Sabtu, 26 Januari 2019

Ngiderin Nottingham via Tram

Berikut ini merupakan sebuah cerita tentang keseruan pelesir saat masih di UK. Sebenernya lokasi dan perjalanannya tidak terlalu istimewa namun cerita sederhana dan biasa ternyata bisa menjadi kisah istimewa di kemudian hari. Seperti saat aku dan seorang sohibku pelesir mengelilingi kota Nottingham menggunakan Tram.
Tampilan Futuristik Nottingham Tram
Sudah sejak lama aku ingin menaiki tram Nottingham dari ujung ke ujung, sekaligus untuk menjelajahi kota Nottingham lebih jauh. Syukurlah pada hari itu Wide Metrika, sohib selama study di Nottingham, mau diajak jalan, sehingga pelesir ini bisa terwujud.
Starting Point, University of Nottingham Station

Pukul 8.50 kami sudah berada di University of Nottingham tram stop, membeli all day ticket sebesar 4 Poundsterling di mesin otomatis dan bersiap menunggu kedatangan tram menuju tujuan pertama kami. Alhamdulillah cuaca saat itu sangat cerah walaupun hal ini bukan jaminan bahwa cuaca bakal tetep cerah sampai sore. Sebelum berangkat, aku juga sudah mempersiapkan bekal khusus berupa kamera dan full baterai hape, senjata andalanku untuk mengabadikan momen-momen istimewa.
Setelah nunggu beberapa saat, akhirnya tram yang ditunggu tiba. Kami dapat tempat duduk menghadap ke depan, cuman sayangnya dapat tram yang jendelanya dicanvas, sehingga penumpang tidak dapat menikmati pemandangan keluar dengan bebas. Kalo kayak gini ceritanya, kameranya gak bisa beraksi.
Suasana Dalam Tram, Sepi

Lokasi awal tujuan kami adalah stasiun paling ujung pertama yakni Toton Lane. Sebagai pemberhentian pertama, ternyata Toton Lane hanya berupa tempat parkir yang sangat luas. Ini di luar ekspektasi kami. Tidak ada lokasi yang bisa dikunjungi disini, seperti mall atau taman. Karena tidak ada yang bisa dilihat selain ujung rel dan barisan mobil yang terparkir rapi, kami balik lagi naik tram jurusan Victoria station. 
Inham Road
Dari Toton Lane, kami naik tram untuk turun di Inham Road Station. Stasiun ini merupakan stasiun pertama setelah Toton Lane, tidak ada pemandangan yang spektakuler disini. Hanya ada persimpangan jalan dan kawasan pemukiman yang sangat tenang. Sekitar 10 menit kami disini untuk kemudian melanjutkan naik tram ke pemberhentian berikutnya.
Suasana di Inham Road Station

Selepas dari Inham Road kami skip beberapa stasiun untuk turun di High Road Central College. Di sini kami berjalan menyusuri jalanan sambil menikmati suasana pinggiran Nottingham yang cukup sepi. Kami sempatkan untuk duduk di sebuah bangku kosong dipinggir jalan. Lokasinya cukup strategis untuk dipakai hang out. Cukup lama kami disini untuk selanjutnya naik tram bablas menuju Nottingham station.
Santai Sejenak Singkirkan Stress
Nottingham station merupakan stasiun terpadu yang menghubungkan berbagai macam moda transportasi publik. Di stasiun ini pula kami berpindah tram menuju ke ujung lain dari jalur tram Nottingham yakni Clifton South station. Setelah menunggu beberapa saat kami menaiki tram menuju ujung kedua ini. Dari Nottingham Station, tram melaju tenang saat melalui jalur yang lengang, melewati areal rerumputan dan lahan terbuka yang cukup luas. Suasana di kiri dan kanan jalur tram sangat menyenangkan, karena semua infrastruktur dan pemukiman ditata dengan rapi.
Menuju Ujung Selanjutnya
Sekira pukul 11 waktu setempat, perjalanan kami sampai di Clifton South station. Sebagaimana suasana di Toton Lane, di Clifton South juga hanya ada tempat parkir yang sangat luas. Tidak ada taman atau lahan terbuka hijau di sini. Beberapa saat setelah mengambil foto-foto di stasiun ini, kami naik tram lagi dengan tujuan Clifton Centre. Clifton merupakan sebuah kawasan perbelanjaan. Namun demikian, kawasan perbelanjaan ini tidak terlalu ramai, utamanya jika dibandingkan dengan Beeston. Suasananya cukup tenang dengan lalu Lalang kendaraan yang jarang.
Barisan Mobil Terjajar Rapi di Clifton South
Clifton
Dari kawasan perbelanjaan ini, kami lanjut jalan kaki menyusuri jalanan sampai menemukan ada taman yang sangat luas tidak jauh dari stasiun Clifton Centre. Taman ini dinamakan Clifton Central Flower Park. Di taman yang sangat luas ini, ada berbagai macam jenis tumbuhan dan bunga. Di musim panas yang akan segera berakhir saat itu, semua pepohonan memamerkan semua dedaunannya. Taman yang sangat luas ini terlihat rimbun dan menyegarkan. Taman ini juga tertata rapi dan dirawat dengan baik. Hal ini terlihat dari rerumputan yang terlihat dirapikan dan tidak adanya sampah yang berceceran.
Rimbun Menyegarkan

Full Set

Indah Dipandang
Taman ini tidak hanya menyuguhkan pemandangan hijau dan rimbunnnya pepohonan, namun ada juga lokasi fitness terbuka yang bebas diakses oleh para pengunjung. Kualitas alat fitness ini sangat bagus dan terlihat terawat dan berfungsi dengan baik. Pastinya sungguh beruntung warga di sekitar taman ini, karena dapat melakukan fitness dengan bonus pemandangan yang menyegarkan.

Area Fitness di Tengah Taman

Dari taman tak kami duga ini, kami lanjut menuju ke Rivergreen station. Dalam perjalanan menuju stasiun ini, aku sempat mengabadikan foto yang sangat mengesankan buatku, yakni foto tramline yang melintasi jalanan rimbun dalam cuaca agak mendung yang menjadikan foto ini begitu dramatis menurutku. Pemandangan yang bagiku sangat menarik, dimana teknologi modern berwujud kendaraan tram melintasi jalanan lengang dalam suasana yang sungguh mengesankan.
One of My Favourite Photo
Sebenernya kami akan melanjutkan perjalanan ke dua ujung yang lain, namun kami kurang beruntung saat itu. Karena ada kerusakan jalur, tram tidak bisa melintasi rel untuk menuju ke Hucknall dan Phoenix Park station, dua stasiun ujung yang tersisa. Agenda kami pun berubah, kami berhenti di Old Market Square station di pusat kota untuk kemudian berbelanja dan kemudian balik lagi ke kontrakan dengan menggunakan tram.
Menuju City Centre
Old Market Station dan Old Market Square

Tram di kota Nottingham merupakan kendaraan angkutan umum yang memberikan banyak kesan buatku. Aku merasa moda transportasi yang satu ini canggih dan mewah. Sama sekali tidak berisik, ramah lingkungan dan didukung dengan informasi yang memadai, mulai dari jadwal kedatangan, keberangkatan bahkan jika terdapat kerusakan atau gangguan dalam perjalanannya. Semoga nantinya kita di tanah air dapat menikmati moda transportasi publik yang nyaman dan tepat waktu sebagaimana tram di Nottingham. Hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil, kalau kita tidak bisa mewujudkannya, kita pindah aja ke Nottingham. Ehh,, gimana..

Pelesir Edisi Matlock Peak Rail dan Height of Abraham


Sewaktu tinggal di UK aku dan teman-teman serumah harus pinter-pinter membagi waktu agar tidak suntuk karena tugas kuliah yang berjibun. Jika terlalu memforsir diri dalam mengerjakan tugas kuliah, bisa jadi hasilnya tidak baik, seperti pengalaman teman yang saking semangatnya belajar namun pada saat ujian tidak sanggup mengerjakan soal termudah sekalipun. Pun demikian jangan sampai kita terlena, karena mudah dan lengkapnya fasilitas serta tersedianya dana bisa malah membuat kita tidak fokus dengan target sehingga study menjadi terbengkalai.
Peak Rail Tours

Sebagai upaya agar kenangan di UK tidak hilang begitu saja, berikut ini adalah catatan ketika aku dan teman-teman rekreasi bareng ke lokasi tujuan wisata yang jaraknya relatif dekat dari tempat tinggal kami di Nottingham. Ada dua lokasi yang kami tuju saat itu, yang pertama adalah Peak Rail yang menawarkan sensasi menaiki kereta api uap kuno dan yang kedua adalah Height of Abraham, lokasi bekas tambang yang mempunyai view menarik.
The Sixes
Perjalanan wisata ini kami mulai dari halte dekat tempat tinggal kami di Nottingham dengan menumpang bus Indigo menuju ke kota Derby. Dengan tiket rombongan, kami dapat menghemat pengeluaran cukup signifikan. Dari terminal bus derby, kami lanjut menuju ke kota Matlock dengan menumpang bus Sixes. Kami tidak perlu membayar lagi untuk menikmati jasa bus ini, karena tiket terusan kami masih berlaku. Mayaan.
Sejenak Menikmati Ketenangan di Matlock Station
Sesampai di terminal bus Matlock, kami segera menuju ke stasiun kereta api yang berada tidak jauh dari terminal. Di stasiun ini kami membeli tiket dan kemudian menunggu beberapa saat sampai terdengar suara khas kereta uap. Gujes, gujes, gujes dan muncullah lokomotif dengan kepulan asap di cerobongnya. Seru kalo membayangkan sensasi saat tau kita akan naik kereta kuno ini.
the Train Has Come, Let's Start the Journey
Kereta akan diberangkatkan, saatnya kami mencari kursi yang tersedia. Karena penumpang kereta saat itu tidak terlalu banyak dan tidak ada penomoran kursi, kami memilih salah satu gerbong yang lowong dan menguasai gerbong tersebut mulai dari keberangkatan hingga sampai di stasiun tujuan. Ornamen dalam kereta api kuno ini masih sangat terjaga keasliannya. Bentuk atap, kursi hingga pintu dan jendela membuat kami kagum bahwa sesuatu yang dijaga dengan baik bisa membuat kita merasakan apa yang dirasakan oleh generasi sebelum kita. Dan itulah salah satu fungsi sejarah, menceritakan kepada kita, apa yang tidak kita alami, dengarkan atau rasakan langsung pada saat terjadinya.
Joy Inside the Train
Kereta berjalan pelan melewati hamparan rerumputan yang luas. Di samping kiri rangkaian kereta terdapat jalur trekking yang bisa juga digunakan untuk mengendarai sepeda. Pemandangan saat itu tidak terlalu mengesankan karena memasuki musim panas, warna dedaunan tidak sedramatis musim-musim lainnya.
Not so impressive?
a nice view alongside the rail

Jarak yang ditempuh kereta ini lumayan dekat yakni 5 KM. Kereta sempat berhenti transit sekali di tengah perjalanan untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke stasiun terakhir. Dari stasiun terakhir, lanjut naik kereta lagi menuju ke lokasi keberangkatan yakni Matlock. Berbeda dengan saat keberangkatan, saat perjalanan kereta kembali ke Matlock, kami menempati gerbong klasik yang mirip dengan gerbong di film-film kuno Eropa atau di film Harry Potter. Dalam gerbong ini terdapat kompartemen privat yang terdiri dari 2 baris kursi yang saling berhadapan dan cukup untuk memuat 6 penumpang. Saat berada di gerbong ini, kami tidak bisa untuk diam karena sibuk mengabadikan interior dan suasana dalam kereta yang sedang melaju pelan.
Kereta Tetangga Lebih Menarik
Selesai tour of peak rail, kami melanjutkan rihlah wisata ini menuju the next destination, Height of Abraham. Dari stasiun Matlock, kami berjalan kaki menyusuri kota Matlock yang saat itu lumayan ramai pengunjung. Sekitar 30 menit waktu yang dibutuhkan dari matlock station untuk menuju ke lokasi pemberangkatan kereta gantung menuju Height of Abraham Hilltop. 
Menyusuri Jalanan Kota Matlock

Menyusuri Jalanan Kota Matlock (2)

the Bridge gives me an unforgettable sensation

Ada dua cara untuk menuju ke puncak Height of Abraham ini, pertama berjalan kaki dengan jalur zig-zag yang membutuhkan waktu cukup lama, dan kedua menggunakan cable car alias kereta gantung yang tarifnya sangat mahal. Opsi kedua kami ambil karena waktu kami terbatas. Tidak menyesal kami naik kereta gantung ini, karena pemandangan dan sensasi dari atas kereta gantung ini sangat seru. Kami bisa menikmati pemandangan perbukitan menjulang dari segala arah. Sensasi yang selalu muncul bila teringat tentang perjalanan kami saat itu.
Height of Abraham Cable Car

We relies on the strength of the cable

the Scenery From the Cable Car
Sebagai informasi, Height of Abraham merupakan areal perbukitan bekas tambang mineral yang dijadikan lokasi wisata. Di sini terdapat beraneka macam atraksi dan tempat rekreasi diantaranya taman bermain anak, view sungai Derwent, puncak menara, restoran, lokasi penjualan souvenir dan tour ke dalam gua bekas tambang. Di kawasan ini banyak spot pemandangan sisi bukit yang menawarkan view menarik. Dari sisi manapun, pemandangan yang ditawaran tidak akan mengecewakan. Tipikal pemandangan dari atas bukit yang sangat indah. Dari berbagai macam jenis rekreasi di sini, tour ke dalam gua merupakan atraksi utama di Height of Abraham. Pengunjung dibawa menyusuri bekas gua tambang yang dingin dan panjang. Pemandangan di dalam gua tak kalah mengesankan. Dengan tambahan lampu-lampu redup berwarna-warni, suasana di dalam gua menjadi semakin dramatis. Dalam mengexplore gua bekas tambang ini, pengunjung ditemani oleh seorang tour guide yang menjelaskan sejarah serta proses dari pembuatan gua tersebut.  Tour dalam gua ini memakan durasi waktu yang relatif lama namun tidak terasa membosankan karena sensasi berada di dalam gua yang ajib dan cara tour guide yang interaktif. Tour masuk gua yang menurut aku sangat lengkap dan menarik.
Before Entering the Cave

Interactive and Attractive Tour Guide

Colorful and Cold Cave

Keluar dari Gua, pengunjung disuguhi pemandangan dari sisi lain bukit Height of Abraham. Pemandangan dari sini tidak kalah indah. Ada view yang sangat luas tanpa terhalang oleh bukit atau pepohonan. Pemandangan yang melegakan. Cukup lama kami berada di sini, karena selain view yang seru, cuaca saat itu sangat cerah dengan konfigurasi awan yang apik.
a Scenery of Matlock Suburb

Want To See Closely? Insert Coin(s)

A Castle on the Hilltop 
Atraksi terakhir sebelum menyelesaikan explore Height of Abraham ini adalah naik ke puncak menara pengintai yang sangat tinggi. Nama menara ini adala Victoria Prospect Tower. Namanya unik cuman aku ga tau sejarahnya kenapa dinamakan seperti itu. Menara ini terbuat dari batu dengan tangga melingkar yang sangat curam. Pemandangan dari atas menara ini cukup leluasa. Disini pengunjung bisa melihat ke segala penjuru Kota Matlock. Namun demikian tangga menara ini sangat curam. Perlu kewaspadaan ekstra agar tidak terpeleset saat naik atau turun.
Victoria Prospect Tower and the Cable Car
Seusai menjelajahi Height of Abraham, kami kembali menuju Nottingham menggunakan moda transportasi yang sama seperti saat keberangkatan kami. Syukur Alhamdulillah kami dapat berwisata murah meriah (kecuali tiket cable car yang menurutku overpriced banget) dan sejenak melepas penat dan jenuh dari rongrongan skripsi yang menyita pikiran dan tenaga kami (tapi bo’ong).  Pada akhirnya, perjalanan wisata (sebagaimana perjalanan hidup) akan seru tergantung temannya. Tidak harus kemana namun dengan siapa sebuah perjalanan itu dilangsungkan. Lokasi yang biasa saja akan terasa istimewa dengan teman atau rekan yang seru. Maka dari itu, carilah teman yang seru atau modiflah dirimu supaya menjadi seorang teman yang seru.
Great Partners in Arranging Great Stories


Minggu, 13 Januari 2019

Self Study (Catatan Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar di UoN)


Disamping kegiatan belajar mengajar dengan sistem tatap muka, Sistem pembelajaran di UoN juga menekankan pada ketekunan mahasiswa untuk belajar secara mandiri atau self study. Mahasiswa dituntut untuk mendalami materi yang disampaikan oleh instruktur dengan kegiatan membaca dan mereview jurnal yang telah ditentukan. Hasil review tersebut kemudian dijadikan bahan diskusi pada saat pertemuan kelas.
Di Kamar Yang Sangat Nyaman Dipakai Belajar
Dalam setiap kali pertemuan tatap muka, bagian pertama perkuliahan akan digunakan oleh instruktur untuk menyampaikan materi perkuliahan sesuai dengan topik hari itu. Pada bagian kedua mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi mengenai topik yang telah disampaikan. Pada bagian akhir perkuliahan, perwakilan dari masing-masing kelompok akan menyampaikan resume dari hasil diskusinya.
Diskusi Bersama Sesama Pelajar Dari Berbagai Negara
Salah satu kekurangan model self study adalah kurangnya kontrol dosen terhadap kerajinan mahasiswanya. Tanpa adanya kontrol ini, mahasiswa yang malas atau tidak fokus terhadap materi kuliahnya akan menjadi semakin tertinggal penguasaannya terhadap materi kuliah. Seperti yang aku rasakan, tanpa adanya tuntutan untuk mereview atau menjawab suatu permasalahan, maka aku lebih cenderung untuk melakukan hal-hal lain yang bersifat rekreatif dan menyenangkan.
Pas Lagi Kumat Jenuh dan Penatnya
Satu hal lagi yang agak aku sayangkan pada saat menjalani masa kuliah adalah sesi tatap muka perkuliahan yang hanya dilakukan sehari dalam satu minggu yakni hari selasa. Tanpa adanya tugas tambahan, maka hari-hari yang lain lebih banyak digunakan untuk keperluan atau agenda diluar kebutuhan akademik. Dibutuhkan niat yang kuat untuk dapat fokus pada materi kuliah dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan diri. Tanpa niat yang kuat, maka tentu hari-hari diluar masa kuliah tersebut akan diisi dengan agenda jalan-jalan keliling negeri yang tentunya lebih menarik dan menantang.
Cari Posisi di Bawah Router Wifi Supaya Kencang Internetnya
Berkebalikan dari sistem kuliah tatap muka seminggu sekali, ada tiga mata kuliahku yang diajarkan dengan sistem block taught. Dalam sistem ini, materi selama satu semester dimampatkan menjadi tiga hari masa kuliah. Selama tiga hari tersebut, aku harus berangkat kuliah mulai pukul 10 pagi hingga 5 sore setiap hari. Benar-benar masa kuliah yang sangat melelahkan. Selama block taught tersebut, peserta didik dituntut untuk selalu aware dengan materi yang disampaikan oleh pengajar karena nantinya dalam sesi diskusi, peserta didik mempunyai kemungkinan untuk diberi pertanyaan oleh instruktur. Karena waktu kuliah dimampatkan, peserta harus berusaha untuk bisa selalu fokus terhadap materi yang disampaikan. Jujur saja saat mengikuti block taught ini, kuliah di UoN terasa cukup berat. Namun syukurlah aku bisa melaluinya. 
With Merit

Senin, 07 Januari 2019

Boon Pring, Obyek Wisata yang Sedang Hits di Turen dan Kurangnya Kesadaran Untuk Menjaga Kebersihan


Nama sebuah daerah bisa menjadi populer jika ada sesuatu yang spesial dari lokasi tersebut. Begitu pula dengan daerah Turen yang masuk dalam wilayah Kabupaten Malang. Nama Turen menjadi semakin dikenal dengan adanya lokasi kunjungan wisatawan yakni Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailirrahmah dan Eko Wisata Boon Pring. Jika Ponpes Bihaaru Bahri Asali Fadlailirrahmah (atau lebih dikenal dengan masjid "Tiban" Sanan) merupakan bangunan megah dan perpaduan seni arsitektur dari berbagai budaya, maka Eko Wisata Boon Pring merupakan satu kawasan terpadu yang menggabungkan banyak jenis wisata di dalamnya, dan tulisan ini akan memberikan sedikit informasi mengenai tempat wisata yang sedang hits ini. 
Boon Pring Andeman Sanan Turen
Tidak terlalu jauh dari Pondok Sanan Turen terdapat objek wisata terpadu yang populer dengan nama Boonpring, tepatnya di dusun Andeman Sanankerto Kecamatan Turen. Obyek wisata ini menawarkan berbagai macam jenis rekreasi diantaranya:
  1. Treking: Pengunjung bisa berjalan kaki sambil menyusuri sisi danau yang cukup luas dan pulau di tengah danau dengan spot foto yang dibuat agar instagrammable.
    Jalur Trekking di Sisi Danau
  2. Kolam renang. Kolam renang di sini diperuntukan bagi segala macam usia, namun lebih pas untuk anak-anak. Di kolam renang juga disediakan beberapa jenis permainan khas kolam renang seperti papan seluncur.
    Kolam Manusia
  3. Sepeda air, perahu dan perahu angsa. Dengan menggunakan kendaraan-kendaraan air ini pengunjung dapat menyusuri danau dan mengitari pulau ditengahnya.
    Sepeda Air dan Perahu Angsa
  4. Bola air. Arena bermain ini menawarkan senssasi berada di dalam bola yang mengambang di atas air. Seru, karena dalam arena ini, keseimbangan tubuh benar-benar diuji karena tidak ada pijakan yang kuat. Walaupun demikian, pengunjung tidak perlu kuatir basah, karena bola-bola transparan ini akan melindungi dari air.
  5. Flying Fox. Pengunjung yang ingin uji nyali bisa juga mencoba wahana flying fox. Uji nyali ini cukup menantang karena lintasannya melewati danau dan finishnya di pulau di tengah danau. Wahana Flying fox ini dibedakan untuk dewasa dan anak-anak. Jika anda takut nyoba untuk yang dewasa, anda bisa coba yang untuk anak-anak dulu. Asal gak malu aja.
    Junior Flying Fox
  6. Riding Horse. Ada juga arena menunggang kuda dengan perlintasan di sisi danau. Tidak semua pengunjung boleh menaiki kuda ini karena ada persyaratan khusus, yakni masih dalam usia anak-anak. Maklum kudanya juga berukuran kecil. Kalo penumpangnya gede takut patah punggung kudanya.
    Menunggu Penunggang
  7. Motocross. Di areal obyek wisata ini terdapat arena motocross dengan lintasan berbentuk oval dan tidak terlalu Panjang. Arena motocross ini dikhusukan untuk anak-anak. Selain karena lintasannya pendek, juga karena ukuran motornya yang kecil.
    Mini Motocross
  8. Arena Panahan: Tampak sekali usaha dari pengurus ekowisata iini untuk memaksimalkan segala potensi yang ada. Salah satunya adalah arena panahan. Jika arena berkuda dan motorcross dikhususkan untuk anak-anak, maka arena di arena panahan ini, segala usia bisa mengukur kemampuannya dalam memanah sasaran.
    Archery Arena
  9. Memberi makan Ikan. Kalau ini bisa dikatakan kill two birds with one stone. Pengelola ekowisata menjual makanan ikan kepada pengunjung dan pengunjung memberi makanan itu ke ikan-ikan di danau. Ikan kenyang, pengunjung puas dan pengelola untung. Dan semua bahagia.
    Makani Iwak
  10. Gasebo. Salah satu ciri orang jawa kalo berwisata adalah membawa bekal sendiri atau bontot. Selain rasanya lebih familiar, pengeluaran pun bisa ditekan. Meliihat fenomena ini, pengelola Boonpring menyediakan banyak gazebo yang bisa dipakai oleh pengunjung untuk makan lesehan sambil menimati pemandangan.
  11. Arena belanja. Pengunjung yang tidak membawa bekal dapat menikmati makanan dan minuman beraneka jenis disini. Selain itu jika ingin souvenir, pengunjung juga bisa mendapatkannya di toko-toko yang banyak berjajar di lokasi yang sudah ditentukan.
    Selalu Ada di Lokasi Wisata

Sebagai informasi tambahan, harga tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp10.000 untuk sekali masuk. Pengunjung harus mengeluarkan biaya lagi untuk menggunakan wahana seperti perahu, naik kuda, sepeda air, panahan dan bahkan ke toilet. Disamping itu, pengelola Boon Pring sudah menyediakan fasilitas pendukung yang cukup memadai seperti tempat parkir yang lumayan luas, toilet umum yang bersih, pusat informasi yang strategis, musholla, dan tempat sampah yang mudah sekali dijangkau.
Toilet yang Cukup Nyaman dan Bersih


Pusat Informasi Boonpring

Satu hal yang sangat disayangkan adalah kesadaran pengunjung dalam membuang sampah pada tempatnya. Banyak sekali sampah yang berserakan yang tidak dibuang pada tempatnya. Sepertinya hal ini merupakan penyakit kronis bagi sebagian besar masyarakat kita yang masih tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. Pengelola, menurut saya sudah mengantisipasi untuk menjaga kebersihan dengan menempatkan banyak sekali tempat sampah di titik-titik strategis. Namun demikian pengunjunglah yang seharusnya sadar lingkungan.
Miris, Masih Ada Pengunjung yang Tidak Tahu Gunanya Tempat Sampah

Informasi yang lain, usahakan untuk mengunjungi lokasi Boon Pring ini pada pagi hari saat udara masih sejuk dan tidak terlalu banyak pengunjung. Karena pada siang hari dan saat hari libur, pengunjung akan membludak dan akan membuat tidak nyaman jika pengunjung terlalu banyak. Trus jangan lupa bawa temen, sodara, pasangan, tetangga atau siapapun. Jangan sampe kesini sendirian. Ini ga ada kaitannya dengan hal-hal mistis, pokoknya jangan :). 
 
Peluangn Bagus Untuk Bikin Obyek Wisata Serupa

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...