Minggu, 16 Juni 2019

Catatan Mudik Lebaran 2019 @gajayanalebaran

Untuk perantau yang berdomisili jauh dari keluarga, perjalanan mudik ke kampung halaman merupakan sesuatu yang spesial. Spesialnya perjalanan mudik adalah perasaan bahagia karena akan segera berkumpul dengan keluarga tercinta. Selain itu, perjalanan mudik juga merupakan sebuah perjuangan, mulai dari perjuangan untuk mendapatkan tiket hingga perjuangan untuk sampai dengan selamat di tempat tujuan. Perjuangan yang terbayarkan dengan perjumpaan dengan keluarga tercinta di kampung halaman.
the Locomotive, Penggerak Kereta sekaligus "Ruang Kerja" Masinis

Edisi mudik kali ini merupakan edisi mudik saya pada Lebaran tahun 2019  dari Jakarta menuju Kepanjen dengan menggunakan kereta api, dan berikut ini sekelumit catatan saat perjalanan mudik sebagai dokumentasi pribadi yang mungkin berguna untuk dibaca kembali suatu saat nanti.
Saya beruntung mendapatkan tiket KA lebaran tanpa harus "berdarah-darah" begadang sepanjang malam untuk memperoleh tiket KA. Dengan bantuan seorang teman yang iseng mengecek keberadaan tiket, saya akhirnya mendapatkan tiket KA untuk mudik lebaran dengan posisi yang strategis, di bagian tengah kereta dan di samping jendela. Terkait harga, saya tidak terlalu ambil pusing karena saya kira semua sudah mafhum jika saat mudik lebaran 2019, harga tiket pesawat jauh lebih mahal dari pada tiket kereta api.
Singkat cerita, saya cek in di Stasiun Gambir pada pukul 21.45. Saya sengaja berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan lalu lintas di Ibu kota. Dengan tiba lebih awal di stasiun gambir, saya bisa bersantai sejenak untuk berbelanja kebutuhan sahur dan menikmati pemandangan tugu Monas di malam hari.
Salah Satu Sudut di Stasiun Gambir
Suasana stasiun Gambir malam itu cukup padat. Banyak calon pemudik yang akan berangkat menuju ke berbagai tujuan di luar Ibukota yang beredar di berbagai sudut Stasiun khususnya di dekat lokasi cek in tiket. Hal ini dikarenakan pihak stasiun Gambir hanya memperbolehkan calon pemudik yang akan segera berangkat untuk bisa masuk ke area peron stasiun.
Menunggu Jadwal Keberangkatan
Pukul 23.20 KA Gajayana Lebaran tiba di stasiun Gambir dan para penumpung segera masuk ke gerbong sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket masing-masing. Saya kebetulan dapat kursi nomor 7D di gerbong nomor 2, lokasi yang strategis karena berada di bagian tengah gerbong. KA ini sangat bersih dan terasa nyaman dengan tingkat suhu dalam gerbong yang tidak terlalu dingin. Selain itu kaca jendela kereta juga bersih, sehingga penumpang dapat menikmati pemandangan di luar kereta dengan jelas.
Interior Gerbong Gajayana Lebaran
Tepat pukul 23.30 kereta berangkat meninggalkan stasiun Gambir untuk menuju stasiun terakhir Stasiun Kota Baru Malang dengan waktu tempuh selama 15 jam 40 menit. Alhamdulillah, gerbong tempat saya menumpang kereta terasa nyaman dan tidak terlalu berisik. Hanya sesekali terdengar suara klakson kereta karena gerbong kedua berada tidak jauh dengan lokomotif yang menarik rangkaian KA Gajayana Lebaran ini.
KA Gajayana Lebaran dipacu kencang agar bisa mencapai tujuan dengan tepat waktu. Namun demikian tidak lama saya merasakan kencangnya laju perjalanan kereta api ini karena saya memilih untuk tidur sambil menunggu waktu sahur. 
Dini Hari di Stasiun Purwokerto
Sekitar pukul 3 pagi para penumpang KA dibangunkan oleh petugas KA untuk  makan sahur. Semua penumpang mendapat satu porsi makan sahur yang sederhana namun cukup nikmat. Salut untuk PT KAI karena menyediakan layanan makanan sahur on the train bagi yang berpuasa. Di sisi lain, untuk musafir yang tidak berpuasa, PT KAI tetap menyediakan makanan dan minuman di gerbong restorasi.
Menu Sahur by PT KAI
Menjelang pagi, perjalanan sudah memasuki wilayah kabupaten Purwokerto. Tidak banyak kesan yang bisa saya tuangkan dalam blog ini karena hampir sepanjang perjalanan KA Gajayana Lebaran di wilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta saya tertidur. Saya baru merasa mulai “penuh” saat memasuki wilayah Jawa Timur dimana saya beberapa kali mengabadikan pemandangan indah dan suasana di luar kereta api.
Taken From Gajayana Lebaran (1)

Taken From Gajayana Lebaran (2)

Taken From Gajayana Lebaran (3)

Mendekati stasiun tujuan saya dalam perjalanan mudik ini, kereta beberapa kali harus berhenti agak lama di stasiun-stasiun kecil karena adanya “kres” atau penggunaan jalur kereta secara bergantian. Sebagai informasi, sebagian besar jalur rel kereta di Jawa Timur bagian selatan masih menggunakan single track, dengan demikian, jalur tersebut hanya bisa digunakan secara bergantian untuk kereta yang akan melewati jalur tersebut. Adanya beberapa ‘kres’ tersebut menjadikan waktu tempuh perjalanan kereta menjadi agak molor. Saya tiba di Stasiun Kepanjen pukul 15.45 dari jadwal seharusnya pukul 15.02. Namun demikian keterlambatan tersebut bukanlah sesuatu yang signifikan karena kenyamanan dan keamanan yang diberikan oleh PT KAI sepanjang perjalanan mudik tahun ini.

Yang menjadi perhatian saya dalam perjalanan mudik kali ini adalah banyaknya pihak yang terlibat dalam kelancaran dan keamanan perjalanan KA namun jarang sekali disebut eksistensinya. Pertama adalah direksi dan komisaris PT KAI yang mengorganisir dan melangsungkan perjalanan seluruh kereta api di Indonesia. Di Stasiun Gambir, saya sempat melihat seorang komisaris PT KAI melakukan inspeksi langsung ke bagian cek in dan melihat kondisi pelayanan penumpang yang akan melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api. Pengecekan tersebut tidak sampai mengganggu kelancaran pelayanan penumpang yang akan melakukan cek in di Stasiun Gambir.
Menunggu Giliran Melewati Single Track Rail
Kedua, petugas pembantu cek in. Bagi sebagian besar calon penumpang yang belum pernah naik kereta api atau belum pernah memanfaatkan fasilitas cek in mandiri, prosedur pelaporan diri ini mungkin akan membingungkan. Calon penumpang harus menuju ke mesin cek in dan kemudian mencetak boarding pass. Fasilitas yang sangat ringkas ini tentu saja membutuhkan waktu untuk bisa digunakan secara mudah. Salut untuk PT KAI yang menempatkan beberapa petugas untuk membantu calon penumpang yang kesulitan atau menghadapi masalah dalam melakukan cek in atau mencetak boarding pass.
Berikutnya adalah petugas keamanan. Dengan seragamnya yang terlihat jelas dan jumlahnya yang cukup banyak, keberadaan petugas keamanan kereta api, baik di lingkungan stasiun maupun di dalam rangkaian kereta cukup memberikan rasa aman bagi penumpang. Dalam beberapa kesempatan petugas keamanan ini juga bisa menjadi pemberi informasi bagi calon penumpang, dan sepanjang pengalaman saya, petugas kemanan ini selalu informatif dalam memberikan informasi atau jawaban. 
Siap Bertugas
Keempat, para personel di dalam kereta api diantaranya masinis, kondektur, waitress, dan cleaning service. Para onboard staffs ini mempunyai peran sangat penting dalam keamanan dan kenyamanan perjalanan kereta api. Saya melihat dan mengapresiasi kinerja para personel perjalanan kereta api yang sangat baik dan semakin profesional.
Mari Kita Berikan Apresiasi Lebih Kepada Mereka
Kelima, di luar personel onboard, ada juga jenis kesibukan lain yang juga turut membantu keamanan dan kenyamanan perjalanan kereta. Para pahlawan tanpa tanda jasa ini diantaranya adalah penjaga perlintasan kereta api. Dikarenakan tingkat disiplin pengguna jalan raya di Indonesia masih kurang menggembirakan, maka penjaga perlintasan kereta api, baik yang resmi maupun perlintasan tanpa palang pintu, sangat dibutuhkan keberadaannya. Dalam perjalanan mudik, saya sempat mengamati petugas pos di beberapa pintu perlintasan kereta yang setia/stand by menjaga perlintasan kereta agar selalu aman. 
Kepala Stasiun Dan Lampu Ajaib
Personel lain yang masuk dalam kategori “off board” adalah bagian cek kelaikan kereta dan rel. Di beberapa stasiun, petugas ini mengamati dengan seksama bagian bawah kereta api untuk memastikan bahwa bagian-bagian kereta api berfungsi dengan baik. Di stasiun-stasiun tertentu, ada juga petugas pengisi air yang dengan cekatan me-refill air ke dalam gerbong. Dengan cara ini, perjalanan menjadi semakin nyaman, karena penumpang kereta tidak perlu khawatir kehabisan air saat menggunakan toilet di sepanjang perjalanan.
Dilarang Naik Atap Kereta Kecuali Petugas
Perjalanan yang nyaman dan lancar tentu saja merupakan hasil dari pembangunan dan maintenance suprastruktur dan sarana pendukung perjalanan kereta api. Dibalik adanya sarana utama dan pendukung tersebut ada ribuan pekerja yang berperan besar mewujudkan terciptanya moda transportasi masal semacam kereta api ini. Dalam perjalanan mudik kali ini, saya mengamati di beberapa titik lokasi bahwa PT KAI melakukan pembangunan infrastruktur yang massif dalam bentuk bangunan gedung stasiun, pembangunan double track rail, pembangunan jembatan, dan pelebaran stasiun kereta. Lebih jauh, agar infrastruktur berupa rel dapat terpelihara dan berfungsi dengan baik , PT KAI mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 
Pembangunan Jalur Baru

Pembangunan Fasilitas Pendukung Stasiun KA

Saya yakin masih banyak pihak/personel lain yang belum disebut dalam blog ini. Namun saya percaya bahwa seluruh unsur pelaksana dan pimpinan PT KAI telah dan akan selalu memberikan yang terbaik kepada kami para pengguna setia Kereta Api. Bravo untuk PT KAI yang semakin baik dan profesional dalam melayani konsumen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...