Menikmati konser secara live merupakan
sesuatu yang sangat menyenangkan. Apalagi kalau para penampilnya adalah musisi
terkenal yang diiringi oleh dua genre musik yang lumayan jauh
berseberangan, Elektronic Music dan Orchestra. Namun inilah konsep baru yang menjadi pengalaman
pertama saya ketika menyaksikan pagelaran Electrochestra di Hall Basket Senayan
Jakarta pada Juli 2023 lalu. | Electrochestra Konser 3 Masa |
Saya membeli tiket kelas Festival
karena kelas tiket inilah yang paling murah. Secara harga, tiket konser ini
sudah sangat murah kalau melihat artis-artis yang berpartisipasi. Dan itulah
alasan saya membeli tiket konser ini, karena banyak sekali artis-artis yang
sedang hits yang ikut memeriahkan acara. Walaupun murah, namun ternyata konser
ini bukanlah konser asal-asalan. Konser ini digarap dengan sangat baik dan
serius. Tata panggung diatur dengan sangat baik sehingga baik DJ musik elektronik maupun
punggawa Orchestra dapat memberikan penampilan terbaik di atas panggung. Selain itu sound yang dihasilkan oleh
tata suara di konser ini sangat nyaman di telinga. Keindahan musik orchestra dapat
berpadu padan dengan cantik dengan dentuman music modern elektro. Nice job buat Sound Engineer dan para pekerja
seni yang teribat di dalamnya. | HIVI Sebagai Performer Pembuka |
Pengisi dan pengiring utama acara ini
adalah AVA Orchestra dan DJ Dipha Barus. Adapun artis-artis pengisinya di
antaranya adalah Hivi yang membawakan lagu-lagu dari era 70an seperti Zamrud
Kahtulistiwa dan lagu era 90an Inikah Cinta. Berikutnya ada David Naif. Sayangnya
pada saat membawakan lagu Bujangan ada kendala teknis sehingga lagu yang sudah
disiapkan tidak bisa terdeliver dengan baik. Berbeda ketika lagu Kisah Sedih di
Hari Minggu, David Naif membawakannya dengan baik dengan iringan orchestra yang
megah. Performer berikutnya adalah Elfonda
Mekel. Musisi ini memang benar-benar vokalis yang luar biasa. Dia membawa magis
tersendiri ketika membawakan lagu Simfoni dan Panggung Sandiwara. Iring-iringan
orchestra menjadikan lagu-lagu ini semakin manis dan indah untuk didengarkan.
Tidak hanya tampil sendiri, Once juga berkolaborasi dengan Roy Jeconiah dalam
membawakan lagu Anak Jalanan. | Ketika Dua Rocker Berkolaborasi |
Musisi berikutnya yang ikut ambil
bagian adalah Fariz Rustam Munaf. Salah satu lagu yang dibawakannya adalah
Sakura yang berduet dengan Eka Deli. Karena diiringi oleh gabungan musik elektro dan orchestra, sangat terasa sekali nuansa musik yang unik dan "beda". | Fariz RM sang Maestro Kibord |
| Menyaksikan Uthe Dengan Konsistensi Teknik Olah Suara |
Konser berlanjut dengan sederetan artis papan atas silih berganti mengisi acara.
Yang berikutnya menghibur kami semua adalah Ruth Sahanaya. Salah satu lagu yang dibawakannya adalah
Esok Kan Masih Ada. Iringannya adalah music elektro. Sedap sekali racikan
musiknya. Tidak hanya tampil sendiri, Ruth Sahanaya sempat berduet dengan
Sandhy Sondoro dalam membawakan lagu Pesta. Sandhy Sondoro pun tidak
ketinggalan memberikan penampilan solo terbaiknya ketika membawakan lagu Mahadewi
dari Padi. Headliner dari konser ini adalah Kla
Project. Memang luar biasa sekali band yang satu ini. Dari sang vokal
berkarisma Katon Bagaskara, Keyboardis jenius Adi Adrian dan gitaris dengan
sayatan melodis Lilo, ditambah dengan iringan bergantian orchestra dan music
elektro, membuat penghujung dari konser ini begitu memorable. Ketika membawakan
lagu Terpurukku di Sini, kolaborasi Kla Project dengan Ava Orchestra terasa
magis sekali. Indah untuk didengarkan. Luar biasa sekali racikan composernya.
Sayangnya ketika lagu Yogyakarta dibawakan dengan iringan music up beat
elektro, nuansa magisnya seperti hilang. Lagu ini menjadi sesuatu yang berbeda dengan
aslinya dan seperti tanpa punya nyawa. | Another Maestro in The Night |
Hanya di momen itu saya merasa ada yang
kurang dari konser ini, adapun selebihnya luar biasa, apalagi karena harga
tiketnya yang murah. Meski harga tiketnya murah namun animo penikmat music
nampaknya tidak terlalu besar. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kursi dan
space kosong pada masing-masing kelas penonton. Sayang sekali. Mungkin
promosinya yang kurang efektif atau karena waktu konsernya bersamaan dengan
konser-konser lain di sekitarnya. Padahal di jajaran VIP penonton terlihat
diisi oleh beberapa Menteri diantaranya Erick Thohir, Budi Karya Sumadi, Azwar
Anas, dan politisi kondang Adian Napitupulu. Bahkan menteri-menteri tersebut sempat naik
ke atas panggung untuk memberikan sedikit sambutan. Konser yang menawarkan hal baru seperti ini sangatlah menarik untuk
disaksikan. Dalam beberapa sisi mungkin ada perpaduan yang kurang smooth. Namun
selama hentakan dan iramanya bisa membuat tubuh bergoyang, serta membawa memori
ke masa kejayaan musik Indonesia, konser seperti ini perlu diapresiasi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar