Senin, 27 Juli 2020

Luzern, Beyond my Expectation

Swiss bagi saya merupakan negara yang penuh dengan kejutan. Utamanya terkait dengan pemandangannya yang sangat indah. Dari beberapa tempat yang memberikan kejutan tersebut, Luzern adalah yang kejutannya paling menyenangkan.
A Compact View From Luzern
Kota Luzern dalam agenda perjalanan ini adalah kota transit untuk menuju ke Titlis. Dengan menempatkannya sebagai kota transit, rencana awalnya kota ini akan dilewati sambil lalu setelah petualangan Titlis selesai. Dengan begitu, saya tidak berekpspektasi terlalu tinggi terhadap kota ini. Pengalaman pada saat menjelajahi kota Basel beberapa hari sebelumnya membuat saya berpikir realistis bahwa tidak semua tempat menawarkan pemandangan indah dan suasana yang menyenangkan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, karena ekspektasi saya tidak terlalu tinggi justru kota ini memberikan kesan yang sangat menyenangkan. kota ini menyita perhatian saya dengan tata lokasinya yang rapi, banyak bangunan cantik, terdapat danau yang indah dengan latar belakang pegunungan menghijau, dan yang paling ikonik adalah jembatan kayu di tengah danau yang mengagumkan. Berikut ini merupakan tempat-tempat yang saya kunjungi di Luzern dan sedikit catatan saya tentang lokasi-lokasi tersebut. 
Perpaduan Nuansa Klasik Dengan Sentuhan Modern

Luzern Old Town
Tidak jauh dari lokasi stasiun Luzern terdapat sebuah kawasan pertokoan yang dikenal dengan Luzern old town. Kawasan ini cukup luas dan penuh dengan tenant berbagai macam jenis barang. Mulai dari pakaian, aksesoris perhiasan dan peralatan penunjuk waktu. Saya sangat suka suasana di old town ini karena memadukan sisi modern dan sisi klasik pada satu tempat. Sisi klasik diwakili oleh tampilan luar bangunan pertokoan serta jalan berpaving khas Eropa. Adapun sisi modern diwakili oleh tenant dan gerai pertokoan barang-barang branded yang interiornya ditata dengan apik. Satu hal lagi yang membuat tempat ini mengesankan adalah kebersihannya yang terjaga. Tidak terlihat sampah berserakan atau barang-barang rongsokan yang bergeletakan. Sepi banyak toko tutup, jam bezuk sudah lewat kaka..
Indah di Kala Senja
Danau Luzern
Bagi saya danau ini merupakan daya tarik utama wisata di kota ini. Danau ini terlihat luas namun masih terlihat sisi seberangnya. Pemandangan sisi seberang inilah yang sangat cantik yakni berupa perbukitan menghijau yang puncaknya diselimuti awan serta disinari matahari senja. Bagi saya, berada ditempat ini pada saat senja tiba adalah sebuah momen yang sangat “mahal”. Saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pergi ke café dan memesan makanan atau minuman untuk dapat view bagus, cukup duduk ngesot di sisi danau ini sudah terasa sangat menyenangkan. Dan ngesot inilah yang saya lakukan untuk waktu beberapa lama. Suhu sore itu sejuk dan menyegarkan. Adapun cuaca pada hari itu cerah berawan mulai pagi sampai malam tiba. Cuaca ini rupanya berpengaruh pada experience saya. Saya merasa bahwa Luzern terlihat lebih indah dan suasana kotanya menyenangkan dibanding Basel dan Zurich.
Sisi Yang Lain dari Danau Luzern
Di sisi yang lain dari danau ini, view yang ditawarkan tak kalah menarik. Ada gedung-gedung megah dengan arsitektur yang menawan yang mempercantik pemandangan. Selain itu banyak pula kapal-kapal yang bersandar di beberapa titik danau. Kapal-kapal ini menjadikan pemandangan dan suasana danau menjadi semakin semarak. Benar-benar suasana yang menyenangkan.
Patung Singa Bersedih
Lowendenkmal
Tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi lokasi bersejarah pada suatu kota. Saya cukup beruntung bisa mengunjungi sebuah lokasi yang menyimpan nilai historis di kota ini yakni Lowendenkmal. Lowendenkmal adalah monument berupa patung yang dipahat pada sebuah bukit batu. Patung ini menggambarkan seekor singa jantan yang bersedih dan terluka.
Sebagai informasi, monument patung bersedih ini dipahat pada tahun 1820 hingga 1821 untuk mengenang pembantaian tentara pengawal Swiss oleh kaum revolusioner Perancis. Pembantaian ini terjadi di Perancis ketika Swiss Guard mengawal King Louis XVI yang akan melarikan diri keluar dari Istana Tuileries.
Pada saat saya mengunjungi lokasi ini, saya belum mengetahui latar belakang pembuatan patung ini. Meski begitu komplek monument ini  sudah membuat saya bergidik. Pahatan dengan detail yang tinggi menjadikan ekspresi patung singa ini memunculkan aura kesedihan yang mendalam.
Pemandangan yang Sangat Berkesan @Luzern
Kapellbruckke
Jika danau Luzern adalah daya tarik utama, maka bangunan ini adalah ikon paling terkenal dari kota ini. Jembatan kayu yang melintasi kali Reus ini menarik minat banyak sekali wisatawan untuk melihatnya. Lokasi jembatan ini sangat strategis karena berada di dekat sisi danau dan tidak jauh dari lokasi stasiun Luzern. Pada satu sisi titik tengah jembatan terdapat sebuah menara kuno yang bentuknya unik. Temboknya tersusun dari tumpukan bata kokoh dengan bentuk atap runcing.
Kokoh nan Anggun

Jembatan kayu dan menara ini sangat istimewa karena detail bangunannya dibangun dengan memperhatikan dan menggabungkan estetika dan fungsi. Untuk mempercantik pemandangan, di sepanjang sisi kanan dan kiri jembatan dilengkapi dengan bunga-bunga indah. Menghabiskan senja di temppat ini terasa sangat menyenangkan karena terdapat pemandangan ikonik, suasana kota yang ramai pengunjung serta suhu dan cuaca yang ideal.
Puncak Menara Tersinari Senja @Curch of St. Loedegar Luzern

Gereja St. Leodegar.
Gereja katolik Roma ini berlokasi tidak jauh dari sisi Danau Luzern. Gedung gereja ini berdiri megah dengan dua menara yang menjulang tinggi mengapit sisi depan gereja yang dilengkapi dengan sebuah jam dinding berukuran besar. Saat yang paling berkesan bagi saya adalah ketika dua menara gereja ini disinari matahari senja. Pemandangannya begitu menenteramkan. Di dekat lokasi gereja ini terdapat café-café cantik dan stand-satnd penjual souvenir seperti magnet kulkas dan kartu pos. Harga souvenir di tempat ini relatif murah dan layak untuk dibawa sebagai oleh-oleh.
a  Wonderful Afternoon at Luzern Switzerland
Kota Luzern bagi saya merupakan kota dengan panorama wisata yang lengkap. Ada danau yang sangat indah, bangunan-bangunan klasik yang mempesona serta kawasan perbelanjaan yang lengkap. Suasana kota ini juga nyaman dan terkesan santai. Jarak antar tempat wisata juga tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan pesona yang ditawarkan serta sarana pendukung yang lengkap, saya sangat merekomendasikan bagi anda yang mau berkunjung ke Swiss untuk memasukkan kota ini dalam agenda tujuan wisata.

Zurich: Perubahan Suasana Hati Mengikuti Perubahan Cuaca

Tidak salah jika Swiss menjadi tujuan utama wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk menikmati keindahan alamnya yang luar biasa. Segala sarana dan prasarana untuk menunjang kemudahan turis dalam berkunjung ke Swiss terlihat digarap dengan serius. Mulai dari transportasi, akomodasi hingga jasa-jasa lain tersedia dan dalam kondisi yang sangat layak.
Zurich di Malam Hari

Salah satu kota yang menunjukkan betapa Swiss sangat serius menggarap wisata sebagai daya tarik utama adalah Zurich. Kota ini mempunyai banyak sekali lokasi tujuan wisata. Karena itu, di kota ini, jalur transportasi diatur secara rapi dan dengan jumlah yang memadai. Sebagai contoh, terdapat jalur tram dan bus kota berbagai jurusan bahkan hingga ke suburban. Setidaknya hal itu yang kesan yang saya dapat selama satu hari penuh explore kota ini. 
Salah Satu Sudut Stasiun Zurich

Saya datang ke kota ini dari Basel pada pagi hari waktu setempat. Saya langsung terkesan dengan pemandangan Stasiun Zurich yang sangat luas dan megah. Stasiun ini terlihat jauh lebih modern dibanding dengan stasiun Basel. Selaian itu, suasana stasiun ini sangat ramai baik oleh penumpang maupun orang yang beraktifitas di stasiun ini.
Berbeda dengan kesan saya pada saat berada di stasiun, kota Zurich pagi itu menyambut dengan gerimis berkepanjangan. Saya merasa agak kurang beruntung saat itu. Suasana pagi itu agak muram, dingin, lapar, gerimis dan langit gelap. Kombinasi yang pas yang bisa membuat rencana hari itu berantakan. 
Mendung Menggelayut di Langit Zurich

Saya kemudian menyingkir sebentar sambil menikmati sarapan di toko fastfood setempat sambil berharap cuaca segera membaik. Namun sayang, harapan tinggal harapan, hujan tidak kunjung berhenti. Sayapun akhirnya nekat menembus hujan. Tujuan awal di Zurich adalah University of Zurich. Untuk mencapai lokasi ini harus menaiki bukit yang cukup terjal dengan berjalan kaki. Sebenarnya ada kereta yang melayani penumpang ke kampus, namun hari itu kereta dimaksud sedang tidak beroperasi. 
Universitat Zurich Zentrum
Gedung utama kampus ini terlihat begitu megah. Di depan gedung ini terdapat sebuah lahan lapang yang sangat luas. Dari area lapang kampus ini dapat dinikmati pemandangan kota Zurich dari ketinggian. Sampai saat itu cuaca masih mendung dan gerimis. Dalam kondisi seperti ini pemandangan kota Zurich bagi saya menjadi kurang menarik. 
Pemandangan Zurich dari Universitas Zurich

Selepas mengunjungi kampus, saya kemudian melewati jembatan menuju ke Lindelof, di sisi seberang Linmat yang saya anggap sebagai kanal Zurich. Tempat Ini merupakan salah satu spot yang berlokasi di ketinggian bukit yang menawarkan view yang bagus dan strategis. Dari sini Linmat terlihat sangat jernih dan sesekali dapat disaksikan kapal wisata melintasi danau.
Gloomy Day in Linmat

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke dermaga danau Zurich. Perjalanan menyusuri sudut-sudut kota ini membuat saya sangat bersyukur karena jalanan kecil yang saya lalui terasa “Eropa banget”. Jalan ini disusun dari paving yang khas dan rapi serta tidak terlalu lebar. Ada kawasan pertokoan di sisinya, café-café yang cantik, serta gedung-gedung berarsitektur unik. Untungnya cuaca saat itu mulai cerah walau masih berawan. Kondisi ini lebih baik untuk menikmati Zurich lebih lanjut.

Menyusuri Jalan Setapak di Zurich
Lokasi Nongki Instagrammable
Setelah beberapa lama saya sampai di dermaga Zurich. Danau ini sangat luas dengan view pegunungan di sisi kanan dan gedung-gedung di sisi kiri danau. Ada banyak burung-burung yang berkeliaran bebas di pinggiran danau ini. Suasana saat itu di tepi danau ini sangat menenteramkan. Cuaca saat itu tidak terlalu gelap dan suhunya saya rasakan nyaman tidak terlalu dingin. Di sekitaran dermaga ini juga terlihat banyak sekali wisatawan. Ada yang sekedar melihat-lihat dan ada juga yang bersiap menyusuri danau Zurich menggunakan kapal feri.
When in Zurich

Perahu dan Burung-Burung Liar di Danau Zurich
Pada saat jam makan siang, saya kembali ke arah stasiun Zurich. Dari stasiun ini saya lanjut ke lanjut ke Taman Platzspitz. Lokasi ini merupakan sebuah taman di Zurich yang terletak di sebelah Museum Nasional Swiss. Taman ini berukuran cukup luas, super bersih dan rapi. Taman ini termasuk istimewa karena diapit dua aliran sungai yang berasal dari Danau Zurich. Pada musim summer, bunga tidak banyak terlihat dan dedaunan pada pohon didominasi warna hijau. Which is biasa only. Di taman ini, saya berjalan kaki di antara pepohonan menghijau sampai ke ujung taman dan kembali lagi sambil menyusuri sisi sungai.
Platzspitz

Dari lokasi taman ini, saya kembali ke danau Zurich namun kali ini ke sisi yang berbeda, lebih mendekat ke arah air mancur. Karena lokasinya cukup jauh, saya menggunakan moda transportasi tram untuk menuju ke stasiun yang paling dekat dengan air terjun ini. Dari stasiun ini saya lanjut dengan jalan kaki ke lokasi dan sempat melewati museum FIFA serta gedung-gedung cantik lain.
Suasana Jalur Tram di Zurich
Sebelum sampai ke lokasi yang saya tuju, saya sempat melewati Arboretum Zurich yakni taman dan areal hijau yang luas. Lokasinya beradda di sisi danau Zurich. Penataan arboretum ini sangat cantik dan bersih. Sungguh beruntung warga kota ini karena bisa menikmati pemandangan seperti ini gratis setiap saat mereka mau.
Arboretum Zurich dan Pub di Tepi Danau

Petang itu, air mancur danau Zurich menjadi tempat saya nongkrong untuk waktu yang lumayan lama. Di tempat ini air terjun ini memberikan atraksi yang memukau background view kota Zurich dari sisi seberang. Suasana semakin lama semakin gelap, namun air mancur Zurich justru semakin seru beratraksi. Konfigurasi air mancur bervariasi ini ditambah dengan pencahayaan yang semakin menambah seru pemandangan malam itu. Menyaksikan senja sambil menikmati suasana yang menenangkan di Zurich adalah suatu memori yang tidak akan mudah terlupakan.
Air Mancur Di Danau Zurich

Zurich adalah contoh dimana suatu petualangan diawali dengan hari yang murung dan berakhir dengan sangat mengesankan. Dimulai dengan cuaca hujan dan diakhiri dengan perasaan puas karena telah menjelajah begitu banyak lokasi dalam sehari. Begitupun hidup, kadang di awal proses, ada perasaan ragu dan enggan yang melanda. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan semakin kuatnya tekat, mungkin saja endingnya akan sesuai dengan yang kita harapkan. Just don’t give up too soon.

Salah Satu Sudut Malam di Kota Zurich

Petualangan Yang Terlalu Larut di Basel

Dulu sekali, saya tidak pernah bermimpi atau sekedar membayangkan akan mengunjungi sebuah negara yang indah seperti Swiss. Saya cukup puas bisa mengagumi keindahan negara ini dari foto-foto dan video di internet. Beasiswa Spirit 2016 memberikan saya lebih dari yang saya harapkan. diantaranya adalah kesempatan mengunjungi tempat-tempat indah dan terkenal. Dan Swiss merupakan salah satu tempat yang akan selalu saya ingat karena tempat yang luar biasa indahnya.

Suatu Senja di Kota Basel

Basel adalah kota pertama yang saya kunjungi di Swiss. Alasannya, karena sedang ada promo harga tiket penerbangan ke kota ini. Saya tida di kota ini melalui penerbangan dari Nottingham UK dan mendarat di sebuah bandara yang posisinya sangat unik karena menjadi pintu gerbang masuk ke tiga negara yakni, Basel di Swiss, Mullhouse di Perancis dan Freiburg di Jerman.

Kesan saya terhadap kota ini adalah suasananya yang sepi. Tidak terlalu banyak pengunjung atau warga yang terlihat berlalu lalang. Suasana sepi ini terlihat sejak saya sampai di Stasiun kereta Basel. Suasana sepi juga terlihat pada lokasi pertama yang saya explore yakni Jembatan Wettstenbrucke. Jembatan ini membentang di atas sungai Danube dan terbilang lebar.

Calm

Dari jembatan ini, pemandangan sungai Danube dan view Kota Basel dapat dilihat sekaligus dengan pemandangan senja. Lokasi jembatan ini cukup strategis karena lansekap yang ditawarkannya cukup luas. Namun demikian pemandangan yang disajikan memang tidak terlalu spektakuler. Tidak heran jika di tempat ini tidak banyak pelancong terlihat.

Cuaca sore itu memang tidak terlalu bagus. Sedikit banyak cuaca ini mempengaruhi impresi saya atas kota Basel. Cuaca mendung ini mungkin juga menyebabkan tidak banyak pengunjung yang datang pada sore itu. Atau mungkin ada tempat lain yang lebih menarik. Mari lanjutkan petualangannya kalo begitu. 

Sepi

Dari jembatan Wettstenbrucke, explore dilanjutkan dengan menyusuri sisi sungai Danube. Selain jalur pejalan kaki, ada banyak taman kecil serta kursi-kursi yang tersedia untuk pengunjung yang akan beristirahat atau sekedar menikmati suasana. Tidak jauh dari walking area, terdapat pemukiman penduduk yang tertata rapi dan diselingi dengan pepohonan perindang.

Menyusuri sungai Rhine sore itu terasa menenangkan. Udara tidak terlalu dingin dan cukup nyaman dipakai untuk hang out. Setelah beberapa lama, saya sampai di jembatan lain yang mengarah ke arah city centre yakni Mittlere Brucke. Jembatan ini sedang dalam tahap renovasi dan menyisakan sedikit bagian untuk pejalan kaki. Pemandangan dari tempat ini lebih baik dibanding dari jembatan Wettstenbrucke. Banyak gedung-gedung yang arsitekturnya khas namun dalam berbagai ukuran. Selain itu lampu-lampu malam kota Basel semakin menyemarakkan suasana kota menjadi lebih berwarna.

Beranjak Malam

Tidak jauh dari jembatan ini lokasi city centre berada. Di city centre Basel terdapat sebuah lahan yang luas yang dikelilingi oleh gedung-gedung megah baik gedung perbelanjaan maupun gedung-gedung bersejarah. Di kawasan ini juga terdapat jalur pertemuan tram yang dapat dipakai untuk mengantarkan ke segala penjuru kota. Walaupun statusnya city centre, malam itu suasana di tempat ini sepi sekali. Hampir tidak ada kerumunan pengunjung yang terlihat. Selain itu, toko-toko di areal ini juga sudah pada tutup. Mungkin saya kemalaman explore lokasi ini. 

Senyap di City Centre

Suasana agak ramai baru terlihat di kawasan dekat Museum Kulture Basel dan di sekitar Stadt Casino utamanya di pub-pub setempat. Di dua kawasan ini juga terlihat banyak pelancong yang terlihat seperti habis mengikuti acara keramaian atau abis dugem. Whatever, akhirnya Basel menunjukkan vibe-nya sebagai salah satu kota terbesar di Swiss.

Sisa Keramaian di Museum Fur Geschichte
Sisa Keramaian di Kawasan Stadt Casino

Waktu setempat sudah menunjukkan waktu yang larut malam. Saatnya untuk istirahat. Arah balik yang saya lewati melewati Basel Munster, Katedral terbesar dan ikonik di Basel. Gedung katedral ini sangat megah dengan warna dominan merah. Selain katedral, saya juga melewati deretan bangunan dengan arsitektur khas Eropa. Waktu itu sudah larut malam dan sepi, suasana malam itu cenderung horor karena kebanyakan jendela gedung-gedung di sekitar Basel Minster dibiarkan terbuka.

Basel Munster 

Saya menginap selama satu malam di kota ini, tepatnya di sebuah hostel yang berlokasi dekat dengan stasiun Basel. Stasiun kereta ini lumayan menyita perhatian saya karena ada gambar berukuran besar di salah satu dindingnya. Gambar tersebut merupakan lukisan tiga tempat wisata utama di Swiss. Dilihat dari motif dan warnanya saya perkirakan jika gambar ini sudah sangat lama sekali dan dipertahankan sebagai peninggalan bersejarah.

And... Action


Wien dan Belvedere Palace: Vibe Yang Terpatri Dalam Memori

Saya beruntung datang ke Wien pada saat musim dingin di kota Wien. Memang, pemandangan kota Wien jadi tidak secantik saat musim semi atau musim gugur. Namun keuntungannya adalah, tidak banyak turis yang terlihat berlalu-lalang. Bagi saya yang hobi fotografi dengan view “zero-human” pemandangan semacam ini sangat saya syukuri. Pemandangan gedung-gedung atau alam tidak “terganggu” dengan adanya obyek tambahan berupa manusia kecuali saya sendiri. 😁

Winter in Wien

Saya explore kota Wien sejak pagi hari dengan maksud supaya banyak lokasi yang bisa saya eksplore. Satu momen yang akan selalu saya ingat adalah ketika saya sampai di stasiun tram bawah tanah dan melalui lorong yang tembus ke kawasan pusat kota Wien. Momen itu adalah saat-saat saya menaiki anak tangga stasiun dan perlahan menyaksikan pemandangan kota Wien yang mengagumkan. Ada sensasi excited yang teramat sangat yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di salah satu sudut kota ini. 

Vibe Pagi Yang Mengesankan di Vienna

Cuaca Wien pada saat itu cerah walau suhu udara terasa sangat dingin menusuk. Kondisi seperti itu masih ditambah hembusan angin cukup kuat. Kota Wien ini saya rasakan paling dingin dibanding kota-kota lain yang saya jabanin walau tidak banyak tumpukan salju terlihat.

Kota Wien penuh dengan bangunan indah dan megah. Namun sayangnya pada musim dingin, tidak ada bunga yang sedang mekar. Selain itu, kebanyakan pepohonan sedang tidak berdaun. Namun hal ini justru membuat pemandangan bangunan-bangunan ini menjadi istimewa buat saya. Sebuah konfigurasi menawan perpaduan musim dingin yang menusuk dengan kokohnya karya arsitektur perpaduan gaya klasik dan modern.

Wien di Kala Pagi

Secara berurutan berikut adalah lokasi yang saya explore dalam sehari yang berkesan di Wien.

Lokasi pertama adalah Volksgarten. Lokasi ini merupakan lokasi pertama yang saya explore karena paling dekat dengan stasiun Volkstheater. Di lokasi ini saya menikmati suasana pagi yang menusuk sambil mengagumi kemegahan gedung parlemen Austria. Pemandangan taman juga menyita perhatian saya. Taman ini terlihat rapi dengan sebuah kuil menawan yakni Theseus Temple di tengah area taman. Karena saat itu musim dingin sedang di masa puncaknya, banyak tumbuhan yang ditutup dengan pembungkus khusus untuk melindungi supaya daunnya tidak rontok. 

Gedung Parlemen Austria
 

Theseus Temple in Volksgarten Wien

Selepas dari Volksgarten saya beralih ke Sigmund Freud Park, sebuah taman yang luas yang didedikasikan untuk mengenang salah satu tokoh terkenal dalam bidang psikoanalisis dan filosofi. Di taman ini juga terdapat sebuah Gereja Gothic yang sangat megah. Sayangnya saat itu gereja ini sedang direnovasi sehingga tidak bisa diexplore lebih jauh.

Sigmund Freud Park

Dari taman ini saya menyusuri area sisi kanal sungai Donau dan menikmati suasana jalur transportasi di kota Wien yang rapi dan teratur. Sebuah suasana yang sangat mengesankan. Dari sini saya beralih ke lokasi selanjutnya yakni Innere Stadt. Innere Stadt merupakan kawasan yang sangat luas yang memadukan area perbelanjaan, kawasan kuliner, pedestrian, dan gedung-gedung bergaya klasik dan megah. 

Salah Satu Sudut Innere Stadt
Salah Dua Innere Stadt

Dalam suasana pagi yang cerah, suasana dan pemandangan kawasan Innere Stadt menumbuhkan vibe yang unik dari sebuah kota luar biasa. Oh iya, ada satu bangunan ikonik dari tempat ini yakni Katedral St Stephan. Bangunan ini sangat megah serta menjulang tinggi. Interior di dalamnya pun juga sangat mengagumkan. Sebuah katedral yang luar biasa. Sayangnya saya tidak bisa mengabadikan katedral ini dengan sempurna karena letaknya yang berdekatan dengan gedung-gedung lain.

Catahedral St. Stephan Wien

Dari Innere Stadt saya lanjut ke Wiener Stadpark melewati jalanan kota Wien. Cuaca saat itu sudah mulai gelap karena mendung. Suasana kota saya rasakan berubah menjadi lebih gloomy. Saya sebenarnya berharap agar cuaca tetap cerah agar dapat menikmati vibe kota Wien dengan sempurna. Apapun itu, the journey must go on.

Wiener Stadpark merupakan sebuah taman yang dilintasi sebuah sungai yang permukaannya membeku. Pemandangan ini merupakan sesuatu yang unik untuk saya karena sebelumnya saya hanya bisa melihat hamparan es di arena ice skating dadakan di mall. 

A Freezing River in A Gloomy Afternoon
Bangku Kosong di Wiener Stadpark
Di kawasan taman yang luas ini sebenarnya ada banyak spot yang indah. Ada kombinasi bunga yang tersusun rapi, danau-danau dengan aneka burung bebas, patung beberapa tokoh, jalan setapak yang nyaman dan jembatan yang fotogenik. Di anatar banyaknya spot tersebutm, salah satu spot yang menyita perhatian saya adalah Unsere Garten, perpaduan penataan taman yang cantik dan sebuah bangunan cantik sebagai latar belakangnya. Sayangnya dalam suasana mendung dan di tengah musim dingin yang menusuk, pemandangan taman ini terlihat kurang hidup. Pepohonan merangas dan bunga-bunga mati.
Unsere Garten

Dari taman ini saya menuju ke lokasi lain yang tak kalah menarik yakni Belvedere palace. Namun sebelum sampai ke lokasi ini saya melewati beberapa lokasi yang menyita perhatian saya, pertama patung Beethoven. Salut untuk seniman pembuat patung ini, karena saya merasakan aura berbeda saat berada di dekat patung ini. Selain itu saya sempatkan melihat satu area yang awalnya saya kira dibuat untuk untuk mengenang perjuangan tentara Austria dalam peperangan. Namun ternyata monument ini dibangun untuk mengenang para pejuang Rusia yang tewas dalam perang di Wien Austria yakni Soviet War Memorial. Dalam areal ini terdapat sebuah patung megah di atas sebuah tiang dengan latar belakang tiang-tiang setengah lingkaran. 

Beethoven Statue in Wien

Soviet War Memorial: Awalnya Saya Kira Monumen Pahlawan Austria

Setelah melewati tempat-tempat tersebut saya sampai di sebuah kompleks istana yang sangat luas. Istana ini dibangun pada abad 17 dan terdiri atas dua istana, Lower Beldevere dan Upper Beldevere, dua areal taman yang cantik dan luas serta beberapa bangunan pendukung.

Belvedere Palace: Majestic

Impresi saat pertama kali melihat Upper Beldevere adalah majestic! Megah, anggun, memukau dan luar biasa. Saya melihat istana ini dari kejauhan sebagai batas ujung dari taman yang luas di depan saya. Dari jarak yang masih cukup jauh ini pun saya seakan merasakan daya tarik luar biasa dari istana ini.

Musim Dingin Bunganya Gak Mekar Tapi Pengunjungnya Ga Rame 
Cuaca saat itu masih mendung lumayan gelap. Suasana ini menjadikan pemandangan istana Beldevere menjadi semakin dramatis. Taman yang luas ini memang tidak dalam kondisi optimalnya, dalam arti bunga-bunga sedang tidak tumbuh. Namun kondisi ini tidak mengurangi kekaguman saya terhadap istana ini. Di sisi lain saya juga merasa beruntung karena suasana sepi menjadikan saya leluasa mengambil foto dari berbagai sisi.

Belvedere Wien in Winter
Saya sungguh terkesan dengan suasana dan penataan kompleks istana ini. Satu-satunya hal yang mengganggu dalam explore kali ini adalah banyaknya crane yang berdiri di arah belakang istana ini. Crane-crane ini lumayan mengganggu pandangan, utamanya saat mencari sudut pandang yang pas untuk pengambilan foto.
Lower Palace and The Park

Upper Palace and The Fountain
Explore Istana Belvedere Wien merupakan agenda terakhir saya hari itu. Selepas mengexplore dan membeli souvenir dari istana ini, saya kembali ke penginapan untuk beristirahat dan mempersiapkan perjalanan panjang kembali ke Nottingham, UK.
Winter in Wien

Kota Wien dan terutama Istana Belvedere adalah salah satu kota dan landmark yang paling berkesan dalam perjalanan saya. Vibe tempat-tempat ini lumayan kuat intact dengan memori saya. Semoga catatan ini bisa menginspirasi siapapun untuk mewujudkan cita-citanya mengunjungi tempat-tempat indah di seluruh dunia sehingga dapat juga merasakan vibe yang pernah saya rasakan.

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...