Jumat, 29 Juni 2018

Birmingham & Leicester. Cerita Seru Bersama Sobat-Sobat Terbaek


Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa aku mempunyai banyak sahabat yang baik. Mereka memberikan support di kala aku down, dan turut berbahagia ketika aku merengkuh keberhasilan. Cerita seru kali ini adalah perjalananku ke dua kota, Birmingham dan Leicester bertemu sahabat-sahabat dari Indonesia.
Birmingham Canal
Sahabat-sahabatku dalam episode kali ini merupakan rekanku sesama penerima beasiswa Spirit dari Bappenas. Kami bereuni kecil-kecilan di Birmie sekalian sambil berencana nonton pertandingan West Bromwich Albion versus Manchester United.
Diantara Sobat-Sobat
Dalam rangka reuni ini, aku berangkat sendiri dari Nottingham menggunakan Natex. Di Birmie Station, aku dijemput teman-teman yang lain yang sudah datang terlebih dahulu. Selanjutnya Kami menuju ke rumah salah seorang teman sambil menunggu jadwal pertandingan WBA vs MU. Cukup lama kami transit di rumah ini sambil makan dan ngobrol bareng. Sekira pukul 15.30, kami berangkat menuju The Hawthorn, kandang WBA untuk menyaksikan pertandingan bola. Cerita tentang pengalaman pertama nonton pertandiangan bola di UK ini akan aku tulis di catatan tersendiri. Seusai menonton pertandiangan sepak bola, kami kembali ke rumah teman. Disana kami tidur dengan lokasi yang terbatas namun penuh dengan keseruan. Keseruan tukar cerita pengalaman masa kuliah semester pertama.
University Of Birmingham
Keesokan harinya sebelum sarapan, aku sendirian explore kampus University of Birmingham, UoB. Kampus ini terlihat unik dengan warna dominan merah bata pada gedung-gedung utamanya. Di kampus ini juga terdapat ikon yang menandakan kekhasan UoB. Bangunan ini adalah menara tinggi menjulang yang diberi nama Old Joe. 
Old Joe

Gedung utama kampus ini juga tak kalah ikonik. Arsitekturnya unik serta terdapat pahatan patung tokoh-tokoh ilmuwan terkenal pada bagian utama gedung. Di bagian lain kampus ini terdapat perpustakaan yang terlihat baru direnovasi. Perpustakaan ini terlihat simple namun sangat modern. Model perpustakaan yang membuat mahasiswa tertarik untuk mengunjungi dan berlama-lama didalamnya. Cukup lama aku menikmati suasan kampus yang sepi karena dalam masa libur ini. Keadaan kampus yang sepi ini juga membuatku puas hunting foto-foto dengan objek kampus beraarsitektur unik ini.
Aston Webb Building
Kampus Bagaikan Sebuah Istana
Selepas explore kampus UoB, aku kembali ke rumah teman dan bersiap untuk ke Kawasan City Centre. Aku sempatkan untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh sang tuan rumah. Makan siang gratis yang sangat nikmat.
Birmingham Canal yang Tenang

Menyusuri Kanal

Senja yang Menakjubkan di Birmingham Canal
Tujuan pertama explore kota Birmie adalah Birmingham Canal. Kami menyusuri kanal yang tertata rapi dengan background gedung2 megah dan artistik yang memunculkan suasana romantis di kiri dan kanan kanal.  Sore itu,  cuaca ddi Birmingham canal sangat cerah. Cuaca  ini sangat tepat buat memburu suasana senja, walaupun udara dingin terasa menusuk. Di Birmingham canal, aku melewati beberapa terowongan dan jembatan serta berhenti beberapa kali di atas jembatan untuk mengabadikan pemandangan indah yang ada di depan mata. Ada juga angsa-angsa yang berkeliaran bebas mengambang kesana-kemari. Atraksi lain yang ditawarkan disini adalah perahu-perahu yang melintasi kanal. Perahu-perahu ini mempunyai bermacam-macam corak dan warna. Ahh.. suasana kanal yang menenangkan.

Indah Bukan?

Dari kanal yang indah ini, aku menuju ke Birmingham Coach Station melewati beberapa gedung yang menjadi landmark kota ini. Pertama, perpustakaan Birmingham. Perpustakaan ini mempunyai eksterior yang sangat unik dengan ukuran yang sangat besar. Dari kejauhan, perpustakaan ini akan mencuri pandang siapapun yang berada di area sekitar kawasan ini. Di depan perpustakaan ini terdapat pasar malam dengan bianglala temporer. 
Bianglala dan Perpustakaan Birmingham

Saat itu pasar malem ini tidak terlalu ramai pengunjung. Mungkin karena cuaca saat itu sedang tidak beigitu nyaman untuk uji adrenalin. Areal lain yang aku lewati adalah Victoria square. Berbeda dengan kawasan Birmingham Library, Kawasan ini sangat ramai pengunjung. Mungkin karena disinilah pusat keramain dengan background gedung utama di kota ini. Tempat lain yang penuh dengan pengunjung adalah market square, Kawasan pertokoan di Bullring Birmingham. Kawasan pertokoan ini rameeee banget sore itu. Nuansa Inggris dan Natal sangat terasa sore itu. Nuansa yang akan selalu aku rindukan.
Ikon Kawasan Bullring
Suasana Ramai Menjelang Libur Natal
Dari Bullring aku dan salah seorang teman, Mas Trijoko, ke Coach station untuk melanjutkan perjalanan menuju Leicester menggunakan bus Natex. Waktu tempuh Birmingham ke Leicester kira-kira satu jam. Tidak ada pemandangan yang menarik dalam perajalanan ini karena saat itu malam telah mengganti terangnya siang.
Warna-Warni Lampu Menghiasi Malam di Leista
Leicester. Aku dan mas Trijoko tiba di Leicester kira-kira pukul 19.00 waktu setempat. Kesan yang aku dapat saat pertama kali menginjakkan kaki di kota ini adalah suasana sepi dan tenang. Saat itu, walaupun masih masuk kisaran pukul tujuh malam, namun tidak banyak terlihat pengunjung di kawasan pusat kota. Hanya terlihat operator permainan khas pasar malam yang bersiap-siap membereskan arena permainannya. Karena tidak banyak yang bisa dilakukan disini, Mas Trijoko mengajak untuk segera istirahat di flatnya setelah sebelumya kami menyantap makan malam di salah satu restoran halal setempat.
After the Joy 
Keesokan harinya, seusai sarapan, kami keliling kota Leicester untuk mengunjungi beberapa lokasi. Lokasi pertama yang kami tuju adalah King Power Stadium. Stadion ini adalah kandang klub sepak bola Leicester City yang saat itu berposisi sebagai juara bertahan Liga Premier Inggris. Ukuran stadion ini tidak terlalu besar jika dibanding dengan stadion-stadion klub-klub besar UK. Namun stadion ini merupakan saksi sejarah keberhasilan Leicester City menguasai mahkota Premier League periode 2015-2016. Pencapaian yang luar biasa dari klub yang sebelumnya diramalkan akan terdegradasi ini.
Di Kandang Sang Juara Liga Primer Inggris 2015-2016
Lokasi berikutnya adalah kampus Leicester University. Kampus ini sedang dalam kondisi sepi karena saat itu bertepatan dengan  masa libur kampus mendekati Natal. Kampus ini terlihat tenang dan cocok untuk mahasiswa yang membutuhkan suasana tenang dalam belajarnya. 
@University of Leicester

Perpustakaan University of Leicester

Menikmati Gloomy Afternoon

Lokasi berikutnya yang kami tuju adalah War memorial monument. Monumen ini dibangun untuk memperingati para pahlawan UK dalam masa peperangan di berbagai misi. Monumen ini dibangun dengan megah. Wujud penghormatan yang sepadan dengan pengorbanan para pahlawan di medan laga. 

Leicester War Memorial
Kuburan di Sisi Jalan

Lokasi berikutnya merupakan lokasi yang paling berkesan bagiku. Lokasi ini dinamakan Kings walk. Lokasi ini merupakan pedestrian dengan jarak yang cukup panjang dengan pemandangan pepohonan di kiri kanan dan gedung-gedung berjajar rapi dengan nuansa yang sangat khas UK. Disini aku merasa sangat nyaman dan syahdu. Aku merasa iini merupakan salah satu moment terbaikku di UK karena bisa menyusuri jalan dengan pemandangan yang sangat indah. Aku membayangkan rasanya jika menyusuri jalan ini saat musim gugur, tentu akan lebih sempurna.  Walaupun demikian aku sudah merasa bersyukur bisa menyusuri jalan ini.  

Kings Walk Leicester
Dari Kings walk, aku diajak menuju ke Leicester Cathedral. Gereja ini mempunyai atap yang menjulang dan menjadi salah satu bangunan tertinggi di Leista. Gereja ini mempunyai taman yang cantik dan dilengkapi dengan patung King Henry di salah satu sudut taman gereja. Sambil menunggu jadwal keberangkatan bus menuju Nottingham, kami menikmati coklat hangat di salah satu kedai. 
Leicester Cathedral
Sebelumnya aku jarang menikmati minuman di kedai-kedai semacam ini karena rasanya yang tidak cocok. Namun kali ini berbeda, coklat hangat yang disuguhkan terasa sangat nikmat. Hangat dan manisnya pas. Sambil memandang puncak katedral Leista, coklat hangat ini menjadi teman sempurna dalam menikmati suasana sore di kota Leista.
Secangkir Coklat Hangat

Coklat hangat ini merupakan sajian terakhir sebelum aku meninggalkan kota ini. Aku kemudian naik bus Natex menuju kembali ke Nottingham. Kesanku, Leista merupakan kota kecil yang tenang dan sepi. Mungkin aku tidak akan betah di kota ini, karena tidak terlalu banyak atraksi yang disuguhkan oleh kota ini. Namun aku bisa berkali-kali menyusuri jalan setapak di Kings walk Leicester sambil menikmati kehidupan yang very UK atau Europe.


Kamis, 28 Juni 2018

Christmas Holiday in York


Pelesir ke York merupakan satu rangkaian perjalanan dengan pelesir Leeds (lihat blog edisi Leeds, Kedinginan, Kehujanan, Keanginan dan Hikmah Dibalik Apes). Aku merangkai perjalanan ke dua kota ini karena jarak dari Leeds ke York tidak terlalu jauh dan dapat ditempuh dengan menggunakan bus umum. 
York Minster


Perjalanan dengan mengunakan bus tingkat dari Leeds menuju York merupakan perjalanan yang sangat mengesankan buatku. Dari barisan kursi terdepan di lantai atas bus tingkat tersebut, aku menikmati pemandangan di malam Natal yang khidmat karena kebanyakan rumah di sepanjang jalan menyalakan lampu hias yang berwarna-warni. Hujan rintik-rintik dan jalanan yang sangat sepi turut menambah syahdunya malam itu. Benar-benar malam yang mengesankan.
York Station, Ngga Naek Kereta, Cuman Numpang Berenti Doang
Setibaku di York station, aku dijemput oleh sahabatku sesama penerima beasiswa Spirit, yakni mas Emshofa. Dia merupakan mahasiswa yang menempuh study di University of York mengambil jurusan yang sama denganku, yakni program Master Administrasi Publik. Sebelumnya, di Indonesia, dia merupakan rekan sekelasku dalam pendidikan persiapan sebelum berangkat ke UK.
Dari stasiun York, kami berjalan menyusuri gelapnya malam menuju ke rumah kontrakannya yang jaraknya lumayan jauh. Di sepanjang jalan, kami sempat melewati beberapa bangunan bersejarah yang diterangi lampu sorot. Suasana dan pengalaman baru yang seru.
Salah Satu Gerbang York City Wall
Keesokan harinya, seusai sarapan ala mahasiswa rantau, kami menuju lokasi eksplore pertama yakni kampus the University of York. Kampus ini terllihat sangat sepi karena saat itu sedang dalam masa libur Natal. Kami sempat mengunjungi beberapa gedung yang secara arsitektur terlihat relatif baru dan modern. 
Menenangkan Bukan?
Pada awalnya aku beranggapan bahwa tata letak kampus ini kurang menarik. Namun hal ini berubah saat aku diarahkan menuju ke danau di areal tengah kampus. Lokasi danau ini sangat strategis, dikelilingi gedung-gedung kampus dan banyak dihuni oleh angsa dan bangsa burung lainnya. Cuaca pagi itu yang cerah berawan menjadikan pemandangan danau menjadi lebih indah, yang ditambah dengan kombinasi gelap dan terang cahaya matahari yang menerobos konfigurasi awan.
Keindahan di Tengah Kampus

Betapa Segarnya Udara Pagi Itu

Sinar Mentari Menembus Awan Menggapai Bumi,, Wew.
Dari danau ini kami lanjut ke gedung bersejarah UoY yakni the Heslington. Dari depan maupun belakang, gedung ini sama2 bagus dan menunjukan kekayaan arsitektur yang bercita rasa seni tinggi. Berdekatan dengan gedung ini terdapat banyak pepohonan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai jamur-jamur raksasa. Lokasi ini sangat instagramable, karena kita bisa membayangkan menjadi tokoh-tokoh di dongeng-dongeng khayalan.
The Heslington
Tanpa diduga sebelumnya, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Mau tidak mau akhirnya kami berteduh sambil menunggu redanya hujan. Untunglah tidak lama kemudian hujan reda meninggalkan goresan pelangi yang indah di atas danau. Habis gelap terbitlah terang. Habis hujan sambutlah pelangi.
Banyak Banget Bangunan Megah dan Indah Disini, Ini Salah Satunya.
Puas menjelajahi UoY, kami lanjut ke kawasan York City Center. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Clifford Tower dan areal Museum of York. Clifford Tower merupakan bangunan bersejarah yang menjadi saksi perebutan pengaruh dan kekuasaan bangsa-bangsa jadul. Bangunannya mungkin tidak terlalu istimewa, namun prestisenya luar biasa sehingga menjadikannya obyek rebutan bagi bangsa atau pasukan yang ingin menaklukan kota York ini.
Clifford Tower

York Museum
Cuaca cerah berawan saat itu membuat kami semakin bersemangat melanjutkan explore kota York. Dari kawasan Clifford tower, kami lanjut ke Gereja Katedral terbesar kedua di UK yakni York Minster. Karena bertepatan dengan libur natal, toko-toko di sepanjang perjalanan menuju katedral ini tutup. Tidak ada aktifitas jual beli yang terlihat. Tutupnya toko-toko di kawasan ini membuat suasana Natal sangat terasa sekali disini.
Shambles Market, Lengang.

At Shambles Market
Sesampai di York Minster aku merasa takjub akan ukuran dan kekayaan arsitektur bangunan ini. Bangunan ini berukuran sangat besar dan tinggi menjulang serta dilengkapi dengan patung-patung dan dihiasi detail-detail tingkat tinggi. Pesona gereja ini mampu membuat pengunjung berlama-lama memandangi dan mengagumi salah satu kekayaan arsitektur utama di kota ini. Kami cukup beruntung karena pada hari itu York Minster dibuka untuk umum dan pengunjung tidak dipungut biaya. Dari bagian dalam gedung, aku semakin kagum dengan interior yang ada. Pilar-pilar kokoh dan tata cahaya yang sedemikian rupa membuat siapapun yang berada di dalamnya mengagumi dan turut merasakan nuansa yang berbeda. Di dalam Gedung ini terdapat beberapa kapel dan beberapa makam sejumlah tokoh di York. Namun Karena ada larangan untuk mengambil gambar, aku tidak bisa mengabadikan keadaan dan suasana di dalam gereja yang indah dan megah tersebut.
Megahnya York Minster, Katedral Terbesar Kedua di UK

At York Minster
Selepas dari York Minster, aku diajak ke kawasan pasar kuno. Namun karena saat itu sedang Christmas holiday, tidak ada aktifitas jual beli yang terlihat, padahal dari informasi mas Emshofa, pada hari biasa kawasan ini sangat ramai oleh pengunjung dan penjual aneka barang.
Mas Emshofa, Tuan Rumah Pelesir in York
Dari pasar kuno, aku lanjut menuju ke York Museum Gardens. Museum Gardens ini merupakan taman yang dipenuhi dengan kekayaan flora yang indah. Namun sayangnya hari itu Museum Gardens juga tidak menerima pengunjung imbas dari hari libur Natal. Kami tidak bisa menikmati keindahan lokasi ini dan harus puas mengambil foto-foto dari sisi luar Museum Gardens.
Di Sisi Sungai Ouse
Masih banyak lokasi yang bisa di explore di kota ini diantaranya York City Wall. Bangunan ini merupakan tembok yang dibangun mengelilingi kota York dengan tujuan untuk melindingi kota York dari serangan pihak luar atau asing. Bangunan ini cukup panjang dan dibeberapa titik dilengkapi dengan gardu pandang.  Dari tembok megah ini pemandangan kota York dapat dilihat dari lokasi yang cukup tinggi sehingga memungkinkan pangunjung lebih puas dan leluasa melihat segala penjuru kota.
Dapet Semua, City Wall dan York Minster
Cukup jauh dan lama kami explore kota York hari itu hingga tibalah saatnya kami  beristirahat. Setelah semalam lagi aku numpang nginap, keesokan harinya aku kembali ke Notts. Dari rumah kontrakan mas Emshova ke lokasi pemberangkatan bus, kami menyusuri city wall dalam suasana pagi yang cerah. Explore York berakhir ketika bus yang akan mengantarkanku ke Notts berangkat meninggalkan kota penuh sejarah ini. 
Menyusuri York City Wall di Pagi Hari
Mempunyai banyak teman di berbagai kota tentunya akan sangat membantu kita dalam menyusuri lokasi yang ingin kita tuju. Selain itu informasi dari teman akan sangat berharga bagi kita terutama untuk mengetahui kebiasaan atau apa yang bisa dilakukan di kota tersebut. Lebih baik lagi jika teman kita mau menjadi guide agar waktu yang kita alokasikan dapat tereksekusi dengan baik. Maka dari itu perbanyaklah teman, dan kalau sudah banyak, tambah lagi.

Rabu, 27 Juni 2018

Edensor, Populer di Indonesia Karena Andrea Hirata

Letak kota Nottingham sangat strategis karena berada di bagian tengah pulau Inggris. Dari kota ini, jarak ke kota-kota utama yang lain dapat ditempuh dalam waktu yang relatif lebih singkat. Selain itu, tidak jauh dari kota ini juga terdapat kawasan wisata Peak District. Kawasan ini didominasi oleh pemandangan indah perbukitan yang diselimuti pohon-pohon rindang yang akan memanjakan mata. Ada banyak kota atau lokasi wisata di kawasan yang luas ini, salah satunya adalah Edensor. Berikut ini merupakan catatan ketika aku dan teman se-rumah berlibur bersama ke Edensor.
A Perfect Day in Edensor


Aku dan teman se-rumah berangkat pukul 09.00 pagi, waktu dimana diskon khusus rombongan mulai berlaku. Dengan hanya membayar 13 pounds, kami dapat all day tiket untuk 5 orang dengan menggunakan bus dari provider Trent Barton. Bus yang pertama kami gunakan saat itu adalah Indigo dengan rute Nottingham Derby. 
Pagi di Derby, Dingin dan Sepi
Pukul 10 lewat, kami sampai di Kota Derby dan segera mencari informasi jadwal bus menuju ke tujuan selanjutnya. Karena jadwal bus berikutnya masih lama, kami sempatkan untuk melihat-lihat pemandangan di sekitar Derby bus station. Ada sungai yang jernih dan sekumpulan merpati, angsa, dan hewan bangsa avian lainnya. Seru sekali bercengkerama dengan hewan-hewan ini karena mereka tidak takut dan justru familiar dengan keberadaan manusia.
Merpati di Sisi Sungai 
Ketika jadwal bus Ones yang akan membawa kami semakin dekat, kami segera menuju ke lokasi bay pemberangkatan. Bus yang membawa kami saat itu adalah Ones rute Derby-Bakewell dengan tujuan kota Matlock. Perjalanan menuju Matlock ini melewati beberapa pemukiman penduduk yang berselang-seling dengan hamparan rumput serta perbukitan yang dipenuhi pepohonan. Kontur pegunungan yang naik turun menjadikan perjalanan ini makin mengesankan.
Sekumpulan Merpati dan Sisa-Sisa Musim Dingin di Derby
Sekitar 30 menit kemudian kami sampai di kota Matlock. Kota ini merupakan kota wisata yang mempunyai banyak spot indah di beberapa tempat. Ada juga kawasan wisata  yang dipenuhi dengan kafe-kafe dan toko souvenir. Di tempat ini banyak pengunjung yang menikmati sinar matahari terang dan hembusan udara sejuk serta pemandangan yang menyegarkan mata.
Tipikal Rumah di Sepanjang Jalan Menuju Edensor
Dari Matlock station kami lanjut naik bus 217 untuk menuju ke Chatsworth Castle, lokasi yang berdekatan dengan Edensor. Rute Bus 217 dari Matlock menuju Chatsworth melewati jalan yang menawarkan pemandangan yang lebih mengesankan. Lebih sedikit pemukiman yang dilewati dan semakin banyak areal hijau baik padang rumput maupun hutan yang dilalui. Jalur yang dilewati juga semakin curam dan sempit. Pukul 11 lebih kami sampai di Chatsworth. Di lokasi ini terdapat beberapa bangunan yang berukuran besar dan sebuah taman yang sangat indah. Bangunan utama yang ada disini adalah Chatsworth Castle. Bangunan ini bagaikan istana dengan benteng kokoh di bagian depannya. Di sisi kanan gedung ini terdapat cafĂ© dan tempat penjualan souvenir, yang dilengkapi dengan air mancur di areal terbukanya.
Chatsworth Castle
Cafe dan Galeri Chatsworth
Sayangnya pada hari itu areal Chatsworth dan tamannya sedang direnovasi sehingga tidak menerima pengunjung. Dari informasi yang kami dapat areal itu akan dibuka beberapa hari ke depan. Weleh, eman banget. Tidak bisa masuk ke areal castle tidak masalah, masih ada pemandangan seru berupa sungai yang mengalir tenang dengan hamparan rumput sejauh mata memandang. Di atas sungai ini terdapat sebuah jembatan batu yang cantik dan terkesan kokoh. Lokasi jembatan ini sangat indah, impresif dan membuat kami betah berlama-lama disini. Dari sini, kami bisa dengan leluasa menikmati pemandangan ke segala penjuru. Chatsworth, indah nian.
Jembatan Batu nan Kokoh

Griya Tawang alias Gardu Pandang

Keindahan yang Haqiqi

Chatsworth di Musim Dingin yang Cerah
Tujuan utama kami berlibur hari itu adalah Edensor, desa kecil yang terkenal karena menjadi judul salah satu novel terkenal Andrea Hirata. Dari Chatsworth ke Edensor dibutuhkan sekitar 20 menit jalan kaki melewati jalan setapak melewati padang rumput yang luas dan hijau. Dari kejauhan puncak gereja St. Peter Edensor terlihat menjulang di bawah sinar terik mentari. Pemandangan yang indah dan menenangkan dari kejauhan. Kombinasi pepohonan hijau, rerumputan yang luas serta jalan yang sepi menjadikan pemandangan Edensor hari itu, sempurna.
Edensor 
Edensor menempati wilayah yang tidak terlalu luas dengan bangunan utama berupa gereja. Gereja ini sebenernya merupakan tipikal gereja di UK, namun sangat populer di kalangan pelajar dan pembaca novel di Indonesia. Gereja St. Peter ini berada di tengah-tengah pemukiman Edensor yang hari itu sangat sepi dan tenang. Gereja ini terlihat semakin cantik karena saat itu musim semi dimana banyak bunga Daffodyl tumbuh bebas. Di gereja ini juga terdapat areal pemakaman yang ditata dengan rapi sehingga tidak mengesankan angker.
St. Peter's Church Edensor
Puas melihat-lihat kampung Edensor, saatnya kami kembali ke Nottingham. Kali ini kami mengambil rute yang berbeda dengan saat kedatangan kami di lokasi ini. Kami naik bus menuju kota Bakewell. Kota Bakewell terkenal dengan pudingnya. Ada banyak toko yang menjual aneka jeni dan rasa pudding. Kota kecil ini terlihat tenang dengan lalu lintas kendaraan yang tidak terlalu ramai.
Mencoba Pudding dari Bakewell


Salah Satu Sudut Lorong di Kota Bakewell

Dari Bakewell, kami naik bus Ones menuju ke Derby untuk selanjutnya naik bus Indigo menuju Nottingham. Tiket bus Ones dan Indigo sudah termasuk dalam tiket gratis harian berombongan yang kami beli saat keberangkatan. Tentu saja harga tiket ini sangat murah dibanding pengalaman dan kesan yang kami dapat dari perjalanan ini.
Bagian Luar Edensor

Salah Satu Sudut Edensor
Salah satu faktor yang menentukan sukses atau tidaknya family trip di UK adalah cuaca. Faktor ini sangat penting karena agenda bisa menjadi berantakan jika cuaca tidak mendukung. Namun untungnya penyedia jasa weather prediction mempunyai tingkat keakuratan yang cukup tinggi dalam memprediksi cuaca dan suhu suatu lokasi. Hal ini pula yang mendukung kesuksesan kami dalam menikmati perjalanan ke Edensor, perjalanan yang mengesankan bersama keluarga Nottingham. Kesan yang akan teringat dalam waktu yang sangat lama.
Ingin Mengunjunginya Kembali Suatu Saat Nanti

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...