Penugasan sebagai abdi negara di daerah merupakan sebuah peluang untuk dapat menjelajahi pelosok negeri. Kesempatan ini tidak didapat oleh semua orang bahkan oleh sesama abdi negara sekalipun. Agar pengalaman saat bertugas di daerah tetap terdokumentasikan, berikut ini saya sajikan catatan perjalanan atau kesan saat saya menjalankan penugasan ke daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Edisi
kali ini adalah Kabupaten Kolaka.
|
Kolaka di Kala Senja |
Senja bagi saya merupakan saat istimewa yang hadir
setiap hari. Dengan paduan cuaca yang mendukung serta lokasi yang strategis,
sebuah senja akan menjadi sebuah memori yang tak terlupakan. Oleh karena itu, penting bagi
saya pada saat memburu senja untuk berada di lokasi yang tepat sambil
berharap cuaca mendukung perburuan saya.
|
Pantai Mandra dan Senja Yang Menawan di Kolaka |
Salah satu lokasi yang menurut saya sangat cocok
untuk memburu senja di wilayah Sulawesi Tenggara selain Baubau adalah
Pelabuhan Kolaka. Lokasinya yang berada di sisi barat Provinsi Sulawesi
Tenggara memungkinkan kita untuk menyaksikan tenggelamnya matahari dengan
leluasa tanpa terhalang oleh pulau atau bangunan tinggi. Dalam beberapa kali
penugasan ke daerah ini saya selalu menyempatkan untuk berburu senja sambil
menikmati pemandangan kota Kolaka yang tenang dan rapi.
|
Kolaka, Senja dan Pelabuhan Nusantara |
|
Masjid Agung Khaera Ummah |
Kolaka merupakan sebuah kabupaten yang nama ibukotanya sama dengan nama kabupatennya. Kabupaten ini dulunya merupakan kabupaten dengan
wilayah yang sangat luas. Untuk alasan pemerataan dan percepatan pembangunan,
kabupaten Kolaka kemudian dimekarkan menjadi tiga yakni Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka
Utara dan yang terakhir Kabupaten Kolaka Timur.
|
Rumah Adat Mekongga
|
Kabupaten Kolaka sangat kaya dengan kandungan alam
bahan tambang. Saking kayanya, di wilayah kabupaten Kolaka terdapat kompleks
pertambangan milik PT Antam tepatnya di Kecamatan Pomalaa. Selain PT Antam,
masih banyak perusahaan-perusahaan tambang yang mengeksplorasi kekayaan alam
Sulawesi Tenggara. Hal ini akan terlihat jelas jika kita naik pesawat yang
melintas di atas wilayah Kolaka, yang ditandai dengan adanya lahan gundul di
antara rimbunnya hutan.
|
Pemandangan dari Udara Area Pertambangan di Kolaka |
Kolaka juga menjadi kota penghubung dan jalur
logistik dari Makassar ke Kendari melalui jalur laut. Karena menjadi jalur
strategis, pelabuhan di kota ini sangat ramai. Pemandangan ramainya pelabuhan
ini dapat dinikmati sekaligus dengan menyaksikan keindahan senja di tepi
pantai. Menikmati senja dan malam di kota ini akan semakin lengkap dengan
sajian masakan khas Sulawesi seperti coto, sop sodara dan sop kaki lembu.
Agar kolesterol terkontrol, kita bisa memesan minuman jus mentimun. Tapi kalo
mo nyobak ketahanan tubuh kita, selepas makan kaledo, durian Kolaka boleh
dicoba untuk disantap.
|
Menikmati Kaledo |
Saya beberapa kali bertugas atau pelesir ke kota
ini. Bagi saya, kota ini mempunyai vibe tersendiri dibanding dengan kota-kota
utama lain di Sultra. Suasana
kota ini tidak jauh berbeda dengan kota-kota di Jawa. Jalan-jalan yang
dilengkapi pedestrian dan trotoar serta kawasan pemukiman tertata rapi
ditambah dengan pepohonan yang merindangi jalanan.
Disamping penataan yang rapi, kota Kolaka juga
dilengkapi dengan berbagai fasilitas
pendukung yang lengkap, mulai dari hotel-hotel yang representatif, kawasan
perdagangan dan perbelanjaan yang bertebaran, kawasan kuliner dengan beraneka
ragam jenis sajian dan juga fasilitas hiburan yang berkategori layak kunjung seperti
tempat karaoke dan live music di kafe-kafe.
|
Fasilitas Kolam Renang di Hotel Termevvah di Kolaka |
Sebagai tambahan, di wilayah kabupaten Kolaka ada
beberapa lokasi wisata yang sangat layak untuk dikunjungi yakni Tamborasi
yang terkenal dengan klaimnya sebagai sungai terpendek di dunia serta Pantai
Kelelawar yang unik dengan keberadaan ribuan kelelawar di area pantai. Kedua
lokasi wisata ini terletak berjauhan, jika Tamborasi berada di ujung utara maka
Pantai Kelelawar berada di ujung selatan wilayah kabupaten ini. Karena
lokasinya yang berjauhan, nampaknya dibutuhkan waktu lebih dari satu hari
untuk dapat mengunjungi kedua lokasi ini.
|
Pantai Kelelawar Kecamatan Watubangga |
|
Tamborasi dan Klaim Sungai Terpendek di Dunia |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar