Sabtu, 18 Juli 2020

Nyinyir

Daripada Nyinyir Mending Nyengir

Beberapa hari yang lalu ketika saya membersihkan pagar rumah saya, ada seorang mas pengantar makanan yang dipesan secara online yang menghampiri saya. Si mas-nya menghampiri saya karena penghuni rumah yang dia tuju sedang tidak di rumah. Setelah menanyakan tentang keberadaan penghuni rumah dimaksud, si mas delivery online ini iseng-iseng menanyakan beberapa pertanyaan basa-basi. Tanya jawab berlangsung sampai kemudian si mas-nya bertanya tentang harga beli rumah saya. Awalnya saya ogah jawab, karena itu memang hak saya. Namun karena terus ditanya, akhirnya saya jawab nilai belinya dengan harapan dia gak penasaran lagi. Jawaban saya disambut dengan respon khas orang-orang nyinyir. Dia menunjukkan ekspresi terkejut dan spontan bilang bahwa harganya mahal banget. Wow,,, saya belum siap untuk memberikan respon yang elegan untuk mengcounter respon si mas-nya ketika dia bertanya lagi tentang tempat kerja saya. Saya jawab di suatu daerah di Jakarta Pusat  yang lagi-lagi direspon dengan kalimat bernada negatif , “wah, jauh banget, kenapa gak di Bogor aja yang lebih murah dan ada tol? Damn. Ini orang mungkin bakatnya memang membikin menyesal orang yang telah membuat keputusan.

Sejurus kemudian saya berusaha mengcounter responnya dengan elegan. Saya sampaikan bahwa saya telah melakukan survey dan menemukan bahwa harga rumah saya yang paling murah di kawasan itu, ditambah dengan fasilitas yang ada didalamnya. Respon si mas-nya atas jawaban saya tersebut tetap bikin saya sewot. Dia bilang bahwa harganya masih kemahalan. Saya tidak mau jika malah saya kepancing emosi, karena itu saya tinggal aja si mas-nya nungguin empunya rumah yang dia tuju datang.

Saya sudah beberapa kali membaca artikel singkat tentang komentar atau respon negatif dari seseorang baik yang sudah saling kenal maupun yang tidak kenal sama sekali. Biar gampang, respon/komentar negatif tersebut kita sebut aja nyinyirDalam sebuah artikel saya pernah membaca bahwa fenomena nyinyir terkadang wujud dari keinginan seseorang untuk eksis dan memberikan komentar yang ada di pikirannya. Entah hal itu benar atau salah, baik atau buruk, yang diinginkan hanya pikiran tersebut tersalurkan baik dari media lisan maupun wujud ekspresinya. Orang yang nyinyir ini belum tentu punya maksud jahat, bahkan saya yakin kebanyakan dari perilaku nyinyir ini dilakukan tanpa sengaja atau boleh dikatakan sekedar iseng. Banyak contoh bahwa nyinyir ini adalah ekspresi dan respon singkat atas suatu kejadian atau berita. Lihat aja hate comment kepada artis di media sosial. Apakah mereka memang berniat dan betul-betul intend to publish their negative comment? Saya cenderung yakin bahwa prosentase iseng dan reaktif sesaatnya lebih besar dari pada niat sengaja untuk nyinyir-nya.

Kemudian bagaimana cara menghadapi komentar negatif dan nyinyiran? Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghadapi kaum nyinyir yang dihimpun dari kontemplasi pribadi 😂

  • Belajar dari penjual barang online: mereka sangat sabar menghadapi komplain dan nyinyiran dari pembeli maupun calon pembeli terutama yang protes kenapa harganya mahal atau kenapa tidak ada bonusnya. Percayalah, para pelaku bisnis online ini sudah teruji kesabarannya menghadapi perilaku nyinyir, lihat aja di kolom komentar tentang produknya;
  • Pura-pura nyesel: sekalian aja kalo ada orang yang nyinyir, respon dengan ungkapan penyesalan yang mendalam karena barang yang anda beli kemahalan atau rumah yang anda tempati jaraknya kejauhan;
  • Balas sindir: Kalau anda punya banyak waktu dan memang pengen membalas perilaku nyinyirnya mungkin anda bisa balas dengan sindiran. Contoh, “ngga ikut beli ngga usah komen mas” atau "situ siapa ya kok bakat banget jadi komentator". Sindiran ini lumayan kasar menurut saya dan saya bersyukur tidak sampai mengucapkan kalimat ini.
  • Mungkin anda mau menambahkan?


2 komentar:

  1. Pura-pura tertarik dengan komentar org yg nyinyir tapi dengan santai aja (bahan pikiran lucu-lucuan) jangan jadi toxic buat hati, melainkan jadi food for my soul.

    Si komentator jadi bingung (di nyinyirin koq gak baper?), gagal tujuan nyinyirnya malah jadi pikiran dan menjadi cancer buat tubuhnya.

    Buahahaha.


    Buset Dark banget jiwa saya.

    GGMU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih atas ide-nya Maz..
      Btw supaya soul-nya ga dark, ganti jadi pendukungnya Swansea aja Mas, anggun dan menenangkan.

      Hapus

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...