Beginilah hidup, ada suka dan ada duka. Kadang
bergantian dan seringnya berkombinasi. Namun, hidup kadang ada garingnya juga. Ngga seru namun ngga juga membosankan, just so so. Blog ini aku tulis
buat kenang-kenangan bahwa aku pernah menjalani hari yang begitu random. Ambyar,
ga bersemangat, merasa “sendiri", ketemu teman baru, eksplore suatu
tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya serta mencoba kuliner populer
suatu daerah yang dinamai Cirebon.
|
Stasiun Cirebon |
Hari itu Sabtu di bulan November. Aku menuju ke
Cirebon untuk menghadiri resepsi pernikahan seseorang yang aku kenal sejak
dua tahun sebelumnya. Aku sudah berjanji untuk datang ke pernikahannya saat
dia mengundangku. Janji yang harus aku tepati jika tidak ada udzur. Walaupun
lumayan sering berkomunikasi, aku belum pernah sama sekalipun bertatap muka
dengannya. Terus terang “dia” ini adalah sosok yang aku damba untuk bisa
menyempurnakan separuh agamaku. Namun memang beginilah skenario dari-Nya yang
Maha Agung, aku bertatap muka langsung justru di hari bahagianya yang
sekaligus menjadi salah satu hari yang ingin segera aku lalui, tinggalkan,
dan lupakan.
|
Ada Spot Cantik di Stasiun Gambir |
Perjalanan ini aku mulai dari kosanku sesaat
setelah sholat subuh usai kutunaikan. Dari kosan aku menuju stasiun Gambir
untuk bersiap melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api. Tidak ada yang
istimewa dari perjalanan kereta api ini. Semua berlangsung lancar tanpa
kendala. Dalam perjalanan ini, aku sendiri, karena sohibku yang merupakan
sahabat dari sang mempelai, yang seharusnya menemaniku, ada urusan mendadak
yang tidak bisa ditinggalkannya. Untungnya dia memberikan CP temannya yang
lain yang bisa diajak kondangan barengan.
|
Ambil Nafas Dalam-Dalam di Sini |
Pukul 9.45, kereta api tiba di Stasiun Cirebon.
Perjalanan aku lanjutkan dengan menggunakan transportasi online menuju ke
lokasi resepsi yang tidak terlalu jauh jaraknya dari stasiun. Sesampai di
lokasi, aku segera menghubungi CP yang diberikan temenku. Syukurlah akhirnya
ada temen buat kondangan.
Saat resepsi berlangsung, praktis aku berada di
sebuah acara pesta dimana aku belum pernah bertatap muka langsung dengan
semua yang hadir di acara tersebut, bahkan dengan para mempelainya. Ada
perasaan wah.. seru bin aneh juga ini moment..
Tidak ada momen spesial atau dramatis saat aku
mengucapkan selamat secara langsung kepada mempelai berdua. Aku bersyukur
Allah SWT menganugerahiku hati yang tabah dan ikhlas melihat wanita yang
kudamba bersanding mesra dengan imamnya. Mereka memang merupakan pasangan
yang sangat ideal dari bibit, bebet dan bobotnya. Aku turut bahagia dan berdoa
semoga keberkahan melimpahi pernikahan mereka.
|
Pamer Bojo |
Aku tidak sempat menikmati hidangan yang
disajikan, karena jumlah tamu yang demikian banyak dan antrian yang cukup lama, kecuali segelas air minum kemasan
yang sempat aku comot saat keluar gedung resepsi. Demikian buru-burunya
teman-teman baru yang ingin segera berwisata kuliner di kota ini.
Bersama teman-teman baru, aku melanjutkan cerita hari
itu. Lokasi pertama yang kami tuju adalah resto nasi jamblang Bu Nur, resto
nasi jamblang paling popular di Cirebon. Sebagai informasi, nasi jamblang
adalah hidangan nasi dengan lauk yang beraneka ragam yang disajikan di atas
daun jati. Di warung Bu Nur ini, lauk yang disajikan sangat bervariasi dengan
harga yang sangat murah. Pantas jika warung ini sangat popular karena antrean
penikmat kuliner ini mengular dan butuh waktu cukup lama sebelum kita
mendapat giliran memesan makanan yang kita inginkan.
|
Antrian di Nasi Jamblang Bu Nur |
Tidak puas dengan Nasi Jamblang, kami lanjut ke
makanan khas Cirebon berikutnya yakni Empal Gentong H Apud. Makanan yang
paling direkomendasikan disini adalah empal gentong dan sate kambingnya yang
maknyuss. Enak mantap. Sebagaimana kondisi di Nasi Jamblang Bu Nur, resto
Empal Gentong H Apud juga penuh dengan para penikmat kuliner ini. Untungnya,
walaupun banyak pengunjung, namun layanan di resto ini cukup cepat sehingga
kami tidak perlu menunggu terlalu lama untuk dapat menikmati hidangan yang kami
pesan.
|
Kuliner Berikutnya, Kedai H. Apud |
Karena jadwal perjalanan kereta balik ke Jakarta
masih lama, kami putuskan untuk eksplore tempat wisata yang ada di sekitaran
Cirebon. Dengan menyewa mobil, kami putuskan untuk menuju ke Telaga Cicerem
yang berada di kaki gunung Ciremai dan masuk ke dalam wilayah Kabupaten
Kuningan.
Perjalanan menuju ke lokasi ini ditempuh dalam
waktu kurang lebih satu jam melewati jalanan yang cukup nyaman. Pemandangan yang
tersaji dalam perjalanan ini didominasi oleh kawasan permukiman dan sesekali
memasuki area persawahan menghijau dengan latar belakang kawasan perbukitan.
|
Selamat Sore dari Kaki Gunung Ciremai |
Sesampai di lokasi, dengan membayar tiket masuk
sebesar Rp5.000 per pengunjung, kami bisa menikmati udara segar dengan pemandangan
telaga biru yang berukuran cukup luas. Pengunjung bisa mengitari telaga ini sambil
menikmati sensasi berjalan di antara rimbun pepohonan yang ada. Pengunjung
juga bisa menuju ke bagian atas dari komplek telaga ini untuk menikmati
pemandangan telaga dari ketinggian dan sawah yang membentang di punggung
bukit. Pihak pengelola juga menyediakan beberapa gazebo kecil yang berfungsi
sebagai tempat berteduh para pengunjung.
|
Telaga Biru Cicerem Kuningan |
Telaga ini mempunyai satu spot cantik yang
instagramable yakni dermaga kecil dengan lambang love yang berlatar belakang
telaga dan rimbunnya pepohonan. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin relaksasi
secara ekonomis, bisa duduk di pinggir telaga sambil merendam kaki ke dalam
air. Airnya yang dingin menyejukkan cukup efektif menjadi obat penghilang
penat. Setidaknya itu yang aku rasakan.
|
Spot Instagramable Telaga Cicerem |
Pukul 4 sore kami balik ke Kota Cirebon untuk selanjutnya
menuju ke Jakarta menggunakan Kereta Api. Namun karena jadwal keberangkatan
kereta masih lumayan lama kami sempatkan untuk mencoba tempat makan yang populer
di Cirebon yakni Bubur M Toha yang berlokasi tidak jauh dari Stasiun. Mungkin
karena aku sudah cukup kenyang, makanya aku tidak menemukan sesuatu yang spesial
dari hidangan yang aku pesan. Setidaknya sudah hilang rasa penasaranku.
|
Suasana Stasiun Cirebon di Kala Malam |
Agenda berikutnya adalah menunggu jadwal
keberangkatan kereta menuju Jakarta. Kereta tiba dan berangkat tepat waktu
dari stasiun Cirebon, membawa kisah dan kesan yang membuatku beberapa kali
tersenyum sendiri. Senyuman pait.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar