Jumat, 31 Desember 2021

Open Trip Geopark Ciletuh Bersama Explorer.id

Setelah mendapatkan kesan bagus dalam perjalanan open trip pertama saya bersama Explorer.id, saya tertarik untuk mengikuti trip lain yang ditawarkan oleh tour organizer ini. Dan untuk trip kedua ini, saya memilih Geopark Ciletuh sebagai lokasi yang akan saya jelajahi. 

Panenjoan Ciletuh

Dengan sedikit info dan keinginan kuat untuk melihat keindahan Geopark Ciletuh, saya mendaftarkan diri mengikuti trip ini melalui aplikasi explorer.id. Adapun biaya OT ini sebesar Rp300.000. Dengan biaya sebesar tersebut, setiap peserta akan mendapatkan berbagai macam fasilitas, diantaranya perjalanan dengan elf PP, tiket masuk lokasi, snack dan air mineral.

Dalam perjalanan OT ini saya memilih meeting point di SPBU Shell MT Haryono. Adapun jumlah peserta OT ini adalah 10 orang. Ditambah dua orang driver dan satu tour leader, total ada 13 orang di dalam perjalanan kali ini. 

Perjalanan malam itu berlangsung lancar dengan situasi lalu lintas yang cukup lengang karena sudah larut malam. Selepas keluar Tol, uji ketahanan fisik dimulai. Jalan berkelok-kelok, naik turun dan lumayan sempit membuat perut saya terasa mual. Di tambah dengan ukuran tempat duduk yang sempit, saya merasa perjalanan kali ini lumayan menyiksa. Untunglah di tengah perjalanan, kendaraan sempat berhenti sekitar 20 menit di SPBU Citarik, Pelabuhan Ratu. Di lokasi ini saya sempatkan untuk ke toilet dan merenggangkan badan sejenak serta menghirup udara segar di luar kendaraan.

Transit Sebentar di SPBU Citarik

Selepas dari SPBU Citarik perjalanan dilanjutkan. Kali ini rasa mual semakin menjadi karena jalanan yang dilalui semakin ekstrim kelokan dan konturnya. Untunglah hingga sampai di Panenjoan Ciletuh saya bisa menahan rasa mual di perut saya. Lokasi pertama ini adalah sebuah resort kecil dengan beberapa bangunan pendukung seperti kamar penginapan, restoran kecil, warung, gazebo serta beberapa gardu pandang. Karena masih terlalu pagi, kebanyakan peserta tour melanjutkan istirahat di dalam mobil karena di luar kendaraan, angin bertiup kencang dan cuaca sangat dingin. 

Selamat Pagi dari Ciletuh

Pada pukul 6.30an, perjalanan dilanjutkan ke titik lokasi wisata Curug Cikanteh dan Curug Sodong. Pemandangan di speanjang jalan cukup memanjakan mata karena hamparan hijau membentang luas baik dari kawasan persawahan maupun kawasan perbukitan yang mengelillingi lembah ini. Awalnya perjalanan melalui jalanan yang mulus dengan kelokan dan turunan yang tajam. Namun mendekati titik lokasi, jalanan yang dilewati kendaraan kami sudah tidak mulus lagi.

Sebelum menuju lebih dekat ke air terjun, kita bisa ke toilet, sarapan atau santai-santai sejenak di warung-warung di sekitar tempat parkir setempat. Kita bisa sarapan mie instan, soto, bakso atau nasi telor di warung-warung ini. Saran saya, lebih baik sarapan di tempat ini agar perut tidak kosong saat melakukan trekking ke Curug Sodong dan Curug Cikanteh.

Curug Sodong
Lokasi air terjun Curug Sodong sangat dekat dengan tempat parkir kendaraan. Debit air terjun ini pada musim hujan sangatlah besar. Namun demikian, airnya menjadi dominan warna coklat, kurang rekomended kalau dipakai untuk berbasah-basahan.  
Debit Deras di Musim Hujan

Dari Curug Sodong, explore dilanjutkan ke Curug Cikanteh yang masih masuk dalam satu wilayah. Durasi tempuh dari Curug Sodong ke curug Cikanteh memakan waktu kira2 15 menit. Perjalanan menuju curug ini lumayan menantang karena harus melewati sebuah jembatan bambu yang bikin jantung berdegup kencang. Pada salah satu sisi Jembatan bambu ini, hanya bisa dilewati oleh satu orang karena hanya ada dua bambu dan sebuah kayu yang melintang.

Uji Adrenalin Sebelum Mencapai Lokasi

Perjalanan yang sangat menantang tersebut akan terbayar dengan keindahan dan kemegahan air terjun Curug Cikanteh. Formasi air terjun ini sangat unik karena terdiri dari dua tingkat. Tingkat yang paling atas merupakan air terjun tunggal yang menjulang tinggi. Sedangkan di tingkat yang bawah, air terjunnya berukuran lebar dengan debit air yang sangat deras utamanya pada saat musim hujan. Pada musim ini, sapuan percikan air dapat membuat pakaian menjadi basah kuyup. Selain itu, pengunjung curug Cikanteh harus berhati-hati ketika berada di area ini karena batu-batu tempat berpijak sangat licin terutama jika setelah hujan turun. 

Curug Cikanteh 

Awas Licin

Dari curug Cikanteh, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pantai Palangpang Ciletuh. Namun sebelum sampai di lokasi pantai ini, rombongan menyempatkan istirahat makan dan sholat di sebuah restoran. Rombongan open trip sampai di pantai Palangpang pada pukul 13.30 siang. Di tempat ini terdapat papan raksasa bertuliskan Geopark Ciletuh. Landmark ini cukup popular karena banyak pengunjung yang mengambil foto dengan latar belakang papan ini.

Plang Yang Populer di Ciletuh

Sayangnya pantai ini sedang tidak cantik pada saat saya datang ke sana. Warna air lautnya coklat dan banyak sampah berupa ranting, dahan dan dedaunan di pasir pantainya. Selain itu banyak juga sampah plastik yang berserakan. Di sisi lain, dari pantai ini dapat dilihat pemandangan luas dan megahnya perbukitan yang mengelilingi Geopark Ciletuh ini. Ada juga air terjun yang dapat dilihat dari tempat ini. Air terjun ini terlihat menyembul diantara pepohonan rimbun di kejauhan. Selain air terjun, pemandangan dari tempat ini didominasi oleh warna hijau pepohonan di perbukitan.

Untungnya Bukan Satu-Satunya Destinasi

Dari pantai Palangpang, perjalanan di lanjutkan ke Curug Cimarinjung. Lokasinya relatif dekat dengan pantai. Lokasi air terjun ini mudah dijangkau baik untuk kendaraaan maupun akses jalan dari parkiran ke lokaso air terjun. Menurut saya, Curug Cimarinjung sudah dikelola dengan baik, karena jalan sudah ditata rapi dan kebersihannya terjaga. Selain itu di lokasi wisata ini ada banyak pedagang mulai dari makanan dan minuman hingga kerajinan cindera mata. 

Curug Cimarinjung
Bagaikan di Dunia Fantasi

Usai menyaksikan keindahan curug Cimarinjung rombongan bergerak menuju ke Puncak Dharma. Perjalanan menuju puncak Dharma adalah moment yang menurut saya paling menegangkan karena akses jalannya sangat curam dan berkelok-kelok tajam. Di lokasi ini, kemampuan sopir dan kemampuan mesin benar-benar diuji. Salah sedikit bisa berakibat sangat fatal. Untunglah perjalanan kami menuju ke Puncak Dharma berlangsung aman dan lancar. Sebagai informasi, puncak Dharma adalah spot wajib yang harus dikunjungi pada saat eksplore Geopark Ciletuh. Di titik ini, pemandangan luas Teluk Ciletuh dan segala keindahan alamnya dapat dilihat dengan leluasa. Jika cuacanya cukup baik, maka pemandangan yang disajikan akan menjadi lebih dramatis. Pada saat saya ke tempat ini, cuaca sedang berawan, yang menjadikan latar belakang menjadi dominan warna putih. Selain itu air laut di dekat pantai terlihat keruh dan berwarna coklat. Walaupun demikian saya sangat mengagumi keindahan alam di tempat ini. Luar biasa.

Puncak Dharma

Viewnya Ajiib
Sultan dan Dayang-Dayangnya 😎

Tour explorer.id di Geopark Ciletuh ditutup dengan mengunjungi puncak Gebang. Lokasi puncak ini lebih tinggi dari puncak Dharma namun pemandangan yang ditawarkan kalah spektakuler jika dibanding dengan view di Puncak Dharma. Di tempat ini juga tidak ada fasilitas khusus yang tersedia, kecuali hanya tempat parkir yang lumayan luas. Meski demikian nampak terlihat ada progres pembangunan di areal ini, kemungkinan berupa pembangunan fasilitas pendukung untuk pengunjung tempat ini.

Puncak Gebang

Setelah dari Puncak Gebang, perjalanan dilanjutkan menuju ke titik meeting point di Jakarta. Dalam perjalanan pulang kami sempat mampir ke pusat oleh-oleh di daerah Parung Kuda. Setelahnya saya tepar karena minum antimo. Tau-tau saat bangun perjalanan sudah sampai di Cawang dan sudah dekat dengan lokasi kosan.

Pasukan Anti Bosan

Trip bersama Explorer.id ini merupakan tour yang agak kurang nyaman saya rasakan, karena kondisi badan yang tidak sepenuhnya fit, ditambah dengan ukuran kursi mobil yang kurang lega dan jalanan yang lumayan ekstrim. Meski demikian, saya tidak akan kapok untuk mengikuti trip-trip berikutnya karena explorer.id sudah teruji dan berpengalaman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...