Selasa, 24 Oktober 2017

Hungary And Ceska, Pelesir Eropa Jilid II

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buat saya. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, saya juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Spectacular!
Dalam edisi ini, lokasi tujuan pelesir adalah Budapest di Hungary serta Prague dan Brno di Ceska. Pemilihan lokasi kali ini karena Budapest dan Prague merupakan destinasi yang mulai populer di kalangan pelancong. Sedangkan pemilihan kota Brno semata-mata karena biaya penerbangan dari kota ini menuju UK sangat murah.
Petualangan dimulai dengan menumpang bus Skylink Nottingham menuju East Midlands airport. Bandara ini merupakan bandara terdekat yang melayani penerbangan internasional ke seluruh penjuru Eropa. Beberapa pemeriksaan dilakukan oleh petugas baik dari maskapai maupun pihak keamanan bandara sebelum penerbangan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dokumen serta memenuhi persyaratan keamanan. Setelah melalui prosedur administrasi dan imigrasi, flight dilaksanakan sesuai jadwal yakni pukul 17.30 dan landing pukul 20.30 waktu Budapest. Waktu di Budapest lebih cepat satu jam dibanding UK.
Setiba di bandara Budapest, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju ke stasiun tram di pinggiran Budapest. Suasana pinggiran Budapest terasa sepi, gelap dan terkesan kurang tertata rapi. Begitu pula suasana di jalan raya, tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Perjalanan dengan bus ditempuh kurang lebih 30 menit. Selepas itu perjalanan dilanjutkan dengan naik tram “kaleng krupuk”. Kenapa saya katakan mirip kaleng krupuk? karena kondisi gerbongnya sudah sangat tua, warnanya kusam dan terkesan kurang terawat. Namun demikian kondisi di dalam kereta ternyata tidak seburuk tampilan luarnya. Interior kereta cukup nyaman dan petunjuk perjalanan tertera dengan jelas. 
Lokasi stasiun tram dengan hostel tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sebelum cek in, saya sempatkan untuk untuk cari takjil n perbekalan buat sahur karena pelesir kali ini dilaksanakan pada bulan puasa. Sesampai di hostel dan menaruh bawaan, saya lanjut explore kota Budapest di malam hari. Jarak hostel dengan lokasi utama wisata di Budapest dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Dan lokasi yang dituju malam itu adalah jembatan Szechenyi. 
Jembatan Szechenyi di Malam Hari
Jembatan ini adalah jembatan utama yang membelah sungai Danube dengan view Istana Buda dan terowongan Buda Castle. View Budapest malam itu sungguh sangat menawan. Gemerlap cahaya lampu dari kedua sisi sungai membikin betah mata untuk memandang segala penjuru kota. Dengan berjalan kaki serta didukung cuaca yang cerah, saya dapat menikmati pemandangan malam di Budapest dengan leluasa.
It Won't Kill Me Instead

Selain jembatan rantai Szechenyi dan Istana Buda, pemandangan menarik berasal dari gedung parlemen Hungary yang terletak disisi sungai Danube. Gedung yang bercita rasa seni tinggi itu diterangi oleh lampu-lampu malam yang semakin menambah eksotisme gedung tersebut. Sungguh malam yang sempurna.
Gedung Parlemen Hungary
Pukul 01.00 dini hari, sebagian besar lampu-lampu gedung dan jembatan dimatikan. Suasana kota menjadi gelap. Saatnya saya kembali ke hostel dengan berjalan kaki menyusuri jembatan. Sesampai di hostel saya lanjut mempersiapkan sahur untuk puasa esok hari.
Mari Melancong

Istana Buda dari Jembatan Gantung

Kemana Kita?
Pagi harinya, saya explore Budapest dimulai lagi. Menyusuri jalan yang dilalui malam sebelumnya, kali ini perjalanan dilanjutkan ke istana Buda menggunakan kereta listrik hingga sampai ke puncak bukit. di puncak bukit inilah Istana Buda berdiri megah. Dari puncak bukit, view sungai Danube dengan jembatan-jembatan yang melintasinya sungguh mengesankan. Rapi, megah dan indah. Sayangnya pemandangan tersebut lumayan terganggu oleh banyaknya crane yang berdiri kokoh.
Cuaca Budapest saat itu cerah dan terik  karena matahari bersinar menyengat. Walaupun panas, Budapest saat itu bener-bener indah. Kotanya tertata rapi dan bersih serta banyak bangunan yang bercita seni tinggi. Dari Istana Buda saya lanjut jalan ke areal Gereja Mathias. Gereja ini sangat unik karena eksterior atapnya dipenuhi ornamen berwarna-warni. Di sekitar gereja ini terdapat beberapa patung yang semakin menambah kesan artistik. 
Tidak jauh dari gereja Mathias terdapat sebuah bangunan semacam benteng yang dinamakan Fishermen’s Bastion. Bangunan ini sangat unik karena bentuk atapnya mirip kuil-kuil di daratan asia. Selain itu di tempat ini juga terdapat patung-patung yang seakan menunjukkan kesiapsiagaan orang-orang Magyar menghadapi lawan.

Selepas itu, perjalanan dilanjutkan menuruni bukit menuju sisi sungai Danube yang bertepatan berhadapan dengan Gedung Parlemen Hungary. Cuaca yang cerah membuat pemandangan menjadi indah. Perpaduan warna gedung dengan langit biru sore itu bener-bener mantap.
Perjalanan kemudian dilanjut ke arah Old Market menggunakan Buda metro. Suasana sore itu sangat mengesankan. Duduk di tepi sungai di dekat Liberty bridge, memandang kapal-kapal yang melintasi sungai Danube, mengagumi kemegahan gedung-gedung disepanjang sisi sungai, menikmati matahari yang meredup di saat senja, adalah momen istimewa yang akan selalu dikenang. Maghrib menjelang, saatnya mencari takjil untuk kemudian melanjutkan journey ke negara berikutnya.
a Romantic Twilight in Liberty Bridge 
Dengan kembali naik “kaleng krupuk”, sampailah akhirnya di Ferencfaros Budapest Bus Station. Dari lokasi ini, perjalanan dilanjutkan menuju ke Praha Ceska melewati negara Slovakia dengan menggunakan Flixbus, bus antar negara yang sangat nyaman. Perjalanan memakan waktu selama 6 jam dari pukul 24.00 sampai di Prague pukul 06.00, dan di tengah perjalanan itu pula saya menunaikan ibadah sahur.
Di Prague hujan gerimis menyambut. Durasi hujan ini cukup lama hingga saya harus nyari tempat yang nyaman buat berteduh. Belum mandi dan masih kucel, saya duduk-duduk dulu ngopi di gerai starbucks sambil nunggu cuaca cerah. Ketika hujan reda, perjalanan saya lanjut ke arah kastil Prague melewati Charles Bridge. Gedung-gedung di Prague tak kalah artistik dibanding dengan Budapest. Yang membedakan adalah di Prague terlalu banyak pengunjung yang menyebabkan saya kurang bisa mengexplore kota ini dengan leluasa. Di Charles Bridge banyak pasangan dari asia yang melaksanakan pre-wedding photo session. Sedikit banyak ini bikin ga nyaman, karena aku pengen.. eh karena lokasi pengambilan fotonya makan tempat/lokasi.

Charles Tower
The Cathedral


Dari Charles Bridge, journey saya lanjut ke kastil Prague. Untuk ke kastil ini dibutuhkan tenaga extra, karena harus menaiki bukit yang lumayan tinggi. Namun dari atas bukit, rasa lelah dan tenaga yang terpakai akan terbayar dengan pemandangan yang ditawarkan. Dari tempat ini saya bisa menikmati pemandangan bangunan-bangunan di Prague yang unik dan khas dari ketinggian. Selain itu juga terlihat beberapa menara gereja yang menjulang tinggi. Ini menambah keindahan panorama kota Prague. Ahh.. Prague memang indah.
Warna-warni Bunga
Journey saya lanjutkan dengan memasuki area di dalam kastil. Setelah melalui pemeriksaan keamanan, pengunjung bebas memasuki areal yang sangat luas ini. Dalam areal kastil ini terdapat banyak bangunan diantaranya: kediaman presiden Ceska, kastil kuno, beberapa gereja, dan taman-taman yang terawat dengan baik. Butuh waktu seharian untuk dapat mengexplore semua bagian dari kastil ini karena memang kawasan ini cukup luas. Selain itu di dalam kastil terdapat beberapa toko cindera mata yang menyediakan kenang-kenangan dari Prague. 
Megah n Artistik

Cuaca Prague pada saat itu cerah. Matahari bersinar sepanjang hari dengan selingan awan yang mewarnai. Ini membuat pemandangan menjadi semakin indah. Ada banyak lokasi yang bisa diexplore disini, namun harus sabar kalau ingin mendapatkan foto yang bagus karena pengunjung pada hari itu sangat banyak.
Selepas dari kastil Prague, saya lanjut ke town square, salah satunya untuk melihat jam astronomi yang nempel di sebuah gereja. Di pusat kota ini, suasana sangat ramai oleh pengunjung. Dari pusat kota saya lanjut ke hostel dengan naik tram untuk menaruh barang dan istirahat siang.
Ketika hari sudah agak sore, explore saya lanjut dengan tujuan utama the Dancing House. Bangunan ini sangat unik dari segi arsitektur karena bentuknya tidak simetris dan kesannya seperti sedang berdansa. Sayangnya saya tidak bisa lama-lama explore disini karena hujan deras keburu turun. Dengan buru-buru journey saya lanjut ke arah pusat kota. Setelah mendapat spot yang bagus menghadap ke arah kastil, sore itu saya habiskan dengan menikmati pemandangan kastil Prague dari sisi sungai Vltava sambil menantikan saat berbuka puasa. Duduk di tepi sungai sambil menyaksikan momen-momen pergantian siang ke malam, dari langit terang sampai kemudian meredup, serta saat lampu kastil dinyalakan merupakan salah satu the finest hours selama perjalanan ini. Setelah siang berganti malam, saatnya saya beristirahat di Hostel. Sebelum istirahat, saya tidak lupa makan sahur terlebih dulu .

Tariik Maang
Menuju Senja
Esok harinya, perjalanan saya lanjutkan menuju ke Brno menggunakan kereta api. Karena telat bangun, pagi itu saya lewati tanpa mandi pagi. Gapapa ga mandi, yang penting bau. Perjalanan dari Prague ke Brno membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Karena waktu penerbangan masih lama, waktu yang ada saya gunakan untuk explore kota Brno. Dibandingkan dengan Budapest dan Prague, Brno terkesan seperti kota yang masih kuno dan dalam proses berkembang. Tampilan stasiun Brno tidak terlalu mewah dan malah kelihatan kurang terurus.

Salah Satu Sudut kota Brno
Di dekat stasiun Brno terdapat bangunan bersejarah berupa komplek bangunan yang dikelilingi benteng. Di dalam areal ini terdapat banyak bangunan diantaranya Calvary, bangunan yang dibuat sebagai penghormatan atas peran pahlawan dari tanah Ceska. Sembari menyusuri benteng saya juga bisa menikmati pemandangan kota Brno. Cuaca saat itu tidak terlalu cerah, namun demikian pemandangan kota Brno masih dapat dilihat dengan jelas.
Menara Katedral St Peter n Paul
Suasana Kota Brno
Di bagian puncak kawasan ini terdapat Katedral St Peter and Paul. Bangunan katedral ini berdiri sangat megah dengan menara kembar yang menjulang tinggi. Interior gereja ini juga mengesankan. Nuansa warna krem dipadu dengan interior kayu menjadikan bagian dalam gereja ini semakin indah. Cukup lama waktu yang saya habiskan di tempat ini sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke bandara setempat.
Pukul 15.00 saatnya saya menuju bandara. Perjalanan ditempuh sekitar 45 menit. Sembari menunggu jadwal keberangkatan, disempatkan dulu main piano yang tersedia di bandara, lumayan bangga karena waktu itu sempat diabadikan oleh seorang cewek bule. Pukul 17.00 flight menuju London Stansted departed. Sekira pukul 18.30 perjalanan dilanjut untuk menuju stasiun kereta St Pancras. Kemudian perjalanan dilanjut dengan kereta East Midlands trains menuju Nottingham. Pukul 00.15 saya naik tram terakhir untuk kembali ke hunian saya di Nottingham.

Keunggulan lokasi tujuan wisata yang belum terlalu populer adalah kita bisa menikmati pemandangan ato lokasi tersebut secara lebih leluasa karena jumlah pengunjung tidak terlalu banyak. Sebagai perbandingan, walaupun Prague secara fasilitas lebih baik dan kotanya lebih indah, namun Budapest lebih nyaman untuk dikunjungi karena tidaak terlalu ramai pengunjung. Selain itu, harga-harga makanan di Budapest lebih murah. Tidak perlu kuatir tersesat di Budapest atau Prague, kebanyakan warga lokal dapat dimintain tolong dengan menggunakan bahasa Inggris. So.. Silakan merencanakan petualanganmu di Hungary n Ceska.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...