Salah satu hal
yang saya syukuri dari tempat kerja saya adalah kesempatan untuk penugasan ke
kota-kota di nusantara. Sembari melaksanakan tugas, saya dapat mengunjungi
sekaligus menjelajahi lokasi-lokasi ikonik di kota tersebut. Episode kota
lokasi penugasan kali ini adalah Manokwari, ibukota provinsi Papua Barat. | Penugasan Pertama di Manokwari |
Penugasan ke
Manokwari kali ini adalah dalam rangka memfasilitasi dan mengawasi
pelaksanaan Ujian Dinas dan Ujian Penyetaraan Ijasah PNS yang dilaksanakan di
perwakilan kantor di Provinsi Papua Barat. Karena terbatasnya pegawai pusat yang bisa ditugaskan dan
pelaksanaan ujian yang diselenggarakan secara serentak, saya harus
berangkat tugas sendiri. Perjalanan ke Manokwari diawali dengan penerbangan pesawat
dini hari dari Bandara Soekarno Hatta dengan mengggunkan maskapai Batik Air.
Dalam penerbanngan ini pesawat akan transit di Sorong sebelum melanjutkan
penerbangan ke Manokwari. Penerbangan berlangsung dengan nyaman dan lancar dengan view terbitnya matahari yang
mengagumkan.
| Dinihari di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta |
| Menyaksikan Pagi dari Angkasa |
Setelah
mengudara selama 3,5 jam, pesawat landing di Bandara Domine Eduard Osok di
Sorong. Bandara ini sangat besar dengan penataan yang bagus serta rapi. Salah
satu indikator bandara berukuran besar bagi saya adalah banyaknya gate
bandara serta jumlah pesawat yang lalu lalang, dan sepengamatan saya ada cukup
banyak gate penumpang serta pesawat yang sedang parkir di bandara ini. | Bandara Domine Eduard Osok Sorong |
Transit di
Sorong memakan waktu selama kurang lebih 35 menit. Setelah itu penerbangan dilanjutkan
menuju Manokwari dengan durasi penerbangan selama 50 menit. Pesawat terbang dengan lancar serta landing
dengan mulus di bandara Rendani. Dibandingkan dengan bandara Sorong, kondisi
bandara Rendani masih memerlukan pengembangan dan peningkatan di banyak sisi.
Salah satunya adalah konter pengambilan bagasi yang terlihat kurang representatif. | Salah Satu Sudut Kota Manokwari |
Selanjutnya
saya dijemput pegawai perwakilan sehingga saya tidak perlu bingung mencari
kendaraan untuk menuju ke kantor perwakilan. Jarak antara bandara
dengan kantor cukup dekat dan dapat ditempuh dalam waktu 20 menit. Sesampai
di Kantor saya mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk ujian
besok. Setelahnya saya menuju ke hotel untuk beristirahat yakni hotel
Swissbel-in Manokwari. Karena bookingnya mendadak, saya mendapatkan kamar yang tidak mempunyai
akses jendela ke luar. Adanya hanya pemandangan jendela kaca yang tertutup
gorden. Untungnya hotel ini terletak berdampingan dengan mall yang didalamnya ada pilihan resto untuk makan malam. | Pagi di Manokwari |
Keesokan
harinya, kegiatan Ujian Dinas dilaksanakan di auditorium kantor. Syukurlah acara berlangsung dengan lancar sampai akhir. Peserta ujian pun dapat melaksanakan ujian dengan tenang dan nyaman sesuai waktu yang telah ditentukan. Hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta,
saya berkesempatan untuk melaksanakan sholat Jumat di masjid al Falah Manokwari.
Masjid ini berukuran besar dan dapat menampung ratusan jamaah. Beruntung
sekali rasanya dapat beribadah bersama saudara yang berada jauh di
perantauan. | Jumatan di Manokwari |
Selepas sholat Jumat saya di ajak mengelilingi kota Manokwari sembari dijelaskan mengenai
tempat-tempat penting di Manokwari. Titik tujuan utama sore itu adalah sebuah
pantai di pinggiran Manokwari yakni pantai pasir putih untuk menikmati
senja dan kelapa muda. Pantai pasir putih ini sangat bersih meskipun garis
pantainya tidak terlalu panjang dan luas. Nilai tambah dari pantai ini adalah
ombaknya yang tenang. Suatu sore yang sempurna yang dihabiskan dengan menikmati
deburan ombak yang tenang serta merasakan hembusan angin yang menyejukkan di
antara pohon kelapa. | Pantai Pasir Putih Manokwari |
| Kelapa Muda dan Pantai |
Setelah menyelesaikan tugas di Manokwari saatnya kembali ke Jakarta dengan
menggunakan maskapai Batik Air. Penerbangan menuju Ibukota negara melalui rute yang sama dengan
pada saat keberangkatan. Dari ketinggian, tampak pemandangan
menghijau hutan Papua. Di sela-selanya beberapa kali terlihat pola pemukiman
penduduk. Ada yang rapi dan ada yang tidak teratur. Pola yang rapi tersebut kemungkinan
adalah pemukiman transmigran. Adapun yang satunya adalah pemukiman atau pusat
perdagangan yang lebih dahulu terbangun. | Kota Manokwari dari Angkasa |
Dari
pengamatan selama penugasan, Kota Manokwari merupakan kota yang sedang
berkembang dan membutuhkan dukungan banyak pihak agar pembangunannya
berlangsung dengan cepat. Fasilitas-fasilitas umum seperti jalan raya dan
pasar rakyat dapat ditingkatkan kondisinya dengan melakukan perbaikan, perawatan rutin maupun revitalisasi.
Kondisi fasilitas umum yang baik akan mampu meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat dan pada gilirannya menjadikan kota Manokwari setara dengan
ibukota di provinsi-provinsi lain. Di kota Manokwari terdapat hotel yang representatif yakni Swissbell-in
yang harus dipesan jauh-jauh hari agar tidak kehabisan kamar. Selain itu ada
juga sebuah mall yang berukuran besar yang didalamnya terdapat resto-resto
populer dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga di kota-kota lain. Suasana kotanya masih relatif sepi dengan
banyak pendatang yang menjadi pengusaha. Semoga nantinya semua penduduk dapat
meningkatkan taraf ekonominya dengan baik agar dapat pula meningkatkan
kesejahteraannya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar