnya aku anggap angkuh dan sombong.
Pengalaman kedua merupakan kenangan interaksi dengan veteran
mantan tentara kerajaan Inggris. Pengalaman ini aku dapat ketika hunting foto dengan bersepeda menyusuri Beeston Canal. Selain untuk hunting foto, kawasan ini cocok untuk menghirup udara segar serta menikmati udara sejuk. Sore
itu cuaca sedang cerah dengan sedikit formasi awan menghiasi langit. Cuaca
sedang bersahabat dan saat itu merupakan saat yang tepat untuk hunting foto.
The Veteran and His Couple |
Ketika sedang asyik mengambil gambar sebuah bangunan di areal
kanal, aku berpapasan dengan pasangan usia lanjut yang masing-masing diiringi
anjing piaraan mereka. Keduanya menghampiriku dan si bapak menanyakan apa yang
sedang aku lakukan. Sambil kutunjukkan kameraku, aku jawab bahwa aku sednag
mengambil beberapa gambar. Aku menambahkan bahwa pemandangan di sekitar situ
sangat indah dan aku jarang menemukan pemandangan semacam itu di negara asalku.
Dia kemudian menanyakan darimana asalku. Aku jawab dengan mantap, Indonesia!.
Sejenak dia tampak mengingat-ingat, kemudian dia berkata “your leader, a man
with many women”. Aku menimpalinya “Soekarno”. Dia menanyakan, “where is he
now?”. Aku balas “He had passed away long time ago”. Sejenak kemudian dia
mengucapkan kata-kata yang tidak terlalu jelas terdengar sembari meninggalkan
lokasi dimana aku asyik hunting pemandangan untuk diabadikan.
Secara fisik, pria tua ini sudah berusia sangat lanjut. Akan
tetapi, dari nada bicaranya yang tegas dan pasti, aku menduga dia adalah
veteran yang mungkin pernah bertugas di Indonesia. Aku semakin yakin dia
dulunya adalah seorang prajurit karena di pakaiannya banyak emblem yang sering
terlihat di pakaian seorang tentara.
Dua pengalaman interaksi dengan warga native berusia lanjut
di atas memberikan beberapa kesan buatku. Kesan pertama, warga usia lanjut di
UK dibiasakan dan terbiasa hidup mandiri. Mereka berupaya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa terlalu banyak melibatkan orang lain, termasuk
keluarganya sendiri. Pemandangan dimana warga berusia lanjut berbelanja sendiri
sangat mudah ditemui. Awalnya, aku merasa surprised melihat mereka di pusat
perbelanjaan agak kepayahan mendorong kereta belanja. Beberapa lama tinggal di
UK, rasa surprised itu beralih menjadi rasa kagum atas usaha mereka untuk tidak
merepotkan orang lain.
Kesan kedua, warga asli UK sangat terbuka menerima kedatangan
orang asing. Jarang terdengar berita tentang kasus hatespeech atau aksi rasis
disini. Semua orang dianggap mempunyai kedudukan dan hak yang sama walaupun mempunyai
warna kulit yang berbeda. Tidak terlihat adanya kesan curiga atau risih dari
penduduk asli UK kepada para pendatang. Walaupun terjadi beberapa kali insiden
yang dilakukan oleh penganut agama tertentu, hal ini tidak serta merta memunculkan
kebencian penduduk UK terhadap penganut agama tersebut.
Kesan berikutnya, sebagian besar warga/penduduk UK sangat
menjaga kesehatannya. Mereka berusaha sebaik mungkin agar pola hidupnya terjaga
sehingga dapat hidup sehat hingga berusia lanjut. Pemandangan manula yang
sedang berjalan-jalan di taman atau berbelanja di pusat perbelanjaan jamak
terlihat di UK. Kebanyakan dari mereka dapat berjalan dengan tegak walau penampilan
fisik mereka terlihat sudah sangat sepuh. Disamping pola hidup mereka yang
teratur, kesehatan penduduk UK dijamin oleh sistem jaminan kesehatan bernama UK
healthcare. Sistem ini menjamin seluruh warga negara UK untuk mendapatkan
layanan terbaik dalam bidang kesehatan pada tingkat pertama. Yang paling
mengesankan, layanan kesehatan ini tanpa dipungut biaya kecuali untuk beberapa
layanan kesehatan tingkat lanjutan. Selain layanan kesehatan, manula di UK juga
memperoleh tunjangan hari tua yag besarannya lebih dari cukup untuk hidup
tenang di hari tua. Dengan adanya jaminan hari tua ini, mereka tidak perlu
bersusah payah untuk mencari pekerjaan demi bertahan hidup.
Sarana Olahraga di Ruang Terbuka Publik |
Selain dimanjakan oleh layanan-layanan tadi, manula di UK
juga diistimewakan dalam bermobilisasi. Hampir semua sarana transportasi di UK
menyediakan tempat tersendiri yang diperuntukan bagi manula atau penyandang
disabilitas. Dengan berbagai macam layanan dan kemudahan tersebut, tak heran jika komposisi/struktur penduduk di UK
termasuk dalam kategori menua, dimana jumlah warga dengan usia lanjutnya tidak
ideal dibandingkan dengan warga dengan usia produktif. Hal ini pada gilirannya
akan menyebabkan keuangan negara semakin terbebani untuk membiayai kebutuhan
para manula ini.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dapat
menjadikan UK sebagai contoh bagaimana pemerintah sebuah negara mengupayakan
layanan terbaik untuk warganya. Negara hadir untuk menjamin keberlangsungan
hidup warganya walaupun secara ekonomis sudah tidak produktif lagi. Di sisi
lain, negara diharapkan dapat memperluas peluang dan lapangan kerja sehingga
penduduk usia produktif dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari sekaligus
menabung untuk keperluan hari tuanya. Dengan demikian negara bisa mengurangi
atau bahkan tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar untuk memfasilitasi
manula di usia senjanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar