Selama
menempuh Pendidikan di UK, aku dua kali menyaksikan pertandingan the red devils Manchester United. Yang pertama pada saat
MU bertandang ke the Hawtorn kandang West Bromwich Albion. Pertandingan
tersebut merupakan pertandingan liga premier Inggris dengan hasil 2-0 untuk
kemenangan MU. Yang kedua adalah ketika MU berjuang dalam perempat final
European Cup melawan kesebelasan asal Belgia, Anderlecht. Berikut ini sekelumit
catatan perjalanan saat menonton laga yang kedua.
Pada
awalnya aku tidak mempunyai niat untuk menyaksikan laga MU di Old Trafford,
baik di liga maupun di kompetisi lainnya. Namun hal ini berubah ketika ada
teman yang menjual tiket yang sudah kadung dibelinya karena ada agenda lain.
Segera kusambar kesempatan tersebut. Selain harganya murah, hanya 18
Poundsterling, laga ini merupakan fase perempat final MU di Liga Europa. Yang
paling utama, pertandingan ini dihelat di Old Trafford, kandang MU. Dream comes
true. Tidak lama lagi kesampaian juga menonton MU di kandangnya.
|
Rejeki Anak Adoh Paran, Tiket Murah 18 Pound |
Pada hari H, tanggal 20 April 2017, aku berangkat menggunakan kereta East Midland dari Nottingham Station dengan
tujuan Piccadily Station. Perjalanan memakan waktu selama kurang lebih 2 jam
dan tiba di Manchester pukul 10 waktu setempat. Aku sengaja berangkat pagi dari
Nottingham agar punya banyak waktu untuk explore kota Manchester. Ada banyak
lokasi yang bisa dikunjungi di Kota ini antara lain National Football Museum,
Manchester Cathedral, Manchester Library serta City Centre. Selain itu aku
berangkat pagi karena harus mengambil tiket pertandingan terlebih dahulu yang
dipegang oleh salah satu kolega di UK.
|
Patung Queen Victoria di City Centre Manchester |
Setelah
mengantongi tiket pertandingan, aku menuju lokasi terdekat yang bisa dikunjungi
dari posisiku saat itu, yakni Manchester Cathedral. Dari luar, ukuran gedung
gereja ini tidak terlalu besar atau megah. Namun pepohonan di sisi luar
Katedral ini sangat indah dan rindang. Tidak puas hanya melihat bangunan ini
dari luar, aku memberanikan diri masuk ke dalam katedral karena penasaran
dengan interior di dalamnya. Aku semakin kagum dengan karya arsitektur katedral
ini. Bagian interior gereja ditata dengan indah dan semakin menambah kesakralan
lokasi ibadah ini.
|
Bunga Mekar di Manchester Cathedral |
|
Suasana di Dalam Manchester Cathedral |
|
Manchester Cathedral |
Puas
melihat-lihat eksterior dan interior Manchester Cathedral, aku lanjut ke The
National Football Museum. Lokasinya sangat dekat dengan Katedral Manchester.
Mungkin 5 menit ngesot. Museum ini free admission alias gratis. Namun
pengunjung bisa berdonasi untuk membantu biaya operasional museum ini. Bagian
awal dari museum ini adalah piala FA dan Liga Premier Inggris. Disini
pengunjung bisa berfoto dengan kedua piala tersebut. Di area yang sama juga
terdapat replika jersey semua tim peserta kompetisi liga Inggris.
|
Replika Jersey Klub-Klub Sepakbola Liga Inggris |
|
Photo Session with Premier League Cup and FA Cup |
Naik ke
lantai dua, terdapat kronologis tentang permainan sepak bola. Versi museum ini,
permainan sepak bola berasal dari China dan berkembang dengan pesat sampai saat
ini. Lebih jauh museum ini menyimpan koleksi piala-piala yang pernah
diperebutkan oleh klub-klub sepak bola Inggris. Selain itu ada pula sejarah
mengenai pendukung-pendukung fanatik sepakbola serta hal-hal negatif yang
ditimbulkannya. Salah satunya adalah tragedy Heysel Belgia yang banyak menelan
korban jiwa.
|
Level yang Berbeda dari Fanatisme Sepakbola |
|
Sedikit yang Tersisa dari Tragedi Munich |
Beralih ke
bagian lain, terdapat sejarah lengkap mengenai penyelenggaran Piala Dunia.
Ruangan ini dilengkapi dengan reportase serta liputan mengenai hal-hal unik
dalam penyelenggaraan tiap Piala Dunia. Lebih jauh lagi, pada dinding kaca
salah satu sisi bagian dalam museum ini dipatrikan nama-nama klub pemenang Liga
Champions Eropa.
Lantai
teratas di museum ini dikhususkan untuk mengingat sejarah penyelenggaraan piala
dunia tahun 1966 di Inggris. Sebagai informasi, pemenang piala dunia edisi
tersebut adalah Inggris yang membukukan kemenangan melawan Jerman Barat.
Karena edisi khusus piala dunia Inggris, banyak sekali informasi dan
pernik-pernik yang ditampilkan di museum ini. Melihat ruangan ini dan
koleksinya, masih terasa sekali euforia atas keberhasilan Inggris dalam meraih
Piala Dunia satu-satunya tersebut.
Puas
mengunjungi museum ini, aku beralih mencari lokasi makan siang bekal yang aku
bawa dari Notts, nasi, mie goreng dan telur mata sapi. Karena capek puter-puter buat
nyari tempat, akhirnya aku putuskan untuk makan siang di area terbuka. Cuek aja
walo banyak orang lalu Lalang. Ga ada yang kenal juga :P.
|
Exchange Square, Tempat Makan yang Ramai :p |
Lokasi
berikutnya yang aku tuju adalah Rylands Library, gedung perpustakaan hibah dari
dermawan Manchester. Kebetulan sekali saat itu aku ketemu dengan 2 orang teman
sesama penerima beasiswa Spirit yang akan menyaksikan pertindangan yang sama.
Selanjutnya kami bertiga menuju ke Rylands Library. Library ini terbilang megah
dengan koleksi yang luar biasa banyak. Library ini juga tenang dan cocok
sebagai lokasi alternatif jika mahasiswa disini ingin mencari suasana baru atau
suasana tenang.
|
Salah Satu Sudut Rylands Library dan Koleksinya |
|
Lorong yang Menakjubkan di Rylands Library |
Karena
waktu pertandingan masih lama, kami putuskan untuk mencari lokasi lain untuk
dikunjungi, dan pilihannya jatuh ke Etihad stadium, kandang Manchester City.
Lokasi stadion ini tidak terlalu jauh dari pusat kota. Dengan sekali naik bus,
kami bertiga sampai di stadion rival sekota MU ini. Suasana stadion ini saat
itu sedang sepi karena sedang tidak ada jadwal pertandingan. Stadion ini
terlihat unik karena bentuk pilar dan atapnya yang khas. Tidak terlalu lama
kami disini. Setelah mengambil beberapa foto dan menikmati suasana luar
stadion, kami putuskan untuk segera kembali ke city centre untuk selanjutnya
langsung menuju Old Trafford.
|
Etihad Stadium, Where the Future Awaits (Kata Pendukungnya) |
|
Salah Ndiri Naruh Lambang di Lantai, Gw Injek Lah |
Sesampai di
Old Trafford, suasana stadion sudah cukup ramai oleh para pendukung MU. Warna
merah mendominasi atribut yang dipakai oleh para pendukung MU. Karena pintu
stadion masih belum dibuka, kami putuskan untuk melihat-lihat sekitaran
stadion. Selain bagian depan stadion kami juga sempat ikut antri untuk melihat
kedatangan pemain dari kedua kesebelasan. Namun karena tidak sabar ingin segera
masuk stadion, kami urungkan niat untuk ikutan menyambut pemain tersebut.
|
Old Trafford, Where History Are Made |
Sebelum
masuk stadion, pengunjung diperiksa dengan ketat oleh petugas. Barang-barang
seperti botol air minum, senjata tajam, bahan peledak dan mantan dilarang
dibawa masuk. Barang-barang tersebut dikuatirkan dapat memicu keributan atau
kenangan.. wkwkwkwk.
|
Satuan Pengamanan Stadion. Keren di atas Kuda Putih |
Selepas
melewati pemeriksaan petugas, kami langsung mencari lokasi duduk masing-masing
dan menunggu pertandingan dimulai. Old Trafford memang stadion yang luar biasa.
Megah, besar, rapi dan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi siapapun yang
menyaksikan pertandingan disini. Karena tiketnya jenis rombongan dan berharga
murah, aku kebagian tempat duduk di sisi ujung atas stadion. Lumayan dekat dengan
atap stadion. Hal ini bikin aku harus memicingkan mata buat memastikan siapa
saja pemain yang sedang berlaga. Walopun demikian aku bangga, bersyukur dan bahagia
bisa menyaksikan langsung MU berlaga di kandangnya.
|
Pertarungan Perempat Final Piala Eropa, MU vs Anderlecht |
Pertandingan
segera dimulai, pemain kedua tim melakukan pemanasan sebelum pertandingan.
Announcer juga mengumumkan para pemain yang akan berlaga. Setiap nama pemain MU
disebut, pendukung MU bersorak. Sebaliknya, ketika nama-nama pemain Anderlecht
disebut, pendukung MU serempak berteriak huuuuu…. Benar-benar atmosfer yang
seru.
Kick off
dimulai. Pemain kedua tim saling serang untuk meraih kemenangan. Pertandingan
berjalan seru. Aksi-aksi brilian Jese Lindgard beberapa kali mendapat aplaus
dari penonton karena dribelnya berhasil menembus pertahanan lawan.
Gool…
berawal dari tusukan dari sisi pertahanan lawan, Henrik Mkhitaryan berhasil
menyarangkan bola ke gawang Anderlecht.
Gol yang disambut gemuruh pendukung MU. Namun pertandingan masih belum
berakhir. Anderlecht membalas melalui gol pemainnya. Kedudukan menjadi imbang
1-1 dan kedudukan tersebut tidak berubah sampai peluit panjang babak kedua
dibunyikan wasit. Pertandingan harus dilanjutkan dengan 2 x 15 menit babak
tambahan. Untungnya pada babak tambahan ini MU berhasil menyarangkan satu gol
lagi melalui Marcus Rashford. Gol yang membawa MU lolos ke semi-final piala
Europa. Kemenangan ini tentu saja membuat aku lega karena MU menang
dikandangnya dan melaju lebih jauh di kancah piala Europa.
|
Seusai Pertandingan. Puas dan Bahagia |
Setelah
pertandingan berakhir aku menunggu suasana stadion sepi sebelum keluar stadion.
Di luar stadion, ribuan pendukung MU pulang dengan perasaan lega dan bahagia
karena tim kesayangannya menang.
Malam itu
aku dan 2 orang temanku numpang nginep di rumah kontrakan teman sesama penerima beasiswa
Spirit di Manchester. Lumayan, mengirit pengeluaran. Dan syukurnya, rumahnya cukup
untuk kami tempati.
Berbeda
dengan saat keberangkatan, aku pulang menggunakan Natex. Perjalanan pulang ini
merupakan bonus buatku karena aku bisa menikmati pemandangan danau dan kawasan
perbukitan yang ditumbuhi ilalang. Awan tebal memayungi hamparan luas ini membuat
pemandangan menjadi adem. Setelah sempat transit sebentar di Sheffield, coach
yang membawaku dari Manchester sampai di Notts sekira pukul 11 waktu setempat.
|
Transit di Sheffield Bus Station |
Namanya
rejeki emang ngga kemana. Aku termasuk salah satu fans MU dan dulu pernah berharap
suatu saat bisa menyaksikan tim ini berlaga secara langsung. Alhamdulillah
akhirnya keinginan ini terwujud dengan cara yang tidak disangka-sangka. Dapat
tiket murah, di Old Trafford, di tribun pendukung MU dan tim yang aku dukung
menang bahkan jadi juara kompetisi ini. Oh bahagianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar