Selasa, 20 Desember 2022

Manokwari: Penugasan Pertama di Bumi Kasuari

Salah satu hal yang saya syukuri dari tempat kerja saya adalah kesempatan untuk penugasan ke kota-kota di nusantara. Sembari melaksanakan tugas, saya dapat mengunjungi sekaligus menjelajahi lokasi-lokasi ikonik di kota tersebut. Episode kota lokasi penugasan kali ini adalah Manokwari, ibukota provinsi Papua Barat. 

Penugasan Pertama di Manokwari

Penugasan ke Manokwari kali ini adalah dalam rangka memfasilitasi dan mengawasi pelaksanaan Ujian Dinas dan Ujian Penyetaraan Ijasah PNS yang dilaksanakan di perwakilan kantor di Provinsi Papua Barat. Karena terbatasnya pegawai pusat yang bisa ditugaskan dan pelaksanaan ujian yang diselenggarakan secara serentak, saya harus berangkat tugas sendiri. Perjalanan ke Manokwari diawali dengan penerbangan pesawat dini hari dari Bandara Soekarno Hatta dengan mengggunkan maskapai Batik Air. Dalam penerbanngan ini pesawat akan transit di Sorong sebelum melanjutkan penerbangan ke Manokwari. Penerbangan berlangsung dengan nyaman dan  lancar dengan view terbitnya matahari yang mengagumkan.

Dinihari di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta
Menyaksikan Pagi dari Angkasa

Setelah mengudara selama 3,5 jam, pesawat landing di Bandara Domine Eduard Osok di Sorong. Bandara ini sangat besar dengan penataan yang bagus serta rapi. Salah satu indikator bandara berukuran besar bagi saya adalah banyaknya gate bandara serta jumlah pesawat yang lalu lalang, dan sepengamatan saya ada cukup banyak gate penumpang serta pesawat yang sedang parkir di bandara ini. 

Bandara Domine Eduard Osok Sorong

Transit di Sorong memakan waktu selama kurang lebih 35 menit. Setelah itu penerbangan dilanjutkan menuju Manokwari dengan durasi penerbangan selama 50 menit. Pesawat terbang dengan lancar serta landing dengan mulus di bandara Rendani. Dibandingkan dengan bandara Sorong, kondisi bandara Rendani masih memerlukan pengembangan dan peningkatan di banyak sisi. Salah satunya adalah konter pengambilan bagasi yang terlihat kurang representatif. 

Salah Satu Sudut Kota Manokwari

Selanjutnya saya dijemput pegawai perwakilan sehingga saya tidak perlu bingung mencari kendaraan untuk menuju ke kantor perwakilan. Jarak antara bandara dengan kantor cukup dekat dan dapat ditempuh dalam waktu 20 menit. Sesampai di Kantor saya mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk ujian besok. Setelahnya saya menuju ke hotel untuk beristirahat yakni hotel Swissbel-in Manokwari. Karena bookingnya mendadak,  saya mendapatkan kamar yang tidak mempunyai akses jendela ke luar. Adanya hanya pemandangan jendela kaca yang tertutup gorden. Untungnya hotel ini terletak berdampingan dengan mall yang didalamnya ada pilihan resto untuk makan malam. 

Pagi di Manokwari

Keesokan harinya, kegiatan Ujian Dinas dilaksanakan di auditorium kantor. Syukurlah acara berlangsung dengan lancar sampai akhir. Peserta ujian pun dapat melaksanakan ujian dengan tenang dan nyaman sesuai waktu yang telah ditentukan. 

Hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta, saya berkesempatan untuk melaksanakan sholat Jumat di masjid al Falah Manokwari. Masjid ini berukuran besar dan dapat menampung ratusan jamaah. Beruntung sekali rasanya dapat beribadah bersama saudara yang berada jauh di perantauan. 

Jumatan di Manokwari

Selepas sholat Jumat saya di ajak mengelilingi kota Manokwari sembari dijelaskan mengenai tempat-tempat penting di Manokwari. Titik tujuan utama sore itu adalah sebuah pantai di pinggiran Manokwari yakni pantai pasir putih untuk menikmati senja dan kelapa muda. Pantai pasir putih ini sangat bersih meskipun garis pantainya tidak terlalu panjang dan luas. Nilai tambah dari pantai ini adalah ombaknya yang tenang. Suatu sore yang sempurna yang dihabiskan dengan menikmati deburan ombak yang tenang serta merasakan hembusan angin yang menyejukkan di antara pohon kelapa. 

Pantai Pasir Putih Manokwari
Kelapa Muda dan Pantai

Setelah menyelesaikan tugas di Manokwari saatnya kembali ke Jakarta dengan menggunakan maskapai Batik Air. Penerbangan menuju Ibukota negara melalui rute yang sama dengan pada saat keberangkatan. Dari ketinggian, tampak pemandangan menghijau hutan Papua. Di sela-selanya beberapa kali terlihat pola pemukiman penduduk. Ada yang rapi dan ada yang tidak teratur. Pola yang rapi tersebut kemungkinan adalah pemukiman transmigran. Adapun yang satunya adalah pemukiman atau pusat perdagangan yang lebih dahulu terbangun. 

Kota Manokwari dari Angkasa

Dari pengamatan selama penugasan, Kota Manokwari merupakan kota yang sedang berkembang dan membutuhkan dukungan banyak pihak agar pembangunannya berlangsung dengan cepat. Fasilitas-fasilitas umum seperti jalan raya dan pasar rakyat dapat ditingkatkan kondisinya dengan melakukan perbaikan, perawatan rutin maupun revitalisasi. Kondisi fasilitas umum yang baik akan mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan pada gilirannya menjadikan kota Manokwari setara dengan ibukota di provinsi-provinsi lain. 

Di kota Manokwari terdapat hotel yang representatif yakni Swissbell-in yang harus dipesan jauh-jauh hari agar tidak kehabisan kamar. Selain itu ada juga sebuah mall yang berukuran besar yang didalamnya terdapat resto-resto populer dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga di kota-kota lain. Suasana kotanya masih relatif sepi dengan banyak pendatang yang menjadi pengusaha. Semoga nantinya semua penduduk dapat meningkatkan taraf ekonominya dengan baik agar dapat pula meningkatkan kesejahteraannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...