Minggu, 10 November 2024

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang menjadi saksi sejarah dari masa kolonial. Lokasi Kerkhof Peucut Aceh ini bersebelahan dengan Museum Tsunami Aceh dan tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh. Tentunya lokasi ini sangat strategis dan mudah untuk dicapai.

Gerbang Kerkhoff Peucut Aceh

Sekali lagi saya merasa beruntung bisa mengexplore lokasi-lokasi wisata di Aceh, terutama lokasi wisata sejarah. Awalnya saya tidak mempunyai rencana untuk mengexplore lokasi ini, namun ketika saya berada di museum Tsunami dan melihat ada jajaran nisan bergaya Belanda di sisi museum, saya mencoba mencari akses yang bisa dilalui untuk menuju ke pemakaman masal ini. Dan ternyata ada akses jalan yang bisa digunakan untuk mempersingkat perjalanan dari museum ke Kerkhof ini. 

Berdekatan dengan Museum Tsunami

Di bagian depan pemakaman ini terdapat gapura bergaya arsitektur Eropa yang megah dengan dinding-dindingnya bertuliskan nama-nama orang yang dikuburkan ditempat ini. Di sisi paling kiri gapura tertulis nama-nama warga Belanda yang meninggal pada tahun 1873. Berturut-turut di sisi kanannya terdapat nama-nama dari warga Belanda yang dikuburkan di tahun-tahun berikutnya.

Yang luar biasa dari area pemakaman ini adalah begitu rapinya catatan dan nama-nama warga atau prajurit Belanda yang dikuburkan di sini. Nama-nama tersebut dituliskan berdasarkan tahun pemakamannya. Tidak hanya nama-nama khas Belanda saja yang dimakamkan di tempat ini. Saya melihat ada banyak nama-nama khas nusantara tertulis dalam prasasti di tembok gerbang pemakaman ini. Dari literature yang saya baca, nama-nama londo ireng tersebut merupakan tentara bayaran yang menjadi kaki tangan tentara kolonial dalam memerangi perlawanan rakyat Aceh. Di gerbang ini juga terdapat tahun-tahun kejadian peristiwa penting diantaranya perang-perang yang terjadi selama masa kolonial seperti Missigit Rawa, Lemboek, Longbattam hingga peristiwa Tsunami tahun 2004.

Selepas dari gerbang utama Kerkhof Peucut, saya melihat hamparan nisan berbagai ukuran dan ornament berjajar rapi. Ada nisan yang berbentuk salib sederhana, dan ada juga nisan yang berukuran besar dilengkapi dengan patung-patung malaikat kecil bersayap. Pada nisan-nisan tersebut terdapat nama-nama yang dimakamkan beserta tahun meninggalnya.

Makam J.H.R Kohler

Salah satu tokoh penting dari kolonialis Belanda yang dimakamkan di area ini adalah Generaal Majoor J.H.R Kohler. Pemimpin pasukan Belanda ini tewas ditombak oleh pejuang Aceh di dekat Masjid Raya Baiturrahman. Makam J.H.R kohler terletak di dekat gapura/gerbang dengan berbentuk tugu segi empat yang masing-masing sisinya tertulis beberapa keterangan.

Tugu di Tengah-Tengah Area Kerkhoff

Pengunjung yang mau ke sisi-sisi ujung dari area pemakaman ini dapat menyusuri area pedestrian dari paving blok yang berukuran lebar. Berdasarkan pengamatan saya ada 2 lajur besar yang bertemu ditengah-tengah area pemakaman dan beberapa lajur kecil dalam area ini. Di tengah-tengah area pemakaman atau pertemuan diantara dua lajur besar terdapat sebuah tugu yang berukuran besar dengan beberapa tulisan berbahasa Belanda yang saya tidak tahu artinya. Tugu berukuran besar tidak hanya berjumlah satu, ada lagi sebuah tugu yang ukurannya kurang lebih sama besar yang terletak di ujung lokasi pemakaman. Semakin jauh ke arah bagian belakang pemakaman, semakin rimbun pepohonan yang merindangi.

Tugu di Bagian Belakang Kerkhoff


Saat saya meng-eksplore lokasi ini, cuaca sedang panas menyengat dan kebetulan tidak ada pelindung dari cahaya matahari. Untungnya di beberapa titik terdapat pohon berukuran besar yang dapat dipakai oleh pengunjung untuk berteduh sambil menikmati semilir angin.
Kerkhoff Peucut Bagian Rindang

Di antara nisan-nisan tersebut ada hiasan taman dengan bunga-bunga yang terawat cantik. Ketika itu ada pengelola pemakaman ini yang sedang merapikan bunga-bunga. Tampaknya memang taman ini dirawat secara rutin.

Sebenarnya ada satu situs cagar budaya di dalam komplek pemakaman Kherkhof ini yang bernilai sejarah tinggi. Sayangnya waktu itu karena saya tidak mempunyai rencana dan gambaran tentang pemakaman ini, sehingga saya melewatkannya. Situs ini adalah Makam Meurah Pupok. Di situs ini dimakamkan Putera Raja bernama Meurah Pupok atau dipanggil Peutjut yang merupakan putra kesayangan Sultan Iskandar Muda. Karena puteri kesayangan ini melakukan dosa besar, sang Raja menjatuhkan hukuman sesuai syariat Islam dengan melakukan rajam dan kemudian memakamkannya di tempat ini. 

Makam Meurah Pupok (dikutip dari https://media.suara.com/)

Berkunjung ke Kerkhof Peucut merupakan salah satu wisata sejarah yang dapat memperkaya wawasan kita tentang bagaimana sebuah bangsa mempertahankan kemerdekaannya dari para kolonial yang ingin menguasainya. Selain itu, berdasarkan nama-nama yang tertera pada catatan di dinding gerbang, kita juga dapat menyaksikan bahwa ada sesama anak bangsa di Nusantara yang bergabung dengan tentara kolonial untuk menaklukan saudaranya sendiri. 

Pemakaman Belanda Terbesar di Luar Belanda

Di sisi lain, berkunjung di tempat ini juga akan memberikan kesan yang mendalam kepada kita bagaimana seorang sultan dengan tegas menghukum putera kesayangannya untuk menegakkan marwah hukum dan syariat, tidak seperti yang bisa kita saksikan pada jaman ini, dimana konstitusi dengan mudah diubah untuk kepentingan (*sebagian teks hilang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...