Jumat, 08 November 2024

Electrochestra Konser 3 Masa: New Experience from New Concept Concert

Menikmati konser secara live merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Apalagi kalau para penampilnya adalah musisi terkenal yang diiringi oleh dua genre musik yang lumayan jauh berseberangan, Elektronic Music dan Orchestra. Namun inilah konsep baru yang menjadi pengalaman pertama saya ketika menyaksikan pagelaran Electrochestra di Hall Basket Senayan Jakarta pada Juli 2023 lalu. 

Electrochestra Konser 3 Masa

Saya membeli tiket kelas Festival karena kelas tiket inilah yang paling murah. Secara harga, tiket konser ini sudah sangat murah kalau melihat artis-artis yang berpartisipasi. Dan itulah alasan saya membeli tiket konser ini, karena banyak sekali artis-artis yang sedang hits yang ikut memeriahkan acara.

Walaupun murah, namun ternyata konser ini bukanlah konser asal-asalan. Konser ini digarap dengan sangat baik dan serius. Tata panggung diatur dengan sangat baik sehingga baik DJ musik elektronik maupun punggawa Orchestra dapat memberikan penampilan terbaik di atas panggung.

Selain itu sound yang dihasilkan oleh tata suara di konser ini sangat nyaman di telinga. Keindahan musik orchestra dapat berpadu padan dengan cantik dengan dentuman music modern elektro.  Nice job buat Sound Engineer dan para pekerja seni yang teribat di dalamnya. 

HIVI Sebagai  Performer Pembuka

Pengisi dan pengiring utama acara ini adalah AVA Orchestra dan DJ Dipha Barus. Adapun artis-artis pengisinya di antaranya adalah Hivi yang membawakan lagu-lagu dari era 70an seperti Zamrud Kahtulistiwa dan lagu era 90an Inikah Cinta.  

Berikutnya ada David Naif. Sayangnya pada saat membawakan lagu Bujangan ada kendala teknis sehingga lagu yang sudah disiapkan tidak bisa terdeliver dengan baik. Berbeda ketika lagu Kisah Sedih di Hari Minggu, David Naif membawakannya dengan baik dengan iringan orchestra yang megah.

Performer berikutnya adalah Elfonda Mekel. Musisi ini memang benar-benar vokalis yang luar biasa. Dia membawa magis tersendiri ketika membawakan lagu Simfoni dan Panggung Sandiwara. Iring-iringan orchestra menjadikan lagu-lagu ini semakin manis dan indah untuk didengarkan. Tidak hanya tampil sendiri, Once juga berkolaborasi dengan Roy Jeconiah dalam membawakan lagu Anak Jalanan. 

Ketika Dua Rocker Berkolaborasi

Musisi berikutnya yang ikut ambil bagian adalah Fariz Rustam Munaf. Salah satu lagu yang dibawakannya adalah Sakura yang berduet dengan Eka Deli. Karena diiringi oleh gabungan musik elektro dan orchestra, sangat terasa sekali nuansa musik yang unik dan "beda". 

Fariz RM sang Maestro Kibord
Menyaksikan Uthe Dengan Konsistensi Teknik Olah Suara

Konser berlanjut dengan sederetan artis papan atas silih berganti mengisi acara. Yang berikutnya menghibur kami semua adalah Ruth Sahanaya. Salah satu lagu yang dibawakannya adalah Esok Kan Masih Ada. Iringannya adalah music elektro. Sedap sekali racikan musiknya. Tidak hanya tampil sendiri, Ruth Sahanaya sempat berduet dengan Sandhy Sondoro dalam membawakan lagu Pesta. Sandhy Sondoro pun tidak ketinggalan memberikan penampilan solo terbaiknya ketika membawakan lagu Mahadewi dari Padi. 

Headliner dari konser ini adalah Kla Project. Memang luar biasa sekali band yang satu ini. Dari sang vokal berkarisma Katon Bagaskara, Keyboardis jenius Adi Adrian dan gitaris dengan sayatan melodis Lilo, ditambah dengan iringan bergantian orchestra dan music elektro, membuat penghujung dari konser ini begitu memorable. Ketika membawakan lagu Terpurukku di Sini, kolaborasi Kla Project dengan Ava Orchestra terasa magis sekali. Indah untuk didengarkan. Luar biasa sekali racikan composernya. Sayangnya ketika lagu Yogyakarta dibawakan dengan iringan music up beat elektro, nuansa magisnya seperti hilang. Lagu ini menjadi sesuatu yang berbeda dengan aslinya dan seperti tanpa punya nyawa.

Another Maestro in The Night

Hanya di momen itu saya merasa ada yang kurang dari konser ini, adapun selebihnya luar biasa, apalagi karena harga tiketnya yang murah. Meski harga tiketnya murah namun animo penikmat music nampaknya tidak terlalu besar. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kursi dan space kosong pada masing-masing kelas penonton. Sayang sekali. Mungkin promosinya yang kurang efektif atau karena waktu konsernya bersamaan dengan konser-konser lain di sekitarnya. Padahal di jajaran VIP penonton terlihat diisi oleh beberapa Menteri diantaranya Erick Thohir, Budi Karya Sumadi, Azwar Anas, dan politisi kondang Adian Napitupulu. Bahkan menteri-menteri tersebut sempat naik ke atas panggung untuk memberikan sedikit sambutan. 

Konser yang menawarkan hal baru seperti ini sangatlah menarik untuk disaksikan. Dalam beberapa sisi mungkin ada perpaduan yang kurang smooth. Namun selama hentakan dan iramanya bisa membuat tubuh bergoyang, serta membawa memori ke masa kejayaan musik Indonesia, konser seperti ini perlu diapresiasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...