Sabtu, 25 November 2017

Milan, Frantalia Jilid V part 2.

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Milan
Pelesir kali ini khusus menceritakan petualangan di Kota Milan sebagai bagian dari pelesir Eropa jilid V. Pelesir ini merupakan lanjutan dari perjalanan pelesir ke Venice. Perjalanan dari Venice ke Milan adalah perjalanan pertama naik kereta cepat. Kecepatan kereta ini sebagaimana terpampang di papan informasi elektronik mencapai lebih dari 300 km per-jam. Walaupun kecepatannya sangat tinggi, perjalanan terasa sangat nyaman karena suspensi dan kualitas rel yang baik. Perjalanan kereta ini melewati beberapa kota diantaranya Vicenza, Verona dan Brescia. Nama kota-kota ini cukup familiar karena kota-kota ini mempunyai klub sepakbola yang populer pada masanya. Sayangnya sekarang klub-klub bolanya sudah terdegradasi ke level-level bawah.
300 km/h Di Atas Kereta Peluru

Stasiun Kereta Milan
Kereta cepat dari Venice sampai di Milan pukul 8 malam waktu setempat. Stasiun kereta Milan sangat megah dan mewah. Bangunannya sangat luas dengan banyak gerai-gerai makanan dan fashion didalamnya. Pemandangan di luar stasiun tak kalah bagusnya. Gedung-gedung bernuansa klasik dan lampu-lampu taman membuat kota Milan menjadi semakin cantik. Satu hal yang membuat ga nyaman adalah banyaknya imigran yang bergerombol di beberapa sudut lapangan. Tanpa ada kegiatan yang jelas, kumpulan orang-orang ini bikin kita harus waspada. Untungnya banyak polisi yang menjaga areal tersebut. Sengaja cari penginapan yang dekat dengan stasiun supaya bisa lekas istirahat dan tidak perlu repot mencari moda transportasi lagi.
Centrale Stazione Area Milan
Pagi hari di Milan diawali dengan merasakan mentari pagi yang cerah di atap penginapan. Setelah bersiap, lanjut ke tujuan pertama yakni Stadio Giuseppe Meazza yang terletak cukup jauh dari pusat kota Milan. Dengan menempuh perjalanan tram bawah tanah selama 35 menit, sampai di stadion kebanggaan Milan ini. Stadion ini sangat megah, dengan atap dan pilar-pilarnya yang khas. Setelah memutari stadion, disempatkan masuk ke megastore untuk melihat koleksi merchandise baik dari AC Milan maupun Inter Milan. Ga perlu ditanya saya beli apa disini. Jersey tahun sebelumnya aja masih dijual dengan harga sangat mahal disini. Mending beli di ebay atau amazons. 
Giuseppe Meazza, San Siro Milan
Selepas mengagumi kemegahan stadion san siro ini, explore milan dilanjutkan menuju ke pusat kota milan dengan kembali menggunakan kereta bawah tanah. Sekitar pukul 11.40 aku sampai di Duomo Milan, lokasi utama wisata di Kota Milan dimana terdapat beberapa bangunan yang ikonik. Pertama Katedral Milan. Katedral ini luar biasa besar. Bagian depan katedral ini sangat megah dan tinggi. Selain itu, tiap sudut ornamen dan patung yang menghiasinya dibuat dengan detail dan ketelitian yang tinggi. Pengunjung akan takjub melihat bagaimana bangunan yang sangat megah ini juga menawarkan keindahan arsitektur yang sangat luar biasa. Berhadapan dengan katedral Milan adalah patung Vittorio Emmanuel II. Patung ini berdiri megah di tengah lapangan. Bangunan berikutnya adalah Galleria Vittorio Emanuel II. Tempat ini merupakan pusat perbelanjaan elit di kota Milan yang berisikan gerai-gerai fashion dari merk-merk ternama dunia. Selain itu banyak juga gerai makanan yang menawarkan berbagai menu. Interior bangunan ini sangat indah. Detailnya dibuat dengan rapi sehingga pengunjung akan merasa kan kemegahan sekaligus keindahan gedung ini. 
Patung Vittorio Emmanuel II

Galleria Vittorio Emanuel II
Selain pengunjung yang sangat banyak siang itu, di kawasan ini juga banyak imigran yang berjualan kerajinan tangan dan tongsis. Cara mereka menjajakan barang dagangannya agak menakutkan karena semacam memaksa dan sok kenal. Mereka dengan agresif mengejar para turis agar meu membeli dagangannya. Kalau tidak berkenan, cukup bilang no thanks dengan sopan. Lama-kelamaan mereka bakal pergi juga.
Pada awalnya hanya dua lokasi ini yang akan dikunjungi, namun karena hari masih panjang, cari alternatif lokasi yang layak dikunjungi. Dengan menumpang kereta, menuju ke lokasi yang belum diagendakan sebelumnya, yakni sebuah taman yang ada pada peta. Pada kenyataannya taman ini hanyalah ruang terbuka hijau yang banyak dimanfaatkan warga setempat untuk melepas penat dan saling berinteraksi, bukan lokasi tujuan wisata yang rekomended. Dari sini kemudian explore dilanjutkan ke Castillo di Milan. Sebuah kastil yang sangat megah dan menempati areal yang sangat luas. Ada beberapa bangunan dalam areal ini, diantaranya benteng yang membatasi areal bagian dalam dan luar kastil. Didalam kastil juga terdapat benteng lagi yang menjadi lapisan  pengamanan berikutnya. Nama bangunan kedua ini adalah Piazza del Cannone. Di bagian tengah bangunan ini terdapat menara menjulang tinggi dengan puncaknya berbentuk semacam kubah. Didalam kastil ini juga terdapat bangunan-bangunan lain yang semakin memperindah pemandangan disini. Melengnkapi areal kastil ini, terdapat taman yang luas dengan sebuah danau kecil yang cukup cantik. Di taman ini tumbuh pepohonan hijau yang menambah asri dan segarnya udara sore itu.
Castillo di Milan

Salah Satu Sudut Benteng

Under the Bright Sun

Sore Ceria di Parco Sempione

Selepas dari Milano Castle, saatnya explore Milan berakhir. Dari Milan station kemudian ke bandara Malpensa. Perjalanan menuju bandara ini dilakukan saat senja menjelang. Dalam suasana cerah tenggelamnya matahari terlihat sangat indah, dipadu dengan pemandangan pinggiran kota Milan yang tidak terlalu padat. Bandara ini cukup familiar bagi Milanisti maupun Interisti, karena banyak bintang klub sepak bola dari kedua klub tersebut posting atau update status ketika sedang berada di bandara ini. Bandara ini sangat besar dan canggih. Selain itu nuansa modern sangat terasa di bandara ini. Pukul 19.30 pesawat take off meninggalkan landasan bandara Malpensa Milan.
Esotismo di Milano
Milan adalah kota yang sedari dulu menjadi impian untuk dikunjungi. Kota ini memang indah. Banyak bangunan megah dan taman cantik disini. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan pada saat mengunjungi kota ini, pertama atur perjalanan dengan baik, termasuk moda transportasi apa yang akan dipilih. Hal ini untuk meminimalisir kemungkinan salah jadwal atau salah pilih kendaraan yang bisa bikin tersesat atau tersasar. Hal ini penting karena warga Italia enggan berkomunikasi menggunakan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Kedua, jangan kaget jika menemukan banyak imigran menjajakan gelang, tongsis atau tas secara agresif. Cukup abaikan dengan sopan. Ketiga, bermimpilah ke Milan mulai dari sekarang.





Venice, Awal dari Rangkaian Akhir Pelesir Eropa Jilid V

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Venice
Sebagai penutup dalam rangkaian pelesir eropa, Italia dan Prancis merupakan negara yang menjadi daftar utama dalam agenda pelesir kali ini. Keduanya merupakan negara besar yang mempunyai banyak lokasi wisata yang indah dan terkenal serta mempunyai banyak bangunan bersejarah yang sangat layak untuk dikunjungi. Karena banyaknya pilihan lokasi, sebelum berangkat harus menentukan prioritas lokasi yang akan dikunjungi. Karena keterbatasan waktu, tidak mungkin akan bisa mengunjungi semua lokasi wisata di dua negara ini. Tiga kota yang masuk dalam list kali ini adalah Venezia, Milan dan Paris. Ketiga lokasi tersebut dipilih dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya transportasi, kepopuleran tempat dan biaya penginapan.
The journey dimulai dari Nottingham dengan flight dari Nottingham airport menuju ke Bandara Marcopolo Venice. Penerbangan ditempuh selama hampir 2 jam dan landing dengan selamat pada pukul 8 malam waktu setempat. Perjalanan kemudian dilanjutan dengan menggunakan bus menuju ke penginapan dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Dengan pertimbangan tarif hotel yang lebih murah, malam itu dipilih penginapan di kawasan Mestre Venice yang dekat dengan stasiun kereta.
Disambut Jernihnya Air Kanal
Keesokan harinya, explore kawasan Venice dimulai dengan menumpang bus menuju ke Venice. Waktu berangkat sengaja dimulai sepagi mungkin karena sayang sekali jika disia-siakan untuk melanjutkan tidur.  Pukul 9 waktu setempat, sampai di Venice dan langsung disambut dengan kanal-kanal air yang jernih dan jembatan-jembatan yang melintas diatasnya. Cuaca pada saat itu sangat cerah dengan hawa sejuk. Cuaca yang sempurna untuk menikmati suasana Venice. Dengan berjalan kaki menyusuri pinggiran kanal, melintasi jembatan, memasuki lorong-lorong serta beberapa kali berhenti untuk mengamati gedung-gedung yang cita rasa seni tinggi. Di beberapa tempat juga bisa disaksikan musisi yang menunjukkan kebolehannya bersenandung lagu seriosa atau memainkan alat musik mulai dari gitar, biola maupun harmonisasi gelas dan air. 

Salah Satu Sudut Kanal Venezia
Diantara gedung-gedung yang ada di Venice adalah Museum Da Vinci. Museum ini menyimpan koleksi maestro pelukis yang terkenal dengan lukisannya, Monalisa. Selain itu di venice juga terdapat Museo de la musica, museum musik yang menyimpan koleksi alat-alat musik yang berusia cukup tua. Diantaranya terdapat biola yang dibuat pada tahun 1690. Selain itu ada pula koleksi cello yang berusia ratusan tahun. Museum ini menempati sebuah gedung yang dulunya merupakan gereja. Hal ini terlihat dari bentuk arsitektur bangunan dan patung-patung didalamnya.
Interior dalam Museo di Musica
Lokasi yang paling banyak dikunjungi turis di Venice adalah Basilica San Marco. Gereja ini memiliki arsitektur yang unik dengan bentuk kubah yang bervariasi dan berwarna warni. Di depan basilika ini ada lapangan yang sangat luas dengan banyak merpati bebas berkeliaran. Lapangan ini bernama Piazza San Marco dan mempunyai menara yang sangat tinggi dan megah di salah satu sudutnya. Disini pengunjung bisa leluasa mendapatkan spot foto yang bagus dan luas.
Bergaya di Depan Basilica San Marco
Selain gedung-gedung bersejarah, di Venice juga terdapat beberapa jembatan yang terkenal diantaranya: Ponte di Rialto jembatan utama di Venica yang penuh pengunjung. Saat itu jembatan ini penuh dengan pengunjung. Jembatan lain yang juga sangat terkenal adalah Ponte dell Academia. Jembatan ini merupakan jembatan kayu yang ikonik dengan view utama kanal besar Venice.
Ponte di Rialto
Ponte dell Academia
Atraksi utama di Venice adalah gondola yang hilir mudik mengantarkan wisatawan menyusuri kanal-kanal indah dan melewati sisi bawah jembatan-jembatan. Berbagai bentuk dan warna gondola, warna-warni rumah di sepanjang kanal dan jernihnya air laut di Venice sungguh merupakan pemandangan yang sangat menenangkan. Satu-satunya hal yang menjadi kekurangan mungkin adalah terlalu banyaknya pengunjung saat itu. Karena hal ini, di beberapa kesempatan harus bersabar untuk melewati jembatan atau mencari spot foto yang bagus.
Bersantai di Venezia

Diantara Ratusan Lorong dan Kanal
Hampir semua spot di Venice sangat layak untuk diabadikan menggunakan kamera, cuman ya itu tadi, harus sabar nunggu untuk dapetin spot foto yang bagus. Kalaupun ga sabar, bisa cari lokasi duduk lalu memperhatikan orang berlalu lalang. Itu sudah cukup membuat hati adem. Suasana siang hari di Venice yang cukup terik menjadikan toko-toko es krim bagaikan toko harta karun yang sangat berharga. Menikmati es krim di Venice menjadi pelengkap saat-saat istimewa di kota kanal tujuan utama wisata dunia. Di Venice juga terdapat toko kebab yang menjual makanan halal. Harganya pun juga relatif lebih murah dibandingkan dengan toko makanan di area Venice. Kalau masalah minum, ga usah kuatir, banyak keran air minum gratis yang tersedia di banyak lokasi. Lokasi air minum gratis ini cukup mudah dicari di aplikasi maps. Yang agak susah adalah cari toiletnya. Sudah susah mahal lagi. Tapi piye meneh daripada  mlaku koyo foto model. 
Sementara Itu di Sisi Lain Venezia
Salah satu pengalaman tak terlupakan di Venice adalah saat ketemu pasangan artis Indonesia yang sedang berbulan madu di Italia. Kebetulan banget bisa ketemu dengan Raisa dan Hamish Daud dan berfoto bareng. Pasangan yang klop, cantik dan cakep. Selamat deh buat mereka.
Ketemu Raisa n Hamish

Hari sudah menjelang sore, saatnya kembali ke Mestre untuk melanjutkan tour de frantalia ke kota selanjutnya. Ada cerita tambahan ketika salah naik tram sehingga menuju ke lokasi yang berjauhan dengan yang seharusnya dituju. Karena kesulitan komunikasi dan tidak mau salah lagi, terpaksa jalan kaki menuju lokasi stasiun keberangkatan kereta. Lumayan jauh juga jalan kaki waktu itu, sekitar 2 mil yang dilewati dibawah rintik hujan. Setelah beberapa lama, akhirnya sampai juga di stasiun Mestre Venice. Perjalanan akan dilanjutkan menggunakan kereta cepat.
Grand Canal Venezia
Venice meupakan areal wisata yang sangat luas dengan banyak kanal dan jalan serta lorong. Diperlukan kesabaran dan ketepatan dalam membaca peta supaya dapat sampai ke lokasi tujuan yang diinginkan. Selain itu banyak jembatan yang cukup tinggi. Diperlukan tenaga dan fisik yang prima untuk bisa menjelajahi Venice dengan jalan kaki. Satu hal lagi, untuk menghindari tersesat dan ketinggalan jadwal transportasi, luangkan waktu yang cukup untuk menuju ke lokasi stasiun/terminal bus. Warga Venice seperti umumnya warga Italia tidak familiar an terkesan keberatan jika diajak berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Bersambung…… 

Kamis, 23 November 2017

Sekilas Cerita tentang Oldies di UK

Dari sekian banyak cerita seputar study di UK, ada pengalaman menarik seputar interaksi dengan warga lokal yang berusia lanjut. Pertama, interaksi dengan seorang ibu saat usai belanja di sebuah kawasan perbelanjaan terpadu. Saat itu aku duduk sendiri di deretan depan kursi dalam bus yang membawaku kembali ke rumah kontrakan di Nottingham. Beberapa halte kemudian ada seorang ibu berusia lanjut yang naik bus lalu duduk di kursi kosong disampingku. Dia memulai percakapan sejurus setelah melihat ekspresi bahagiaku melihat matahari bersinar terang pada sore itu. Obrolan berlanjut mengenai negara tempatku berasal, betapa jauh jarak yang harus aku tempuh, dan bagaimana aku mengatasi rasa rindu dengan keluarga. Dia juga menceritakan dimana anak-anaknya berada dan bagaimana dia sedikit mengeluh karena anak-anaknya lebih memilih untuk menghubunginya via telepon daripada mengunjunginya secara rutin.

Suasana Bus Kota di Kawasan East Midlands
Cukup lama kami berbincang. Disela-sela percakapan kami, dia dengan sabar mengulang perkataannya jika aku tidak paham dengan kata-kata yang diucapkannya. Sebaliknya, dia tak segan memintaku menngulang perkataanku jika dia kurang yakin dengan apa yang aku ucapkan. Dia turun dari bus terlebih dahulu dari pada aku. Sebelum turun, dia mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh. Aku lihat dia sangat gembira bisa berbincang santai dengan orang asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Begitupun aku, aku juga sangat bersyukur bertemu dan berbincang dengannya sore itu. Percakapan lumayan panjang saat itu sedikit banyak membuatku lebih percaya diri untuk membuka percakapan atau berinteraksi dengan warga lokal di UK. Dia menunjukkan antusisme dan respect yang membuat aku semakin salut pada bangsa yang pernah menaklukan sebagian besar dunia ini. Hal ini juga mengikis kesanku terhadap British yang sebelumnya aku anggap angkuh dan sombong.

Pengalaman kedua merupakan kenangan interaksi dengan veteran mantan tentara kerajaan Inggris. Pengalaman ini aku dapat ketika hunting foto dengan bersepeda menyusuri Beeston Canal. Selain untuk hunting foto, kawasan ini cocok untuk menghirup udara segar serta menikmati udara sejuk. Sore itu cuaca sedang cerah dengan sedikit formasi awan menghiasi langit. Cuaca sedang bersahabat dan saat itu merupakan saat yang tepat untuk hunting foto.
The Veteran and His Couple
Ketika sedang asyik mengambil gambar sebuah bangunan di areal kanal, aku berpapasan dengan pasangan usia lanjut yang masing-masing diiringi anjing piaraan mereka. Keduanya menghampiriku dan si bapak menanyakan apa yang sedang aku lakukan. Sambil kutunjukkan kameraku, aku jawab bahwa aku sednag mengambil beberapa gambar. Aku menambahkan bahwa pemandangan di sekitar situ sangat indah dan aku jarang menemukan pemandangan semacam itu di negara asalku. Dia kemudian menanyakan darimana asalku. Aku jawab dengan mantap, Indonesia!. Sejenak dia tampak mengingat-ingat, kemudian dia berkata “your leader, a man with many women”. Aku menimpalinya “Soekarno”. Dia menanyakan, “where is he now?”. Aku balas “He had passed away long time ago”. Sejenak kemudian dia mengucapkan kata-kata yang tidak terlalu jelas terdengar sembari meninggalkan lokasi dimana aku asyik hunting pemandangan untuk diabadikan.

Secara fisik, pria tua ini sudah berusia sangat lanjut. Akan tetapi, dari nada bicaranya yang tegas dan pasti, aku menduga dia adalah veteran yang mungkin pernah bertugas di Indonesia. Aku semakin yakin dia dulunya adalah seorang prajurit karena di pakaiannya banyak emblem yang sering terlihat di pakaian seorang tentara.

Dua pengalaman interaksi dengan warga native berusia lanjut di atas memberikan beberapa kesan buatku. Kesan pertama, warga usia lanjut di UK dibiasakan dan terbiasa hidup mandiri. Mereka berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa terlalu banyak melibatkan orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Pemandangan dimana warga berusia lanjut berbelanja sendiri sangat mudah ditemui. Awalnya, aku merasa surprised melihat mereka di pusat perbelanjaan agak kepayahan mendorong kereta belanja. Beberapa lama tinggal di UK, rasa surprised itu beralih menjadi rasa kagum atas usaha mereka untuk tidak merepotkan orang lain.

Kesan kedua, warga asli UK sangat terbuka menerima kedatangan orang asing. Jarang terdengar berita tentang kasus hatespeech atau aksi rasis disini. Semua orang dianggap mempunyai kedudukan dan hak yang sama walaupun mempunyai warna kulit yang berbeda. Tidak terlihat adanya kesan curiga atau risih dari penduduk asli UK kepada para pendatang. Walaupun terjadi beberapa kali insiden yang dilakukan oleh penganut agama tertentu, hal ini tidak serta merta memunculkan kebencian penduduk UK terhadap penganut agama tersebut.

Kesan berikutnya, sebagian besar warga/penduduk UK sangat menjaga kesehatannya. Mereka berusaha sebaik mungkin agar pola hidupnya terjaga sehingga dapat hidup sehat hingga berusia lanjut. Pemandangan manula yang sedang berjalan-jalan di taman atau berbelanja di pusat perbelanjaan jamak terlihat di UK. Kebanyakan dari mereka dapat berjalan dengan tegak walau penampilan fisik mereka terlihat sudah sangat sepuh. Disamping pola hidup mereka yang teratur, kesehatan penduduk UK dijamin oleh sistem jaminan kesehatan bernama UK healthcare. Sistem ini menjamin seluruh warga negara UK untuk mendapatkan layanan terbaik dalam bidang kesehatan pada tingkat pertama. Yang paling mengesankan, layanan kesehatan ini tanpa dipungut biaya kecuali untuk beberapa layanan kesehatan tingkat lanjutan. Selain layanan kesehatan, manula di UK juga memperoleh tunjangan hari tua yag besarannya lebih dari cukup untuk hidup tenang di hari tua. Dengan adanya jaminan hari tua ini, mereka tidak perlu bersusah payah untuk mencari pekerjaan demi bertahan hidup.
Sarana Olahraga di Ruang Terbuka Publik
Selain dimanjakan oleh layanan-layanan tadi, manula di UK juga diistimewakan dalam bermobilisasi. Hampir semua sarana transportasi di UK menyediakan tempat tersendiri yang diperuntukan bagi manula atau penyandang disabilitas. Dengan berbagai macam layanan dan kemudahan tersebut, tak  heran jika komposisi/struktur penduduk di UK termasuk dalam kategori menua, dimana jumlah warga dengan usia lanjutnya tidak ideal dibandingkan dengan warga dengan usia produktif. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan keuangan negara semakin terbebani untuk membiayai kebutuhan para manula ini.
Menghabiskan Hari Tua dengan Berjualan

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dapat menjadikan UK sebagai contoh bagaimana pemerintah sebuah negara mengupayakan layanan terbaik untuk warganya. Negara hadir untuk menjamin keberlangsungan hidup warganya walaupun secara ekonomis sudah tidak produktif lagi. Di sisi lain, negara diharapkan dapat memperluas peluang dan lapangan kerja sehingga penduduk usia produktif dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari sekaligus menabung untuk keperluan hari tuanya. Dengan demikian negara bisa mengurangi atau bahkan tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar untuk memfasilitasi manula di usia senjanya.




Rabu, 08 November 2017

Benelux, Rangkaian Tour Eropa Jilid IV

Mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri merupakan anugerah luar biasa buatku. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, aku juga berkesempatan untuk menjelajah negara-negara indah di Eropa.
Nederland
Negara-negara yang dikunjungi dalam edisi pelesir kali ini adalah tiga negara yang biasa disebut dengan Benelux, yakni Belgia, Netherland dan Luxembourg. Motif utama dalam pelesir kali ini adalah karena faktor sejarah, dimana Belanda pernah menjajah Indonesia selama lebih dari 300 tahun. Selain itu Belanda dikenal sebagai negara yang indah karena tata ruangnya yang rapi dan mempunyai ciri khas berupa kincir angin. Pada awalnya, agenda ke Belgia dan Luxembourg hanya sekedar ingin nambah jumlah negara yang pernah dikunjungi, namun kemudian justru perjalanan ke Belgia dan terutama Luxembourg menjadi perjalanan yang sangat berkesan.
Kawasan Red Light District di Siang Hari
Perjalanan diawali dengan penerbangan dari East Midland Airport menuju Schippol Airport di Amsterdam Belanda. Menggunakan pesawat dari maskapai Flybee airlines, pesawat landing di Schipol pukul 14.30 waktu setempat. Bandara ini luar biasa besar, pantaslah jika bandara ini menjadi lokasi transit penerbangan antar benua.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan kereta menuju stasiun Sloterdijk. Dari stasiun kemudian lanjut ke hostel dengan berjalan kaki. Setelah menaruh barang dan makan, lanjut explore kota Amsterdam di malam hari. Kawasan yang dituju pertama kali pada malam itu adalah Red Light District. Di lokasi ini banyak pemandangan saru dimana wanita berpakaian minim dipajang untuk mengundang lelaki hidung belang datang menggunakan jasanya. Selain itu, bau ganja terasa menyengat menusuk hidung. Ini adalah akibat dari legalnya pemakaian ganja di Belanda.
Perjalanan kemudian dilanjut ke Nationaal Monument yang berseberangan dengan Istana Raja Belanda. Lokasi diseputaran sini cukup nyaman buat dipakai nongkrong. Suasana malam itu lumayan ramai pengunjung, dengan aroma ganja yang menyengat.
Istana Raja Belanda
Esoknya, explore Belanda diagendakan ke Volendam dan Zaanse Schans. Perjalanan ke Volendam dari Centraal Station Amsterdam ditempuh selama sekitar 40 menit. Volendam menawarkan pemandangan dan suasana pantai yang tenang dan menenangkan. Pagi itu cuaca cerah dan hembusan angin tidak terlalu kuat. Menikmati Volendam terasa semakin lengkap dengan makan wafle coklat yang sangat lezat.


Volendam
Selepas menikmati pantai dan menyaksikan kapal-kapal datang dan pergi, lanjut ke museum pembuatan keju. Cukup unik melihat bagaimana keju diolah mulai dari bahan baku hingga menjadi keju beraneka rasa. Tidak jauh dari museum pembuatan keju, ada lokasi untuk foto menggunakan busana Belanda. Biaya pengambilan foto ini relatif mahal, namun yaweslah kapan lagi…
Setelah Volendam, tujuan berikutnya adalah Zaanse Schans. Lokasi kincir angin kuno berpadu dengan pemandangan laut dan padang rumput yang luas. Lokasi ini cukup jauh jaraknya dari Volendam dan harus melewati Pusat Kota Amsterdam.
Zaanse Schans
Sampai di Zaanse Schans, hujan mengguyur cukup lebat. Terpaksa berteduh dulu di toko merchandise setempat. Setelah hujan reda, Zaanse Schans terlihat sangat menawan karena sinar matahari menembus sisa sisa awan tebal yang tertinggal. Sore itu juga semakin indah karena pelangi menghiasi langit sore. Pemandangan yang indah. Cukup lama kami berada di Zaanse Schans, sampai langit berangsur gelap. Pukul 19.30 waktu setempat cabut dari Zaanse Schans kembali ke Amsterdam.
Amsterdam Arena
Keesokan harinya dikhususkan untuk menikmati kota Amsterdam sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Brussels. Explore Amsterdam hari ketiga diawali dengan perjalanan naik kereta menuju ke Amsterdam Arena di kawasan Biljmer. Tempat ini merupakan stadion klub sepak bola Ajax Amsterdam. Stadion ini sangat megah dan luas. Di stadion ini juga terdapat jalan raya yang menembus bagian bawah stadion. Sebuah bukti kecanggihan arsitektur Belanda.
Dari Amsterdam Arena lanjut ke pusat kota Amsterdam. Lokasi yang dituju adalah kawasan Rijks Museum. Didepan museum ini terdapat icon kota Amsterdam berupa tulisan “IAMSTERDAM” berukuran besar. Saat itu suasana sedang ramai pengunjung sehingga susah untuk mendapatkan angle foto yang bagus. Di areal Rijks Museum juga terdapat taman dengan air mancur berukuran besar. Disini pengunjung bisa masuk ke dalam konfigurasi air mancur untuk mendapatkan hasil foto yang dramatis. Sebelum bertolak menuju stasiun tempat keberangkatan bus menuju Brussels, disempatkan dulu explore Red Light District pada siang hari. Di siang hari, kawasan ini terlihat berbeda, tidak terlalu banyak pelancong di area ini. Selain itu juga tidak ada pemandangan saru  yang terlihat. Kanal-kanal sungai juga terlihat indah dengan beberapa perahu ditambatkan di pinggir sungai. Suasana saat itu mendung dan cuaca cukup dingin, menjadikan suasana lebih syahdu dan romantis.
Canal van Amsterdam
Sekitar pukul 18.30, Flixbus jurusan Brussels berangkat dari Sloterdijk Station. Perjalanan antar negara itu ditempuh selama kurang lebih 3,5 jam. Kesan pertama dari kota Brussels cukup membuat syok. Di stasiun kedatangan bus waktu itu banyak warga keturunan atau mungkin imigran yang berlalu lalang di dalam stasiun. Yang lebih mengagetkan, banyak dari mereka yang menggunakan transportasi umum tanpa membayar, mereka melewati mesin masuk stasiun dengan paksa dan bahkan banyak yang meloncati mesin tersebut. Tapi untungnya mereka tidak mengganggu atau melakukan kejahatan, namun keberadaan mereka yang bergerombol terus terang bikin ga nyaman.
Atomium Brussels
Hari ke empat. Hari ini dikhususkan untuk explore kota Brussels. Tujuan pertama adalah atomium, sebuah bangunan unik yang menggambarkan rangkaian partikel atom berukuran raksasa. Lokasi atomium, cukup jauh dari pusat kota Brussels. Tidak jauh dari atomium ada bangunan yang cukup megah yang menghadap ke atomium yakni Heizel Paleis atau Istana Heizel. Setelah mengambil foto-foto di kawasan Heizel Paleis lanjut kembali ke pusat kota dengan tujuan Grand Palais atau Istana kerajaan Brussels.Karena kesalahan dalam membaca map sempat tersasar di lokasi yang cukup jauh dari Grand Palais. Walau tersasar dalam cuaca hujan tetap dinikmati, karena penataan kota Brussels cukup rapi.
Hujan di Kawasan Grand Palais
Dengan memastikan lokasi yang dituju, akhirnya sampai juga di Grand Palais Brussels. Akan tetapi cuaca saat itu sedang kurang bagus, hujan turun lumayan deras. Kebetulan di depan Grand Palais sedang dipasang tenda yang disiapkan untuk sebuah acara parade. Pas nih buat neduh. Akhirnya, setelah cukup lama, hujan mulai mereda. Ini adalah kesempatan buat menngabadikan kawasan Grand Palais. Sayangnya, lapangan Grand Palais lumayan relatif sempit sehingga menyulitkan usaha untuk mengabadikannya dalam satu frame utuh.
Manekin Pis
Setelah dari Grand Palais lanjut menuju lokasi patung terkenal Manekin Pis berada. Ukuran patung ini sangat kecil, namun demikian sangat banyak wisatawan yang mengunjunginya. Hal ini menyebabkan agak susah dan lama untuk mendapatkan view yang memuaskan dalam foto. Di dekat patung manekin pis ini banyak penjual wafle beraneka rasa. Rasanya semakin nikmat saat dimakan dalam cuaca dingin dan hujan. Selain itu banyak juga toko cokelat  yang menjual beraneka macam jenis cokelat berkualitas tinggi dengan harga relatif mahal (buatku..).
Dari kawasan manekin pis, berhenti sebentar di depan Katedral Brussels untuk mengambil gambar. Kemudian lanjut jalan menuju ke stasiun kereta bawah tanah terdekat menuju Brussels central station. Di sini nunggu bus tujuan Luxembourg, destinasi terakhir dalam pelesir kali ini.
Karena delay sejam lebih, bus sampai di Luxembourg pukul 00.30 waktu setempat. Setelah sempat kebingungan tentang cara beli tiket, akhirnya diputuskan untuk beli tiket harian. Tiket yang kemudian tidak berguna, karena transportasi umum di Luxembourg tidak pernah melakukan pengecekan tiket. Senua orang tampak bebas keluar masuk transportasi umum tanpa pernah tap atau menunjukan tiket atau malah membayar kepada driver.
Pukul 1.15 akhirnya sampai di hostel dan kemudian istirahat. Keesokan harinya explore Luxembourg dimulai dengan naik bukit menuju ke benteng yang berlokasi di dekat hostel. Rutenya cukup terjal, namun terbayar dengan pemandangan luar biasa indah Luxembourg dari ketinggian perbukitan. Dari sini dapat dilihat bangunan-bangunan dan pemukiman serta gedung-gedung berpadu indah dengan kontur alam dan pepohonan yang subur menghijau.
View dari MUDAM
Another View from the Fortress
Benteng ini cukup luas. Di dalam areal benteng juga terdapat sebuah museum. Dibalik museum, terdapat bangunan dengan arsitektur tingkat tinggi dengan nama MUDAM yang didesain oleh arsitek yang mendesain Mouse De Louvre Prancis. Cuaca hari itu sungguh galau, sebentar hujan, sebentar kemudian reda. Hal ini membuat beberapa kali harus meneduh, karena hujannya cukup deras. 
Neimenster dan Gardu Pandang
Explore kemudian dilanjutkan menuju ke kawasan Regus Central Station untuk cari makan. Makan siang kali ini sungguh berkesan, karena dilakukan di pinggir jalan raya dimana banyak orang dan kendaraan berlalu lalang. Bodo amat yang penting kenyang. Setelah kenyang, lanjut ke kawasan city centre melewati jembatan di atas Valle de la Petrusse. Dari kawasan city centre, lanjut ke salah satu spot kunjungan wisata paling populer di Luxembourg. Tempat ini adalah Casemates du Bock, semacam gardu pandang yang berlokasi di atas jembatan tinggi. Dari sini segala penjuru Luxembourg dapat dilihat dengan jelas termasuk Gedung MUDAM dan jembatan FD Rosevelt. Di sekitar gardu pandang ini terdapat bangunan terkenal lainnya diantaranya, Gereja St Michael, Katedral Neimenster, dan sebuah rumah sakit yang mempunyai taman labirin indah. Cukup lama waktu dihabiskan disini karena pemandangan disini benar-benar indah. 
View dari Atas Gardu Pandang
Setelah beristirahat sebentar di hostel, lanjut menuju ke bandara untuk kembali ke UK. Tidak ada kendala dalam proses pemeriksaan imigrasi dan boarding. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, pada pukul 21.00 sampai di Stansted airport London. Perjalanan masih jauh kamerad. Bus Natex kali ini mengambil rute yang melewati Cambridge dan Leicester sehingga waktu tempuhnya agak lumayan lama. Pukul 02.00 sampai dengan selamat di rumah tinggal di Nottingham.
Luxembourg
Banyak cerita yang bisa didapat saat mengunjungi tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Tidak semuanya berkesan indah atau seru, ada juga yang memberikan kesan tidak baik. Akan tetapi, disitulah seninya petualangan, tidak tahu apa yang akan ditemui, dan juga tidak tau akan dapat pengalaman seperti apa nantinya. Makanya, jangan berharap berlebihan pada suatu lokasi yang baru. Justru dengan tidak berharap terlalu muluk, bisa jadi kita mendapatkan surprise tak terduga yang meninggalkan kesan mendalam di memori.
















Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...