Adventure Ujung Kulon, Pesona Keasrian dan Keaslian Alam di Ujung Barat Pulau Jawa
Ujung Kulon, satu nama yang membuatku penasaran
karena beberapa hal. Pertama, lokasinya yang berada di ujung barat pulau Jawa. Tentu akan menjadi kepuasan tersendiri bila pernah berada di ujung
sebuah pulau yang relatif jarang dikunjungi orang. Kedua, Ujung Kulon merupakan
lokasi badak Jawa dilestarikan. Pihak EO open trip kali ini memang tidak menjanjikan kami bisa
bertemu dengan fauna yang mempesona ini, namun jika beruntung maka hal ini akan
menjadi sensasi tersendiri. Berikutnya, magnet Ujung Kulon terasa sangat
besar, sehingga aku merasa bahwa adventure ini akan sangat menantang dan
menyenangkan. Dari rasa penasaran tersebut, aku langsung menyatakan ikut saat
ditawari ikut open trip adventure ke lokasi ini.
View Ujung Kulon dilihat dari Pulau Peucang
Saat membaca itinerary dari EO adventure ini,
aku membayangkan betapa terpencilnya lokasi Ujung Kulon ini. 7 jam perjalanan
darat, ditambah 3 jam perjalanan laut wow.. jauh sangat. Namun disinilah rasa
penasaranku semakin bertambah, bagaimana rasanya mengunjungi lokasi terpencil
yang susah sinyal dan relatif jarang dikunjungi manusia. Berikut catatanku setelah terlibat dalam adventure to Ujung Kulon ini.
Tenang dan Menenangkan
Meeting point sebagian peserta adalah di Plaza
Semanggi. Pemilihan lokasi kumpul ini menurutku sangat strategis karena
letaknya lebih mudah dijangkau dari berbagai arah di Jakarta. Ada banyak
peserta dalam adventure ini dengan berbagai macam background, ada mahasiswa, pekerja
swasta, PNS hingga warga negara asing.
Sejenak Melepas Penat dengan Menikmati Ciptaan Yang Maha Indah
Pukul 22.00 WIB rombongan berangkat naik Elf
berkapasitas 19an orang. Sebagai catatan, posisi menentukan kondisi selama
perjalanan. Semakin depan lokasi duduk maka akan semakin baik. Karena guncangan
di bagian depan kendaraan lebih minim dibanding bagian belakang.
Sekitar pukul 24.00, rombongan sudah sampai di
exit tol Serang. Di sini peserta bertambah lagi 3 orang. Masih ada 3 orang lagi
yang akan diangkut untuk melengkapi jumlah peserta adventure. Durasi perjalanan
selama dari Pandeglang hingga Sumur dihabiskan dengan melewati jalanan dengan
kualitas yang sangat buruk, menyebabkan perjalanan tidak terasa nyaman. Selain
itu laju kendaraan juga tidak bisa dipacu kencang. Beberapa kali goncangan kuat kami
rasakan karena jalanan berlubang dan bergelombang. Alhamdulillah setelah
melalui jalanan tersebut kami sampai di pantai Sumur sebelum subuh.
Pantai Sumur, cek point pertama dan lokasi pergantian moda transportasi
Sekitar pukul 6 pagi rombongan menerima
briefing dari leader dan kemudian berangkat menggunakan kapal kayu. Di kapal
kayu team mendapat sarapan berupa nasi mie. Perjalanan yang menyenangkan karena
cuaca cerah walaupun sempat turun hujan gerimis. Menyusuri sepanjang garis
pantai dengan pemandangan keramba-keramba penduduk dan hamparan luas laut biru
dengan gelombang yang tidak terlalu kuat. Pengalaman yang mengesankan karena
dari atas kapal semua peserta adventure ini dapat memandang hamparan luas laut
biru dan deburan ombak yang menjadikan laju kapal tidak monoton.
Sambutan Pertama dari Pulau Peucang
Pukul 8.40 team sampai di Pulau Peucang. Pantai
di pulau ini cukup Panjang dan sangat bersih. Impresi pertama dari tour ini. Pulau
ini cukup luas dan masuk dalam wilayah cagar alam sehingga tidak diperkenankan
ada bangunan permanen. EO sempat lama nego kamar penginapan, karena jumlah
kamar terbatas dan sempat akan ditempatkan di kamar yang kurang layak. Bagi
wisatawan yang menginginkan kamar yang lebih baik, bisa menyewa cottage dengan
harga yang cukup mahal.
Jalur Trekking Menuju Karang Copong
Jalan Terjal Sebelum Mencapai Tujuan
Setelah mendapatkan kamar dan beristirahat sebentar,
team menuju ke Karang Copong. Perjalanan diperkirakan membutuhkan waktu 1 jam
30 menit. Lokasi karang copong berada di ujung lain dari pulau Peucang dengan
kontur jalan setapak yang landai. Sepanjang perjalanan team melewati hutan yang
dibiarkan alami, namun banyak juga pepohonan yang roboh dan menghalangi jalan
setapak. Dalam perjalanan banyak juga ditemui kera, rusa dan babi hutan liar.
Di antara base camp dan karang copong terdapat pohon tua yang menjulang tinggi
dan merupakan salah satu objek terkenal disini yang dinamakan Kiara. Majestic..
Pohon berusia lebih dari seabad yang mengagumkan.
Kiara, the Majestic One with the Adventurers
Karang Copong merupakan sebuah karang yang terpisah
dari pulau utama Peucang. Di tengah karang ini terdapat semacam goa yang cukup
besar dan dinamakan Karang Copong. Pemandangan di lokasi ini membayar lunas
rasa letih karena perjalanan yang cukup jauh dan berat. Dari lokasi tempat
rombongan beristirahat, dapat dinikmati gugusan pulau dari kejauhan, karang
yang terjal dan laut biru yang berpadu dengan tosca. Namun demikian, pengunjung
harus berhati-hati di lokasi ini karena bukit cukup terjal dan tidak ada
pengaman yang memadai bagi pengunjung yang akan mendekati ke bibir bukit.
Karang Copong
View Menakjubkan dari Ujung Pulau Peucang
Perjalanan kemballi menuju ke Base camp memakan
waktu kira-kira 1 jam 15 menit. Waktu tempuh saat kembali ke base camp lebih
singkat karena tidak banyak pakai transit. Kami lanjutkan minum teh sambil
menikmati pemandangan laut dan tepi pantai Pulau Peucang.
Sekira pukul 3 sore dan seusai makan siang dan
istirahat sebentar, rombongan melakukan snorkelling di salah satu spot di dekat
pulau Peucang. Rombongan sempat sebentar melakukan snorkelling karena EO
memberikan aba-aba untuk pindah spot demi alasan keamanan. Cuaca saat itu memang
tidak terlalu bagus karena angin berhembus dengan kencang yang berakibat
derasnya arus laut. Ternyata spot kedua juga tidak kalah berbahaya, karena arus
yang sangat deras aku sampai panik karena sempat terbawa arus.
Dari spot ini rombongan diarahkan ke Cidaon,
lokasi pemantauan banteng Jawa dan badak Jawa. Dari dermaga cidaon, rombongan
berjalan kaki sebentar dan mengamati banteng-banteng liar di padang luas. Tidak
jauh dari lokasi pengamatan banteng dan badak ini, kami menuju ke lokasi spot
sunset. Kami kurang beruntung karena saat itu cuaca mendung. Selain itu posisi
Cidaon kurang strategis untuk berburu sunset karena matahari terhalang bukit.
Kondisi relatif berbeda saat rombongan naik kapal, senja berwarna ungu
menghiasi perjalanan kapal dari Cidaon ke Pulau Peucang.
the Adventurers on Pos Pemantauan Badak dan Banteng Jawa Cidaon
Menara Pantau di CIdaon
Senja Wungu di Ujung Kulon
Selepas bebersih dan berganti pakaian,
rombongan makan malam bersama dengan menu seadanya. Pada awalnya aku expect
bahwa akan ada semacam api unggun dan malam perkenalan, namun yang terjadi
adalah sebagian besar rombongan dan panitia “menanggap” dua peserta adventure
dari Belanda yang kebetulan menjadi peserta rombongan OT kali ini.
Keesokan harinya, aku beruntung bangun lebih
awal dari pada anggota adventure yang lain. Selepas bebersih dan packing aku
berburu sunrise di salah satu tepian pantai di Pulau Peucang. Sunrise kali ini
adalah salah satu sunrise paling berkesan. Aku menikmati sunrise di sisi pantai
yang tenang, sepi dan sangat bersih. Deburan ringan ombak saling bersusulan
menjadikan pagi itu sempurna menjemput sang surya muncul menerangi dunia.
Sendirian aku menyusuri dan menikmati pantai yang cukup panjang dengan butiran
pasir yang sangat lembut. Cukup lama aku menikmati pagi di tempat ini sambil merasakan
besarnya karunia dan keagungan tuhan.
Pagi Yang Indah di Ujung Kulon
Pantai Peucang di Pagi Hari
Matahari Pagi, Pantai, Deburan Ombak dan Semilir Angin Pagi yang Menakjubkan
Pukul 6 pagi rombongan bersiap. Agenda tim pagi
itu adalah menuju arena kanoing di Cigeunteur. Kami berangkat lebih awal supaya
mendapatkan spot yang baik nantinya saat melakukan kanoing. Karena alasan ini
pula, kami sarapan di atas kapal. Perjalanan kapal memakan waktu sekitar 2 jam.
Sesampai di Cigeuntur, kami melakukan kanoing yang dipandu oleh petugas
jagawana setempat. Pesen saya, kalo mau melakukan kanoing di Cigeuntuer,
pilihlah perahu yang ukurannya besar biar lebih stabil. Kebetulan aku dulu pake
kapal kecil bodi batang yang muat untuk total 7 orang, ngerinya karena goyangan
dikit aja bikin sampan jadi limbung. Trus jarak bibir sampan ke air deket
banget, bukan takut nyemplungnya sih, khawatir aja kalo hp dan kamera ikut berenang. Selepas dari
Cigeunteur, rombongan melanjutkan agenda mennuju ke spot snorkelling Pulau
Badul.
Lain Kali Kalo ke Cigeunteur, Pilih Aja Sampan Yang Gedean, Lebih Stabil Cuy
Kalo Mo Lihat Aslinya, Kudu Nyemplung Laut Sob..
Pulau Badul merupakan pulau kecil yang
ditumbuhi sedikit pepohonan. Di area pulau Badul ini terdapat area penumbuhan
karang sebagai usaha untuk melestarikan alam dan fauna yang ada. Di area pulau
badul juga terdapat dua patung badak yang menjadi objek wisata tambahan. Jangan
harap bisa menyaksikan area penumbuhan karang dan patung badak tersebut dari
atas kapal. Pengunjung harus nyemplung dan menyelam untuk bisa melihat dua
objek tersebut. Namun demikian harus diperhatikan oleh semua pengunjung lokasi
ini, bahwa seringkali arus laut sangat kuat, sehingga pengunjung yang melakukan
snorkelling harus lebih waspada dan tidak memaksakan diri untuk menyelam jika
kondisi tidak aman.
Patung Badak di Spot Snorkeling Pulau Badul
the Shadow of Calmness
Lokasi snorkelling di Pulau Badul menyuguhkan spot terbaik
dari pada spot-spot yang lain dalam adventure ini. Selain itu, dari kapal juga
bisa disaksikan pemandangan laut luas dengan warna-warni natural yang
memanjakan mata, serta pulau badul dengan pasirnya yang putih bersih. Selepas
melakukan snorkelling, kami makan siang bersama di atas kapal untuk kemudian
melanjutkan agenda menuju ke pantai Sumur.
Pulau Badul
Spot Snorkeling Pulau Badul
Sekira pukul 15.00 kami sampai di lokasi parkir
kendaraan yang akan membawa kami ke Jakarta. Karena rombongan kami yang dating
paling awal, kami berkesempatan untuk mennggunakan kamar mandi untuk bebersih.
Kami juga sempatkan untuk makan makanan yang dijajakan oleh para penjual
makanan setempat. Tepat pukul 16.00 rombongan berangkat kembali menuju kembali
ke Jakarta. Sebagaimana aku rasakan pada saat keberangkatan, kondisi jalan dari
Sumur ke Panndeglang sangat buruk. Kualitas jalan tidak memadai untuk jalur
wisata bahkan untuk transportasi sehari-hari. Guncangan demi guncangan silih
berganti kami rasakan dari dalam kendaraan untuk durasi yang cukup lama. Dalam
masa penderitaan kami menghadapi guncanngan-guncangan ini, kami masih bisa
menikmati pemandangan senja dan pantai yang membujur panjang. Senja
saat itu sangat cerah, namun apa daya saat itu kami harus
balik ke Jakarta dan hanya bisa menyaksikan indahnya mega senja dari balik jendela.
Tim Petualang yang Seru
Sekitar pukul 22.30 kami sampai di gerbang
keluar pintu tol Tomang. Hujan deras dan petir menyambut kedatangan kami di
Jakarta. Aku merasa beruntung hujan deras dan petir ini berlangsung di Jakarta,
bukan pada saat rombongan sedang di perjalanan atau ketika berada di Pulau
Peucang. Hal mana yang bisa jadi membuyarkan agenda kami di Ujung Kulon. Akhirnya,
aku merasa bersyukur bisa mengakhiri adventure of Ujung Kulon dengan lancar
dan selamat sampai kembali di Jakarta. Simak juga video adventure kami di Ujung Kulon melalui link berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar