Selasa, 20 Desember 2022
Manokwari: Penugasan Pertama di Bumi Kasuari
Warna-Warni CFD Jakarta
Salah satu aktifitas yang bisa
dilakukan pada hari minggu pagi di Jakarta adalah mencari keringat di Car
Free Day. Aktifitas ini sangat murah namun bisa membuat tubuh lebih sehat.
Sehat di sini nggak cuma sehat fisik namun mental juga, karena suasana pagi
dengan pemandangan gedung-gedung namun tanpa ada kendaraan bisa menyegarkan
pikiran dan melepas stress yang mungkin sedang tertahan. Bagi saya, suasana pagi di area
CFD sangat menyenangkan. Udara masih belum banyak tercampur polusi dan
cuacanya masih belum terlalu panas. Lokasi CFD ini di jalan protokol yang
lebar dengan trotoar yang tertata serta taman-taman cantik di pinggir jalan.
Beraktifitas dengan suasana seperti ini bisa meningkatkan semangat untuk
berolahraga, mulai sekedar jalan kaki hingga jogging. Dari beberapa kali mengikuti
car free day di kawasan Sudirman Thamrin, saya memperhatikan adanya perubahan
trend peserta car free day. Beberapa tahun lalu banyak pengunjung car free
day yang niatnya cuci mata. Trend ini terlihat dari outfitnya yang kasual dan
santai. Hal ini relatif berbeda dengan kebiasaan pengunjung pada akhir-akhir
ini yang lebih fokus untuk berolah raga. Outfit khas olah raga yang dipakai
sudah semakin beragam baik dari jenis, fungsi dan warnanya. Perubahan semacam
ini membuat CFD semakin colorful. Dalam beberapa kesempatan, CFD
dijadikan ajang untuk memperingati hari special. Contohnya hari batik
nasional, hari kebaya, hari santri, pengukuhan Komando Cadangan hingga apel
kebangsaan. Tak jarang peringatan-peringatan semacam ini menyebabkan
pengunjung CFD harus melipir minggir karena area jalan dipakai sepenuhnya
dalam acara tersebut. Sebagai contoh adalah pawai Komando Cadangan yang
dimeriahkan dengan defile pasukan dan marching band khas akademi kemiliteran.
Pawai dari peleton yang panjang ini menutup jalan di area CFD sehingga
menjadikan masyarakat tidak leluasa mengakses jalan CFD. Sebagai tambahan, niat baik
untuk berolahraga di CFD selayaknya dijaga dengan teguh karena jika tidak,
kita akan tergoda untuk mencicipi jajanan rakyat yang tersebar di beberapa
titik CFD. Ada banyak sekali penjual makanan kaki lima yang agaknya sulit
membuat kita menahan diri untuk tidak mencobanya. Maka dari itu, kalau memang
niatnya beneran pengen sehat, uang sakunya sedikit aja. |
Naik 27 Trans, Pemain Baru di Jalur Malang-Jakarta
Ada banyak keseruan dan keunggulan yang bisa didapat jika melakukan perjalanan darat dengan menggunakan bus antar kota antar provinsi (AKAP) dibandingkan dengan menggunakan kereta api. Keunggulan tersebut diantaranya: harga tiket yang lebih murah, pemandangan luar yang lebih variatif, keseruan balapan antar pelari malam bagi penyuka balap, fasilitas makan dan minum gratis serta desain kursi yang lebih mewah dan lega.
Berangkat dari alasan tersebut, saya memilih moda
transportasi bus kota dan kali ini saya memilih 27 Trans jurusan Malang
Jakarta diantara PO-PO lain. PO 27 Trans jurusan Malang ke Jakarta berangkat
dari beberapa tiitk. Mulai dari Turen, Kepanjen dan Pakisaji untuk wilayah
Malang Selatan, serta terminal Arjosari dan garasi Inspired 27 Singosari
untuk titik penjemputan selanjutnya. Adapun harga tiketnya sebesar Rp380.000
untuk keberangkatan dari Turen. Berikut merupakan sekilas kesan saya tentang bus
27 Trans yang saya naiki. Bus 27 Trans memiliki livery atau tampilan yang
sangat menarik, fresh dan elegan. Perpaduan warna oranye dan hitamnya sangat
menarik mata. Saya tidak terlalu memperhatikan mesin, sasis serta karoseri
dari bus ini namun yang pasti, busnya dalam kondisi prima, mesin alus, dengan
kursi duduk yang lebar dan leg rest yang nyaman. Selain itu, driver bus ini
sangat handal dalam membawa kendaraan dan lebih mengutamakan kenyamanan penumpang,
beda dengan para pembalap dari PO-PO sebelah. Fasilitas-fasilitas lain yang menurut saya sangat
kompetitif adalah snack perjalanan yang menurut saya juara, banyak dan bukan
kaleng-kaleng. Hehehehe. Kemudian, lokasi makan atau rest areanya juga sangat
strategis. Tepatnya berlokasi di RM Duta 1 di wilayah Ngawi.
Selain berbagai hal positif di atas, tentunya ada
beberapa sisi yang perlu diperbaiki oleh manajemen PO 27 Trans. Paling utama
adalah ketepatan waktu. Dari Jadwal keberangkatan seharusnya pukul 15.00 dari
terminal Arjosari, bus diberangkatkan pukul 15.44. Dari terminal Arjosari Bus
diberangkatkan menuju ke Garasi Inspired 27 di daerah Singosari. Di sini saya
berganti ke unit Bus 27 Trans yang lain. Kebetulan sekali bus yang saya naiki
ini kini lebih baru dan lebih nyaman.
Bus berjalan dengan nyaman dengan pemandangan
senja yang indah di jalur tol Gempol Surabaya.Hal yang paling menyebalkan
dalam perjalanan ini terjadi saat bus berhenti lama sekali di Terminal
Purabaya Sidoarjo. Mulai pukul 17.40 bus ngetem di dalam terminal sampai
pukul 18.30 bus baru diberangkatkan kembali. Waktu tunggu yang sangat lama
tersebut kemungkinan karena menunggu barang-barang paket yang akan dibawa
karena kondisi bus sudah full penumpang. Karena menunggu lama di daerah yang
lembab dengan pintu terbuka, banyak nyamuk yang masuk dan menyebabkan para
penumpang memberikan applause tanpa ada pertunjukan. Sebagaimana ditulis di atas, bus ini dipacu dengan kecepatan tinggi namun masih kalah dengan pembalap-pembalap tol transjawa. Kecepatan stabil dan pembawaan kendaraan yang alus dari sang driver membuat nyaman di badan, karena mengurangi guncangan-guncangan keras, akselerasi berbahaya atau rem mendadak.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama
dua jam, pada pukul 8.20 bus 27 Trans sampai di Rumah Makan Duta di Ngawi. Restoran tempat makan ini bersih, luas dengan pilihan makanan yang variatif. Dari beberapa pilihan makanan, saya memilih nasi soto ayam yang rasanya bagi saya sangat nikmat. Durasi yang diberikan bagi penumpang untuk makan, sholat dan ke toilet adalah selama 45 menit. Durasi yang lebih dari cukup untuk menjalankan aktifitas tersebut.
Pada pukul 21.00 kendaraan kembali dipacu untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan berlangsung dengan nyaman dan lancar
hingga akhirnya sampai di Terminal Lebak Bulus pada Pukul 07.05. Dibandingkan dengan jadwal seharusnya yakni pukul 05.00, perjalanan bus ini
terlambat dua jam. Sebuah keterlambatan yang signifikan terutama bagi saya
yang saat itu mempunyai jadwal untuk melanjutkan perjalanan dinas ke luar
kota.
Sebagai penutup, untuk masalah ketepatan waktu, semoga
27 Trans bisa meningkatkan pelayanannya dengan menepati timeline yang telah
dipublish di website resmi serta aplikasi tiket onlinenya. Hal ini penting
agar konsumen tidak kecewa akibat keterlambatan perjalanan yang seharusnya
bisa diantisipasi. Meski kurang puas dari segi ketepatan waktu, dari sisi
pelayanan dan kenyamanan perjalanan, saya puas dan akan mempertimbangkan
untuk menggunakan jasa bus ini jika tidak ada target waktu perjalanan. |
Minggu, 11 Desember 2022
Sholat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa
Sudah sejak lama saya ingin bertarawih di Masjid Sunda Kelapa ini. Ada beberapa alasan yang menjadikan saya sangat berharap untuk dapat beribadah di sini, pertama pemberi materi kultum di masjid ini adalah para cendekia yang sudah termasyhur keilmuannya. Kedua, masjid ini adalah salah satu masjid yang popular di Jakarta. Ketiga, lokasi masjid ini relative dekat jaraknya dari kosan saya.
Alhamdulillah pada tanggal 24 April 2022 saya berkesempatan untuk
menunaikan sholat tarawih berjamaah di masjid ini. Untuk arsitektur bangunan
masjid, menurut saya bangunan masjid Sunda Kelapa ini tipikal masjid yang
umum di Indonesia. Luasan masjid ini pun menurut saya juga sebagaimana
kebanyakan masjid Indonesia. Karena masih menerapkan protokol kesehatan, lantai masjid tidak dipasangi karpet. Lantai masjid jadi terasa sangat dingin, apalagi saya hanya membawa sebuah sajadah lipat yang sangat tipis. Yang lebih special adalah, dengan suhu lantai yang sangat dingin, kipas angin masjid masih tetap dinyalakan. Adem to the max.
Pengisi Kultum pada malam itu disampaikan oleh Hj Amany Lubis dengan
tema “Dengan Akhlakul Karimah Membangun Umat”. Terus terang saya kurang
mendapatkan insight dari ceramah ini karena kurang konsentrasi dalam
mendengarkannya. Adapun Imam Sholat tarawih adalah Syekh Essam Al-Mezjaji
yang berasal dari Mezjaji negeri Yaman. Bacaan ayat-ayat suci al-Quran oleh sang
imam dalam tarawih ini sangat
istimewa. Suaranya sangat merdu hingga durasi sholat yang cukup panjang tidak
terlalu terasa. Sholat tarawih di masjid Sunda Kelapa merupakan salah satu sholat tarawih terlama yang pernah saya ikuti. Ketika saya bandingkan antara waktu mulai dan setelah salam, ada jeda selama 9 menit waktu yang berjalan. Jika dihitung, maka setiap rokaat dilalui dalam waktu kira-kira empat setengah menit. Untungnya sholat tarawih di masjid ini delapan rokaat dengan empat salam. Kalau 20 rokaat, mungkin saya sudah kabur duluan. ups..
Semoga tahun depan pandemi Covid sudah benar-benar hilang sehingga
karpet di masjid ini sudah dipasang kembali sehingga saya dan para jamaah
lain tidak kedinginan saat melaksanakan ibadah. |
ArtJakarta: Event Pameran Seni yang Melebihi Ekspektasi
Selalu ada saat pertama kali dalam setiap hal dan tulisan ini merupakan pengalaman pertama kali saya menyaksikan pameran seni di Jakarta. Saya penasaran dengan event ini karena iklannya yang menurut saya sangat berhasil. Selain itu lokasi pamerannya dekat dan tiket masuknya murah, jadi saya tidak akan merasa rugi jika pameran ini tidak sesuai ekspektasi saya. By the way, ekspektasi awal saya terhadap pameran ini standar aja. Saya tidak mau berharap banyak, misalnya berharap mindset terbuka atau tergugah karena menyaksikan lukisan atau seni rupa lain yang spektakuler.
Pada tanggal 26 Agustus 2022 saya berkesempatan mengunjungi ArtJakarta
yang digelar di JCC Senayan. Karena lokasinya dekat dengan kosan, saya cukup
bawa motor ke lokasi acara. Adapun tiket masuk acara sudah saya beli beberapa
hari sebelumya melalui aplikasi online. Situasi di gate masuk saat itu
lumayan ramai namun tidak terlihat antrian panjang di pintu masuk. Pertama kali masuk, saya melihat beberapa seni rupa yang kurang
menarik perhatian saya. Namun semakin masuk ke dalam area pameran ada karya
rupa, seni lukis, patung, instalasi, dan visual teknologi yang membuat saya
merasa bahwa saya beruntung bisa menikmati karya seni yang luar biasa. Karya pertama yang paling memukau menurut saya adalah karya I Nyoman Nuarta. Detail karyanya luar biasa. Bagi saya karya seni rupanya membawa makna mendalam contohnya pada karya patung lokomotif melengkung. Pada sudut belakang patung ini, terdapat detail beberapa orang yang terejepit di pintu. Jika melihat langsung, pengunjung akan bisa merasakan emosi yang dibawakan oleh sang maestro. Selain lokomotif melengkung, di stand I Nyoman Nuarta juga terdapat patung arca 3 rupa, motor menembus batas, Candi Nirwana, Moses. Cukup lama saya menghabiskan waktu di stand ini karena dari sekian banyak maestro yang karyanya dipamerkan di sini, nama I Nyoman Nuarta adalah yang paling familiar dengan karya masterpiecenya Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Beralih ke stand pameran yang lain, ada karya-karya lukisan dari berbagai aliran. Saya bukan ahli seni dan tidak paham aliran apa yang dibawakan dari sebuah lukisan. Saya hanya berusaha menebak mengenai apa maksud dari sebuah karya, baik dari judul, komposisi, warna hingga nuansa yang diberikan. Selain itu saya berusaha masuk ke dalam makna karya seni tersebut dengan membiarkan saya larut ke dalam perasaan yang muncul dari persepsi dan apresiasi saya terhadap visual yang sedang saya saksikan.
Ada beberapa karya lukis yang sempat membuat saya berdiri mematung ketika menikmatinya. Dari sekian gambar tersebut, ada lukisan wanita-wanita yang sedang memetik bunga. Saya menyukai lukisan semacam ini karena komposisi warnanya yang kaya dan nuansa ketenangan kedamaian yang disampaikannya. Selain itu ada juga lukisan dewi kebajikan yang membawa timbangan dan pedang. Goresan warna warni berpadu dengan obyek utama gambar bagi saya merupakan perpaduan yang memukau.
Di sudut lain pameran, ada karya seni miniatur yang ditampilkan. Stand ini mendapat banyak perhatian yang terlihat dari banyaknya pengunjung yang bergantian memfoto dan berfoto dengan latar patung-patung tersebut. Patung-patung ini sangat unik, saya terkesima karena pembuatnya mempunyai imajinasi sedemikian luas sehingga menciptakan karya seunik ini.
Ada juga berbagai jenis seni rupa dengan berbagai macam jenis dan makna. Mulai dari patung mungil seperti gambar di atas hingga alat musik yang ditampilkan sedemikian rupa. Mungkin gambar-gambar di bawah ini bisa lebih memperjelas maksud saya dibanding jika dideskripsikan dengan kata-kata.
Ada beberapa tambahan informasi singkat yang bisa saya share di sini. Pertama Peserta pameran ini berasal dari berbagai negara, antara lain dari Singapura, Jepang, Thailand, Hongkong dan Filipina. Peserta mancanegara tersebut melengkapi peserta pameran dari dalam negeri yang jumlahnya mendominasi. Peserta pameran teersebut membuat ruangan luas di JCC terasa penuh dengan berbagai karya yang menampilkan keunikannya masing-masing. Selain peserta yang berasal dari berbagai negara, pengunjung pada sore itu juga beragam. Ada banyak ekspatriat yang mengunjungi pameran ini. Hal ini terlihat dari ciri fisik serta Bahasa yang digunakan. Di samping itu, outfit yang dipakai juga colorful. Ada banyak pengunjung yang memakai pakaian dan aksesoris unik yang semakin menyemarakkan event ini.
Kedua, ada Children Activity berupa sebuah ruangan khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak untuk menunjukkan bakat seninya. Di booth ini, anak-anak difasilitasi dengan berbagai jenis peralatan untuk dapat mengekspresikan semangat dan emosinya ke dalam media yang telah disediakan. Hal ini merupakan aktifitas yang patut diapresiasi, karena pengenalan seni tidak hanya dilakukan dengan menyaksikan namun juga berinteraksi langsung dengan proses penciptaan karya seni itu sendiri.
Berikutnya dalam event ini ada VIP Lounge dimana pengunjung yang telah
mendaftar dapat memasuki area terpisah dan dapat menikmati sajian dari
panitia. Dalam area ini terdapat juga tempat duduk yang bisa digunakan untuk menghilangkan
penat di kaki. Terakhir dan yang saya apresiasi adalah fasilitas air mineral gratis di beberapa titik yang mudah dijangkau. Hal ini sangat baik mengingat ketika kita menikmati satu per satu karya seni ini kemungkinan kita akan melupakan kebutuhan asupan cairan dalam tubuh. Good job buat penyelenggara event.
ArtJakarta merupakan pengalaman pertama saya menyaksikan pameran seni kontemporer. Dari ekspektasi awal yang tidak terlalu tinggi, saya justru mendapatkan impresi yang melebihi ekspektasi saya ketika menyaksikan event ini. Dari pengalaman pertama ini, besar kemungkinan saya akan menyaksikan event-event semacam ini pada kesempatan-kesempatan berikutnya. |
Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial
Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...
-
Saya cukup gembira melihat bahwa kini masyarakat pedesaan bisa memanfaatkan peluang bisnis di daerahnya sendiri. Salah satu model peluan...
-
Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu pada saat akhir pekan di Jakarta, salah satunya adalah dengan mengunjungi museum untuk mengenang d...
-
Syukur alhamdulillah pada hari Kamis 27 Desember 2018 lalu, saya berkesempatan mengikuti pengajian kitab Hikam di pondok pesantren Lirboyo...