Blog kali ini merupakan catatan mendadak pelesir ke
Bandung tahun 2016 lalu. Mendadak Bandung diinisiasi oleh teman yang sedang
liburan dari kuliahnya di Australia. Mumpung sedang di tanah air dia mengajak
temannya dan saya untuk jalan-jalan ke Bandung. Ada banyak sekali tempat
wisata dan lokasi wisata kuliner yang sempat saya kunjungi saat itu. Berikut ini timeline dan rinciannya. | Terkadang Yang Mendadak Itu Yang Seru |
Kami berangkat naik travel dari Jakarta pada pukul
05.10. Dengan durasi tempuh kira-kira 2jam 20 menit kami sampai di Shutter
Cipaganti. Di sini kami menunggu kedatangan mobil rental yang kami sewa selama 3
hari ke depan. Setelah mobil rental sampai, kami langsung menuju ke lokasi
pertama dalam itinerary kami yakni Armour Café.
Armour Café
Kafe ini menawarkan sensasi baru dalam memanjakan
pengunjungnya. Penataan kursi-kursi di antara pepohonan tinggi dan suasana
sejuk serta ornament warna-warni di berbagai titik membuat kafe ini menjadi tempat
yang bikin betah untuk ngobrol, ngupi-ngupi cantik atau sekedar menikmati
suasana. Selain itu kafe ini sangat fotogenik. Berbagai sudutnya bisa dipakai
untuk mengambil gambar-gambar yang stands out. Namun karena sudah lumayan
kondang, kafe ini sangat banyak pengunjungnya dan ini membuat pencarian
angle yang sempurna dalam pengambilan foto menjadi lebih susah. | Pepohonan Berkabut di Armour Cafe |
Setelah dari Armour café kami menuju ke lokasi
berikutnya yakni Tebing Karaton. Perjalanan menuju Tebing Karaton cukup
menantang karena jalan aksesnya relatif sempit. Selain itu banyak sekali pesepeda
yang gowes dan uji ketahanan fisik membuat pengendara mobil harus lebih waspada ketika akan mendahuluinya.
Tebing Keraton
Tebing keraton menurut saya menawarkan pemandangan
yang cukup seru, terutama bagi penyuka kontur pegunungan yang memadukan
tebing-tebing curam pegunungan dengan rimbunnya pepohonan. Dengan lansekap seperti itu, saya dapat mengambil banyak foto dari banyak angle di lokasi wisata ini. | Tebing Keraton |
Akses menuju ke lokasi ini cukup mudah. pengunjung
dapat berjalan kaki dari parkiran hingga ke lokasi Tebing Keraton dalam waktu
relatif singkat karena jaraknya dekat dan konturnya rata. Kondisi saat itu
cukup banyak pengunjung sehingga membuat agak kurang nyaman untuk berlama-lama di tempat ini. Setelah selesai
berfoto-foto dan sejenak menikmati suasana, kami pun beralih menuju ke lokasi wisata berikutnya.
Setelah dari Tebing Keraton, tujuan kami berikutnya
adalah Tahura Ir. Djuanda. Berdasarkan hasil eksplore kami, ada air terjun
yang berlokasi jauh di dalam Tahura ini. Namanya adalah Curug Ciomas. Karena
lokasinya sangat jauh dari pintu masuk Tahura, kami menyewa motor untuk
menyingkat waktu. Perjalanan dengan motor menuju ke arah curug Ciomas ini
sangat menantang dan berisiko karena jalanan licin dan berbatu. Jika tidak
konsentrasi penuh, pengendara motor bisa saja terjatuh atau terpeleset.
Curug Ciomas
Curug yang aksesnya lumayan jauh ini menawarkan
suasana yang tenang di antara pepohonan tinggi dan rindang. Suara gemericik
air cukup nyaring terdengar menjadikan suasana di sekitar curug ini terasa
sangat alami. Bagi penyuka fotografi ada beberapa spot yang bisa dipakai
diantaranya di depan air terjun. Namun sayangnya ada pagar kotak besi yang
menjadikan proses pengambilan gambar menjadi kurang leluasa. Spot kedua
adalah di atas jembatan yang terletak di atas air terjun. Di area Curug
Ciomas terdapat banyak warung. Pengunjung dapat menikmati sajian yang dijual
sambil menikmati suasana tenang dan sejuk khas pegunungan. | Curug Ciomas Dengan Pagar Jeruji |
Dari Curug Ciomas, kami lanjut mengeksplore Taman
Hutan Raya Ir. Djuanda. Dari banyak spot yang bisa dikunjungi atau dijadikan
latar belakang foto, saya menyempatkan untuk eksplore museum yang ada di
tengah-tengah Tahura. Ada banyak koleksi yang disimpan di antaranya
hewan-hewan yang diawetkan, penghargaan/medali dari berbagai negara, infografis
sejarah Tahura Ir. Djuanda, dan peninggalan-peninggalan lainnya. Menurut
pandangan saya Tahura ini dan museum di dalamnya dirawat dengan baik. Semoga
saja kedepannya pengelolaannya semakin baik. | Taman Ir. Djuanda |
Setelah mengeksplore Tahura, kami mencari lokasi yang
pas buat menikmati malam sambil memandang kota Bandung dari ketinggian.
Setelah beberapa kali melihat reviu dan jarak, akhirnya kami memutuskan untuk
menuju ke The Valley. Lokasinya cukup strategis karena berada di ketinggian
yang cukup untuk bisa memandang gemerlap lampu-lampu malam. Selain menawarkan view night lights, resto ini sendiri tertata rapi dengan tenda-tenda bernuansa
yurop. Lampu-lampu di kafe ini temaram dan sangat cocok untuk perbincangan
akrab dan mendalam. Sayangnya harga makanan di sini cukup mahal sehingga kami
tidak memesan terlalu banyak makanan atau minuman. Maklum, akhir perjalanan
ini masih lama. Setelah cukup puas menyaksikan pemandangan dari tempat ini,
kami pun balik ke kawasan kota untuk menuju penginapan. | The Valley |
Keesokan harinya pada sekira pukul 09.00, kami
berangkat menuju ke Farm House Lembang. Lokasi wisata ini menjadi salah satu
yang kami tuju karena saat itu Farm House Lembang termasuk lokasi wisata
paling popular.
Farm House
Lembang
Farm house Lembang merupakan lokasi wisata yang
menurut saya menawarkan konsep terpadu dan lengkap. Di tempat ini hampir
semua aktifitas rekreasi bisa di lakukan, mulai menyusuri bangunan-bangunan
unik, berfoto-foto di miniatur rumah Hobbit, menjelajahi lintasan pedestrian
yang menawarkan pemandangan cantik, atau cukup duduk santai sambil menikmati
suasana. Selain itu pengunjung juga dapat bercengkerama dengan hewan-hewan
lucu dan jinak seperti rusa, domba atau kelinci. Bagi pengunjung yang ingin
berfoto dengan nuansa eropa jaman dulu, di tempat ini juga terdapat jasa sewa
pakaian khas eropa. Jika dipadukan dengan latar belakang beberapa gedung yang
bernuansa klasik, hasil foto dengan menggunakan pakaian eropa tadi akan
menjadi sangat menarik. | Sejenak Menjadi Noni dan Bocil Belanda |
| Farm House Lembang Bandung |
| Padet Combo di Akhir Libur Lebaran dan Libur Sekolah |
Konsep tempat wisata seperti ini tentunya sangat
fresh dan bisa menarik banyak pengunjung. Selain masih baru, di tempat ini
wisatawan bisa melakukan banyak sekali aktifitas termasuk di antaranya wisata
kuliner. Ada banyak sekali stand yang menjual berbagai macam jajanan yang
bisa dinikmati baik secara langsung atau dibungkus untuk dinikmati kemudian.
Karena masih baru dan booming plus hari terakhir libur lebaran Farm House
Lembang pada saat itu menjadi sangat padet, crowded, sesak, dan membuat kita
kurang leluasa bermobilisasi.
Sebagai lokasi wisata terpadu, tentunya Farm house
juga merupakan arena belanja yang menawarkan berbagai jenis makanan, minuman
dan oleh-oleh untuk buah tangan. Bagi saya farm house Lembang identik dengan
produk olahan susu. Ada banyak gerai yang menawarkan produk-produk dimaksud.
Bahkan tiket masuk pengunjung sudah include penukaran gratis dengan sebotol
susu dengan berbagai pilihan rasa.
Puas menjelajahi dan berfoto-foto di Farm house
Lembang, kami melanjutkan explore ke lokasi wisata berikutnya yakni Floating Market. Secara jarak lokasinya tidak terlalu jauh, namun hari itu jalanan
Lembang macetnya luar biasa. Jadinya kami harus bersabar di jalan sebelum
sampai di lokasi wisata ini.
Floating
Market
Floating market mempunyai konsep wisata yang tak
kalah unik dimana sajian utamanya adalah sebuah danau yang berukuran luas. Di
sebagian besar sisi danau terdapat perahu kecil yang menawarkan jajanan
berbagai macam, berbagai rasa dan berbagai selera. Ada makanan seperti bakso,
lumpia, sate, tahu gejrot, bajigur, es cendol, dan lain-lain. Sepertinya
semua jenis makanan khas nusantara ada dijual di tempat ini. Pengunjung dapat
menikmatinya sambil menikmati pemandangan danau berlatar pegunungan dan
menghirup udara sejuk segar kawasan Lembang.
| Sejenak Menikmati Sore di Tempat Yang Menenangkan |
Selain sajian makanan dan pemandangan danau, masih
ada banyak sekali spot yang bisa diexplore pengunjung. Ada persawahan mini
yang menjadi miniatur persawahan di pedesaan lengkap dengan
bangunan-bangunan penopangnya. Ada juga miniatur tanaman batu, dimana
bebatuan berbagai macam ukuran dan jenis ditata sedemikian rupa hingga
menjadi perpaduan yang apik lengkap dengan tumbuhan-tumbuhan mengelilinginya.
Spot lain yang bisa diexplore adalah jembatan-jembatan cantik dan anggun yang
bisa digunakan menjadi latar foto.
Masih ada lagi atraksi-atraksi sebagai berikut: naik
perahu mengelilingi danau, mengendarai sepeda air, memberi makan ikan, atau
sekedar menyusuri jalur pedestrian yang ditata sedemikian rupa. Dan yang
tidak boleh dilupakan, sebagaimana lumrahnya tempat wisata, di Floating
Market juga terdapat toko oleh-oleh berbagai jenis buah tangan baik berupa makanan
maupun kerajinan tangan.
| Floating Market | Kami meninggalkan Floating Market ketika waktu sudah
senja. Dengan pertimbangan hari itu merupakan hari terakhir liburan lebaran
2016, kami berinisiatif mengambil jalan alternatif untuk dapat mencapai kota
Bandung. Perjalanan yang awalanya untuk menghindari kemacetan pada akhirnya
menjadi perjalanan yang sangat lama dan stressing karena kami dua kali
tersesat dan melewati jalur Punclut yang sangat berbahaya. Dalam satu moment,
mobil kami sempat berhenti di tengah tanjakan tajam karena kurangnya
akselerasi pada saat mulai menanjak. Untungnya ada pertolongan dari warga
sekitar sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan menuju Bandung dengan
selamat.
Sebelum sampai di penginapan, kami sempatkan untuk
menikmati makan malam murah meriah di Warung Upnormal. Asik juga suasana
malam hari di Warung Upnormal di Bandung. Melihat pengunjung yang mayoritas
masih muda, berenergi dan bersemangat besar, serta berpenampilan segar
membuat saya bersyukur bisa merasakan suasana seperti ini. Bandung memang
luar biasa.
Setelah cukup beristirahat, keesokan paginya kami
menuju ke Alun-Alun Bandung, tepatnya di pelataran Masjid Raya Bandung Jawa
Barat. Karena kami datang pagi-pagi sekali, suasana alun-alun masih relative
sepi dan tidak banyak pengunjung.
Alun-Alun
Bandung dan Sekitarnya
Pelataran masjid Raya Bandung ini mungkin merupakan
pelataran masjid paling popular di Indonesia. Ada karpet rumput sintetis yang
sangat luas yang bisa dipakai multi fungsi, mulai menampung jamaah sholat,
tempat rekreasi keluarga, atau bisa jadi tempat mencari inspirasi dalam
berbagai hal. Mulai menulis puisi, mengarang lagu, atau merancang perubahan
haluan negara. Hahaha. | Masjid Raya Bandung |
Selain area luas di depan masjid, ada juga tatanan
bunga-bunga berwarna-warni yang diatur dengan rapi di sisi kiri dan kanan
karpet sintetis. Bunga-bunga ini menambah kesan cantik dari alun-alun ini.
Jika dilihat dari titik terjauh alun-alun, pemandangan Masjid Raya dengan dua
menara ikoniknya, karpet luas dan taman-taman cantik di sekelilingnya
menjadikan view yang ditawarkan terasa lengkap.
| Monumen Asia Afrika |
| Nuansa Jaman Kolonial |
Tidak jauh dari area Masjid Raya ada gedung-gedung
bersejarah seperti Museum Konferensi Asia Afrika dan Gedung Merdeka. Dari
luar, gedung-gedung ini terlihat bersih dan terawat. Dengan tambahan aksen kursi-kursi dan bola-bola beton, pengunjung seperti diajak untuk menikmati
nuansa dan suasana ketika perjuangan mempertahankan kemerdekaan sedang
digalakkan. Setelah puas berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan ke lokasi
tujuan terakhir, yakni Lodge Maribaya.
Lodge
Maribaya
Sebelum menuju ke Lodge Maribaya, kami sempatkan
untuk menjemput teman kami yang asli Bandung. Mayan bisa nambah rame
perjalanan kami. Jadinya kami total berempat sekarang.
Syukurlah suasana jalan lumayan lengang, tidak
seperti kemarin yang padet sekali. Dengan situasi jalan yang tidak terlalu
ramai, kami bisa menikmati pemandangan dan perjalanan dengan nyaman. Asyik sekali.
Karena lokasinya cukup jauh kami beberapa kali harus bertanya kepada warga
yang kami temui untuk memastikan bahwa kami tidak salah tujuan. Hal ini
karena kami tidak yakin bahwa maps menunjukkan dan mengarahkan kami ke lokasi
yang tepat, mengingat 2 malam sebelumnya kami disasarkan oleh gmaps ke sebuah
gang buntu yang membuat kami harus berkendara mundur dalam jarak yang cukup
jauh di larut malam.
Sampai di parkiran Lodge Maribaya, kami kembali
tersenyum senang karena hanya sedikit kendaraan yang terparkir. Pastinya
jumlah pengunjungnya juga sedikit. Dan benar saja, kami bisa mengeksplore
tempat wisata ini dengan nyaman sekali karena memang sedikti jumlah
pengunjung yang ada.
| Lodge Maribaya |
Lodge Maribaya merupakan lokasi wisata yang
menggabungkan lokasi camping di sisi bukit atau gunung dengan menawarkan area
pandang yang luas, cuaca yang sejuk, pepohonan rimbun dan suasana yang tenang
dan asri. Penataan lokasi wisata ini menurut saya sangat bagus sekali. Ada
banyak sekali spot yang bisa dipakai untuk menikmati keindahan alam sambil
menikmati makanan yang bisa dipesan di resto tempat wisata ini.
Bagi penyuka fotografi alias suka di foto, ada satu
spot favorit yakni berfoto di sebuah pohon dengan view hamparan pepohonan
menghijau di kawasan perbukitan. Untuk bisa berfoto di tempat ini pengunjung
harus membayar dan mengantri karena peminatnya banyak sekali. Untungnya kami
datang lebih awal sehingga antriannya masih belum panjang. | Sejenak Memacu Adrenalin |
Selain spot favorit tersebut, masih banyak sekali
lokasi yang bisa dipakai untuk mengabadikan keindahan Lodge Maribaya. Di
antaranya jajaran pepohonan pinus dan bagian atas lodge maribaya dimana kita
bisa memandang area wisata ini dengan lebih leluasa. Pengunjung juga bisa
menikmati sajian kuliner di sini. Saya sempat mencoba es krimnya. Rasanya
enak dan harganya masih masuk akal.
Cukup lama saya dan friends mengeksplore Lodge
Maribaya. Saya benar-benar menikmati suasana sejuk dengan pemandangan indah
yang tersaji di area wisata ini. Saya sampai kepikiran kapan-kapan ingin
nge-camp wisata di tempat ini, karena sepertinya dijamin seru dan menyenangkan.
Dari Lodge Maribaya, kami balik lagi ke kawasan kota
untuk makan siang di area Stasiun Bandung, berbelanja di Kartika Sari dan kemudian mengembalikan mobil rental kepada pemiliknya. Setelahnya kami kembali ke Jakarta dengan menumpang Kereta Api. Alhamdulillah akhirnya kami kembali ke Jakarta dengan selamat penuh suka dan cerita. Liburan mendadak Bandung ini sangat mengesankan
sekali. Dengan perencanaan singkat dan itinerary yang fluid, kami mendapatkan
banyak sekali lokasi dan pengalaman yang didapat. Tanpa satupun mall yang
masuk dalam list perjalanan kami. Beginilah serunya perjalanan yang diarrange dalam waktu singkat, unsur surprisenya lumayan terasa. Mulai dari dadakan
ngemotor di Tahura hingga sedikit jantungan di kawasan Punclut. Begitu serunya.. Semoga
suatu saat nanti bisa napak tilas Mendadak Bandung ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar