Sabtu, 30 Desember 2017

Incroyable Moment a Paris

Journey to Paris merupakan rangkaian akhir dalam tour de frantalia yang mencakup Venice, Milan dan Paris. Melanjutkan blog sebelumnya, penerbangan dari Milan ke Paris ditempuh sekitar 1,5 jam. Maskapai yang digunakan saat itu adalah Vuelling yang berasal dari Spanyol. Dibandingkan dengan menggunakan kereta, penerbangan ini memangkas waktu tempuh yang lumayan. Selain itu, harga tiket kereta api seringkali lebih mahal daripada tiket pesawat.
Eiffel Tower, Seine dan Pont Alexadre III
Pukul 21.00 waktu Paris, pesawat mendarat dengan selamat di bandara Orly Paris. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kereta. Lokasi bandara ini berada sangat jauh dari pusat kota Paris. Dibutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menuju ke Gare du Nord, stasiun kereta yang dekat dengan lokasi penginapan trip in Paris kali ini. Dari stasiun ini dilanjutkan dengan jalan kaki menuju penginapan sebagai tempat istirahat.
Arc de Triomphe
Keesokan harinya, explore Paris dimulai dengan mengunjungi tujuan pertama, Arc de Triomphe. Tujuan pertama ini adalah gerbang yang berdiri megah dengan dikitari jalan yang menjadi penjuru bagi banyak jalur jalan di kota Paris. Arc de Triomphe merupakan gerbang yang dibangun untuk mengenang pahlawan Paris yang gugur dalam beberapa peristiwa bersejarah di negeri itu. Di monumen ini terdapat patung patung yang melambangkan dewa-dewa dalam mitologi kuno. Di banyak bagian monumen ini juga terukir nama-nama pahlawan yang berjasa bagi negara Perancis. Selain itu, di salah satu sisi menara ini juga terdapat obor api yang menyala yang menandakan tidak matinya semangat pahlawan Perancis walaupun mereka telah gugur.
Obor Abadi di Arc de Triomphe
Suasana Arc de Triomphe saat itu cukup ramai dengan banyaknya turis yang berkunjung. Wajah-wajah turis dari Cina dan Korea cukup jamak terlihat di berbagai sudut Monumen ini. Sebagai sesama turis dari Asia, harus maklum dan paham jika turis Asia mempunyai kadar narsis yang melebihi dosis. Di berbagai kesempatan, harus bersabar untuk menunggu para turis narsis ini mengambil gambar karena tak jarang mereka berhenti di pedestrian area dan mengganggu lalu lintas jalan kaki sesama pengunjung.
Dari Arc de Triomphe explore diarahkan ke Musee de Louvre, namun sebelum sampai ke museum yang sangat populer ini, ada beberapa lokasi yang dikunjungi. Pertama, kawasan Champ de Ellysee. Kawasan ini merupakan lokasi perbelanjaan yang sangat populer. Lokasi ini juga merupakan kiblat mode dunia, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya butik, gerai yang memamerkan dan menjual rancangan dan desain fashion terbaru. Berjalan kaki di Champ de Ellysse dalam suasana ini sungguh sangat mengesankan. Turis ramai berlalu lalang, daun-daun yang menguning, matahari bersinar cerah dan cuaca sejuk cenderung hangat, merupakan kombinasi sempurna dari kota tujuan utama turis dunia ini.
Suatu Pagi di Champ de Elysee
Daun-daun Mulai Berguguran
Kedua, kawasan Grand Palais. Kawasan ini merupakan arena eksebisi yang beratapkan kaca. Gedung pameran dan pertunjukan ini sangat megah. Selain itu bangunan ini terlihat terawat dengan baik. Diseberang Grand Palais terdapat gedung yang tidak kalah menarik yakni Petit Palais. Gedung ini merupakan museum seni dan juga berfungsi sebagai tempat pameran. Karena masuknya gratis, disempatkan untuk melihat-lihat interior dan beberapa peninggalan yang dipamerkan. Di lantai utama terdapat cafetaria dimana pengunjung dapat menikmati secangkir kopi hangat sambil menikmati suasana hari yang cerah dengan pemandangan yang menarik. Berbeda dengan lantai utama, di lantai bawah terdapat pameran baik berupa lukisan dan patung. Walaupun menampilkan lukisan tentang kegiatan sehari-hari, lukisan-lukisan ini dibuat oleh artis yang mempunyai cita rasa seni tinggi. Lihat aja sendiri kesana kalo ga percaya.
Grand Palais
Petit Palais
Ketiga, Pont Alexandre III. Tempat ini adalah jembatan sekaligus spot foto yang strategis karena dari tempat ini pengunjung bisa mengabadikan jembatan lebar, sungai Seine, kubah gereja, patung-patung dan Menara Eiffel dalam satu frame. Di sekitar area ini juga terdapat taman kecil dengan deretan pepohonan dengan daun-daun menguning di sepanjang sisi sungai Seine. Dari jembatan ini jalan kaki dilanjutkan dengan menyusuri sisi sungai Seine di sisi kanan dan deretan pohon musim gugur di sebelah kiri. Unforgettable moment dah pokoknya.
Pont Alexandre III dan View Musee de L'Armee
Musee de Louvre masih jauh rupanya, masih ada beberapa lokasi yang harus dilewati diantaranya Place de la Concorde, lapangan yang lantainya dari tatanan batu-batu alam yang disusun rapi. Dari sini, Arc de Triomphe di kejauhan terlihat gagah dan megah. Selain lapangan ini, ada juga taman cantik dengan daun-daun dan bunga yang memanjang yang berujung di kawasan museum paling populer di dunia ini. Namanya Jardine des Tuileries. Sebagai informasi, banyak sekali penjaja souvenir yang merupakan imigran dari Benua Afrika. Cara mereka menawarkan dagangannya lumayan bikin ngeri karena mereka gigih dengan setengah memaksa agar wisatawan mau membeli dagangannya. Kata no thanks atau mercie aja ga cukup untuk “mengusir” pedagang-pedagang gigih ini. Asal sabar menolak dan ga terpancing emosi, nantinya mereka akan “menyerah” juga.
Musee de Louvre!!. Inilah museum yang luar biasa yang memadukan nuansa klasik dengan sentuhan artistik modern. Ciri khas dari museum ini adalah pintu masuknya yang menyerupai piramida namun disusun dari kaca. di beberapa sisi pintu masuk terdapat kolam dengan air mancur yang menjadikan kawasan ini semakin terlihat cantik. Selain piramida utama yang berfungsi sebagai pintu masuk museum, juga ada beberapa piramida kecil. Dari piramida2 ini pengunjung dari luar bisa melihat bagian dalam museum.
Museum Paling Populer di Dunia
Gerbang, Piramida Kecil, Piramida Utama dan Kubah di Musee de Louvre
Salah Satu Sudut di Musee de Louvre
Hari itu musee de Louvre disesaki oleh pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Antrian untuk memasuki areal museum mengular. Kepadatan pengunjung juga dapat dilihat dari piramida-piramida kecil disamping piramida utama. Maklum saja jika pengunjung hari itu sangat padat, karena hari itu bertepatan dengan akhir masa liburan musim panas dan musim panas merupakan saat ideal untuk berwisata.
Cukup lama waktu dihabiskan di kawasan museum yang memajang lukisan paling terkenal di dunia, Monalisa ini. Pergantian cuaca dari cerah berawan ke mendung gelap membuat pemandangan Musee de Louvre menjadi terlihat lebih dramatis. Gedung-gedung museum tampak lebih gagah dan kokoh dalam cuaca yang lebih gelap.
Dari kawasan Musee de Louvre, explore dilanjutkan menuju ke Musee de L’armee. Museum ini menyimpan peninggalan militer perancis. Di gerbang museum ini terdapat penjagaan ketat dari pihak keamanan. Disini barang bawaan para pengunjung diperiksa sebelum memasuki areal museum. Museum ini terlihat cantik dengan adanya taman yang luas di bagian depan museum. Di bagian dalam museum terdapat lapangan yang cukup luas dengan lantai dari tatanan batu. Berbeda dengan Musee de louvre, museum ini sangat sepi pengunjung. Tidak lama waktu dihabiskan disini, karena the main destination in Paris was waiting.
Musee de L'Armee, Dedikasi untuk Angkatan Perang Perancis 
Dari musee de l’armee, lanjut ke tujuan utama dalam journey kali ini dengan berjalan kaki. 40 menit kemudian atau kira-kira pukul 14.40, akhirnya sampailah ke menara paling populer di dunia ini. Eiffel!!. Kesampaian juga akhirnya melihat secara langsung menara yang indah dan romantis ini. Perasaan ketika melihat secara langsung menara ini adalah takjub dan kagum. Sambil duduk di rerumputan hijau dengan ditemani sebotol coca cola, aku menikmati pemandangan kawasan dengan atraksi utama menara indah ini dengan leluasa. Cuaca cerah berawan, semilir angin dan konfigurasi pepohonan merupakan perpaduan sempurna di Eiffel sore itu.
Awan Membayangi Eiffel
Tidak cukup jika hanya memandanginya dari kejauhan, Eiffel terlihat sangat megah dari dekat. Arsitektur menara besi ini terlihat sangat kokoh dan kekar dari bagian bawah. Menara ini sangat besar dan tinggi. Bagian bawah menara ini juga sangat luas, menunjukkan betapa lebarnya menara ini. Di sisi lain, pengunjung yang akan memasuki kawasan menara Eiffel harus diperiksa ketat oleh pihak keamanan. Walaupun antrian panjang, dengan manajemen massa yang baik, antrian yang panjang tersebut dapat dilewati dalam waktu yang singkat.
Menara Eiffel terlihat indah di malam hari, ketika lampu-lampunya dinyalakan. It was an once in a lifetime opportunity. I waited impatiently for that moment. Saat-saat menunggu dinyalakannya lampu tersebut merupakan an unforgetable and impressive moment. Duduk dibawah menara eiffel sambil menikmati matahari senja yang cerah menyinari. What a perfect moment. Yang ditunggu-tunggu akhirnya terjadi juga. Penyalaan lampu Eiffel disertai dengan penyalaan lampu LED. Hal ini menambah semarak suasana di seputar kawasan Eiffel. 
Dibawah Kokohnya Besi Eiffel
Setelah beberapa lama, saatnya cari lokasi lain untuk menikmati menara ini. Lokasi pertama adalah dari sisi sungai Seine, tepatnya dari salah satu jembatan. Lokasi ini sebenarnya cukup strategis untuk mengabadikan momen di Eiffel. Namun sayangnya banyak sekali pengunjung yang berlalu lalang yang menyulitkan untuk dapat mengambil gambar dengan leluasa. Setelah itu pindah ke lokasi lain yang berada di lokasi yang lebih tinggi dari lokasi sebelumnya. Di lokasi ini sudah banyak pengunjung yang terlebih dulu menikmati icon Paris ini dari kejauhan. Lokasi ini memang strategis karena pemandangan Eiffel dengan nyala lampunya mendapatkan tambahan view yakni sungai Seine dengan kapal-kapal yang melintasinya dan jembatan yang melewatinya. 
Sungai Seine dan Indahnya Panorama Malam

Larut malam mulai menjelang, saatnya meninggalkan Eiffel. Good bye Eiffel, semoga suatu saat aku bisa mengunjungimu lagi. Dari kawasan Eiffel, balik lagi ke penginapan untuk beristirahat. Keesokan harinya, naik kereta lagi menuju ke bandara Orly. Dari Orly mengambil flight menuju Birmingham dengan waktu tempuh selama 1,5 jam, untuk selanjutnya naik bus National Express menuju Nottingham.
Fabuleuse Nuit a Paris
Sebenernya tidak ada kata puas untuk menikmati Paris dan atraksi utamanya, menara Eiffel. Namun walaupun singkat, kesempatan untuk bisa mengunjungi Paris sudah merupakan anugerah luar biasa yang tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk mengunjunginya. Ada banyak destinasi menarik yang tersebar diberbagai penjuru kota Paris. Dalam waktu yang cukup singkat, destinasi-destinasi itu mustahil untuk bisa dikunjungi semua. Karena itu, sebelum mengunjungi kota Paris pastikan dulu destinasi yang menjadi prioritas. Disamping itu, Paris merupakan kota yang cantik dengan banyak gedung-gedung dengan arsitektur yang megah dan menawan. Selain memanjakan mata dan membuat takjub, hal ini juga dapat menyebabkan destinasi prioritas menjadi terabaikan. Hal ini dapat terjadi pada wisatawan yang suka mengabadikan tempat-tempat dan gedung-gedung indah dan artistik dan khususnya pelancong yang punya mental kemodak bin narsis parah. Akhirnya, saya mendoakan agar yang baca blog ini bisa mengunjungi Paris suatu saat nanti. Dan bagi yang sudah pernah, saya doakan bisa kesana lagi. Amin.

Selasa, 12 Desember 2017

Christmas Market in Nottingham City Centre Dec 2016 Edition

Winter Windmill
Setiap mendekati perayaan Natal, Nottingham City Council mengadakan pasar malam yang berlokasi di kawasan Old Market Square. Dalam pasar malam ini banyak wahana-wahana bermain untuk anak-anak diantaranya komidi putar, ayunan dan mobil-mobilan. Atraksi utama yang ditawarkan pada pasar mala mini adalah arena ice skating di areal terbuka. Arena ini menjadi daya tarik utama yang terlihat dari antusiasme para pengunjung yang mencobanya.
Suasana Christmas Market di Old Square Nottingham
Selain arena bermain, juga banyak stand-stand yang menjual aneka makanan. Dari makanan manis hingga makanan berat. Ada juga stand yang menjual cindera mata berupa lampu pualam yang bercorak tokoh-tokoh Natal. Bentuk lampu hias ini sangat menarik. Terlihat ukiran yang mendetail yang menunjukkan cita seni tinggi dalam proses pembuatannya. 
Hiasan lampu or lampu hias?

Lampu Hias or Hiasan Lampu?

Bentuk stand-stand makanan dan cindera mata ini cukup unik. Desain atapnya beraneka ragam, ada yang berbentuk kincir angin hingga bentuk atap bersalju. Suasana semakin indah dengan banyaknya hiasan-hiasan pelengkap di seputar area Christmas market.
Komidi Putar British version 

Cuaca saat itu cukup dingin, namun tidak sampai menurunkan salju. Pengunjung harus menggunakan pakaian yang proper supaya tidak kedinginan. Pengunjung Christmas market juga bisa masuk ke dalam the Exchange, pusat perbelanjaan di Nottingham, untuk menghangatkan badan. Di dalam gedung pusat perbelanjaan ini, terdapat mini konser yang dibawakan oleh Thoresby Band. Band ini terdiri dari 8 personel yang semuanya membunyikan alat musik tiup. Lagu-lagu bertema Natal yang mereka bawakan terdengar syahdu di dalam gedung perbelanjaan yang megah tersebut.

Thoresby Band Nottingham

Sabtu, 25 November 2017

Milan, Frantalia Jilid V part 2.

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Milan
Pelesir kali ini khusus menceritakan petualangan di Kota Milan sebagai bagian dari pelesir Eropa jilid V. Pelesir ini merupakan lanjutan dari perjalanan pelesir ke Venice. Perjalanan dari Venice ke Milan adalah perjalanan pertama naik kereta cepat. Kecepatan kereta ini sebagaimana terpampang di papan informasi elektronik mencapai lebih dari 300 km per-jam. Walaupun kecepatannya sangat tinggi, perjalanan terasa sangat nyaman karena suspensi dan kualitas rel yang baik. Perjalanan kereta ini melewati beberapa kota diantaranya Vicenza, Verona dan Brescia. Nama kota-kota ini cukup familiar karena kota-kota ini mempunyai klub sepakbola yang populer pada masanya. Sayangnya sekarang klub-klub bolanya sudah terdegradasi ke level-level bawah.
300 km/h Di Atas Kereta Peluru

Stasiun Kereta Milan
Kereta cepat dari Venice sampai di Milan pukul 8 malam waktu setempat. Stasiun kereta Milan sangat megah dan mewah. Bangunannya sangat luas dengan banyak gerai-gerai makanan dan fashion didalamnya. Pemandangan di luar stasiun tak kalah bagusnya. Gedung-gedung bernuansa klasik dan lampu-lampu taman membuat kota Milan menjadi semakin cantik. Satu hal yang membuat ga nyaman adalah banyaknya imigran yang bergerombol di beberapa sudut lapangan. Tanpa ada kegiatan yang jelas, kumpulan orang-orang ini bikin kita harus waspada. Untungnya banyak polisi yang menjaga areal tersebut. Sengaja cari penginapan yang dekat dengan stasiun supaya bisa lekas istirahat dan tidak perlu repot mencari moda transportasi lagi.
Centrale Stazione Area Milan
Pagi hari di Milan diawali dengan merasakan mentari pagi yang cerah di atap penginapan. Setelah bersiap, lanjut ke tujuan pertama yakni Stadio Giuseppe Meazza yang terletak cukup jauh dari pusat kota Milan. Dengan menempuh perjalanan tram bawah tanah selama 35 menit, sampai di stadion kebanggaan Milan ini. Stadion ini sangat megah, dengan atap dan pilar-pilarnya yang khas. Setelah memutari stadion, disempatkan masuk ke megastore untuk melihat koleksi merchandise baik dari AC Milan maupun Inter Milan. Ga perlu ditanya saya beli apa disini. Jersey tahun sebelumnya aja masih dijual dengan harga sangat mahal disini. Mending beli di ebay atau amazons. 
Giuseppe Meazza, San Siro Milan
Selepas mengagumi kemegahan stadion san siro ini, explore milan dilanjutkan menuju ke pusat kota milan dengan kembali menggunakan kereta bawah tanah. Sekitar pukul 11.40 aku sampai di Duomo Milan, lokasi utama wisata di Kota Milan dimana terdapat beberapa bangunan yang ikonik. Pertama Katedral Milan. Katedral ini luar biasa besar. Bagian depan katedral ini sangat megah dan tinggi. Selain itu, tiap sudut ornamen dan patung yang menghiasinya dibuat dengan detail dan ketelitian yang tinggi. Pengunjung akan takjub melihat bagaimana bangunan yang sangat megah ini juga menawarkan keindahan arsitektur yang sangat luar biasa. Berhadapan dengan katedral Milan adalah patung Vittorio Emmanuel II. Patung ini berdiri megah di tengah lapangan. Bangunan berikutnya adalah Galleria Vittorio Emanuel II. Tempat ini merupakan pusat perbelanjaan elit di kota Milan yang berisikan gerai-gerai fashion dari merk-merk ternama dunia. Selain itu banyak juga gerai makanan yang menawarkan berbagai menu. Interior bangunan ini sangat indah. Detailnya dibuat dengan rapi sehingga pengunjung akan merasa kan kemegahan sekaligus keindahan gedung ini. 
Patung Vittorio Emmanuel II

Galleria Vittorio Emanuel II
Selain pengunjung yang sangat banyak siang itu, di kawasan ini juga banyak imigran yang berjualan kerajinan tangan dan tongsis. Cara mereka menjajakan barang dagangannya agak menakutkan karena semacam memaksa dan sok kenal. Mereka dengan agresif mengejar para turis agar meu membeli dagangannya. Kalau tidak berkenan, cukup bilang no thanks dengan sopan. Lama-kelamaan mereka bakal pergi juga.
Pada awalnya hanya dua lokasi ini yang akan dikunjungi, namun karena hari masih panjang, cari alternatif lokasi yang layak dikunjungi. Dengan menumpang kereta, menuju ke lokasi yang belum diagendakan sebelumnya, yakni sebuah taman yang ada pada peta. Pada kenyataannya taman ini hanyalah ruang terbuka hijau yang banyak dimanfaatkan warga setempat untuk melepas penat dan saling berinteraksi, bukan lokasi tujuan wisata yang rekomended. Dari sini kemudian explore dilanjutkan ke Castillo di Milan. Sebuah kastil yang sangat megah dan menempati areal yang sangat luas. Ada beberapa bangunan dalam areal ini, diantaranya benteng yang membatasi areal bagian dalam dan luar kastil. Didalam kastil juga terdapat benteng lagi yang menjadi lapisan  pengamanan berikutnya. Nama bangunan kedua ini adalah Piazza del Cannone. Di bagian tengah bangunan ini terdapat menara menjulang tinggi dengan puncaknya berbentuk semacam kubah. Didalam kastil ini juga terdapat bangunan-bangunan lain yang semakin memperindah pemandangan disini. Melengnkapi areal kastil ini, terdapat taman yang luas dengan sebuah danau kecil yang cukup cantik. Di taman ini tumbuh pepohonan hijau yang menambah asri dan segarnya udara sore itu.
Castillo di Milan

Salah Satu Sudut Benteng

Under the Bright Sun

Sore Ceria di Parco Sempione

Selepas dari Milano Castle, saatnya explore Milan berakhir. Dari Milan station kemudian ke bandara Malpensa. Perjalanan menuju bandara ini dilakukan saat senja menjelang. Dalam suasana cerah tenggelamnya matahari terlihat sangat indah, dipadu dengan pemandangan pinggiran kota Milan yang tidak terlalu padat. Bandara ini cukup familiar bagi Milanisti maupun Interisti, karena banyak bintang klub sepak bola dari kedua klub tersebut posting atau update status ketika sedang berada di bandara ini. Bandara ini sangat besar dan canggih. Selain itu nuansa modern sangat terasa di bandara ini. Pukul 19.30 pesawat take off meninggalkan landasan bandara Malpensa Milan.
Esotismo di Milano
Milan adalah kota yang sedari dulu menjadi impian untuk dikunjungi. Kota ini memang indah. Banyak bangunan megah dan taman cantik disini. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan pada saat mengunjungi kota ini, pertama atur perjalanan dengan baik, termasuk moda transportasi apa yang akan dipilih. Hal ini untuk meminimalisir kemungkinan salah jadwal atau salah pilih kendaraan yang bisa bikin tersesat atau tersasar. Hal ini penting karena warga Italia enggan berkomunikasi menggunakan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Kedua, jangan kaget jika menemukan banyak imigran menjajakan gelang, tongsis atau tas secara agresif. Cukup abaikan dengan sopan. Ketiga, bermimpilah ke Milan mulai dari sekarang.





Venice, Awal dari Rangkaian Akhir Pelesir Eropa Jilid V

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Venice
Sebagai penutup dalam rangkaian pelesir eropa, Italia dan Prancis merupakan negara yang menjadi daftar utama dalam agenda pelesir kali ini. Keduanya merupakan negara besar yang mempunyai banyak lokasi wisata yang indah dan terkenal serta mempunyai banyak bangunan bersejarah yang sangat layak untuk dikunjungi. Karena banyaknya pilihan lokasi, sebelum berangkat harus menentukan prioritas lokasi yang akan dikunjungi. Karena keterbatasan waktu, tidak mungkin akan bisa mengunjungi semua lokasi wisata di dua negara ini. Tiga kota yang masuk dalam list kali ini adalah Venezia, Milan dan Paris. Ketiga lokasi tersebut dipilih dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya transportasi, kepopuleran tempat dan biaya penginapan.
The journey dimulai dari Nottingham dengan flight dari Nottingham airport menuju ke Bandara Marcopolo Venice. Penerbangan ditempuh selama hampir 2 jam dan landing dengan selamat pada pukul 8 malam waktu setempat. Perjalanan kemudian dilanjutan dengan menggunakan bus menuju ke penginapan dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Dengan pertimbangan tarif hotel yang lebih murah, malam itu dipilih penginapan di kawasan Mestre Venice yang dekat dengan stasiun kereta.
Disambut Jernihnya Air Kanal
Keesokan harinya, explore kawasan Venice dimulai dengan menumpang bus menuju ke Venice. Waktu berangkat sengaja dimulai sepagi mungkin karena sayang sekali jika disia-siakan untuk melanjutkan tidur.  Pukul 9 waktu setempat, sampai di Venice dan langsung disambut dengan kanal-kanal air yang jernih dan jembatan-jembatan yang melintas diatasnya. Cuaca pada saat itu sangat cerah dengan hawa sejuk. Cuaca yang sempurna untuk menikmati suasana Venice. Dengan berjalan kaki menyusuri pinggiran kanal, melintasi jembatan, memasuki lorong-lorong serta beberapa kali berhenti untuk mengamati gedung-gedung yang cita rasa seni tinggi. Di beberapa tempat juga bisa disaksikan musisi yang menunjukkan kebolehannya bersenandung lagu seriosa atau memainkan alat musik mulai dari gitar, biola maupun harmonisasi gelas dan air. 

Salah Satu Sudut Kanal Venezia
Diantara gedung-gedung yang ada di Venice adalah Museum Da Vinci. Museum ini menyimpan koleksi maestro pelukis yang terkenal dengan lukisannya, Monalisa. Selain itu di venice juga terdapat Museo de la musica, museum musik yang menyimpan koleksi alat-alat musik yang berusia cukup tua. Diantaranya terdapat biola yang dibuat pada tahun 1690. Selain itu ada pula koleksi cello yang berusia ratusan tahun. Museum ini menempati sebuah gedung yang dulunya merupakan gereja. Hal ini terlihat dari bentuk arsitektur bangunan dan patung-patung didalamnya.
Interior dalam Museo di Musica
Lokasi yang paling banyak dikunjungi turis di Venice adalah Basilica San Marco. Gereja ini memiliki arsitektur yang unik dengan bentuk kubah yang bervariasi dan berwarna warni. Di depan basilika ini ada lapangan yang sangat luas dengan banyak merpati bebas berkeliaran. Lapangan ini bernama Piazza San Marco dan mempunyai menara yang sangat tinggi dan megah di salah satu sudutnya. Disini pengunjung bisa leluasa mendapatkan spot foto yang bagus dan luas.
Bergaya di Depan Basilica San Marco
Selain gedung-gedung bersejarah, di Venice juga terdapat beberapa jembatan yang terkenal diantaranya: Ponte di Rialto jembatan utama di Venica yang penuh pengunjung. Saat itu jembatan ini penuh dengan pengunjung. Jembatan lain yang juga sangat terkenal adalah Ponte dell Academia. Jembatan ini merupakan jembatan kayu yang ikonik dengan view utama kanal besar Venice.
Ponte di Rialto
Ponte dell Academia
Atraksi utama di Venice adalah gondola yang hilir mudik mengantarkan wisatawan menyusuri kanal-kanal indah dan melewati sisi bawah jembatan-jembatan. Berbagai bentuk dan warna gondola, warna-warni rumah di sepanjang kanal dan jernihnya air laut di Venice sungguh merupakan pemandangan yang sangat menenangkan. Satu-satunya hal yang menjadi kekurangan mungkin adalah terlalu banyaknya pengunjung saat itu. Karena hal ini, di beberapa kesempatan harus bersabar untuk melewati jembatan atau mencari spot foto yang bagus.
Bersantai di Venezia

Diantara Ratusan Lorong dan Kanal
Hampir semua spot di Venice sangat layak untuk diabadikan menggunakan kamera, cuman ya itu tadi, harus sabar nunggu untuk dapetin spot foto yang bagus. Kalaupun ga sabar, bisa cari lokasi duduk lalu memperhatikan orang berlalu lalang. Itu sudah cukup membuat hati adem. Suasana siang hari di Venice yang cukup terik menjadikan toko-toko es krim bagaikan toko harta karun yang sangat berharga. Menikmati es krim di Venice menjadi pelengkap saat-saat istimewa di kota kanal tujuan utama wisata dunia. Di Venice juga terdapat toko kebab yang menjual makanan halal. Harganya pun juga relatif lebih murah dibandingkan dengan toko makanan di area Venice. Kalau masalah minum, ga usah kuatir, banyak keran air minum gratis yang tersedia di banyak lokasi. Lokasi air minum gratis ini cukup mudah dicari di aplikasi maps. Yang agak susah adalah cari toiletnya. Sudah susah mahal lagi. Tapi piye meneh daripada  mlaku koyo foto model. 
Sementara Itu di Sisi Lain Venezia
Salah satu pengalaman tak terlupakan di Venice adalah saat ketemu pasangan artis Indonesia yang sedang berbulan madu di Italia. Kebetulan banget bisa ketemu dengan Raisa dan Hamish Daud dan berfoto bareng. Pasangan yang klop, cantik dan cakep. Selamat deh buat mereka.
Ketemu Raisa n Hamish

Hari sudah menjelang sore, saatnya kembali ke Mestre untuk melanjutkan tour de frantalia ke kota selanjutnya. Ada cerita tambahan ketika salah naik tram sehingga menuju ke lokasi yang berjauhan dengan yang seharusnya dituju. Karena kesulitan komunikasi dan tidak mau salah lagi, terpaksa jalan kaki menuju lokasi stasiun keberangkatan kereta. Lumayan jauh juga jalan kaki waktu itu, sekitar 2 mil yang dilewati dibawah rintik hujan. Setelah beberapa lama, akhirnya sampai juga di stasiun Mestre Venice. Perjalanan akan dilanjutkan menggunakan kereta cepat.
Grand Canal Venezia
Venice meupakan areal wisata yang sangat luas dengan banyak kanal dan jalan serta lorong. Diperlukan kesabaran dan ketepatan dalam membaca peta supaya dapat sampai ke lokasi tujuan yang diinginkan. Selain itu banyak jembatan yang cukup tinggi. Diperlukan tenaga dan fisik yang prima untuk bisa menjelajahi Venice dengan jalan kaki. Satu hal lagi, untuk menghindari tersesat dan ketinggalan jadwal transportasi, luangkan waktu yang cukup untuk menuju ke lokasi stasiun/terminal bus. Warga Venice seperti umumnya warga Italia tidak familiar an terkesan keberatan jika diajak berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Bersambung…… 

Kamis, 23 November 2017

Sekilas Cerita tentang Oldies di UK

Dari sekian banyak cerita seputar study di UK, ada pengalaman menarik seputar interaksi dengan warga lokal yang berusia lanjut. Pertama, interaksi dengan seorang ibu saat usai belanja di sebuah kawasan perbelanjaan terpadu. Saat itu aku duduk sendiri di deretan depan kursi dalam bus yang membawaku kembali ke rumah kontrakan di Nottingham. Beberapa halte kemudian ada seorang ibu berusia lanjut yang naik bus lalu duduk di kursi kosong disampingku. Dia memulai percakapan sejurus setelah melihat ekspresi bahagiaku melihat matahari bersinar terang pada sore itu. Obrolan berlanjut mengenai negara tempatku berasal, betapa jauh jarak yang harus aku tempuh, dan bagaimana aku mengatasi rasa rindu dengan keluarga. Dia juga menceritakan dimana anak-anaknya berada dan bagaimana dia sedikit mengeluh karena anak-anaknya lebih memilih untuk menghubunginya via telepon daripada mengunjunginya secara rutin.

Suasana Bus Kota di Kawasan East Midlands
Cukup lama kami berbincang. Disela-sela percakapan kami, dia dengan sabar mengulang perkataannya jika aku tidak paham dengan kata-kata yang diucapkannya. Sebaliknya, dia tak segan memintaku menngulang perkataanku jika dia kurang yakin dengan apa yang aku ucapkan. Dia turun dari bus terlebih dahulu dari pada aku. Sebelum turun, dia mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh. Aku lihat dia sangat gembira bisa berbincang santai dengan orang asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Begitupun aku, aku juga sangat bersyukur bertemu dan berbincang dengannya sore itu. Percakapan lumayan panjang saat itu sedikit banyak membuatku lebih percaya diri untuk membuka percakapan atau berinteraksi dengan warga lokal di UK. Dia menunjukkan antusisme dan respect yang membuat aku semakin salut pada bangsa yang pernah menaklukan sebagian besar dunia ini. Hal ini juga mengikis kesanku terhadap British yang sebelumnya aku anggap angkuh dan sombong.

Pengalaman kedua merupakan kenangan interaksi dengan veteran mantan tentara kerajaan Inggris. Pengalaman ini aku dapat ketika hunting foto dengan bersepeda menyusuri Beeston Canal. Selain untuk hunting foto, kawasan ini cocok untuk menghirup udara segar serta menikmati udara sejuk. Sore itu cuaca sedang cerah dengan sedikit formasi awan menghiasi langit. Cuaca sedang bersahabat dan saat itu merupakan saat yang tepat untuk hunting foto.
The Veteran and His Couple
Ketika sedang asyik mengambil gambar sebuah bangunan di areal kanal, aku berpapasan dengan pasangan usia lanjut yang masing-masing diiringi anjing piaraan mereka. Keduanya menghampiriku dan si bapak menanyakan apa yang sedang aku lakukan. Sambil kutunjukkan kameraku, aku jawab bahwa aku sednag mengambil beberapa gambar. Aku menambahkan bahwa pemandangan di sekitar situ sangat indah dan aku jarang menemukan pemandangan semacam itu di negara asalku. Dia kemudian menanyakan darimana asalku. Aku jawab dengan mantap, Indonesia!. Sejenak dia tampak mengingat-ingat, kemudian dia berkata “your leader, a man with many women”. Aku menimpalinya “Soekarno”. Dia menanyakan, “where is he now?”. Aku balas “He had passed away long time ago”. Sejenak kemudian dia mengucapkan kata-kata yang tidak terlalu jelas terdengar sembari meninggalkan lokasi dimana aku asyik hunting pemandangan untuk diabadikan.

Secara fisik, pria tua ini sudah berusia sangat lanjut. Akan tetapi, dari nada bicaranya yang tegas dan pasti, aku menduga dia adalah veteran yang mungkin pernah bertugas di Indonesia. Aku semakin yakin dia dulunya adalah seorang prajurit karena di pakaiannya banyak emblem yang sering terlihat di pakaian seorang tentara.

Dua pengalaman interaksi dengan warga native berusia lanjut di atas memberikan beberapa kesan buatku. Kesan pertama, warga usia lanjut di UK dibiasakan dan terbiasa hidup mandiri. Mereka berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa terlalu banyak melibatkan orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Pemandangan dimana warga berusia lanjut berbelanja sendiri sangat mudah ditemui. Awalnya, aku merasa surprised melihat mereka di pusat perbelanjaan agak kepayahan mendorong kereta belanja. Beberapa lama tinggal di UK, rasa surprised itu beralih menjadi rasa kagum atas usaha mereka untuk tidak merepotkan orang lain.

Kesan kedua, warga asli UK sangat terbuka menerima kedatangan orang asing. Jarang terdengar berita tentang kasus hatespeech atau aksi rasis disini. Semua orang dianggap mempunyai kedudukan dan hak yang sama walaupun mempunyai warna kulit yang berbeda. Tidak terlihat adanya kesan curiga atau risih dari penduduk asli UK kepada para pendatang. Walaupun terjadi beberapa kali insiden yang dilakukan oleh penganut agama tertentu, hal ini tidak serta merta memunculkan kebencian penduduk UK terhadap penganut agama tersebut.

Kesan berikutnya, sebagian besar warga/penduduk UK sangat menjaga kesehatannya. Mereka berusaha sebaik mungkin agar pola hidupnya terjaga sehingga dapat hidup sehat hingga berusia lanjut. Pemandangan manula yang sedang berjalan-jalan di taman atau berbelanja di pusat perbelanjaan jamak terlihat di UK. Kebanyakan dari mereka dapat berjalan dengan tegak walau penampilan fisik mereka terlihat sudah sangat sepuh. Disamping pola hidup mereka yang teratur, kesehatan penduduk UK dijamin oleh sistem jaminan kesehatan bernama UK healthcare. Sistem ini menjamin seluruh warga negara UK untuk mendapatkan layanan terbaik dalam bidang kesehatan pada tingkat pertama. Yang paling mengesankan, layanan kesehatan ini tanpa dipungut biaya kecuali untuk beberapa layanan kesehatan tingkat lanjutan. Selain layanan kesehatan, manula di UK juga memperoleh tunjangan hari tua yag besarannya lebih dari cukup untuk hidup tenang di hari tua. Dengan adanya jaminan hari tua ini, mereka tidak perlu bersusah payah untuk mencari pekerjaan demi bertahan hidup.
Sarana Olahraga di Ruang Terbuka Publik
Selain dimanjakan oleh layanan-layanan tadi, manula di UK juga diistimewakan dalam bermobilisasi. Hampir semua sarana transportasi di UK menyediakan tempat tersendiri yang diperuntukan bagi manula atau penyandang disabilitas. Dengan berbagai macam layanan dan kemudahan tersebut, tak  heran jika komposisi/struktur penduduk di UK termasuk dalam kategori menua, dimana jumlah warga dengan usia lanjutnya tidak ideal dibandingkan dengan warga dengan usia produktif. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan keuangan negara semakin terbebani untuk membiayai kebutuhan para manula ini.
Menghabiskan Hari Tua dengan Berjualan

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dapat menjadikan UK sebagai contoh bagaimana pemerintah sebuah negara mengupayakan layanan terbaik untuk warganya. Negara hadir untuk menjamin keberlangsungan hidup warganya walaupun secara ekonomis sudah tidak produktif lagi. Di sisi lain, negara diharapkan dapat memperluas peluang dan lapangan kerja sehingga penduduk usia produktif dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari sekaligus menabung untuk keperluan hari tuanya. Dengan demikian negara bisa mengurangi atau bahkan tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar untuk memfasilitasi manula di usia senjanya.




Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...