Blog edisi kali ini merupakan catatan perjalanan
saya ke Lauterbrunnen Swiss. Kota ini mempunyai panorama iconic berupa air
terjun tinggi, sebuah gereja dan pegunungan terjal yang puncaknya berselimut
salju. Sebagai tambahan, pelesir ke Lauterbrunnen ini merupakan satu
rangkaian petualangan ke Swiss. | Lauterbrunnen
|
Lauterbrunnen dapat ditempuh dari kota Interlaken
dengan naik kereta dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Kereta yang membawa
penumpang ini tidak secanggih kereta antar kota yang lain di Swiss, namun
suasana kuno ini membawa sensasi tersendiri yang memunculkan nuansa jadul. Selama
perjalanan dari Interlaken menuju Lauterbrunnen, pelancong dapat menikmati pemandangan
luar biasa pegunungan berselimut salju, pemukiman yang saling berjarak
masing-masing dengan halamannya yang indah, serta hutan pinus yang berkombinasi
dengan sungai berair jernih. | a Perfect Day
|
Kereta sampai di Lauterbrunnen ketika matahari
sudah lumayan tinggi. Suhu saat itu sangat sejuk, suhu yang sangat pas untuk explore
kota kecil ini. Selain itu cuaca juga sangat mendukung, cerah dengan sedikit
awan. | Summer in Lauterbrunnen
|
Dari stasiun kereta, pemandangan indah Lauterbrunnen
sudah menyita perhatian saya, terutama air terjunnya yang menjulang tinggi.
Jarak stasiun dengan air terjun ini lumayan dekat dan dapat ditemuh dengan
berjalan kaki. Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun, nuansa pedesaan
Swiss sangat terasa, rapi dengan setiap rumah berhiaskan bunga-bunga indah
berwarna-warni. Sebelum mencapai kompleks air terjun, saya melewati satu
kompleks pemakaman yang tertata rapi. Pemakaman ini berada di lokasi yang
istimewa, dikelilingi gunung dan pemandangan indah, menghilangkan kesan seramnya
pemakaman sama sekali. | Rest in Peace
|
Air terjun Lauterbrunnen merupakan ikon utama di
tempat ini, lokasinya sangat cantik dengan tambahan pemandangan puncak pegunungan
berselimut salju. Pengunjung dapat hiking ke tempat yang lebih tinggi di air
terjun ini. Setelah melalui jalan setapak naik, selanjutnya melalui
terowongan yang cukup panjang dan kemudian voila, pengunjung akan merasakan
sensasi luar biasa berada di sebuah gua di balik air terjun Lauterbrunnen.
Guyuran deras air terjun ini dan pemandangan kota Lauterbrunnen dari
ketinggian akan menjadi atraksi tak terlupakan. Benar-benar merupakan atraksi
yang luar biasa. | Jalur Menuju Kekaguman |
| Inside the Cave Under the Waterfall
|
Masih dari kompleks air terjun luar biasa ini,
pemandangan kota Lauterbrunnen dengan background pegunungan dan pemukiman terlihat
saling mempercantik. Ada juga gereja dan jalur kereta serta jembatan yang
penataannya harmonis dengan alam. Tak lupa pula ada bunga-bunga cantik yang
ditata di beberapa sudut kota. Suasana pedesaan semakin terasa dengan adanya
hembusan angin yang menyegarkan, terasa murni tanpa campuran polusi. Kota ini
juga sangat tenang karena hanya suara kalung
sapi yang biasa saya sebut klonengan. | Lembah Terindah di Eropa?
|
Dari air terjun ini, lokasi berikutnya yang harus
dikunjungi adalah di seberang jembatan kereta dengan view gereja, air terjun
dan pegunungan bersalju. Lokasi tempat ini lumayan dekat dengan stasiun, jadi
bisa sekalian langsung balik untuk melanjutkan perjalanan. View yang dicari
adalah pigora alam berupa sisi bawah jembatan dengan background Lauterbrunnen
dengan segala keindahan alamnya. Jika menemukan titik sudut yang pas, akan
diperoleh gambar yang luar biasa. Silakan mencobanya kalo ada kesempatan
mengunjunginya. | Kurang Puas Sama Angle-nya
|
Berada di lokasi seindah ini merpakan sebuah
anugerah. Saya menyadari tidak semua orang punya kesempatan seperti yang saya
miliki. Dari itu, saya sangat beryukur. Walaupun tidak ke Swiss kita bisa
explore keindahan negara kita tercinta. Salah satu hal mendasar yang masih
menjadi permasalahan kita untuk menjadi negara seindah Swiss adalah perlakuan
dan pengelolaan lingkungan yang masih belum memperhatikan keharmonisan alam.
Sederhananya, jangan buang sampah sembarangan dan hentikan pembalakan hutan.
Sedikit demi sedikit jika dilakukan dengan serius, kita bisa menciptakan
Swiss kita sendiri. | Ada yang Bilang Ini Editan
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar