Senin, 27 Juli 2020

Wien dan Belvedere Palace: Vibe Yang Terpatri Dalam Memori

Saya beruntung datang ke Wien pada saat musim dingin di kota Wien. Memang, pemandangan kota Wien jadi tidak secantik saat musim semi atau musim gugur. Namun keuntungannya adalah, tidak banyak turis yang terlihat berlalu-lalang. Bagi saya yang hobi fotografi dengan view “zero-human” pemandangan semacam ini sangat saya syukuri. Pemandangan gedung-gedung atau alam tidak “terganggu” dengan adanya obyek tambahan berupa manusia kecuali saya sendiri. 😁

Winter in Wien

Saya explore kota Wien sejak pagi hari dengan maksud supaya banyak lokasi yang bisa saya eksplore. Satu momen yang akan selalu saya ingat adalah ketika saya sampai di stasiun tram bawah tanah dan melalui lorong yang tembus ke kawasan pusat kota Wien. Momen itu adalah saat-saat saya menaiki anak tangga stasiun dan perlahan menyaksikan pemandangan kota Wien yang mengagumkan. Ada sensasi excited yang teramat sangat yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di salah satu sudut kota ini. 

Vibe Pagi Yang Mengesankan di Vienna

Cuaca Wien pada saat itu cerah walau suhu udara terasa sangat dingin menusuk. Kondisi seperti itu masih ditambah hembusan angin cukup kuat. Kota Wien ini saya rasakan paling dingin dibanding kota-kota lain yang saya jabanin walau tidak banyak tumpukan salju terlihat.

Kota Wien penuh dengan bangunan indah dan megah. Namun sayangnya pada musim dingin, tidak ada bunga yang sedang mekar. Selain itu, kebanyakan pepohonan sedang tidak berdaun. Namun hal ini justru membuat pemandangan bangunan-bangunan ini menjadi istimewa buat saya. Sebuah konfigurasi menawan perpaduan musim dingin yang menusuk dengan kokohnya karya arsitektur perpaduan gaya klasik dan modern.

Wien di Kala Pagi

Secara berurutan berikut adalah lokasi yang saya explore dalam sehari yang berkesan di Wien.

Lokasi pertama adalah Volksgarten. Lokasi ini merupakan lokasi pertama yang saya explore karena paling dekat dengan stasiun Volkstheater. Di lokasi ini saya menikmati suasana pagi yang menusuk sambil mengagumi kemegahan gedung parlemen Austria. Pemandangan taman juga menyita perhatian saya. Taman ini terlihat rapi dengan sebuah kuil menawan yakni Theseus Temple di tengah area taman. Karena saat itu musim dingin sedang di masa puncaknya, banyak tumbuhan yang ditutup dengan pembungkus khusus untuk melindungi supaya daunnya tidak rontok. 

Gedung Parlemen Austria
 

Theseus Temple in Volksgarten Wien

Selepas dari Volksgarten saya beralih ke Sigmund Freud Park, sebuah taman yang luas yang didedikasikan untuk mengenang salah satu tokoh terkenal dalam bidang psikoanalisis dan filosofi. Di taman ini juga terdapat sebuah Gereja Gothic yang sangat megah. Sayangnya saat itu gereja ini sedang direnovasi sehingga tidak bisa diexplore lebih jauh.

Sigmund Freud Park

Dari taman ini saya menyusuri area sisi kanal sungai Donau dan menikmati suasana jalur transportasi di kota Wien yang rapi dan teratur. Sebuah suasana yang sangat mengesankan. Dari sini saya beralih ke lokasi selanjutnya yakni Innere Stadt. Innere Stadt merupakan kawasan yang sangat luas yang memadukan area perbelanjaan, kawasan kuliner, pedestrian, dan gedung-gedung bergaya klasik dan megah. 

Salah Satu Sudut Innere Stadt
Salah Dua Innere Stadt

Dalam suasana pagi yang cerah, suasana dan pemandangan kawasan Innere Stadt menumbuhkan vibe yang unik dari sebuah kota luar biasa. Oh iya, ada satu bangunan ikonik dari tempat ini yakni Katedral St Stephan. Bangunan ini sangat megah serta menjulang tinggi. Interior di dalamnya pun juga sangat mengagumkan. Sebuah katedral yang luar biasa. Sayangnya saya tidak bisa mengabadikan katedral ini dengan sempurna karena letaknya yang berdekatan dengan gedung-gedung lain.

Catahedral St. Stephan Wien

Dari Innere Stadt saya lanjut ke Wiener Stadpark melewati jalanan kota Wien. Cuaca saat itu sudah mulai gelap karena mendung. Suasana kota saya rasakan berubah menjadi lebih gloomy. Saya sebenarnya berharap agar cuaca tetap cerah agar dapat menikmati vibe kota Wien dengan sempurna. Apapun itu, the journey must go on.

Wiener Stadpark merupakan sebuah taman yang dilintasi sebuah sungai yang permukaannya membeku. Pemandangan ini merupakan sesuatu yang unik untuk saya karena sebelumnya saya hanya bisa melihat hamparan es di arena ice skating dadakan di mall. 

A Freezing River in A Gloomy Afternoon
Bangku Kosong di Wiener Stadpark
Di kawasan taman yang luas ini sebenarnya ada banyak spot yang indah. Ada kombinasi bunga yang tersusun rapi, danau-danau dengan aneka burung bebas, patung beberapa tokoh, jalan setapak yang nyaman dan jembatan yang fotogenik. Di anatar banyaknya spot tersebutm, salah satu spot yang menyita perhatian saya adalah Unsere Garten, perpaduan penataan taman yang cantik dan sebuah bangunan cantik sebagai latar belakangnya. Sayangnya dalam suasana mendung dan di tengah musim dingin yang menusuk, pemandangan taman ini terlihat kurang hidup. Pepohonan merangas dan bunga-bunga mati.
Unsere Garten

Dari taman ini saya menuju ke lokasi lain yang tak kalah menarik yakni Belvedere palace. Namun sebelum sampai ke lokasi ini saya melewati beberapa lokasi yang menyita perhatian saya, pertama patung Beethoven. Salut untuk seniman pembuat patung ini, karena saya merasakan aura berbeda saat berada di dekat patung ini. Selain itu saya sempatkan melihat satu area yang awalnya saya kira dibuat untuk untuk mengenang perjuangan tentara Austria dalam peperangan. Namun ternyata monument ini dibangun untuk mengenang para pejuang Rusia yang tewas dalam perang di Wien Austria yakni Soviet War Memorial. Dalam areal ini terdapat sebuah patung megah di atas sebuah tiang dengan latar belakang tiang-tiang setengah lingkaran. 

Beethoven Statue in Wien

Soviet War Memorial: Awalnya Saya Kira Monumen Pahlawan Austria

Setelah melewati tempat-tempat tersebut saya sampai di sebuah kompleks istana yang sangat luas. Istana ini dibangun pada abad 17 dan terdiri atas dua istana, Lower Beldevere dan Upper Beldevere, dua areal taman yang cantik dan luas serta beberapa bangunan pendukung.

Belvedere Palace: Majestic

Impresi saat pertama kali melihat Upper Beldevere adalah majestic! Megah, anggun, memukau dan luar biasa. Saya melihat istana ini dari kejauhan sebagai batas ujung dari taman yang luas di depan saya. Dari jarak yang masih cukup jauh ini pun saya seakan merasakan daya tarik luar biasa dari istana ini.

Musim Dingin Bunganya Gak Mekar Tapi Pengunjungnya Ga Rame 
Cuaca saat itu masih mendung lumayan gelap. Suasana ini menjadikan pemandangan istana Beldevere menjadi semakin dramatis. Taman yang luas ini memang tidak dalam kondisi optimalnya, dalam arti bunga-bunga sedang tidak tumbuh. Namun kondisi ini tidak mengurangi kekaguman saya terhadap istana ini. Di sisi lain saya juga merasa beruntung karena suasana sepi menjadikan saya leluasa mengambil foto dari berbagai sisi.

Belvedere Wien in Winter
Saya sungguh terkesan dengan suasana dan penataan kompleks istana ini. Satu-satunya hal yang mengganggu dalam explore kali ini adalah banyaknya crane yang berdiri di arah belakang istana ini. Crane-crane ini lumayan mengganggu pandangan, utamanya saat mencari sudut pandang yang pas untuk pengambilan foto.
Lower Palace and The Park

Upper Palace and The Fountain
Explore Istana Belvedere Wien merupakan agenda terakhir saya hari itu. Selepas mengexplore dan membeli souvenir dari istana ini, saya kembali ke penginapan untuk beristirahat dan mempersiapkan perjalanan panjang kembali ke Nottingham, UK.
Winter in Wien

Kota Wien dan terutama Istana Belvedere adalah salah satu kota dan landmark yang paling berkesan dalam perjalanan saya. Vibe tempat-tempat ini lumayan kuat intact dengan memori saya. Semoga catatan ini bisa menginspirasi siapapun untuk mewujudkan cita-citanya mengunjungi tempat-tempat indah di seluruh dunia sehingga dapat juga merasakan vibe yang pernah saya rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerkhof Peucut Aceh: Makam Putera Raja dan Kuburan Masal Warga Belanda pada Masa Kolonial

Aceh mempunyai banyak sekali lokasi wisata sejarah. Dari sekian lokasi wisata sejarah tersebut ada Kerkhof Peucut Aceh sebagai lokasi yang m...