Senin, 27 Juli 2020
Zurich: Perubahan Suasana Hati Mengikuti Perubahan Cuaca
Petualangan Yang Terlalu Larut di Basel
Dulu sekali, saya tidak pernah bermimpi atau
sekedar membayangkan akan mengunjungi sebuah negara yang indah seperti Swiss.
Saya cukup puas bisa mengagumi keindahan negara ini dari foto-foto dan video di
internet. Beasiswa Spirit 2016 memberikan saya lebih dari yang saya harapkan.
diantaranya adalah kesempatan mengunjungi tempat-tempat indah dan terkenal. Dan
Swiss merupakan salah satu tempat yang akan selalu saya ingat karena tempat
yang luar biasa indahnya.
Basel adalah kota pertama yang saya kunjungi di
Swiss. Alasannya, karena sedang ada promo harga tiket penerbangan ke kota
ini. Saya tida di kota ini melalui penerbangan dari Nottingham UK dan
mendarat di sebuah bandara yang posisinya sangat unik karena menjadi pintu
gerbang masuk ke tiga negara yakni, Basel di Swiss, Mullhouse di Perancis dan
Freiburg di Jerman.
Kesan saya terhadap kota ini adalah suasananya
yang sepi. Tidak terlalu banyak pengunjung atau warga yang terlihat berlalu
lalang. Suasana sepi ini terlihat sejak saya sampai di Stasiun kereta Basel.
Suasana sepi juga terlihat pada lokasi pertama yang saya explore yakni
Jembatan Wettstenbrucke. Jembatan ini membentang di atas sungai Danube dan
terbilang lebar. Dari jembatan ini, pemandangan sungai Danube dan
view Kota Basel dapat dilihat sekaligus dengan pemandangan senja. Lokasi
jembatan ini cukup strategis karena lansekap yang ditawarkannya cukup luas. Namun
demikian pemandangan yang disajikan memang tidak terlalu spektakuler. Tidak
heran jika di tempat ini tidak banyak pelancong terlihat. Cuaca sore itu memang tidak terlalu bagus.
Sedikit banyak cuaca ini mempengaruhi impresi saya atas kota Basel. Cuaca
mendung ini mungkin juga menyebabkan tidak banyak pengunjung yang datang pada
sore itu. Atau mungkin ada tempat lain yang lebih menarik. Mari lanjutkan
petualangannya kalo begitu. Dari jembatan Wettstenbrucke, explore dilanjutkan
dengan menyusuri sisi sungai Danube. Selain jalur pejalan kaki, ada banyak
taman kecil serta kursi-kursi yang tersedia untuk pengunjung yang akan
beristirahat atau sekedar menikmati suasana. Tidak jauh dari walking area,
terdapat pemukiman penduduk yang tertata rapi dan diselingi dengan pepohonan
perindang. Menyusuri sungai Rhine sore itu terasa
menenangkan. Udara tidak terlalu dingin dan cukup nyaman dipakai untuk hang out.
Setelah beberapa lama, saya sampai di jembatan lain yang mengarah ke arah city
centre yakni Mittlere Brucke. Jembatan ini sedang dalam tahap renovasi dan menyisakan sedikit
bagian untuk pejalan kaki. Pemandangan dari tempat ini lebih baik dibanding
dari jembatan Wettstenbrucke. Banyak gedung-gedung yang arsitekturnya khas
namun dalam berbagai ukuran. Selain itu lampu-lampu malam kota Basel semakin
menyemarakkan suasana kota menjadi lebih berwarna. Tidak jauh dari jembatan ini lokasi city centre
berada. Di city centre Basel terdapat sebuah lahan yang luas yang dikelilingi
oleh gedung-gedung megah baik gedung perbelanjaan maupun gedung-gedung
bersejarah. Di kawasan ini juga terdapat jalur pertemuan tram yang dapat
dipakai untuk mengantarkan ke segala penjuru kota. Walaupun statusnya city
centre, malam itu suasana di tempat ini sepi sekali. Hampir tidak ada kerumunan
pengunjung yang terlihat. Selain itu, toko-toko di areal ini juga sudah pada
tutup. Mungkin saya kemalaman explore lokasi ini. Suasana agak ramai baru terlihat di kawasan dekat
Museum Kulture Basel dan di sekitar Stadt Casino utamanya di pub-pub setempat. Di dua kawasan ini juga terlihat
banyak pelancong yang terlihat seperti habis mengikuti acara keramaian atau
abis dugem. Whatever, akhirnya Basel menunjukkan vibe-nya sebagai salah satu kota terbesar
di Swiss. Waktu setempat sudah menunjukkan waktu yang larut
malam. Saatnya untuk istirahat. Arah balik yang saya lewati melewati Basel
Munster, Katedral terbesar dan ikonik di Basel. Gedung katedral ini sangat
megah dengan warna dominan merah. Selain katedral, saya juga melewati deretan
bangunan dengan arsitektur khas Eropa. Waktu itu sudah larut malam dan sepi,
suasana malam itu cenderung horor karena kebanyakan jendela gedung-gedung di
sekitar Basel Minster dibiarkan terbuka.
Saya menginap selama satu malam di kota ini,
tepatnya di sebuah hostel yang berlokasi dekat dengan stasiun Basel. Stasiun kereta
ini lumayan menyita perhatian saya karena ada gambar berukuran besar di salah
satu dindingnya. Gambar tersebut merupakan lukisan tiga tempat wisata utama
di Swiss. Dilihat dari motif dan warnanya saya perkirakan jika gambar ini
sudah sangat lama sekali dan dipertahankan sebagai peninggalan bersejarah. |
Wien dan Belvedere Palace: Vibe Yang Terpatri Dalam Memori
Saya beruntung datang ke Wien pada saat musim dingin di kota Wien. Memang, pemandangan kota Wien jadi tidak secantik saat musim semi atau musim gugur. Namun keuntungannya adalah, tidak banyak turis yang terlihat berlalu-lalang. Bagi saya yang hobi fotografi dengan view “zero-human” pemandangan semacam ini sangat saya syukuri. Pemandangan gedung-gedung atau alam tidak “terganggu” dengan adanya obyek tambahan berupa manusia kecuali saya sendiri. 😁
Saya explore kota Wien sejak pagi hari dengan maksud supaya banyak lokasi yang bisa saya eksplore. Satu momen yang akan selalu saya ingat adalah ketika saya sampai di stasiun tram bawah tanah dan melalui lorong yang tembus ke kawasan pusat kota Wien. Momen itu adalah saat-saat saya menaiki anak tangga stasiun dan perlahan menyaksikan pemandangan kota Wien yang mengagumkan. Ada sensasi excited yang teramat sangat yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di salah satu sudut kota ini.
Cuaca Wien pada saat itu
cerah walau suhu udara terasa sangat dingin menusuk. Kondisi seperti itu masih
ditambah hembusan angin cukup kuat. Kota Wien ini saya rasakan paling dingin dibanding
kota-kota lain yang saya jabanin walau tidak banyak tumpukan salju terlihat. Kota Wien penuh dengan bangunan indah dan megah. Namun sayangnya pada musim dingin, tidak ada bunga yang sedang mekar. Selain itu, kebanyakan pepohonan sedang tidak berdaun. Namun hal ini justru membuat pemandangan bangunan-bangunan ini menjadi istimewa buat saya. Sebuah konfigurasi menawan perpaduan musim dingin yang menusuk dengan kokohnya karya arsitektur perpaduan gaya klasik dan modern.
Secara berurutan berikut
adalah lokasi yang saya explore dalam sehari yang berkesan di Wien. Lokasi pertama adalah Volksgarten. Lokasi ini merupakan lokasi pertama yang saya explore karena paling dekat dengan stasiun Volkstheater. Di lokasi ini saya menikmati suasana pagi yang menusuk sambil mengagumi kemegahan gedung parlemen Austria. Pemandangan taman juga menyita perhatian saya. Taman ini terlihat rapi dengan sebuah kuil menawan yakni Theseus Temple di tengah area taman. Karena saat itu musim dingin sedang di masa puncaknya, banyak tumbuhan yang ditutup dengan pembungkus khusus untuk melindungi supaya daunnya tidak rontok.
Selepas dari Volksgarten saya beralih ke Sigmund Freud Park, sebuah taman yang luas yang didedikasikan untuk mengenang salah satu tokoh terkenal dalam bidang psikoanalisis dan filosofi. Di taman ini juga terdapat sebuah Gereja Gothic yang sangat megah. Sayangnya saat itu gereja ini sedang direnovasi sehingga tidak bisa diexplore lebih jauh.
Dari taman ini saya menyusuri area sisi kanal sungai Donau dan menikmati suasana jalur transportasi di kota Wien yang rapi dan teratur. Sebuah suasana yang sangat mengesankan. Dari sini saya beralih ke lokasi selanjutnya yakni Innere Stadt. Innere Stadt merupakan kawasan yang sangat luas yang memadukan area perbelanjaan, kawasan kuliner, pedestrian, dan gedung-gedung bergaya klasik dan megah.
Dalam suasana pagi yang cerah, suasana dan pemandangan kawasan Innere Stadt menumbuhkan vibe yang unik dari sebuah kota luar biasa. Oh iya, ada satu bangunan ikonik dari tempat ini yakni Katedral St Stephan. Bangunan ini sangat megah serta menjulang tinggi. Interior di dalamnya pun juga sangat mengagumkan. Sebuah katedral yang luar biasa. Sayangnya saya tidak bisa mengabadikan katedral ini dengan sempurna karena letaknya yang berdekatan dengan gedung-gedung lain.
Dari Innere Stadt saya
lanjut ke Wiener Stadpark melewati jalanan kota Wien. Cuaca saat itu sudah
mulai gelap karena mendung. Suasana kota saya rasakan berubah menjadi lebih
gloomy. Saya sebenarnya berharap agar cuaca tetap cerah agar dapat menikmati vibe kota Wien dengan sempurna. Apapun itu, the
journey must go on. Wiener Stadpark merupakan sebuah taman yang dilintasi sebuah sungai yang permukaannya membeku. Pemandangan ini merupakan sesuatu yang unik untuk saya karena sebelumnya saya hanya bisa melihat hamparan es di arena ice skating dadakan di mall.
Di kawasan taman yang
luas ini sebenarnya ada banyak spot yang indah. Ada kombinasi
bunga yang tersusun rapi, danau-danau dengan aneka burung bebas, patung
beberapa tokoh, jalan setapak yang nyaman dan jembatan yang fotogenik. Di anatar banyaknya spot tersebutm, salah satu spot yang menyita perhatian saya adalah Unsere Garten, perpaduan penataan taman yang cantik dan sebuah bangunan cantik sebagai latar belakangnya. Sayangnya dalam suasana mendung dan di tengah musim dingin yang menusuk,
pemandangan taman ini terlihat kurang hidup. Pepohonan merangas dan
bunga-bunga mati.
Dari taman ini saya menuju ke lokasi lain yang tak kalah menarik yakni Belvedere palace. Namun sebelum sampai ke lokasi ini saya melewati beberapa lokasi yang menyita perhatian saya, pertama patung Beethoven. Salut untuk seniman pembuat patung ini, karena saya merasakan aura berbeda saat berada di dekat patung ini. Selain itu saya sempatkan melihat satu area yang awalnya saya kira dibuat untuk untuk mengenang perjuangan tentara Austria dalam peperangan. Namun ternyata monument ini dibangun untuk mengenang para pejuang Rusia yang tewas dalam perang di Wien Austria yakni Soviet War Memorial. Dalam areal ini terdapat sebuah patung megah di atas sebuah tiang dengan latar belakang tiang-tiang setengah lingkaran.
Setelah melewati tempat-tempat tersebut saya sampai di sebuah kompleks istana yang sangat luas. Istana ini dibangun pada abad 17 dan terdiri atas dua istana, Lower Beldevere dan Upper Beldevere, dua areal taman yang cantik dan luas serta beberapa bangunan pendukung.
Impresi saat pertama
kali melihat Upper Beldevere adalah majestic! Megah, anggun, memukau dan luar
biasa. Saya melihat istana ini dari kejauhan sebagai batas ujung dari taman
yang luas di depan saya. Dari jarak yang masih cukup jauh ini pun saya seakan
merasakan daya tarik luar biasa dari istana ini.
Cuaca saat itu masih mendung
lumayan gelap. Suasana ini menjadikan pemandangan istana Beldevere menjadi
semakin dramatis. Taman yang luas ini memang tidak dalam kondisi
optimalnya, dalam arti bunga-bunga sedang tidak tumbuh. Namun kondisi ini
tidak mengurangi kekaguman saya terhadap istana ini. Di sisi lain saya juga
merasa beruntung karena suasana sepi menjadikan saya leluasa mengambil foto
dari berbagai sisi.
Saya sungguh terkesan
dengan suasana dan penataan kompleks istana ini. Satu-satunya hal yang
mengganggu dalam explore kali ini adalah banyaknya crane yang berdiri di arah
belakang istana ini. Crane-crane ini lumayan mengganggu pandangan, utamanya
saat mencari sudut pandang yang pas untuk pengambilan foto.
Explore Istana Belvedere
Wien merupakan agenda terakhir saya hari itu. Selepas mengexplore dan membeli
souvenir dari istana ini, saya kembali ke penginapan untuk beristirahat dan
mempersiapkan perjalanan panjang kembali ke Nottingham, UK.
Kota Wien dan terutama
Istana Belvedere adalah salah satu kota dan landmark yang paling berkesan
dalam perjalanan saya. Vibe tempat-tempat ini lumayan kuat intact dengan
memori saya. Semoga catatan ini bisa menginspirasi siapapun untuk mewujudkan
cita-citanya mengunjungi tempat-tempat indah di seluruh dunia sehingga dapat
juga merasakan vibe yang pernah saya rasakan. |
Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial
Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...
-
Saya cukup gembira melihat bahwa kini masyarakat pedesaan bisa memanfaatkan peluang bisnis di daerahnya sendiri. Salah satu model peluan...
-
Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu pada saat akhir pekan di Jakarta, salah satunya adalah dengan mengunjungi museum untuk mengenang d...
-
Syukur alhamdulillah pada hari Kamis 27 Desember 2018 lalu, saya berkesempatan mengikuti pengajian kitab Hikam di pondok pesantren Lirboyo...