Setelah
mendapatkan kesan bagus dalam perjalanan open trip pertama saya bersama
Explorer.id, saya tertarik untuk mengikuti trip lain yang ditawarkan oleh
tour organizer ini. Dan untuk trip kedua ini, saya memilih Geopark Ciletuh sebagai
lokasi yang akan saya jelajahi. | Panenjoan Ciletuh |
Dengan
sedikit info dan keinginan kuat untuk melihat keindahan Geopark Ciletuh, saya
mendaftarkan diri mengikuti trip ini melalui aplikasi explorer.id. Adapun
biaya OT ini sebesar Rp300.000. Dengan biaya sebesar tersebut, setiap peserta
akan mendapatkan berbagai macam fasilitas, diantaranya perjalanan dengan elf
PP, tiket masuk lokasi, snack dan air mineral. Dalam
perjalanan OT ini saya memilih meeting point di SPBU Shell MT Haryono. Adapun
jumlah peserta OT ini adalah 10 orang. Ditambah dua orang driver dan satu
tour leader, total ada 13 orang di dalam perjalanan kali ini. Perjalanan
malam itu berlangsung lancar dengan situasi lalu lintas yang cukup lengang
karena sudah larut malam. Selepas keluar Tol, uji ketahanan fisik dimulai.
Jalan berkelok-kelok, naik turun dan lumayan sempit membuat perut saya terasa
mual. Di tambah dengan ukuran tempat duduk yang sempit, saya merasa
perjalanan kali ini lumayan menyiksa. Untunglah di tengah perjalanan,
kendaraan sempat berhenti sekitar 20 menit di SPBU Citarik, Pelabuhan Ratu.
Di lokasi ini saya sempatkan untuk ke toilet dan merenggangkan badan sejenak
serta menghirup udara segar di luar kendaraan. | Transit Sebentar di SPBU Citarik |
Selepas
dari SPBU Citarik perjalanan dilanjutkan. Kali ini rasa mual semakin menjadi
karena jalanan yang dilalui semakin ekstrim kelokan dan konturnya. Untunglah
hingga sampai di Panenjoan Ciletuh saya bisa menahan rasa mual di perut saya.
Lokasi pertama ini adalah sebuah resort kecil dengan beberapa bangunan
pendukung seperti kamar penginapan, restoran kecil, warung, gazebo serta
beberapa gardu pandang. Karena masih terlalu pagi, kebanyakan peserta tour
melanjutkan istirahat di dalam mobil karena di luar kendaraan, angin bertiup
kencang dan cuaca sangat dingin. | Selamat Pagi dari Ciletuh |
Pada pukul
6.30an, perjalanan dilanjutkan ke titik lokasi wisata Curug Cikanteh dan
Curug Sodong. Pemandangan di speanjang jalan cukup memanjakan mata karena
hamparan hijau membentang luas baik dari kawasan persawahan maupun kawasan
perbukitan yang mengelillingi lembah ini. Awalnya perjalanan melalui jalanan
yang mulus dengan kelokan dan turunan yang tajam. Namun mendekati titik
lokasi, jalanan yang dilewati kendaraan kami sudah tidak mulus lagi. Sebelum
menuju lebih dekat ke air terjun, kita bisa ke toilet, sarapan atau santai-santai
sejenak di warung-warung di sekitar tempat parkir setempat. Kita bisa sarapan
mie instan, soto, bakso atau nasi telor di warung-warung ini. Saran saya,
lebih baik sarapan di tempat ini agar perut tidak kosong saat melakukan
trekking ke Curug Sodong dan Curug Cikanteh. | Curug Sodong |
Lokasi air terjun Curug Sodong sangat dekat dengan tempat
parkir kendaraan. Debit air terjun ini pada musim hujan sangatlah besar. Namun demikian, airnya menjadi dominan warna coklat, kurang rekomended kalau dipakai untuk berbasah-basahan. | Debit Deras di Musim Hujan |
Dari Curug Sodong, explore dilanjutkan ke Curug Cikanteh
yang masih masuk dalam satu wilayah. Durasi tempuh dari Curug Sodong ke curug
Cikanteh memakan waktu kira2 15 menit. Perjalanan menuju curug ini lumayan
menantang karena harus melewati sebuah jembatan bambu yang bikin jantung
berdegup kencang. Pada salah satu sisi Jembatan bambu ini, hanya bisa
dilewati oleh satu orang karena hanya ada dua bambu dan sebuah kayu yang
melintang. | Uji Adrenalin Sebelum Mencapai Lokasi |
Perjalanan
yang sangat menantang tersebut akan terbayar dengan keindahan dan kemegahan
air terjun Curug Cikanteh. Formasi air terjun ini sangat unik karena terdiri dari dua tingkat. Tingkat yang paling atas merupakan air terjun tunggal yang menjulang tinggi. Sedangkan di tingkat yang bawah, air terjunnya berukuran lebar dengan debit air yang sangat deras utamanya pada saat musim hujan. Pada musim ini, sapuan percikan air dapat membuat pakaian menjadi basah kuyup. Selain itu, pengunjung
curug Cikanteh harus berhati-hati ketika berada di area ini karena batu-batu
tempat berpijak sangat licin terutama jika setelah hujan turun. | Curug Cikanteh |
| Awas Licin |
Dari curug
Cikanteh, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pantai Palangpang Ciletuh. Namun sebelum
sampai di lokasi pantai ini, rombongan menyempatkan istirahat makan dan
sholat di sebuah restoran. Rombongan open trip sampai di pantai Palangpang
pada pukul 13.30 siang. Di tempat ini terdapat papan raksasa bertuliskan
Geopark Ciletuh. Landmark ini cukup popular karena banyak pengunjung yang
mengambil foto dengan latar belakang papan ini. | Plang Yang Populer di Ciletuh |
Sayangnya
pantai ini sedang tidak cantik pada saat saya datang ke sana. Warna air
lautnya coklat dan banyak sampah berupa ranting, dahan dan dedaunan di pasir
pantainya. Selain itu banyak juga sampah plastik yang berserakan. Di sisi
lain, dari pantai ini dapat dilihat pemandangan luas dan megahnya perbukitan
yang mengelilingi Geopark Ciletuh ini. Ada juga air terjun yang dapat dilihat
dari tempat ini. Air terjun ini terlihat menyembul diantara pepohonan rimbun
di kejauhan. Selain air terjun, pemandangan dari tempat ini didominasi oleh
warna hijau pepohonan di perbukitan. | Untungnya Bukan Satu-Satunya Destinasi |
Dari pantai
Palangpang, perjalanan di lanjutkan ke Curug Cimarinjung. Lokasinya relatif
dekat dengan pantai. Lokasi air terjun ini mudah dijangkau baik untuk
kendaraaan maupun akses jalan dari parkiran ke lokaso air terjun. Menurut
saya, Curug Cimarinjung sudah dikelola dengan baik, karena jalan sudah ditata
rapi dan kebersihannya terjaga. Selain itu di lokasi wisata ini ada banyak
pedagang mulai dari makanan dan minuman hingga kerajinan cindera mata.
| Curug Cimarinjung |
| Bagaikan di Dunia Fantasi |
Usai
menyaksikan keindahan curug Cimarinjung rombongan bergerak menuju ke Puncak
Dharma. Perjalanan menuju puncak Dharma adalah moment yang menurut saya
paling menegangkan karena akses jalannya sangat curam dan berkelok-kelok
tajam. Di lokasi ini, kemampuan sopir dan kemampuan mesin benar-benar diuji.
Salah sedikit bisa berakibat sangat fatal. Untunglah perjalanan kami menuju
ke Puncak Dharma berlangsung aman dan lancar. Sebagai informasi, puncak Dharma
adalah spot wajib yang harus dikunjungi pada saat eksplore Geopark Ciletuh.
Di titik ini, pemandangan luas Teluk Ciletuh dan segala keindahan alamnya
dapat dilihat dengan leluasa. Jika cuacanya cukup baik, maka pemandangan yang
disajikan akan menjadi lebih dramatis. Pada saat saya ke tempat ini, cuaca
sedang berawan, yang menjadikan latar belakang menjadi dominan warna putih.
Selain itu air laut di dekat pantai terlihat keruh dan berwarna coklat. Walaupun demikian saya sangat
mengagumi keindahan alam di tempat ini. Luar biasa. | Puncak Dharma |
| Viewnya Ajiib |
| Sultan dan Dayang-Dayangnya 😎 |
Tour
explorer.id di Geopark Ciletuh ditutup dengan mengunjungi puncak Gebang.
Lokasi puncak ini lebih tinggi dari puncak Dharma namun pemandangan yang
ditawarkan kalah spektakuler jika dibanding dengan view di Puncak Dharma. Di
tempat ini juga tidak ada fasilitas khusus yang tersedia, kecuali hanya tempat
parkir yang lumayan luas. Meski demikian nampak terlihat ada progres
pembangunan di areal ini, kemungkinan berupa pembangunan fasilitas pendukung
untuk pengunjung tempat ini. | Puncak Gebang |
Setelah
dari Puncak Gebang, perjalanan dilanjutkan menuju ke titik meeting point di Jakarta.
Dalam perjalanan pulang kami sempat mampir ke pusat oleh-oleh di daerah
Parung Kuda. Setelahnya saya tepar karena minum antimo. Tau-tau saat bangun perjalanan sudah sampai di Cawang dan sudah dekat dengan lokasi kosan. | Pasukan Anti Bosan |
Trip
bersama Explorer.id ini merupakan tour yang agak kurang nyaman saya rasakan,
karena kondisi badan yang tidak sepenuhnya fit, ditambah dengan ukuran kursi
mobil yang kurang lega dan jalanan yang lumayan ekstrim. Meski demikian, saya tidak akan kapok
untuk mengikuti trip-trip berikutnya karena explorer.id sudah teruji dan
berpengalaman. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar