Minggu, 26 Juli 2020

Petualangan Yang Terlalu Larut di Basel

Dulu sekali, saya tidak pernah bermimpi atau sekedar membayangkan akan mengunjungi sebuah negara yang indah seperti Swiss. Saya cukup puas bisa mengagumi keindahan negara ini dari foto-foto dan video di internet. Beasiswa Spirit 2016 memberikan saya lebih dari yang saya harapkan. diantaranya adalah kesempatan mengunjungi tempat-tempat indah dan terkenal. Dan Swiss merupakan salah satu tempat yang akan selalu saya ingat karena tempat yang luar biasa indahnya.

Suatu Senja di Kota Basel

Basel adalah kota pertama yang saya kunjungi di Swiss. Alasannya, karena sedang ada promo harga tiket penerbangan ke kota ini. Saya tida di kota ini melalui penerbangan dari Nottingham UK dan mendarat di sebuah bandara yang posisinya sangat unik karena menjadi pintu gerbang masuk ke tiga negara yakni, Basel di Swiss, Mullhouse di Perancis dan Freiburg di Jerman.

Kesan saya terhadap kota ini adalah suasananya yang sepi. Tidak terlalu banyak pengunjung atau warga yang terlihat berlalu lalang. Suasana sepi ini terlihat sejak saya sampai di Stasiun kereta Basel. Suasana sepi juga terlihat pada lokasi pertama yang saya explore yakni Jembatan Wettstenbrucke. Jembatan ini membentang di atas sungai Danube dan terbilang lebar.

Calm

Dari jembatan ini, pemandangan sungai Danube dan view Kota Basel dapat dilihat sekaligus dengan pemandangan senja. Lokasi jembatan ini cukup strategis karena lansekap yang ditawarkannya cukup luas. Namun demikian pemandangan yang disajikan memang tidak terlalu spektakuler. Tidak heran jika di tempat ini tidak banyak pelancong terlihat.

Cuaca sore itu memang tidak terlalu bagus. Sedikit banyak cuaca ini mempengaruhi impresi saya atas kota Basel. Cuaca mendung ini mungkin juga menyebabkan tidak banyak pengunjung yang datang pada sore itu. Atau mungkin ada tempat lain yang lebih menarik. Mari lanjutkan petualangannya kalo begitu. 

Sepi

Dari jembatan Wettstenbrucke, explore dilanjutkan dengan menyusuri sisi sungai Danube. Selain jalur pejalan kaki, ada banyak taman kecil serta kursi-kursi yang tersedia untuk pengunjung yang akan beristirahat atau sekedar menikmati suasana. Tidak jauh dari walking area, terdapat pemukiman penduduk yang tertata rapi dan diselingi dengan pepohonan perindang.

Menyusuri sungai Rhine sore itu terasa menenangkan. Udara tidak terlalu dingin dan cukup nyaman dipakai untuk hang out. Setelah beberapa lama, saya sampai di jembatan lain yang mengarah ke arah city centre yakni Mittlere Brucke. Jembatan ini sedang dalam tahap renovasi dan menyisakan sedikit bagian untuk pejalan kaki. Pemandangan dari tempat ini lebih baik dibanding dari jembatan Wettstenbrucke. Banyak gedung-gedung yang arsitekturnya khas namun dalam berbagai ukuran. Selain itu lampu-lampu malam kota Basel semakin menyemarakkan suasana kota menjadi lebih berwarna.

Beranjak Malam

Tidak jauh dari jembatan ini lokasi city centre berada. Di city centre Basel terdapat sebuah lahan yang luas yang dikelilingi oleh gedung-gedung megah baik gedung perbelanjaan maupun gedung-gedung bersejarah. Di kawasan ini juga terdapat jalur pertemuan tram yang dapat dipakai untuk mengantarkan ke segala penjuru kota. Walaupun statusnya city centre, malam itu suasana di tempat ini sepi sekali. Hampir tidak ada kerumunan pengunjung yang terlihat. Selain itu, toko-toko di areal ini juga sudah pada tutup. Mungkin saya kemalaman explore lokasi ini. 

Senyap di City Centre

Suasana agak ramai baru terlihat di kawasan dekat Museum Kulture Basel dan di sekitar Stadt Casino utamanya di pub-pub setempat. Di dua kawasan ini juga terlihat banyak pelancong yang terlihat seperti habis mengikuti acara keramaian atau abis dugem. Whatever, akhirnya Basel menunjukkan vibe-nya sebagai salah satu kota terbesar di Swiss.

Sisa Keramaian di Museum Fur Geschichte
Sisa Keramaian di Kawasan Stadt Casino

Waktu setempat sudah menunjukkan waktu yang larut malam. Saatnya untuk istirahat. Arah balik yang saya lewati melewati Basel Munster, Katedral terbesar dan ikonik di Basel. Gedung katedral ini sangat megah dengan warna dominan merah. Selain katedral, saya juga melewati deretan bangunan dengan arsitektur khas Eropa. Waktu itu sudah larut malam dan sepi, suasana malam itu cenderung horor karena kebanyakan jendela gedung-gedung di sekitar Basel Minster dibiarkan terbuka.

Basel Munster 

Saya menginap selama satu malam di kota ini, tepatnya di sebuah hostel yang berlokasi dekat dengan stasiun Basel. Stasiun kereta ini lumayan menyita perhatian saya karena ada gambar berukuran besar di salah satu dindingnya. Gambar tersebut merupakan lukisan tiga tempat wisata utama di Swiss. Dilihat dari motif dan warnanya saya perkirakan jika gambar ini sudah sangat lama sekali dan dipertahankan sebagai peninggalan bersejarah.

And... Action


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Palembang, Kota Yang Mengesankan

Musim penerimaan CPNS tahun anggaran 2021 membawa banyak berkah bagi saya. Dalam rangka proses rekrutmen tersebut, saya berkesem...