Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa
banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya
berkesempatan untuk mengunjungi beberapa wilayah di nusantara yang belum
pernah saya kunjungi sebelumnya. Salah satunya adalah Kota Palembang di
Sumatera Selatan. Penugasan Saya ke Kota Palembang adalah untuk melakukan
proses Verifikasi dan Pemberkasan Dokumen untuk keperluan pengangkatan CPNS
BPK di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya. Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Palembang menyimpan banyak sejarah dan cerita. Sejarah kota ini dapat ditemui dari berbagai literature dan berita yang kini mudah kita akses. Selain itu, pada jaman yang semakin modern kota ini meningkatkan pembangunannya menuju arah yang lebih baik. Potret pembangunan terlihat dari infrastruktur yang dibangun, fasilitas-fasilitas yang diberikan serta pelayanan sipil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berikut merupakan catatan saya saat bertugas di Palembang. Saya menuju ke kota ini menggunakan trasportasi udara. Penerbangan dengan pesawat dari maskapai Superjet berlangsung dengan lancar hingga landing di Bandara SMB II Palembang. Bandara internasional Palembang bagi saya merupakan bandara yang sangat besar dengan bentuk bangunan yang unik yang menggambarkan kekayaan budaya setempat. Dari bandara saya langsung menuju ke Kantor Perwakilan untuk melakukan briefing dengan panitia setempat. Setelah melakukan briefing, saya menuju ke hotel tempat menginap di Palembang yang lokasinya sangat dekat dengan kantor perwakilan. Hotel Excelton ini menurut saya sangat bagus. Kamarnya luas dan bersih serta menu makanannya nikmat. Keesokan harinya merupakan pelaksanaan tugas
Pemberkasan. Syukurlah acara ini berlangsung dengan lancar walaupun panitia
kewalahan dengan jumlah panitia yang tidak sebanding dengan jumlah peserta
pemberkasan. Semua Dokumen dapat dilengkapi pada hari itu juga sehingga kami
tidak perlu menambah hari pelaksanaan Pemberkasan. Selesai Pemberkasan, saya dan tim dari pusat
diajak untuk menikmati suasana kota Palembang. Lokasi yang dituju adalah
stadion Jakabaring. Selama perjalanan saya melihat bahwa pembangunan
infrasturktur di kota ini sangat pesat. Selain itu ada banyak pusat
perbelanjaan yang ramai dengan pengunjung. Satu hal yang saya anggap sebagai
indicator kemajuan kota adalah tingkat kemacetan di jalan raya, dan bagi saya
jalanan kota Palembang macetnya lumayan juga. Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit,
kami Tiba di komplek stadion Jakabaring. Kompleks stadion terpadu ini
berukuran sangat luas. Selain itu kompleks ini juga sangat lengkap, mulai
dari stadion utama, stadion indoor hingga area dayung berupa danau buatan. Suasana
sore itu di stadion jakabarnig cukup ramai pengunjung. Walaupun tidak ada
event olah raga maupun pertunjukan, suasana stadion tetaop ramai oleh karena
banyak pengunjung yang berolahraga, atau sekedar menikmati jajanan di
sekitaran stadion. Sebelum kembali ke Hotel untuk beristirahat, kami mampir
ke kawasan Benteng Kuto Besak untuk melihat dari dekat kawasan jembatan legendaris
di Palembang, yakni Jembatan Ampera. Jembatan ini sangat megah dengan dua
menara kembarnya yang menjulang tinggi di atas sungai musi yang mengalir tenang
dan anggun. Keesokan harinya saya manfaatkan untuk
mengexplore MRT Palembang. Saya naik dari stasiun MRT Demang Lebar Daun
karena berlokasi dekat dari Hotel tempat saya menginap. Prosedur naik MRT
saat itu masih mengikuti protocol pencegahan covid-19. Calon penumpang harus
cek in aplikasi peduli lindungi dan dalam kondisi sehat sebelum naik MRT. Kondisi
stasiun MRT Demang Lebar Daun sangat bersih, terawat dan nyaman. Ada banyak
pegawai MRT yang bertugas saat itu, mulai dari petugas pengamanan, staf
ticketing, dan petugas kebersihan. Jika dibandingkan dengan jumlah penumpang
pagi itu, maka lebih banyak staf yang bertugas. Setelah menunggu sekitar 10
menit, akhirnya MRT tiba dan menjemput penumpang untuk menuju ke lokasi
tujuan masing-masing. MRT melaju dengan kecepatan sedang melintasi kawasan
kota dan berhenti pada beberapa titik stasiun. MRT ini juga melewati sungai
Musi dan mempunya jembatan sendiri yang berdampingan dengan jembatan Ampera. Setelah menempuh waktu perjalanan sekitar 50
menit, perjalanan MRT sampai di halte/stasiun terakhir di Stasiun DJKA. Dari
stasiun ini saya menuju ke OPI Mall, sebuah mall yang berada di pinggiran
kota Palembang. Mall ini masih sepi ketika saya datang ke sana, mungkin karena
masih terhitung pagi. Setelah membeli sebuah buku di Toko Gramedia, saya
kembali menuju kawasan pusat kota menggunakan moda transportasi MRT lagi. Untuk perjalanan balik ini saya turun di halte
jembatan Ampera untuk menuju ke Masjid Palembang, sekalian saya mau
menunaikan sholat dhuhur karena waktunya sudah dekat. Masjid Palembang
menurut pandangan saya merupakan masjid yang sangat indah dengan arsitektur
yang sangat unik ditambah dengan berbagai ornament yang cantik. Di kawasan
luar masjid ini terdapat areal taman yang cukup luas. Taman ini semakin
menambah keindahan dari masjid Palembang ini. Suasana di dalam masjid juga
sangat menenangkan. Walauapun udara di luar terasa panas, namun suhu di dalam
masjid terasa sejuk, selain karena sirkulai udara yang baik, kipas angina di
masjid ini juga berfungsi optimal. Selepas menunaikan sholat dhuhur berjamaah, saya
menuju ke pinggiran sungai Musi, tepatnya di kawasan terbuka benteng Kuto
Besak. Tidak terlalu lama saya di sini karena udara siang itu sangat panas.
Rencananya saya meu mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang
berada di salah satu sisi sungai Musi, namun ternyata museum itu tutup karena
dalam perawatan. Karena tidak ada teman dan tidak ada tujuan lain siangn itu,
saya kembali ke hotel untuk kemudian mempersiapkan perjalanan kembali ke
Jakarta di keesokan harinya. Penugasan di awal 2022 ini merupakan kesempatan pertama saya mengunjungi Kota Palembang. Saya merasa beruntung dapat mengunjungi kota ini dan menyaksikan kemegahan dan kemajuan salah satu kota utama tidak hanya di pulau Sumatera tetapi juga di Indonesia. Kota ini memberikan kesan yang baik kepada saya dan saya akan dengan senang hati melaksanakan jika mendapatkan penugasan ke kota ini lagi. |
lukmanmohdluck
aktualisasi diri di dunia maya
Jumat, 26 Mei 2023
Palembang, Kota Yang Mengesankan
Sabtu, 28 Januari 2023
PRJ Kemayoran 2022
Pekan Raya Jakarta adalah sebuah event multi segment yang sangat luar
biasa. Event ini bisa menarik animo pengunjung dalam jumlah yang sangat besar
pada setiap hari pelaksanaannya. Hal ini bisa dimaklumi karena area PRJ
menyediakan berbagai macam stand, mulai dari kuliner, fashion, kerajinan
daerah, elektronik, perawatan tubuh hingga otomotif. Dari sisi luas area, PRJ
merupakan event dengan area yang terluas di sekitaran Jakarta. Semua blok
pameran hingga area terbuka di kawasan Jakarta International Expo Kemayoran
digunakan sebagai arena event. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan untuk menuju ke sebuah event
adalah kemudahan akses transportasi. Lokasi PRJ Kemayoran ini bisa diakses
dari seluruh Jakarta dengan busway. Namun perlu jadi perhatian bahwa okupansi
busway dari dan menuju arena PRJ biasanya penuh sesak. Yang perlu dijadikan
pertimbangan juga adalah hari kunjungan. Agar bisa leluasa menikmati pameran,
usahakan mengunjungi pameran ini pada saat weekdays karena pada saat weekend jumlah
kunjungan mencapai puncaknya. Informasi lebih lengkap mengenai PRJ ada di banyak situs, maka dari
itu blog ini hanya akan focus ke experience saya saat mengunjungi pameran ini.
Pertama dari akses transportasi, agar tidak menambah kemacetan serta
keribetan parkir, saya memilih menggunakan busway. Memang waktu tempuhnya
menjadi lebih lama, tapi sepadan dengan ongkosnya yang sangat murah. Kedua,
event PRj bisa dimanfaatkan untuk berbelanja kebutuhan fashion dengan harga
yang sangat murah. Banyak produk dari merk2 ternama yang memberikan harga
lebih murah dari harga pasaran. Selain itu banyak juga program diskon yang
tentunya sangat menarik bagi pengunjung. Tidak hanya produk fashion, barang2
elektronikpun dijual dengan harga sangat menarik. Mulai handphone, TV, kulkas,
laptop hingga aksesoris dari berbagai merk dijual dibanyak stand. Ketiga,
salah satu experience yang banyak diburu oleh penngunjung adalah wisata
kuliner. Ada banyak sekali tenant yang menjual berbagai jenis masakan yang
bervariasi baik jenis, wilayah, dan tentunya harganya. Apapun jenis masakan
yang diinginkan ada di arena PRJ ini. Masakan tradisinonal seperti kerak
telor, batagor dan cendol hingga masakan modern seperti burger serta masakan
dari negara asing seperti kimchi dan takoyaki dapat dengan mudah ditemui di
area kuliner PRJ. Berikutnya, di PRJ ada banyak sekali fasilitas maupun kemudahan yang
bisa dimanfaatkan. Diantaranya fasilitas pemeriksaan kesehatan oleh Dinas
Kesehatan DKI Jakarta. Saya memanfaatkan fasilitas ini untuk pemeriksaan
darah lengkap, tekanan darah, serta tingkat obesitas tubuh. Selain itu Dinas
Kesehatan juga memberikan flyer dan informasi mengenai pentingnya menjaga
kesehatan tubuh. Salut untuk Dinkes DKI Jakarta. Kemudahan berikutnya dari operator
layanan telekomunikasi, tepatnya penggantian simcard ke model 4G secara
gratis. Layanan ini tidak membutuhkan biaya sama sekali, terima kasih
Telkomsel. Jika ingin mengelilingi area PRJ untuk melihat suasana dan keramaian
pengunjung, maka odong-odong PRJ adalah solusinya. Mungkin tidak ada yang
istimewa dari odong-odong ini, namun perjalanan singkat dengan rute dari pintu
barat ke pintu timur dan sebaliknya ini sangat menarik untuk dicoba.
Pemandangan stand-stand berwarna-warni serta keriuhan pengunjung dapat
disaksikan hanya dengan duduk dari rangkaian kereta odong-odong yang melaju
pelan. Worth to try. Yang menurut saya kurang mendapat perhatian jika dibandingkan dengan
stand-stand lain di area PRJ ini adalah stand UMKM dari berbagai daerah.
Stand-stand yang kebanyakan menjual produk seperti kerajinan, batik dan
makanan ini terasa seperti menjadi pelengkap. Padahal jika diperhatikan,
produk-produk yang ditawarkan merupakan kerajinan yang menarik, artistik dan
jarang dimiliki. Salah satu alasan saya untuk mengunjugi PRJ di Kemayoran ini adalah untuk
menonton konser gratisan. Sebagai informasi, di dalam area PRj terdapat satu
area khusus untuk konser band. Areanya luas dengan pengisi acara terdiri dari
band-band ternama di tanah air seperti Noah, Godbless hingga Deny Caknan.
Namun demikian, dalam beberapa kesempatan ada juga konser gratisan di luar
area tersebut. Saya beruntung menyaksikan mini konser Geisha dengan vokalis
barunya dari jarak yang sangat dekat. Dan lebih beruntungnya lagi, pada malam
harinya saya berkesempatan untuk menyaksikan konser Isyana Sarasvati dengan
drummernya Ray Prasetya. Wow,, Band gratisannya lebih dahsyat dari band utama
di panggung konser. Dengan experience yang saya alami pada saat mengunjungi PRJ tahun
2022, saya pastikan untuk dapat mengunjunginya lagi di penyelenggaraan
berikutnya. |
Selasa, 20 Desember 2022
Kawasan Losari dan Somba Opu di Kala Pandemi dan Cerita Nemu Hidangan Coto Enak
Manokwari: Penugasan Pertama di Bumi Cendrawasih
Salah satu hal yang saya syukuri dari tempat kerja saya adalah kesempatan untuk penugasan ke kota-kota di nusantara. Sembari melaksanakan tugas, saya dapat mengunjungi sekaligus menjelajahi lokasi-lokasi ikonik di kota tersebut. Episode kota lokasi penugasan kali ini adalah Manokwari, ibukota provinsi Papua Barat.
Penugasan ke
Manokwari kali ini adalah dalam rangka memfasilitasi dan mengawasi
pelaksanaan Ujian Dinas dan Ujian Penyetaraan Ijasah PNS yang dilaksanakan di
perwakilan kantor di Provinsi Papua Barat. Karena terbatasnya pegawai pusat yang bisa ditugaskan dan
pelaksanaan ujian yang diselenggarakan secara serentak, saya harus
berangkat tugas sendiri. Perjalanan ke Manokwari diawali dengan penerbangan pesawat
dini hari dari Bandara Soekarno Hatta dengan mengggunkan maskapai Batik Air.
Dalam penerbanngan ini pesawat akan transit di Sorong sebelum melanjutkan
penerbangan ke Manokwari. Penerbangan berlangsung dengan nyaman dan lancar dengan view terbitnya matahari yang
mengagumkan.
Setelah mengudara selama 3,5 jam, pesawat landing di Bandara Domine Eduard Osok di Sorong. Bandara ini sangat besar dengan penataan yang bagus serta rapi. Salah satu indikator bandara berukuran besar bagi saya adalah banyaknya gate bandara serta jumlah pesawat yang lalu lalang, dan sepengamatan saya ada cukup banyak gate penumpang serta pesawat yang sedang parkir di bandara ini.
Transit di
Sorong memakan waktu selama kurang lebih 35 menit. Setelah itu penerbangan dilanjutkan
menuju Manokwari dengan durasi penerbangan selama 50 menit. Pesawat terbang dengan lancar serta landing
dengan mulus di bandara Rendani. Dibandingkan dengan bandara Sorong, kondisi
bandara Rendani masih memerlukan pengembangan dan peningkatan di banyak sisi.
Salah satunya adalah konter pengambilan bagasi yang terlihat kurang representatif. Selanjutnya saya dijemput pegawai perwakilan sehingga saya tidak perlu bingung mencari kendaraan untuk menuju ke kantor perwakilan. Jarak antara bandara dengan kantor cukup dekat dan dapat ditempuh dalam waktu 20 menit. Sesampai di Kantor saya mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk ujian besok. Setelahnya saya menuju ke hotel untuk beristirahat yakni hotel Swissbel-in Manokwari. Karena bookingnya mendadak, saya mendapatkan kamar yang tidak mempunyai akses jendela ke luar. Adanya hanya pemandangan jendela kaca yang tertutup gorden. Untungnya hotel ini terletak berdampingan dengan mall yang didalamnya ada pilihan resto untuk makan malam.
Keesokan harinya, kegiatan Ujian Dinas dilaksanakan di auditorium kantor. Syukurlah acara berlangsung dengan lancar sampai akhir. Peserta ujian pun dapat melaksanakan ujian dengan tenang dan nyaman sesuai waktu yang telah ditentukan. Hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta, saya berkesempatan untuk melaksanakan sholat Jumat di masjid al Falah Manokwari. Masjid ini berukuran besar dan dapat menampung ratusan jamaah. Beruntung sekali rasanya dapat beribadah bersama saudara yang berada jauh di perantauan.
Selepas sholat Jumat saya di ajak mengelilingi kota Manokwari sembari dijelaskan mengenai tempat-tempat penting di Manokwari. Titik tujuan utama sore itu adalah sebuah pantai di pinggiran Manokwari yakni pantai pasir putih untuk menikmati senja dan kelapa muda. Pantai pasir putih ini sangat bersih meskipun garis pantainya tidak terlalu panjang dan luas. Nilai tambah dari pantai ini adalah ombaknya yang tenang. Suatu sore yang sempurna yang dihabiskan dengan menikmati deburan ombak yang tenang serta merasakan hembusan angin yang menyejukkan di antara pohon kelapa.
Setelah menyelesaikan tugas di Manokwari saatnya kembali ke Jakarta dengan menggunakan maskapai Batik Air. Penerbangan menuju Ibukota negara melalui rute yang sama dengan pada saat keberangkatan. Dari ketinggian, tampak pemandangan menghijau hutan Papua. Di sela-selanya beberapa kali terlihat pola pemukiman penduduk. Ada yang rapi dan ada yang tidak teratur. Pola yang rapi tersebut kemungkinan adalah pemukiman transmigran. Adapun yang satunya adalah pemukiman atau pusat perdagangan yang lebih dahulu terbangun.
Dari pengamatan selama penugasan, Kota Manokwari merupakan kota yang sedang berkembang dan membutuhkan dukungan banyak pihak agar pembangunannya berlangsung dengan cepat. Fasilitas-fasilitas umum seperti jalan raya dan pasar rakyat dapat ditingkatkan kondisinya dengan melakukan perbaikan, perawatan rutin maupun revitalisasi. Kondisi fasilitas umum yang baik akan mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan pada gilirannya menjadikan kota Manokwari setara dengan ibukota di provinsi-provinsi lain. Di kota Manokwari terdapat hotel yang representatif yakni Swissbell-in
yang harus dipesan jauh-jauh hari agar tidak kehabisan kamar. Selain itu ada
juga sebuah mall yang berukuran besar yang didalamnya terdapat resto-resto
populer dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga di kota-kota lain. Suasana kotanya masih relatif sepi dengan
banyak pendatang yang menjadi pengusaha. Semoga nantinya semua penduduk dapat
meningkatkan taraf ekonominya dengan baik agar dapat pula meningkatkan
kesejahteraannya. |
Warna-Warni CFD Jakarta
Salah satu aktifitas yang bisa
dilakukan pada hari minggu pagi di Jakarta adalah mencari keringat di Car
Free Day. Aktifitas ini sangat murah namun bisa membuat tubuh lebih sehat.
Sehat di sini nggak cuma sehat fisik namun mental juga, karena suasana pagi
dengan pemandangan gedung-gedung namun tanpa ada kendaraan bisa menyegarkan
pikiran dan melepas stress yang mungkin sedang tertahan. Bagi saya, suasana pagi di area
CFD sangat menyenangkan. Udara masih belum banyak tercampur polusi dan
cuacanya masih belum terlalu panas. Lokasi CFD ini di jalan protokol yang
lebar dengan trotoar yang tertata serta taman-taman cantik di pinggir jalan.
Beraktifitas dengan suasana seperti ini bisa meningkatkan semangat untuk
berolahraga, mulai sekedar jalan kaki hingga jogging. Dari beberapa kali mengikuti
car free day di kawasan Sudirman Thamrin, saya memperhatikan adanya perubahan
trend peserta car free day. Beberapa tahun lalu banyak pengunjung car free
day yang niatnya cuci mata. Trend ini terlihat dari outfitnya yang kasual dan
santai. Hal ini relatif berbeda dengan kebiasaan pengunjung pada akhir-akhir
ini yang lebih fokus untuk berolah raga. Outfit khas olah raga yang dipakai
sudah semakin beragam baik dari jenis, fungsi dan warnanya. Perubahan semacam
ini membuat CFD semakin colorful. Dalam beberapa kesempatan, CFD
dijadikan ajang untuk memperingati hari special. Contohnya hari batik
nasional, hari kebaya, hari santri, pengukuhan Komando Cadangan hingga apel
kebangsaan. Tak jarang peringatan-peringatan semacam ini menyebabkan
pengunjung CFD harus melipir minggir karena area jalan dipakai sepenuhnya
dalam acara tersebut. Sebagai contoh adalah pawai Komando Cadangan yang
dimeriahkan dengan defile pasukan dan marching band khas akademi kemiliteran.
Pawai dari peleton yang panjang ini menutup jalan di area CFD sehingga
menjadikan masyarakat tidak leluasa mengakses jalan CFD. Sebagai tambahan, niat baik
untuk berolahraga di CFD selayaknya dijaga dengan teguh karena jika tidak,
kita akan tergoda untuk mencicipi jajanan rakyat yang tersebar di beberapa
titik CFD. Ada banyak sekali penjual makanan kaki lima yang agaknya sulit
membuat kita menahan diri untuk tidak mencobanya. Maka dari itu, kalau memang
niatnya beneran pengen sehat, uang sakunya sedikit aja. |
Naik 27 Trans, Pemain Baru di Jalur Malang-Jakarta
Ada banyak keseruan dan keunggulan yang bisa didapat jika melakukan perjalanan darat dengan menggunakan bus antar kota antar provinsi (AKAP) dibandingkan dengan menggunakan kereta api. Keunggulan tersebut diantaranya: harga tiket yang lebih murah, pemandangan luar yang lebih variatif, keseruan balapan antar pelari malam bagi penyuka balap, fasilitas makan dan minum gratis serta desain kursi yang lebih mewah dan lega.
Berangkat dari alasan tersebut, saya memilih moda
transportasi bus kota dan kali ini saya memilih 27 Trans jurusan Malang
Jakarta diantara PO-PO lain. PO 27 Trans jurusan Malang ke Jakarta berangkat
dari beberapa tiitk. Mulai dari Turen, Kepanjen dan Pakisaji untuk wilayah
Malang Selatan, serta terminal Arjosari dan garasi Inspired 27 Singosari
untuk titik penjemputan selanjutnya. Adapun harga tiketnya sebesar Rp380.000
untuk keberangkatan dari Turen. Berikut merupakan sekilas kesan saya tentang bus
27 Trans yang saya naiki. Bus 27 Trans memiliki livery atau tampilan yang
sangat menarik, fresh dan elegan. Perpaduan warna oranye dan hitamnya sangat
menarik mata. Saya tidak terlalu memperhatikan mesin, sasis serta karoseri
dari bus ini namun yang pasti, busnya dalam kondisi prima, mesin alus, dengan
kursi duduk yang lebar dan leg rest yang nyaman. Selain itu, driver bus ini
sangat handal dalam membawa kendaraan dan lebih mengutamakan kenyamanan penumpang,
beda dengan para pembalap dari PO-PO sebelah. Fasilitas-fasilitas lain yang menurut saya sangat
kompetitif adalah snack perjalanan yang menurut saya juara, banyak dan bukan
kaleng-kaleng. Hehehehe. Kemudian, lokasi makan atau rest areanya juga sangat
strategis. Tepatnya berlokasi di RM Duta 1 di wilayah Ngawi.
Selain berbagai hal positif di atas, tentunya ada
beberapa sisi yang perlu diperbaiki oleh manajemen PO 27 Trans. Paling utama
adalah ketepatan waktu. Dari Jadwal keberangkatan seharusnya pukul 15.00 dari
terminal Arjosari, bus diberangkatkan pukul 15.44. Dari terminal Arjosari Bus
diberangkatkan menuju ke Garasi Inspired 27 di daerah Singosari. Di sini saya
berganti ke unit Bus 27 Trans yang lain. Kebetulan sekali bus yang saya naiki
ini kini lebih baru dan lebih nyaman.
Bus berjalan dengan nyaman dengan pemandangan
senja yang indah di jalur tol Gempol Surabaya.Hal yang paling menyebalkan
dalam perjalanan ini terjadi saat bus berhenti lama sekali di Terminal
Purabaya Sidoarjo. Mulai pukul 17.40 bus ngetem di dalam terminal sampai
pukul 18.30 bus baru diberangkatkan kembali. Waktu tunggu yang sangat lama
tersebut kemungkinan karena menunggu barang-barang paket yang akan dibawa
karena kondisi bus sudah full penumpang. Karena menunggu lama di daerah yang
lembab dengan pintu terbuka, banyak nyamuk yang masuk dan menyebabkan para
penumpang memberikan applause tanpa ada pertunjukan. Sebagaimana ditulis di atas, bus ini dipacu dengan kecepatan tinggi namun masih kalah dengan pembalap-pembalap tol transjawa. Kecepatan stabil dan pembawaan kendaraan yang alus dari sang driver membuat nyaman di badan, karena mengurangi guncangan-guncangan keras, akselerasi berbahaya atau rem mendadak.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama
dua jam, pada pukul 8.20 bus 27 Trans sampai di Rumah Makan Duta di Ngawi. Restoran tempat makan ini bersih, luas dengan pilihan makanan yang variatif. Dari beberapa pilihan makanan, saya memilih nasi soto ayam yang rasanya bagi saya sangat nikmat. Durasi yang diberikan bagi penumpang untuk makan, sholat dan ke toilet adalah selama 45 menit. Durasi yang lebih dari cukup untuk menjalankan aktifitas tersebut.
Pada pukul 21.00 kendaraan kembali dipacu untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan berlangsung dengan nyaman dan lancar
hingga akhirnya sampai di Terminal Lebak Bulus pada Pukul 07.05. Dibandingkan dengan jadwal seharusnya yakni pukul 05.00, perjalanan bus ini
terlambat dua jam. Sebuah keterlambatan yang signifikan terutama bagi saya
yang saat itu mempunyai jadwal untuk melanjutkan perjalanan dinas ke luar
kota.
Sebagai penutup, untuk masalah ketepatan waktu, semoga
27 Trans bisa meningkatkan pelayanannya dengan menepati timeline yang telah
dipublish di website resmi serta aplikasi tiket onlinenya. Hal ini penting
agar konsumen tidak kecewa akibat keterlambatan perjalanan yang seharusnya
bisa diantisipasi. Meski kurang puas dari segi ketepatan waktu, dari sisi
pelayanan dan kenyamanan perjalanan, saya puas dan akan mempertimbangkan
untuk menggunakan jasa bus ini jika tidak ada target waktu perjalanan. |
Minggu, 11 Desember 2022
Sholat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa
Sudah sejak lama saya ingin bertarawih di Masjid Sunda Kelapa ini. Ada beberapa alasan yang menjadikan saya sangat berharap untuk dapat beribadah di sini, pertama pemberi materi kultum di masjid ini adalah para cendekia yang sudah termasyhur keilmuannya. Kedua, masjid ini adalah salah satu masjid yang popular di Jakarta. Ketiga, lokasi masjid ini relative dekat jaraknya dari kosan saya.
Alhamdulillah pada tanggal 24 April 2022 saya berkesempatan untuk
menunaikan sholat tarawih berjamaah di masjid ini. Untuk arsitektur bangunan
masjid, menurut saya bangunan masjid Sunda Kelapa ini tipikal masjid yang
umum di Indonesia. Luasan masjid ini pun menurut saya juga sebagaimana
kebanyakan masjid Indonesia. Karena masih menerapkan protokol kesehatan, lantai masjid tidak dipasangi karpet. Lantai masjid jadi terasa sangat dingin, apalagi saya hanya membawa sebuah sajadah lipat yang sangat tipis. Yang lebih special adalah, dengan suhu lantai yang sangat dingin, kipas angin masjid masih tetap dinyalakan. Adem to the max.
Pengisi Kultum pada malam itu disampaikan oleh Hj Amany Lubis dengan
tema “Dengan Akhlakul Karimah Membangun Umat”. Terus terang saya kurang
mendapatkan insight dari ceramah ini karena kurang konsentrasi dalam
mendengarkannya. Adapun Imam Sholat tarawih adalah Syekh Essam Al-Mezjaji
yang berasal dari Mezjaji negeri Yaman. Bacaan ayat-ayat suci al-Quran oleh sang
imam dalam tarawih ini sangat
istimewa. Suaranya sangat merdu hingga durasi sholat yang cukup panjang tidak
terlalu terasa. Sholat tarawih di masjid Sunda Kelapa merupakan salah satu sholat tarawih terlama yang pernah saya ikuti. Ketika saya bandingkan antara waktu mulai dan setelah salam, ada jeda selama 9 menit waktu yang berjalan. Jika dihitung, maka setiap rokaat dilalui dalam waktu kira-kira empat setengah menit. Untungnya sholat tarawih di masjid ini delapan rokaat dengan empat salam. Kalau 20 rokaat, mungkin saya sudah kabur duluan. ups..
Semoga tahun depan pandemi Covid sudah benar-benar hilang sehingga
karpet di masjid ini sudah dipasang kembali sehingga saya dan para jamaah
lain tidak kedinginan saat melaksanakan ibadah. |
Palembang, Kota Yang Mengesankan
Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...
-
Saya cukup gembira melihat bahwa kini masyarakat pedesaan bisa memanfaatkan peluang bisnis di daerahnya sendiri. Salah satu model peluan...
-
Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu pada saat akhir pekan di Jakarta, salah satunya adalah dengan mengunjungi museum untuk mengenang d...
-
Syukur alhamdulillah pada hari Kamis 27 Desember 2018 lalu, saya berkesempatan mengikuti pengajian kitab Hikam di pondok pesantren Lirboyo...