Travelling merupakan salah satu aktivitas
rekreasi yang bisa membuat pikiran menjadi lebih terbuka dan merupakan sarana
melepas penat yang efektif karena rutinitas pekerjaan. Selain itu, bagi saya
manfaat travelling paling utama adalah untuk semakin mengenal kekayaan
budaya, sejarah serta memperkaya pengetahuan
dan pengalaman kita tentang daerah-daerah di nusantara.
|
Pelesir Ranah Minang |
Traveling edisi kali ini mengambil lokasi di
Ranah Minangkabau. Ada beberapa lokasi yang sempat saya eksplore dengan
rentang jarak lokasi yang sangat jauh. Dari satu ujung ke ujung yang lain.
Adapun partner traveling kali ini adalah rekan sekantor yang juga bertindak
sebagai juru kemudi selama tour de Ranah Minang ini.
Saya tiba di Bandara Minangkabau pada tengah hari
dalam cuaca yang cerah. Dari bandara kebanggan Sumatera Barat ini, kami
mencoba moda transportasi baru untuk menuju ke Kota Padang yakni kereta
bandara. Akses dari bandara menuju ke stasiun KA ini dipermudah dengan dibangunnya
koridor khusus yang bagus, baru dan nyaman. Begitu juga dengan ruang tunggu
keberangkatan yang dilengkapi dengan tempat ibadah dan sarana bermain anak.
|
KA Bandara Minangkabau |
Setelah menunggu beberapa saat, KA berangkat.
Kesan yang saya dapat, kereta yang melaju perlahan ini sangat nyaman dengan
AC yang distel tepat. Saat itu, kereta berangkat dengan sedikit penumpang.
Namun sayang kereta tiba-tiba macet di stasiun pertama. Setelah beberapa
saat, kereta akhirnya dapat melaju kembali untuk kembali macet di tengah
perjalanan, kali ini di lokasi yang jauh dari stasiun. Karena macetnya terlalu
lama, kami akhirnya turun dari kereta untuk selanjutnya melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan kendaraan taksi online.
|
Kereta Karam :) |
Sebelum beristirahat, kami sempatkan makan malam
di RM Martabak Arham yang sangat popular di kota Padang ini. Disamping menu
utama yakni martabak daging, menu lain yang saya pesan adalah nasi goring
kambing yang lemaknya memanjakan mulut namun membuat lengket tenggorokan.
|
Rasa Tidak Pernah Mengecewakan |
Wisata kuliner malam itu masih berlanjut. Kali
ini kawasan RST yang kami jelajahi untuk menikmati durian. Mungkin karena
saat itu musim hujan dan kami masih merasa kenyang, rasa durian yang kami
nikmati tidak terlalu mengesankan. Tidak seperti ekspektasi kami yang
mengharapkan durian dengan rasa yang benar-benar nikmat dengan tekstur buah
yang tebal dan biji yang tipis.
|
Masih Kenyang Tapi Pengen |
Keesokan harinya kami memulai menjelajahi ranah
Minang tepatnya menuju ke obyek wisata Kelok Sembilan di daerah Payakumbuh.
Kami berangkat pagi hari menggunakan mobil rental dalam suasana pagi yang
cerah dan pemandangan segar musim hujan yang indah. Suasana jalan pagi itu
tidak terlalu ramai, sehingga kami dapat menikmati pemandangan di sepanjang
jalan tanpa terlalu sering dihalangi punggung truk-truk besar pengangkut barang.
|
Disuguhi Pemandangan Indah Sepanjang Perjalanan |
Kawasan Kelok sembilan berlokasi sangat jauh dari
kota Padang. Untuk menuju ke kota ini ada beberapa tempat wisata yang kami
lewati seperti air terjun Lembah Anai, taman nasional Kerinci Seblat serta
beberapa kota yakni Kota Padang Panjang, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Perjalanan
ini sangat mengesankan, karena kami disuguhi pemandangan hijaunya perbukitan
dan rimbunnya pepohonan. Selain itu udara yang kami hirup juga segar terutama
saat mobil kami melaju di kawasan pegunungan. Saya salut dan mengagumi
bagaimana masyarakat minang menjaga dan melestarikan alamnya. Seandainya
semua warga Indonesia memperlakukan bumi sebagaimana orang minang, saya yakin
tingkat kerusakan alam karena keserakahan di bumi Indonesia akan berada pada
tingkat yang rendah.
|
Banyak Scene Iconic Tersaji |
Sebelum kami sampai di kelok sembilan saya sempat
berdiskusi sebentar dengan partner yang menyarankan agar sebaiknya mampir
dulu di Lembah Harau, sebuah obyek wisata alam yang indah. Saya setuju karena
lokasinya tidak jauh dari Kelok Sembilan.
|
Lembah Harau tidak Hanya Ini |
Dari kejauhan Lembah Harau tampak bagaikan sebuah
lahan yang luas yang dibatasi oleh benteng terjal yang memanjang dan
berselimut kabut tebal, sebuah pemandangan yang sungguh menakjubkan. Di
beberapa titik, terlihat air terjun yang tinggi yang menyalurkan air dari
atas bukit ke lembah dibawahnya. Menyusuri jalan di bawah bukti di kawasan ini
memunculkan experience tersendiri karena nuansa bumi basah selepas hujan
ditambah dengan pemandangan menakjubkan merupakan pengalaman yang tidak saya
sangka sebelumnya. Kami sempatkan untuk berhenti di sebuah air terjun
berukuran besar dengan debit air yang deras. Saya tidak tahu nama air terjun
ini tapi saya sangat menikmati hempasan air terjun ini yang jangkauan
percikannya cukup jauh. Selain menikmati pemandangan air terjun dan dinginnya
air yang menyegarkan, kami juga menikmati pisang goreng kipas dari penjual
setempat. Nikmat walaupun sudah tidak lagi hangat.
|
Satu Dari Banyak Air Terjun di Lembah Harau |
|
Been There |
Dari Lembah Harau kami melanjutkan ke lokasi
tujuan utama kami hari itu yakni Kelok Sembilan. Lokasinya tidak jauh dari
kawasan Lembah Harau, dengan melewati kawasan hutan lebat dan jalanan yang
kualitasnya bagus dan mulus. Sekitar 20 menit dari Lembah Harau, kami sampai
di Kelok Sembilan, sebuah mahakarya arsitektur yang tidak hentinya membuat
saya kagum. Sejak awal titik pendakian kendaraan, saya merasa bangga bahwa
anak bangsa mampu membuat karya konstruksi semegah dan semasif ini. Salut
untuk para perancang, pembangun dan seluruh pihak yang terlibat dalam
pembangunan megaproyek ini. Kelok 9
ini merupakan jalur pengganti dari jalur asli yang tingkat kecuraman dan
kesulitannya sangat tinggi. Dengan adanya jalur baru ini, angkutan penumpang
dan barang dapat melintas dengan lebih mudah dan aman.
|
Mahakarya Infrastruktur di Jalur Utama Padang-Pekanbaru |
|
Kemegahan Karya Anak Bangsa di Kelok Sembilan |
|
Jalur Asli Kelok Sembilan, Curam dan Terjal |
Cuaca di Kelok Sembilan saat itu mendung dengan
hembusan angin yang tidak terlalu kencang. Cuaca dan sejuknya udara saat itu
menjadikan suasana Kelok Sembilan terasa istimewa. Selain kami, ada banyak
pengunjung yang berhenti di beberapa sisi Kelok Sembilan terutama di
warung-warung yang banyak tersedia di beberapa sisi jalan.
|
Perpaduan Sempurna Cuaca Dingin, Perut Lapar dan Makanan Nikmat |
Sesudah beberapa lama berada di lokasi ini kami
melanjutkan perjalanan untuk kembali ke kota Padang. Sebelumnya kami
sempatkan untuk makan siang di sebuah kedai dengan sajian khasnya ikan goreng
dan rambak kuah bumbu. Dalam perjalanan pulang, kami juga sempat melewati
kota Bukittinggi dan numpang sholat di sebuah masjid di kota ini.
|
Menunaikan Ibadah Selagi Sempat |
Syukurlah perjalanan kami lancar hingga sampai di
kota Padang. Sebelum istirahat, kami sempatkan untuk makan malam di kedai
Soerabi Enhai. Makan malam yang nikmat dengan porsi yang terlalu banyak.
Keesokan harinya kami melanjutkan explore Ranah Minang. Awalnya saya kira jalur menuju kawasan Mandeh
adalah jalur landai seperti kawasan pantai utara Jawa. Namun perkiraan saya
salah, kami disuguhi pemandangan kawasan perbukitan yang rimbun, hijau dan
indah serta kawasan persawahan yang
menyegarkan dipandang. Saya semakin salut dengan masyarakat Minang, karena hampir semua warga dan wilayah
mengelola alam dan lingkungan dengan baik.
|
Jajaran Perahu Nelayan di Mandeh |
Kami memasuki kawasan Mandeh dari sisi selatan.
Karena tidak paham lokasi kawasan ini, kami berhenti ketika ada calo parkir
yang melambai kepada mobil kami untuk berhenti. Kami pun berhenti karena ada
spot foto bagus di daerah situ. Kami tidak tahu dan lupa bertanya nama spot
ini, yang kami tahu pemandangan di lokasi ini sangat strategis. Ada hamparan
laut luas yang biru serta sekumpulan
kapal nelayan yang rehat dari kegiatan melaut. Dari spot ini kami juga
dapat menikmati pemandangan kontur perbukitan Mandeh dan jalur jalan yang
meliuk-liuk melintasi sisi bukit. Di spot ini terdapat beberapa penjual
makanan dan minuman serta kursi-kursi yang ditata dengan menghadap ke laut.
Kami memesan minuman dan duduk menghadap ke laut untuk menikmati pemandangan
dan suasana Mandeh.
|
Menyaksikan Mandeh Dari Ketinggian |
|
Posisi Strategis Untuk Menyaksikan Keindahan Mandeh |
Cukup lama kami berada di spot ini karena memang
pemandangan yang ditawarkan benar-benar indah. Dari spot ini kami melanjutkan
perjalanan untuk kembali ke Kota Padang. Infrastruktur jalan di kawasan ini sangat
mulus dan bagus namun sangat curam. Perlu skill mumpuni untuk bisa melahap jalur
ini dengan mengendarai mobil.
|
Spot Keren Mandeh, Jalan di Sisi Tebing Dengan View Laut |
Di luar dugaan saya, ternyata kawasan Mandeh ini
sangat luas. Ada banyak sekali spot wisata dengan berbagai jenis view yang ditawarkan, baik berupa
bukit, pantai maupun tepian jalan. Kami sempat spontan berhenti di sebuah pantai
yang tidak terlalu luas namun lautnya tenang dan pemandangannya tak kalah
indah. Suasananya menyenangkan dan menenangkan karena tidak banyak pengunjung
yang datang.
|
Sebuah Pantai di Kawasan Mandeh |
Dari kawasan Mandeh kami berhenti untuk makan
siang di RM Keluarga yang terkenal dengan menu gulai kepala ikannya, Gulai
kepala ikan ini sangat istimewa dan nikmat. Pas dinikmati pada saat perut
sedang dalam kondisi mengenaskan seperti pada saat itu.
|
RM Keluarga dengan Menu Utama Gulai Kepala Ikan |
Kembali ke Kota Padang, kami lanjut menuju ke
Masjid Raya Sumatera Barat. Masjid dengan bangunan yang unik dan indah ini
membuat saya terkesima. Interior masjid ini seperti didesain agar para jamaah
betah dan khusyuk beribadah didalamnya. Selain itu terlihat pembangunan
masjid ini sudah menerapkan teknologi tinggi sehingga dapat menghemat daya
listrik yang dikonsumsi. Masjid yang sangat megah ini dilengkapi dengan taman
yang indah serta lahan parkir yang luas. Ada juga beberapa bangunan pelengkap
yang menjadikan kawasan masjid ini menjadi multifungsi untuk pemberdayaan
umat.
|
Masjid Raya Sumatera Barat |
|
Interior dan Mihrab Masjid Raya Sumbar |
Selepas mengagumi masjid kebanggaan masyarakat Sumatera
Barat di Kota Padang ini, kami menuju ke lokasi terakhir hari itu yakni
pantai Muaro Lasak kota Padang. Saat itu hari sudah sore menjelang senja.
Banyak warga yang memadati kawasan itu sambil menikmati berbagai macam
makanan yang dijajakan oleh para penjual makanan. Cuaca saat senja kala itu
tidak terlalu bagus, mendung tebal menutupi pemandangan di arah barat, arah
dimana matahari akan tenggelam berganti malam. Tidak terlalu lama kami berada
di sini, karena tidak lama kemudian hujan turun dengan derasnya membuat para
pengunjung pantai kocar-kacir berlindung dari kebasahan.
|
Senja Berselimut Awan Sebelum Hujan Deras Menerpa |
Dari pantai ini kami selanjutnya mengembalikan
mobil rental dan lalu menuju ke Bandara untuk kembali ke ibukota. Satu kisah
lagi yang ingin saya tambahkan adalah kengerian saya saat terbang dalam
kondisi cuaca yang tidak baik. Di luar pesawat, petir saling menyusul
menciptakan kilatan cahaya yang membuat bergidik ngeri. Syukurlah sampai
pesawat mendarat di Bandara Soekarno Hatta, tidak ada insiden berbahaya yang
menimpa pesawat dan penerbangan kami.
|
Pelesir Minangkabau Akhir Tahun 2019 |
Kami beruntung dapat melakukan adventure di ranah
Minang dengan mengunjungi banyak lokasi tanpa ada halangan berarti. Hal ini
merupakan suatu anugerah yang sepatutnya selalu saya syukuri. Semoga nantinya
saya masih banyak berkesempatan mengunjungi dan mengeksplor lokasi baru dan
menambah pengalaman serta cerita yang bisa saya bagikan. Siapa tahu bisa
menjadi inspirasi dan semoga tidak membuat orang lain menjadi iri.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar