Jumat, 31 Desember 2021

Memburu Sunrise di Kebun Teh Cukul

Ingin mendapatkan pengalaman mengesankan di saat terbitnya matahari? Saya sarankan anda untuk mengunjungi kebun teh Cukul di Pangalengan. Di tempat ini, pengalaman menyaksikan terbitnya matahari akan terasa istimewa karena perpaduan antara pemandangan indah, cuaca dingin, dan hembusan angin sejuk yang menerpa lembut.

Sunrise di Kebun Teh Cukul

Salah satu cara untuk ke lokasi kebun teh Cukul adalah dengan mengikuti open trip. Cara ini terhitung ekonomis dan mudah karena biaya yang dikeluarkan sangat murah dan tidak perlu membawa kendaraan atau barang-barang tertentu untuk mengikuti trip ini. Namun demikian harus diingat bahwa perjalanan menuju tempat ini akan dilakukan pada malam hari karena ada sunrise yang akan diburu.

Kebun Teh Cukul di Kala Pagi

Lokasi parkir kendaraan menuju Puncak Kebun Teh Cukul cukup sempit dan terbatas. Jika kondisi sedang ramai, maka kendaraan akan diparkirkan mengular di sepanjang jalan di dekat gerbang masuk ke kebun teh ini. Dari lokasi parkir, pengunjung bisa berjalan kaki ke puncak. Jalan menuju puncak Cukul ini berupa susunan batuan makadam kasar. Pengunjung harus berhati-hati saat melangkah agar tidak tersandung atau terpeleset saat berpijak. Selain itu, kondisi suhu pada pagi hari di puncak Cukul sangat dingin. Sebagai persiapan, apabila akan mengunjungi lokasi ini harus membawa pakaian tebal agar tidak kedinginan.

Menyegarkan

Pada sekitar pukul 5 sinar matahari perlahan mulai muncul, mendahului matahari yang kemunculannya terhalang oleh pegunungan yang membentang di kejauhan. Sinar matahari yang semakin terang bertambah dramatis dengan kabut tipis yang turun. Suasana dan pemandangan pagi saat itu benar-benar sangat mengesankan untuk saya. Semakin lama, pemandangan wilayah kebun Teh Cukul dan sekitarnya sedikit demi sedikit mulai berubah. Kawasan yang awalnya gelap kini berubah menjadi semakin terang.

Dingin Menyambut di Kala Pagi Berkabut    

Di bagian bawah terdapat hamparan kebun teh yang didominasi warna hijau dedaunan. Agak jauh setelahnya, terlihat jalan raya berkelok yang mengikuti kontur pegunungan. Lebih jauh lagi terlihat gugusan pegunungan yang konturnya terlihat memanjang. Pemandangan pegunungan tersebut dilengkapi dengan hamparan kabut dan awan. Sebagai atraksi utama pada perburuan sunrise ini tentu saja matahari dan sinarnya. Semakin lama, sinarnya semakin terang dan pemandangan di kawasan ini kini terlihat jelas. Bulatan kuning bercahaya terang ini memukau saya pada saat-saat kemunculannya. Bersamaan dengan momen tersebut, saya merasakan sensasi yang luar biasa berupa perpaduan antara rasa takjub dan kagum serta damai dan bahagia.

Penantian Terbayar

Di kebun teh ini ada banyak lokasi yang bisa digunakan untuk spot sunrise. Ada yang berupa panggung terbuka, ada yang berupa kursi di pinggir pagar tebing serta kursi di warung-warung yang berjajar. Dari beberapa pilihan tersebut, saya memilih untuk bersantai di panggung kayu terbuka yang cukup sepi dari lalu lalang serta kerumunan pengunjung. Lokasi panggung ini agak jauh dari warung-warung dan spot-spot yang telah dibangun oleh pengelola. Tidak mengapa jalan agak jauh yang penting bisa menikmati suasana dengan lebih nyaman.

Spot Foto di Kebun Teh Cukul

Spot Foto di Kebun Teh Cukul

Selain pemandangan sunrise, di kebun teh ini kita bisa berjalan-jalan menyusuri jalan setapak diantara rimbun daun-daun teh hingga ke tepi danau cantik dan ke Villa Jerman. Spot danau kecil ini sangatlah cantik, indah dan membangun mood menjadi tenang. Di tempat ini, hobi foto-foto dapat tersalurkan karena banyak sekali spot dan tema yang bisa dipakai saat mengabadikan momen dan suasana.

Kebun Teh dan Villa Jerman

Kebun Teh dan Villa Jerman

Sebagaimana saya sebutkan di awal artikel ini, Kebun Teh Cukul sangat tepat dikunjungi terutama pada saat pagi hari. Saat-saat terbitnya matahari di tempat ini terasa syahdu dan istimewa. Tidak hanya itu, Kebun Teh Cukul juga cukup luas sehingga kita dapat menikmati pemandangan indah sejauh mata memandang.

Pesona Pontianak: Kota yang Rapi dan Rindang

Menjadi ASN dan dapat mengunjungi kota-kota di Nusantara merupakan sebuah anugerah yang sangat saya syukuri. Ada kebahagiaan dan pengalaman yang bisa saya dapatkan ketika mengunjungi kota-kota atau tempat baru. Dalam kesempatan ini, saya ingin menuliskan pengalaman saya saat mengunjungi kota Pontianak. 

Jembatan Kapuas I

Sampai blog ini saya tulis, saya sudah dua kali mengunjungi Pontianak. Yang pertama adalah saat ditugaskan menjadi moderator dalam acara focus group discussion. Kesempatan kedua adalah pada saat ditugaskan menjadi panitia SKD CPNS BPK di UPT BKN Pontianak.

Syukurlah dalam kedua kesempatan tersebut acara berlangsung dengan lancar. Tidak ada halangan berarti dalam pelaksanaannya. Disamping melaksanakan tugas sebagaimana menjadi tujuan utama saya ke kota ini, saya juga sempat mengunjungi beberapa lokasi di kota ini.

Tugu Khatulistiwa Pontianak

Tugu ini merupakan salah satu ikon utama di Pontianak. Tugu ini berbentuk susunan tonggak kayu dengan lingkaran dan anak panah di bagian atasnya. Pada tahun 1990 dibuatlah bangunan tambahan yang berdiri di atas monumen aslinya. Uniknya, pada bagian atas bangunan baru tersebut dibangun replika monumen asli dengan ukuran yang jauh lebih besar.

Tugu Khatulistiwa Pontianak

Monumen Asli Tugu Khatulistiwa

Biaya untuk memasuki monument ini sebesar Rp10.000 per pengunjung. Di dalam monument, pengunjung bisa menyaksikan tugu asli serta foto-foto terkait dengan pembangunan monument ini serta peristiwa-peristiwa astronomi. Selain itu terdapat banyak cindera mata dari tamu-tamu yang pernah berkunjung ke tempat ini.

Akhirnya Bisa Ke Tempat Ini

Di bagian luar monument ini terdapat beberapa stand penjualan dan areal luas di sisi sungai Kapuas dengan sebuah landmark berupa globe berukuran besar. Sayangnya karena turun hujan deras pada saat itu, saya tidak bisa mengeksplore lebih jauh.

Taman Digulis Pontianak

Lokasi berikutnya yang saya explore adalah sebuah ruang terbuka hijau yang berukuran luas. Tempat ini diberi nama Taman Digulis Pontianak. Di tempat ini terdapat jogging track yang cukup panjang. Bagi saya, tempat ini sangat nyaman dipakai ber olah raga pagi. Salah satu hal yang membuat tempat ini nyaman adalah kebersihannya. Ada banyak tempat sampah yang disediakan sehingga pengunjung dapat dengan mudah menjanngkaunya. 

Taman Digulis Pontianak

Di salah satu sisi taman ini terdapat areal permainan skateboard. Arena bermain ini menurut saya sangat memanjakan para penghobi permainan skateboard. Salut untuk pengelola taman ini karena meskipun lokasinya memanjakan pengunjung dan berukuran luas, namun tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan untuk memasukinya.

Dilengkapi Arena Bermain

Taman Untan Pontianak

Taman ini masuk ke dalam area kampus Untan Pontianak. Dalam pandangan saya, taman ini diatur dan dikelola dengan baik serta mempunyai nuansa yang unik. Ada beberapa lokasi permainan serta arena bermain serta tempat sekedar duduk menikmati suasana. Salah satu yang unik dari tempat ini adalah arena bermain catur raksasa.

Arena Catur Raksasa

Tematik Astirtik

Menyusuri Sungai Kapuas

Salah satu atraksi yang bisa membuat kita selalu teringat dengan Pontianak adalah dengan menyusuri sungai Kapuas dengan menggunakan kapal wisata. Rute yang dilewati kapal wisata ini adalah menyusuri sunga Kapuas hingga berputar balik setelah melewati jembatan Kapuas I. Pada saat perjalanan dengan kapal ini, penumpang dapat membeli makanan atau minuman yang dijajakan dan  menikmatinya baik di dek bawah maupun di dek atas kapal. Kalau cuaca sedang cerah, maka dek atas adalah pilihan yang harus diambil karena pemandangannya lebih luas. Pengalaman menaiki kapal wisata ini akan semakin berkesan jika dilakukan saat senja, karena matahari di sisi barat cakrawala akan mengguratkan cahaya kekuningan yang luar biasa, dengan catatan cuaca cerah dengan sedikit awan.

Fotonya Setelah Sandar

Taman Alun-Alun Kapuas

Di salah satu sisi sungai Kapuas terdapat sebuah taman yang cukup luas. Taman ini dilengkapi dengan pepohonan rindang dan tempat bersantai. Bagi pengunjung yang ingin menikmati makanan dan minuman, ada stand-stand penjual dengan berbagai macam hidangan di taman ini. Namun jika ingin menikmati suasana sisi Kapuas dengan tenang dan privat, ada satu restoran yang lokasinya berada di dekat taman ini. Nama restoran ini adalah Kapuas River Cruise. Di tempat ini terdapat kapal yang sudah dipermanenkan jadi arsitektur tambahan dan difungsikan sebagai restoran. Menikmati makanan dan minuman di resto ini juga rekomended walau kalah seru dibanding dengan menaiki kapal wisata.

Megamall A Yani.

Mall A Yani merupakan landmark kota yang sangat populer di Pontianak. Kawasan bisnis dan perdagangan yang mencakup areal luas ini sangat lengkap. Mulai dari mall, restoran, pusat perbelanjaan hingga penginapan. Setidaknya ada dua hotel yang representatif di kawasan ini, Hotel Ibis dan Mercure.

Suasana Menyambut Hari Raya Imlek di Mall A. Yani

Pemandangan Kota Pontianak dari Jendela Hotel

Pemandangan Kota Pontianak dari Jendela Pesawat

Bagi saya Pontianak merupakan kota yang rapi dan rindang. Sebagai contoh, Jalan Ahmad Yani sebagai salah satu jalan utama di kota ini sangat bersih dan rapi dengan pembatas jalan berupa taman yang Nampak terawat. Disamping itu, pepohonan rindang terlihat di berbagai sisi jalan, tidak hanya di jalan utama, bahkan juga di jalan-jalan tembus. Kalau tidak salah, rindangnya pepohonan di Pontianak diatur dalam peraturan daerah yang melarang memangkas pohon tanpa ijin. Jika kebijakan tersebut benar adanya, maka aturan tersebut dapat diadopsi oleh pemda-pemda lain agar kelestarian dan keasrian alam dapat terjaga.

Open Trip Geopark Ciletuh Bersama Explorer.id

Setelah mendapatkan kesan bagus dalam perjalanan open trip pertama saya bersama Explorer.id, saya tertarik untuk mengikuti trip lain yang ditawarkan oleh tour organizer ini. Dan untuk trip kedua ini, saya memilih Geopark Ciletuh sebagai lokasi yang akan saya jelajahi. 

Panenjoan Ciletuh

Dengan sedikit info dan keinginan kuat untuk melihat keindahan Geopark Ciletuh, saya mendaftarkan diri mengikuti trip ini melalui aplikasi explorer.id. Adapun biaya OT ini sebesar Rp300.000. Dengan biaya sebesar tersebut, setiap peserta akan mendapatkan berbagai macam fasilitas, diantaranya perjalanan dengan elf PP, tiket masuk lokasi, snack dan air mineral.

Dalam perjalanan OT ini saya memilih meeting point di SPBU Shell MT Haryono. Adapun jumlah peserta OT ini adalah 10 orang. Ditambah dua orang driver dan satu tour leader, total ada 13 orang di dalam perjalanan kali ini. 

Perjalanan malam itu berlangsung lancar dengan situasi lalu lintas yang cukup lengang karena sudah larut malam. Selepas keluar Tol, uji ketahanan fisik dimulai. Jalan berkelok-kelok, naik turun dan lumayan sempit membuat perut saya terasa mual. Di tambah dengan ukuran tempat duduk yang sempit, saya merasa perjalanan kali ini lumayan menyiksa. Untunglah di tengah perjalanan, kendaraan sempat berhenti sekitar 20 menit di SPBU Citarik, Pelabuhan Ratu. Di lokasi ini saya sempatkan untuk ke toilet dan merenggangkan badan sejenak serta menghirup udara segar di luar kendaraan.

Transit Sebentar di SPBU Citarik

Selepas dari SPBU Citarik perjalanan dilanjutkan. Kali ini rasa mual semakin menjadi karena jalanan yang dilalui semakin ekstrim kelokan dan konturnya. Untunglah hingga sampai di Panenjoan Ciletuh saya bisa menahan rasa mual di perut saya. Lokasi pertama ini adalah sebuah resort kecil dengan beberapa bangunan pendukung seperti kamar penginapan, restoran kecil, warung, gazebo serta beberapa gardu pandang. Karena masih terlalu pagi, kebanyakan peserta tour melanjutkan istirahat di dalam mobil karena di luar kendaraan, angin bertiup kencang dan cuaca sangat dingin. 

Selamat Pagi dari Ciletuh

Pada pukul 6.30an, perjalanan dilanjutkan ke titik lokasi wisata Curug Cikanteh dan Curug Sodong. Pemandangan di speanjang jalan cukup memanjakan mata karena hamparan hijau membentang luas baik dari kawasan persawahan maupun kawasan perbukitan yang mengelillingi lembah ini. Awalnya perjalanan melalui jalanan yang mulus dengan kelokan dan turunan yang tajam. Namun mendekati titik lokasi, jalanan yang dilewati kendaraan kami sudah tidak mulus lagi.

Sebelum menuju lebih dekat ke air terjun, kita bisa ke toilet, sarapan atau santai-santai sejenak di warung-warung di sekitar tempat parkir setempat. Kita bisa sarapan mie instan, soto, bakso atau nasi telor di warung-warung ini. Saran saya, lebih baik sarapan di tempat ini agar perut tidak kosong saat melakukan trekking ke Curug Sodong dan Curug Cikanteh.

Curug Sodong
Lokasi air terjun Curug Sodong sangat dekat dengan tempat parkir kendaraan. Debit air terjun ini pada musim hujan sangatlah besar. Namun demikian, airnya menjadi dominan warna coklat, kurang rekomended kalau dipakai untuk berbasah-basahan.  
Debit Deras di Musim Hujan

Dari Curug Sodong, explore dilanjutkan ke Curug Cikanteh yang masih masuk dalam satu wilayah. Durasi tempuh dari Curug Sodong ke curug Cikanteh memakan waktu kira2 15 menit. Perjalanan menuju curug ini lumayan menantang karena harus melewati sebuah jembatan bambu yang bikin jantung berdegup kencang. Pada salah satu sisi Jembatan bambu ini, hanya bisa dilewati oleh satu orang karena hanya ada dua bambu dan sebuah kayu yang melintang.

Uji Adrenalin Sebelum Mencapai Lokasi

Perjalanan yang sangat menantang tersebut akan terbayar dengan keindahan dan kemegahan air terjun Curug Cikanteh. Formasi air terjun ini sangat unik karena terdiri dari dua tingkat. Tingkat yang paling atas merupakan air terjun tunggal yang menjulang tinggi. Sedangkan di tingkat yang bawah, air terjunnya berukuran lebar dengan debit air yang sangat deras utamanya pada saat musim hujan. Pada musim ini, sapuan percikan air dapat membuat pakaian menjadi basah kuyup. Selain itu, pengunjung curug Cikanteh harus berhati-hati ketika berada di area ini karena batu-batu tempat berpijak sangat licin terutama jika setelah hujan turun. 

Curug Cikanteh 

Awas Licin

Dari curug Cikanteh, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pantai Palangpang Ciletuh. Namun sebelum sampai di lokasi pantai ini, rombongan menyempatkan istirahat makan dan sholat di sebuah restoran. Rombongan open trip sampai di pantai Palangpang pada pukul 13.30 siang. Di tempat ini terdapat papan raksasa bertuliskan Geopark Ciletuh. Landmark ini cukup popular karena banyak pengunjung yang mengambil foto dengan latar belakang papan ini.

Plang Yang Populer di Ciletuh

Sayangnya pantai ini sedang tidak cantik pada saat saya datang ke sana. Warna air lautnya coklat dan banyak sampah berupa ranting, dahan dan dedaunan di pasir pantainya. Selain itu banyak juga sampah plastik yang berserakan. Di sisi lain, dari pantai ini dapat dilihat pemandangan luas dan megahnya perbukitan yang mengelilingi Geopark Ciletuh ini. Ada juga air terjun yang dapat dilihat dari tempat ini. Air terjun ini terlihat menyembul diantara pepohonan rimbun di kejauhan. Selain air terjun, pemandangan dari tempat ini didominasi oleh warna hijau pepohonan di perbukitan.

Untungnya Bukan Satu-Satunya Destinasi

Dari pantai Palangpang, perjalanan di lanjutkan ke Curug Cimarinjung. Lokasinya relatif dekat dengan pantai. Lokasi air terjun ini mudah dijangkau baik untuk kendaraaan maupun akses jalan dari parkiran ke lokaso air terjun. Menurut saya, Curug Cimarinjung sudah dikelola dengan baik, karena jalan sudah ditata rapi dan kebersihannya terjaga. Selain itu di lokasi wisata ini ada banyak pedagang mulai dari makanan dan minuman hingga kerajinan cindera mata. 

Curug Cimarinjung
Bagaikan di Dunia Fantasi

Usai menyaksikan keindahan curug Cimarinjung rombongan bergerak menuju ke Puncak Dharma. Perjalanan menuju puncak Dharma adalah moment yang menurut saya paling menegangkan karena akses jalannya sangat curam dan berkelok-kelok tajam. Di lokasi ini, kemampuan sopir dan kemampuan mesin benar-benar diuji. Salah sedikit bisa berakibat sangat fatal. Untunglah perjalanan kami menuju ke Puncak Dharma berlangsung aman dan lancar. Sebagai informasi, puncak Dharma adalah spot wajib yang harus dikunjungi pada saat eksplore Geopark Ciletuh. Di titik ini, pemandangan luas Teluk Ciletuh dan segala keindahan alamnya dapat dilihat dengan leluasa. Jika cuacanya cukup baik, maka pemandangan yang disajikan akan menjadi lebih dramatis. Pada saat saya ke tempat ini, cuaca sedang berawan, yang menjadikan latar belakang menjadi dominan warna putih. Selain itu air laut di dekat pantai terlihat keruh dan berwarna coklat. Walaupun demikian saya sangat mengagumi keindahan alam di tempat ini. Luar biasa.

Puncak Dharma

Viewnya Ajiib
Sultan dan Dayang-Dayangnya 😎

Tour explorer.id di Geopark Ciletuh ditutup dengan mengunjungi puncak Gebang. Lokasi puncak ini lebih tinggi dari puncak Dharma namun pemandangan yang ditawarkan kalah spektakuler jika dibanding dengan view di Puncak Dharma. Di tempat ini juga tidak ada fasilitas khusus yang tersedia, kecuali hanya tempat parkir yang lumayan luas. Meski demikian nampak terlihat ada progres pembangunan di areal ini, kemungkinan berupa pembangunan fasilitas pendukung untuk pengunjung tempat ini.

Puncak Gebang

Setelah dari Puncak Gebang, perjalanan dilanjutkan menuju ke titik meeting point di Jakarta. Dalam perjalanan pulang kami sempat mampir ke pusat oleh-oleh di daerah Parung Kuda. Setelahnya saya tepar karena minum antimo. Tau-tau saat bangun perjalanan sudah sampai di Cawang dan sudah dekat dengan lokasi kosan.

Pasukan Anti Bosan

Trip bersama Explorer.id ini merupakan tour yang agak kurang nyaman saya rasakan, karena kondisi badan yang tidak sepenuhnya fit, ditambah dengan ukuran kursi mobil yang kurang lega dan jalanan yang lumayan ekstrim. Meski demikian, saya tidak akan kapok untuk mengikuti trip-trip berikutnya karena explorer.id sudah teruji dan berpengalaman. 

Open Trip Sunrise Point Cukul Bersama Explorer.id

Sejak masa pandemi, saya jarang sekali melakukan perjalanan baik untuk berpetualang ataupun ke luar daerah untuk menikmati pemandangan alam. Hal ini disebabkan karena saya masih takut dengan resiko penyebaran virus serta pengalaman tidak menyenangkan saat terinfeksi covid dan harus menjalani karantina.

Sunrise Yang Istimewa

Tapi karena sudah cukup lama hanya berada di seputaran Jakarta, pada bulan September 2021 saya mencoba mengikuti sebuah open trip (OT) dengan nama Sunrise Point Cukul. Penyelenggara OT ini adalah Explorer.id yang informasinya saya dapat dari Instagram. Adapun kendaraan yang digunakan adalah bus berukuran sedang dengan kapasitas 28 penumpang. 

Perjalanan OT kali ini dimulai dengan keberangkatan dari meeting point pertama di Tangerang. Adapun meeting point saya malam itu adalah di Plasa Semanggi atau meeting pont kedua. Setelah mampir ke beberapa titik meeting point, perjalanan rombongan OT ini bergerak menuju ke arah selatan kota Bandung tepatnya di daerah Panenjoan. Perjalanan menuju ke Puncak Cukul pada dini hari tersebut cukup lancar karena jalanan lengang. Namun demikian kondisi jalan yang berkelok-kelok menyebabkan perut saya terasa mual. Untungnya pada pukul 3.45 perjalanan sudah sampai sehingga saya tidak perlu menahan rasa mual lebih lama lagi.

Pemandangan Indah + Cuaca Sejuk

Setelah sejenak beristirahat di dalam bus, pada sekitar pukul 4.15 peserta OT diarahkan oleh tour leader untuk berjalan kaki menuju ke spot Puncak Cukul. Di titik pertama tujuan open trip ini, peserta rombongan akan mendapatkan pemandangan matahari terbit yang memukau ditambah dengan pemandangan kebun teh menghijau yang diselimuti kabut tipis. Selain itu di lokasi wisata ini ada banyak spot untuk ber foto dengan background yang indah. 

Lekukan Bukit Berselimut Dedaunan hijau

Lokasi wisata pertama ini sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas diantaranya toilet, musholla walaupun sempit, tempat duduk dan beberapa spot lokasi untuk bersantai. Dengan pemandangan indah dan suasana pagi yang menyegarkan, tempat ini sangat layak untuk dikunjungi untuk berlibur.

Wayang Windu Panenjoan
Selepas dari Kebun Teh Cukul, open trip dilanjutkan ke titik lokasi kedua yakni Wayang Windu Panenjoan. Perjalanan menuju lokasi kedua ini sangat menyegarkan mata karena kami disuguhi pemandangan kebun teh yang sangat luas dan didominasi oleh warna hijau daun-daun teh. di Wayang Windu Panenjoan pengunjung bisa berjalan-jalan di atas jembatan kayu yang membentang di atas hamparan kebun teh. Selain menjadi penghubung ke beberapa sisi, jembatan ini juga sangat mendukung untuk digunakan sebagai sarana berfoto ria atau sekedar duduk santai sambil menikmati suasana karena ada beberapa bangku yang tersedia di sana.

Menyegarkan dan Menenangkan
Di titik lokasi kedua ini, tour leader mengalokasikan waktu cukup lama sehingga peserta OT bisa leluasa dan puas menikmati pesona keindahan Wayang Windu. Meski demikian, pada saat seluruh peserta OT seharusnya kumpul untuk melanjutkan ke lokasi berikutnya, masih saja ada peserta yang telat ngumpul. Tapi ngga papa juga sih karena lokasinya bagus, cuman kasian aja peserta yang nunggu lama di dalam bus.
Hijau

Dari Wayang Windu, perjalanan OT dilanjutkan ke Rumah Pengabdi Setan. Lokasi ini merupakan set lokasi syuting film horror terkenal berjudul pengabdi setan. Di tempat ini pengunjung bisa explore rumah tempat syuting mulai dari halaman rumah, ruang tamu, kamar serta dapur dan sumur. Sebagaimana digambarkan dalam filmnya yang lumayan serem, lokasi-lokasi di rumah ini memang menimbulkan kesan angker. Nampaknya tempat ini sudah lama tidak ditempati secara permanen karena beberapa ruang di rumah ini terlihat kurang terawat.

Katanya Rumah Pengabdi Setan

Selain melihat rumah pengabdi setan, pengunjung dapat juga bersantai di gazebo depan rumah atau di warung-warung di dekatnya. Tempat ini sangat cocok untuk bersantai karena hawanya sejuk serta pohon-pohon disekitarnya membuat area ini menjadi rindang.

Set Film

Sejuk di Bawah Rindang Pepohonan

Dari Rumah Pengabdi Setan, trip dilanjutkan ke lokasi berikutnya yakni pusat oleh-oleh olahan susu KPBS Pangalengan. Di tempat ini produk olahan susunya rekomended dengan harga yang terjangkau. Mulai dari susu steril, susu berasa, yoghurt, dan permen susu tersedia beraneka ragam. Selain produk olahan susu, ada juga snack dan minuman ringan yang dijajakan di tempat belanja ini.

Berbelanja Oleh-Oleh di KPBS Pangalengan

Penutup dari trip ini adalah makan siang di Rumah Makan Ibu Eka di KM 32 Cihideung, Pangalengan. Menu makanan yang disajikan di rumah makan ini terhitung lengkap dengan harga yang murah dan yang paling utama adalah rasa masakannya yang sangat nikmat. Rasa nikmat dari masakan di rumah makan ini salah satunya disebabkan oleh karena jam makannya yang sangat telat, yakni sekitar pukul 3 sore. Rumah makan ini berlokasi disebuah lereng bukit dengan view lembah yang cukup luas. Walaupun bukan pemandangan kebun teh, suasana dan view yang ditawarkan lumayan bisa menambah mood menjadi bagus saat menikmati hidangan yang disajikan.

Sisa-Sisa Kerakusan

Seusai makan di RM Ibu Eka, perjalanan dilanjutkan untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan sempat tersendat cukup lama karena kemacetan lumayan parah di daerah Ciherang. Kemacetan ini karena padatnya kendaraan yang akan melalui pertigaan dekat SPBU Ciherang. Syukurlah setelah itu perjalanan kembali lancar terutama saat memasuki jalan tol Padaleunyi. Sekitar pukul 9 malam, perjalanan sudah sampai di Semanggi dan semua peserta OT bubar ke tujuannya masing-masing.

Yuk Jalan Lagi

Perjalanan wisata setelah sekian lama terkungkung di Ibukota ini tentu saja sangat berkesan. Saya bisa kembali menikmati pemandangan indah dan menikmati suasana baru dalam perjalanan ini. Dengan experience semacam ini, saya tidak akan ragu lagi untuk sering-sering mengikuti open trip. Selain karena saya butuh refreshing, saya menyukai perjalanan menuju ke tempat baru.

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...