Kamis, 23 November 2017

Sekilas Cerita tentang Oldies di UK

Dari sekian banyak cerita seputar study di UK, ada pengalaman menarik seputar interaksi dengan warga lokal yang berusia lanjut. Pertama, interaksi dengan seorang ibu saat usai belanja di sebuah kawasan perbelanjaan terpadu. Saat itu aku duduk sendiri di deretan depan kursi dalam bus yang membawaku kembali ke rumah kontrakan di Nottingham. Beberapa halte kemudian ada seorang ibu berusia lanjut yang naik bus lalu duduk di kursi kosong disampingku. Dia memulai percakapan sejurus setelah melihat ekspresi bahagiaku melihat matahari bersinar terang pada sore itu. Obrolan berlanjut mengenai negara tempatku berasal, betapa jauh jarak yang harus aku tempuh, dan bagaimana aku mengatasi rasa rindu dengan keluarga. Dia juga menceritakan dimana anak-anaknya berada dan bagaimana dia sedikit mengeluh karena anak-anaknya lebih memilih untuk menghubunginya via telepon daripada mengunjunginya secara rutin.

Suasana Bus Kota di Kawasan East Midlands
Cukup lama kami berbincang. Disela-sela percakapan kami, dia dengan sabar mengulang perkataannya jika aku tidak paham dengan kata-kata yang diucapkannya. Sebaliknya, dia tak segan memintaku menngulang perkataanku jika dia kurang yakin dengan apa yang aku ucapkan. Dia turun dari bus terlebih dahulu dari pada aku. Sebelum turun, dia mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh. Aku lihat dia sangat gembira bisa berbincang santai dengan orang asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Begitupun aku, aku juga sangat bersyukur bertemu dan berbincang dengannya sore itu. Percakapan lumayan panjang saat itu sedikit banyak membuatku lebih percaya diri untuk membuka percakapan atau berinteraksi dengan warga lokal di UK. Dia menunjukkan antusisme dan respect yang membuat aku semakin salut pada bangsa yang pernah menaklukan sebagian besar dunia ini. Hal ini juga mengikis kesanku terhadap British yang sebelumnya aku anggap angkuh dan sombong.

Pengalaman kedua merupakan kenangan interaksi dengan veteran mantan tentara kerajaan Inggris. Pengalaman ini aku dapat ketika hunting foto dengan bersepeda menyusuri Beeston Canal. Selain untuk hunting foto, kawasan ini cocok untuk menghirup udara segar serta menikmati udara sejuk. Sore itu cuaca sedang cerah dengan sedikit formasi awan menghiasi langit. Cuaca sedang bersahabat dan saat itu merupakan saat yang tepat untuk hunting foto.
The Veteran and His Couple
Ketika sedang asyik mengambil gambar sebuah bangunan di areal kanal, aku berpapasan dengan pasangan usia lanjut yang masing-masing diiringi anjing piaraan mereka. Keduanya menghampiriku dan si bapak menanyakan apa yang sedang aku lakukan. Sambil kutunjukkan kameraku, aku jawab bahwa aku sednag mengambil beberapa gambar. Aku menambahkan bahwa pemandangan di sekitar situ sangat indah dan aku jarang menemukan pemandangan semacam itu di negara asalku. Dia kemudian menanyakan darimana asalku. Aku jawab dengan mantap, Indonesia!. Sejenak dia tampak mengingat-ingat, kemudian dia berkata “your leader, a man with many women”. Aku menimpalinya “Soekarno”. Dia menanyakan, “where is he now?”. Aku balas “He had passed away long time ago”. Sejenak kemudian dia mengucapkan kata-kata yang tidak terlalu jelas terdengar sembari meninggalkan lokasi dimana aku asyik hunting pemandangan untuk diabadikan.

Secara fisik, pria tua ini sudah berusia sangat lanjut. Akan tetapi, dari nada bicaranya yang tegas dan pasti, aku menduga dia adalah veteran yang mungkin pernah bertugas di Indonesia. Aku semakin yakin dia dulunya adalah seorang prajurit karena di pakaiannya banyak emblem yang sering terlihat di pakaian seorang tentara.

Dua pengalaman interaksi dengan warga native berusia lanjut di atas memberikan beberapa kesan buatku. Kesan pertama, warga usia lanjut di UK dibiasakan dan terbiasa hidup mandiri. Mereka berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa terlalu banyak melibatkan orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Pemandangan dimana warga berusia lanjut berbelanja sendiri sangat mudah ditemui. Awalnya, aku merasa surprised melihat mereka di pusat perbelanjaan agak kepayahan mendorong kereta belanja. Beberapa lama tinggal di UK, rasa surprised itu beralih menjadi rasa kagum atas usaha mereka untuk tidak merepotkan orang lain.

Kesan kedua, warga asli UK sangat terbuka menerima kedatangan orang asing. Jarang terdengar berita tentang kasus hatespeech atau aksi rasis disini. Semua orang dianggap mempunyai kedudukan dan hak yang sama walaupun mempunyai warna kulit yang berbeda. Tidak terlihat adanya kesan curiga atau risih dari penduduk asli UK kepada para pendatang. Walaupun terjadi beberapa kali insiden yang dilakukan oleh penganut agama tertentu, hal ini tidak serta merta memunculkan kebencian penduduk UK terhadap penganut agama tersebut.

Kesan berikutnya, sebagian besar warga/penduduk UK sangat menjaga kesehatannya. Mereka berusaha sebaik mungkin agar pola hidupnya terjaga sehingga dapat hidup sehat hingga berusia lanjut. Pemandangan manula yang sedang berjalan-jalan di taman atau berbelanja di pusat perbelanjaan jamak terlihat di UK. Kebanyakan dari mereka dapat berjalan dengan tegak walau penampilan fisik mereka terlihat sudah sangat sepuh. Disamping pola hidup mereka yang teratur, kesehatan penduduk UK dijamin oleh sistem jaminan kesehatan bernama UK healthcare. Sistem ini menjamin seluruh warga negara UK untuk mendapatkan layanan terbaik dalam bidang kesehatan pada tingkat pertama. Yang paling mengesankan, layanan kesehatan ini tanpa dipungut biaya kecuali untuk beberapa layanan kesehatan tingkat lanjutan. Selain layanan kesehatan, manula di UK juga memperoleh tunjangan hari tua yag besarannya lebih dari cukup untuk hidup tenang di hari tua. Dengan adanya jaminan hari tua ini, mereka tidak perlu bersusah payah untuk mencari pekerjaan demi bertahan hidup.
Sarana Olahraga di Ruang Terbuka Publik
Selain dimanjakan oleh layanan-layanan tadi, manula di UK juga diistimewakan dalam bermobilisasi. Hampir semua sarana transportasi di UK menyediakan tempat tersendiri yang diperuntukan bagi manula atau penyandang disabilitas. Dengan berbagai macam layanan dan kemudahan tersebut, tak  heran jika komposisi/struktur penduduk di UK termasuk dalam kategori menua, dimana jumlah warga dengan usia lanjutnya tidak ideal dibandingkan dengan warga dengan usia produktif. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan keuangan negara semakin terbebani untuk membiayai kebutuhan para manula ini.
Menghabiskan Hari Tua dengan Berjualan

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dapat menjadikan UK sebagai contoh bagaimana pemerintah sebuah negara mengupayakan layanan terbaik untuk warganya. Negara hadir untuk menjamin keberlangsungan hidup warganya walaupun secara ekonomis sudah tidak produktif lagi. Di sisi lain, negara diharapkan dapat memperluas peluang dan lapangan kerja sehingga penduduk usia produktif dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari sekaligus menabung untuk keperluan hari tuanya. Dengan demikian negara bisa mengurangi atau bahkan tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar untuk memfasilitasi manula di usia senjanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...