Dalam blog Masjid Raya Baiturrahman, saya telah menuliskan bagaimana kesan dan
kekaguman saya terhadap masjid yang menjadi kebanggaan warga Aceh dan Indonesia ini. Di blog
kali ini, saya ingin menceritakan kesan dan pengalaman saya pada saat
mengexplore Menara Masjid Raya Baiturrahman. | Menara Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh |
Di blog sebelumnya, lebih banyak dibahas tentang tentang bangunan-bangunan utama
Masjid seperti kubah, tiang dan ornamen serta kaligrafi di dalam masjid. Satu bangunan lagi yang belum saya bahas lebih panjang di
area Masjid Raya Baiturrahman ini adalah menaranya yang menjulang tinggi.
Menara ini sangat megah dan gagah serta menjadi lansekap yang dapat dilihat
dari berbagai sudut kota karena ukuran ketinggiannya. | Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh |
Menara ini terdiri
dari bangunan dasar dan tiga jenjang serta satu buah kubah di bagian paling
atasnya. Pada masing-masing jenjang terdapat akses ke luar yang dibatasi dengan
pagar. Ornamen luar dari menara ini adalah tatanan marmer berwarna krem dengan tiang-tiang
penyangga berwarna putih.
Di dalam menara ini terdapat fasilitas lift untuk akses menuju ke lantai
atas. Karena fasilitas lift hanya dibuka pada pagi dan siang hari, keesokan
harinya saya kembali ke masjid ini khususnya untuk dapat melihat pemandangan
masjid dari atas menara. Sebagai informasi, menara masjid raya Baiturrahman
dapat diakses oleh masyarakat umum atau jamaah dengan membayar biaya sebesar
Rp15.000. Setelah melakukan pembayaran kita dapat menggunakan lift yang akan
mengangkut kita ke lantai 7 dimana terdapat tempat khusus bagi pengunjung untuk
dapat menyaksikan pemandangan luar biasa kota Banda Aceh dan sekitarnya dari
ketinggian. Tempat khusus ini berupa anjungan empat sisi yang bisa diakses oleh
pengunjung. Anjungan pantau ini dilengkapi dengan pagar besi dan pelindung
serupa kurungan yang menjaga agar tidak ada pengunjung yang terjatuh atau
menjatuhkan diri dari atas menara. Selain itu ada juga beberapa kursi yang
disediakan bagi pengunjung yang ingin beristirahat sejenak di atas menara. | Pemandangan Kota Banda Aceh dari Ketinggian |
Yang saya rasakan ketika pertama kali keluar
dari lift di lantai 7 menara ini adalah hembusan angin yang sangat kuat menerpa menara ini.
Saking kuatnya hembusan angin, saya seperti merasa bahwa menara ini seperti
bergoyang. Parahnya lagi, saya juga merasakan vertigo saya kambuh
sehingga membuat saya seperti oleng ketika melihat ke bawah. Walaupun dalam
kondisi yang kurang sehat, saya memaksakan diri untuk tetap mengabadikan
pemandangan masjid Raya Baiturrahman dari ketinggian. Karena dari lokasi ini
lansekap masji dapat diabadikan dengan sempurna. Hampir semua sisi dapat
terekspose di dalam gambar. Gedung atau bangunan ikonik di Banda Aceh juga dapat dinotice dengan mudah. Contohnya, museum Tsunami, Gedung Kodam, dan Gedung DPRK Banda Aceh. Tidak hanya itu, pemandangan alam berupa pegunungan
dan hamparan laut serta sisi pantai juga dapat dilihat dari titik ini. Karena lokasi menara yang cukup tinggi. Setelah sekitar 15 menit berada di lokasi pandang menara dan merasa cukup mengambil gambar lansekap Banda Aceh dan sekitarnya saya memutuskan untuk turun kembali ke lantai dasar. Alhamdulillah walau dalam kedaan vertigo saya bisa mewujudkan keinginan saya melihat Kota Banda Aceh dari ketinggian. | Museum Tsunami Aceh |
| Pemandangan Perpaduan Kota dan Pegunungan di Aceh |
Demikian blog singkat ini menuliskan tentang menara Masjid Baiturrahman. Semoga lain kali
kalau ada kesempatan ke Aceh lagi, saya berkesempatan untuk dapat menyaksikan
pemandangan Masjid Raya Baiturrahman dan Kota Banda Aceh dengan kondisi lebih
baik. Karena jarang-jarang ada puncak menara yang dapat diakses oleh pengunjung
untuk menikmati suasana kota seperti di tempat ini. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar